UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARATA
2018
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi Rumus-Rumus Yang Dapat Di Perlukan Dari Sumber Masalah ini:
Rumusan Masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah ini berdasarkan
masalah menurut tingkat eksplanasi. Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. Bentuk-bentuk rumusan masalah ini di kembangkan berdasarkan pembaca ataupu
penuliss menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam
bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih ( variable yang berdiri sendiri ). Jadi
dalam masalah ini masalah tidak membuat perbandingan variable itu pada sampel yang
lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Masalah teliti semacam
ini untuk selanjutnya dinamakan deskriptif.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variable atau lebih.
2.1.2. Masalah Menjadi Sebuah Pernyataan & Rumusan Masalah
Setelah kita telah mengindentifikasi masalah, menetapkan bahwa hal itu dapat dan
harus diteliti, dan secara spesifik baik pendekatan kuantitatif atau kualitatif, untuk mulai
menuliskan tentang "Masalah" kedalam sebuah pernyataan dari bagian masalah yang
memperkenalkan dalam masalah kita.
Rumusan masalah dalam sebuah proposal adalah hal paling mendasar. Rumusan
masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam masalah tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab
dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam data laporan. Semua bahasan
dalam data laporan masalah, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan
metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena
itu, ia menjadi titik sentral.
Perbedaan Masalah dari Bagian Lain dari Kriteria. Masalah yang Bisa menjadi
Untuk lebih memahami dalam suatu masalah, kita membedakannya dari bagian lain.
Masalah berbeda dari topik, tujuan atau maksud dari masalah, dan pertanyaan masalah
secara spesifik (juga dibahas dalam bab tentang pernyataan tujuan). Masalah perlu berdiri
sendiri dan diakui sebagai langkah yang berbeda karena merupakan masalah yang ingin
dibahas secara umum.
Teori adalah teori, bukan wadah dari kumpulan fakta. Artinya dalam teori terdapat
generalisasi dan prinsip-prinsip yang dihipotesiskan yang perlu dibuktikan kebenarannya
melalui proses ilmiah. Benarkah motivasi berkorelasi positif dengan prestasi?, benarkah
perilaku yang diinginkan dapat muncul melalui penerapan “reward and punishment?”,
benarkah gaya mengajar seorang guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa?
Sumber lain yang juga bermanfaat adalah berasal dari pengalaman
pribadi. Misalnya, seorang mahasiswa seringkali mengalami hambatan ketika harus
berurusan dengan pegawai-pegawai dari sebuah instansi. Jarang sekali urusan yang
diselesaikan oleh instansi tersebut tepat waktu. Kejadian tersebut (simptom) dapat
dijadikan sebagai titik tolak untuk menetapkan masalah penelitiannya. Jadi pengalaman-
pengalaman praktis dapat juga dikategorikan sebagai sumber masalah.
Sumber masalah lainnya adalah literatur (literature survey) atau bahan-bahan
bacaan ilmiah atau pun populer. Jurnal-jurnal, majalah, koran, atau bahkan laporan-
laporan. Melalui informasi-informasi yang ditulis di media-media tersebut, bisa
menemukan sesuatu hal yang mungkin menarik untuk dibahasnya.
Seorang juga dapat menemukan masalah melalui interaksi dengan orang lain.
Berbicang-bincang dengan pimpinan suatu organisasi, dengan pegawainya, dengan
pengguna jasa organisasi tersebut. Penelitian tentang kepuasan pegawai, kepuasan
pelanggan, dan komitmen organisasional, biasanya diawali dengan obrolan-obrolan
santai, tanpa disengaja.
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan manusia dapat dijadikan
sebagai sumber dari masalah yang akan dibahas. Seorang ahli ilmu masalah dalam
sepesifik dapat menemukan masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik
melakukan kegiatan mereka dalam pabrik. Seorang ahli ekonomi pertanian dapat
menemukan masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja mengerjakan serta
menyimpan hasil usaha pertaniannya. Seorang dokter dapat menemukan masalah
ketika melihat penduduk mengambil air minum di sungai dan buang air di kali
sehingga banyak penduduk mempunyai kaki sebesar gajah.
2. Bacaan
Bacaan-bacaan dapat pula dijadikan sebagai sumber dari masalah yang dipilih
untuk dibahas. Lebih-lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah atau
makalah, maka banyak sekali rekomendasi di dalamnya yang memerlukan
rekomendasi lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut ditemukan masalah yang
ingin mengungkapkan hubungan, tetapi bacaan dapat dapat juga memberikan
teknik dan metode yang ingin dikembangkan lebih lanjut. Membaca hasil-hasil
penelitian terdahulu akan memberikan banyak sekali masalah-masalah yang
belum sanggup dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan
dalam suatu pembahas selanjutnya.
