NIM : 201610110311359
Kelas :F
Tugas : TT 2
BAB II
SEJARAH HUKUM INDONESIA
1
Hermawan Rudi, Sejarah Hukum Indonesia, http://www.hermawanrudi.blogspot.com, access 02
Oktober 2016
2
Tio Fina, Sejarah Hukum Indonesia, www.tiofinasafitri.blogspot.com, access 02 Oktober 2016
3
Ibid.
Page | 3
c. Periode Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang
Kebijakan Politik Etis dikeluarkan pada awal abad 20. Di antara kebijakan-
kebijakan awal politik etis yang berkaitan langsung dengan pembaharuan hukum
adalah:
1. Pendidikan untuk anak-anak pribumi, termasuk pendidikan lanjutan hukum
2. Pembentukan Volksraad, lembaga perwakilan untuk kaum pribumi
3. Penataan organisasi pemerintahan, khususnya dari segi efisiensi
4. Penataan lembaga peradilan, khususnyadalam hal profesionalitas
5. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang berorientasi pada
kepastian hukum.4
Hingga runtuhnya kekuasaan kolonial, pembaruan hukum di Hindia Belanda
mewariskan:Dualisme/pluralisme hukum privat serta dualisme/pluralisme lembaga-
lembaga peradilanPenggolongan rakyat ke dalam tiga golongan; Eropa dan yang
disamakan, Timur Asing, Tionghoa dan Non-Tionghoa,dan Pribumi.
Masa pendudukan Jepang pembaharuan hukum tidak banyak terjadi seluruh
peraturan perundang-undangan yang tidakbertentangan dengan peraturan militer
Jepang, tetap berlaku sembari menghilangkan hak-hak istimewa orang-orang
Belanda dan Eropa lainnya. 5
Beberapa peraturan militer disisipkan dalam peraturan perundang-undangan
pidana yang berlaku.Di bidang peradilan, pembaharuan yang dilakukan adalah:
Penghapusan dualisme/pluralisme tata peradilan
Unifikasi kejaksaan
Penghapusan pembedaan polisi kota dan pedesaan/lapangan
Pembentukan lembaga pendidikan hukum
Pengisian secara massif jabatan-jabatanadministrasi pemerintahan dan hukum
dengan orang-orang pribumi.6
2. Periode Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal
a. Periode Revolusi Fisik
Pembaruan hukum yang sangat berpengaruh di masa awal ini adalah
pembaruan di dalam bidang peradilan, yang bertujuan dekolonisasi dan nasionalisasi;
Meneruskan unifikasi badan-badan peradilan dengan melakukan penyederhanaan;
mengurangi dan membatasi peran badan-badan pengadilan adat dan swapraja,
kecuali badan-badan pengadilan agama yang bahkan dikuatkan dengan pendirian
Mahkamah Islam Tinggi.7
b. Periode Demokrasi Liberal
UUDS 1950 yang telah mengakui hak asasi manusia. Namun pada masa ini
pembaharuan hukum dan tata peradilan tidak banyak terjadi, yang ada adalah dilema
untuk mempertahankan hukum dan peradilan adat atau mengkodifikasi dan
mengunifikasinya menjadi hukum nasional yang peka terhadap perkembangan
ekonomi dan tata hubungan internasional. Kemudian yang berjalan hanyalah
unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-badan dan mekanisme
pengadilan atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan
melalui UU No. 9/1950 tentang MahkamahAgung dan UU Darurat No. 1/1951
tentang Susunan dan Kekuasaan Pengadilan.8
4
Anonymous, Sejarah Hukum Indonesia, www.paringan.blogspot.com, access 02 Oktober 2016
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Anang, Sejarah Hukum Indoneisa, www.lanangzussaukah.blogspot.com, access 02 Oktober 2016
8
Ali Nur, Sejarah Hukum Indonesia, www.alimamunnur.blogspot.com, access 02 Oktober 2016
Page | 4
3. Periode Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru
a. Periode Demokrasi Terpimpin
Langkah-langkah pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang dianggap sangat
berpengaruh dalam dinamika hukum dan peradilan adalah:
Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan dan mendudukan MA dan
badan-badan pengadilan di bawah lembaga eksekutif
Mengganti lambang hokum dewi keadilan menjadi pohon beringin yang
berarti pengayoman
Memberikan peluang kepada eksekutif untuk melakukan campur tangan
secara langsung atas proses peradilan berdasarkan UUNo.19/1964 dan
UUNo.13/1965 Menyatakan bahwa hukum perdata pada masa kolonial tidak
berlaku kecuali sebagai rujukan, sehingga hakim mesti mengembangkan
putusan-putusan yang lebih situasional dan kontekstual.9
b. Periode Orde Baru
Perkembangan dan dinamika hukum dan tata peradilan di bawah Orde Baru
justru diawali oleh penyingkiran hukum dalam proses politik dan pemerintahan. Di
bidang perundang-undangan, rezim Orde Baru membekukan pelaksanaan UU Pokok
Agraria, dan pada saat yang sama membentuk beberapa undang-undang yang
memudahkan modal asing berinvestasi di Indonesia, di antaranya adalah UU
Penanaman Modal Asing, UU Kehutanan, dan UU Pertambangan. Selainitu, orde
baru juga melakukan penundukan lembaga-lembaga hukum di bawah eksekutif.
Pengendalian sistem pendidikan dan penghancuran pemikiran kritis, termasuk
dalam pemikiran hokum. Singkatnya, padamasa orde baru tak ada perkembangan
yang baik dalam hukum Nasional.10
4. Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
Sejak pucuk eksekutif di pegang Presiden Habibie hingga sekarang, sudah
terjadi empat kali amandemen UUD RI. Di arah perundang-undangan dan
kelembagaan negara, beberapa pembaruan formal yang mengemuka adalah:
1. Pembaruan sistem politik dan ketetanegaraan
2. Pembaruan sistem hukum dan hak asasi manusia
3. Pembaruan sistem ekonomi.11
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Saifudin, Pengantar Sejarah Hukum Indonesia, www.saifudiendjsh.blogspot .com, access 02
Oktober 2016
Page | 5