i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih karunia-
Nya penulisan laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan. Laporan ini adalah bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan di Departemen
Pemesinan PT. PINDAD, Bandung. Laporan ini berisi ringkasan aktivitas yang dilakukan
selama melakukan kerja praktek dan usulan akan pengembangan yang dapat dipertimbangkan
terkait kekurangan yang ada pada perusahaan terkait dengan topik yang diambil.
Selama penulisan laporan ini telah dibantu, dibimbing dan diberi arahan secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terima kasih
pada pihak-pihak tersebut, yaitu:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan kepada
penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek.
2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang tidak pernah berhenti mendukung dan
mendoakan segala kebaikan bagi penulis.
3. Bapak Agri Suwandi, Dr., S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang
membimbing penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek
5. Bapak Ambar Mardiyoto, S.T. yang turut membimbing penulis di tempat kerja
praktek.
6. Bapak Anton, Bapak Tirto, dan Bapak Adit selaku operator mesin CNC Dainichi
dan bor horizontal Ogawa yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
iii
iv
Disadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu segala saran
dan kritik membangun akan senantiasa dipertimbangkan guna perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
v
vi
viii
ix
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari kerja praktek dan saran yang
mungkin dapat berguna untuk kemajuan PT. PINDAD (Persero) dimasa yang akan
datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
• Alat Berat
• Mesin Listrik
• Peralatan Kapal Laut
• Alat dan Mesin Pertanian
• Jasa Pemesinan
Setiap perusahaan atau organisas dalam menjalankan aktivitas/usahanya, pasti
dihadapkan dengan tantangan pada teknologi yang digunakan. Teknologi yang digunakan
merupakan cerminan seberapa besar kekuatan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Maka dari itu, setiap perusahaan pasti akan berlomba-lomba untuk memajukan
teknologi-nya dan akan terus meneliti. Penggunaan teknologi yang lebih baru biasanya
menghasilkan hasil yang lebih efisien dan bisa mengurangi ongkos pembuatan suatu
produk tersebut. [8]
Dari klasifikasi alat-alat diatas, maka bisa dilihat bahwa hampir semua yang
disebutkan diatas diproduksi oleh PT. PINDAD. Sebagai contoh adalah Alat
Pengolah Lahan produksi PT. PINDAD yang dinamakan Rota Tanam.
Produk kedua yang termasuk dalam klasifikasi alat berat diatas adalah Alat
Penggali. PT. PINDAD sudah membuat produk yang bernama Excava 200 yang
sudah diproduksi masal dan akan di komersilkan. [8]
sekarang ini. Tujuan utama dari Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
adalah menggantikan sebanyak mungkin perangkat keras (Hardware) dari mesin NC
(Numerically Controlled) konvensional dengan perangkat lunak (software) sehingga
memungkinkan untuk setiap mesin bisa menyimpan program, meng-edit program,
pengecekan program dalam komputer dan lain sebagainya.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 80-an pada perkembangan PC
(Personal Computer) membuat perubahan besar dimana mesin CNC (Computer
Numerically Controlled) dapat diintegrasikan dengan komputer sehingga menjadi
lebih standar, lebih murah, dan lebih mudah untuk pengoperasiannya. Bahasa
pemrograman yang awalnya berkaitan langsung dengan perangkat keras telah
digantikan dengan GUI (Graphical User Interface). Hal ini tentu memudahkan
operator mesin untuk menggunakannya karena telah terbiasa menggunakan PC
(Personal Computer). [6]
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan
sumbu Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way slider untuk akurasi
pergerakannya. Untuk pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak oli
dengan jenis dan merk tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga kehalusan pergerakan meja, dan
menghindari kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider. Untuk itu
pemberian pelumas setiap hari wajib dilakukan kecuali mesin tidak digunakan.
Meja ini bisa digerakkan secara manual dengan menggunakan handle eretan.
b. Spindel mesin
Spindel mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter.
Spindel inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z.