3. Perasaan Intuisi
Kadangkala suatu perasaan intuisi dapat timbul tanpa disangka dan dari
kesulitan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber masalah. Tidak jarang,
seseorang yang baru bangun dari tidurnya, dihadapkan pada suatu suatu kesulitan
secara intuisi, ataupun seseorang yang sedang buang air dapat menghasilkan suatu
masalah yang ingin dipecahkan, yang muncul secara tiba-tiba.
4. Catatan dan pengalaman pribadi dalam suatu masalah spesifik
Catatan pribadi serta pengalaman pribadi sering dijadikan sebgai sumber dari
masalah. Dalam ilmu social, pengalaman serta catatan pribadi tentag sejarah
sendiri, baik kegiatan pribadi ataupun kegiatan professional dapat merupakan
sumber masalah.
5. Praktik serta keinginan masyarakat dalam masalah
Praktik-praktik dalam masalah yang timbul dan keinginan-keinginan yang
menonjol dalam masyarakat dapat dijadikan sumber dari masalah. Praktik-praktik
tersebut seperti pernyataan-pernyataan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik
bersifat local, daerah, maupun nasional. Adanya gejolak rasial, misalnya dapat
merupakan sumber masalah. Adanya ketimpangan antara input dan produktivitas
sekolah dapat merupakan suatu masalah spesifik.
6. Bidang spesialisasi
Bidang spesialisasi seseorang dapat pula dijadikan sumber masalah. Seorang
spesialisasi dalam bidangnya, telah menguasai ilmu yang dalam-dalam bidang
spesialisasinya. Maka dari itu, akan banyak sekali msalah yang memerlukan
pemecahan dalam bidang spesialisasi tersebut. Dalam membuat masalah
berdasarkan bidang spesialisasi, perlu juga dijaga supaya maslah yang digali tidak
menjurus kepada over spesialisasi. Hal tersebut dapat menghilangkan unitas yang
fundamental..
7. Diskusi-diskusi ilmiah
Masalah dapat juga bersumber dari diskusi-diskusi ilmiah, seminar, serta
pertemuan-pertemuan ilmiah. Dalam diskusi tersebut seseorang dapat menangkap
banyak analisis-analisis masalah, serta argumentasi-argumentasi professional,
yang dapat menjurus pada suatu permasalahan baru.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya masalah
dapat timbul darimana saja. Setiap peristiwa ataupun kegiatan yang terjadi di sekitar kita
sebenarnya sudah cukup menginspirasi timbulnya pormasalahan yang akan kita angkat
dalam sebuah penelitian. Mulai dari kegiatan yang terstruktur dan memang disengaja
untuk menghasilkan sebuah penelitian bahkan sampai kegiatan yang paling sederhana
tanpa adanya kesengajaan untuk memikirkannya. Semua itu dapat diperoleh tergantung
bagaimana kepekaan untuk memaknai masalah yang timbul.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Masalah ini dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.
2. Rumusan masalah adalah suatu rumusan yang menyatakan tentang pertanyaan-
pertanyaan dari masalah-masalah yang telah dipilih/dibatasi dan perlu dijawab
dalam sebuah masalah yang spesifik.
3. Ciri-ciri masalah yang baik: Mempunyai Nilai; Masalah harus mempunyai
keaslian; Masalah harus menyatakan suatu hubungan; Masalah harus merupakan
hal yang penting; Masalah harus dapat dicoba; Masalah harus dapat dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan; Mempunyai fisibilitas; serta Sesuai Dengan Kualifikasi.
4. Masalah dapat diperoleh dari pengamatan terhadap kegiatan manusia, bacaan,
perasaan intuisi, ulangan serta perluasan dari berbagai cara dan dari berbagai
sumber, cabang studi yang dikerjakan, catatan dan pengalaman pribadi, serta
keinginan masyarakat, bidang spesialisasi, pelajaran dan mata ajaran yang diikuti,
pengamatan terhadap alam sekeliling, diskusi-diskusi ilmiah.
5. Rumusan masalah ini selanjutnya digunakan untuk memecahkan masalah, untuk
merumusakan hipotesis dan digunakan untuk membuat judul.
6. Dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang
terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif
serta tidak menyangkut etika dan moral.
3.2. Saran
1. Karena perumusan masalah merupakan hulu maka kita harus menyusunnya
dengan baik agar dapat menyerap ilmu yang kita dapat serta dapat kita lakukan
secara maksimal dan bermanfaat.
2. Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan padat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur “ Kajian Pustaka Suatu masalah spesifikasi
diteliti dalam keseharian di kehidupan manusia”. Pendekatan Buku Referensi. ITB
Insritut Teknologi Bandung.