Spindel inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa
belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindel ini juga bisa digerakkan
oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk spindel ini biasanya ditangani
oleh pembuat mesin. Spindel inilah yang memegang arbor cutter dengan batuan
udara bertekanan. [
11
c. Magazine Tool
Satu program NC biasanya menggunakan lebih dari satu tool/cutter dalam
satu operasi pemesinan. Pertukaran cutter yang satu dengan yang lainnya
dilakukan secara otomatis melalui perintah yang tertera pada program. Oleh
karena itu harus ada tempat khusus untuk menyimpan tool– tool yang akan
digunakan selama proses pemesinan.
Magazine Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan
digunakan dalam satu operasi pemesinan. Magasin tersebut memiliki banyak slot
untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis mesin CNC yang
digunakan.
e. Coolant Hose
Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter dan
benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara bertekanan,
melalui selang yang dipasang pada blok spindel.
Mesin Frais Universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari
mesin frais horizontal dengan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat
mengerjakan milling muka, datar, roda gigi, pengeboran, dan reamer serta
pembuatan alur luar dan alur dalam.
𝜋𝑑𝑛
𝐶𝑠 = 1000………..…………………(2.1)
Keterangan:
d = diameter benda kerja (mm)
Cs = kecepatan potong (meter/menitt)
n = kecepatan putar mesin (rpm)
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
d. Waktu Pemesinan Bubut (tm)
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin
bubut, lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung.
Hal ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang
diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar.
Apabila diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan
penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat
dihitung.
Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut
adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L)
dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan
mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total
pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal
pahat (l), atau: L total= la + l (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan
(F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F = f.n (mm/putaran)
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka
perhitungan waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan
rumus: [4]
20
𝐿
𝑡𝑚 = 𝐹 …………………(2.3)
Dengan:
𝐿 = 𝑙𝑎 + 𝑙 ……………..(2.4)
𝐹 = 𝑓. n ………………..(2.5)
Keterangan:
tm = waktu pemesinan
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
l = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
e. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)
Perhitungan waktu pemesinan bubut muka pada prinsipnya
sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata, perbedaannya
hanya terletak pada arah pemakanan yaitu melintang. Pada gambar
dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah
panjang pembubutan muka ditambah star awal pahat (ℓa), sehingga: [4]
𝑑
𝐿 = 𝑟 + 𝑙𝑎 = 2 + 𝑙𝑎 ………………..(2.6)
Dengan:
𝐹 = 𝑓. n …………………………….(2.7)
Keterangan:
d = diameter benda kerja
21
𝐿
𝑡𝑚 = 𝐹 ………………………..(2.11)
Keterangan:
l = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
dikerjakan. Pada umumnya sistem pemrograman yang sering digunakan antara lain
sistem pemrograman absolut dan sistem pemrograman inkremental.
a. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap
yaitu satu titik tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya.
Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem pemrogramman mutlak, di
mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja.
b. Metode Inkremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu berubah,
yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.
Sistem pemrograman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrogramman
berantai atau n = putaran benda kerja (putaran/menit)
Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap
blok perblok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa
yang harus dikerjakan. Pada umumnya sistem pemrograman yang sering
digunakan antara lain sistem pemrograman absolut dan sistem pemrograman
inkremental. [1]
a.G-code:
Tabel 2.1 G-Code
Code Perintah
23
b. M-Code:
Tabel 2.2 M-Code
Code Perintah
M00 Program Berhenti
M03 Spindel Berputar Searah Jarum Jam(Clockwise)
M05 Putaran Spindel Berhenti
M06 Perintah Ganti Tool
M17 Perintah Kembali ke Program Utama
M30 Program Berakhir
M99 Penentuan Parameter I dan K
c. Code Alarm:
Tabel 2.3 Alarm Code
24
Code Perintah
A00 Salah Perintah fungsi G atau M
A01 Salah Perintah G02 atau G03
A02 Nilai X Salah
A03 Nilai F Salah
A04 Nilai Y Salah
A05 Kurang Perintah M30
A06 PutaranSpindelTerlalu Cepat
A09 Program Tidak Ditemukan pada Disket
A10 Disket diProtect
A11 Salah Memuat Disket
A12 Salah Pengecekan
A13 Salah Satuan mm atau inci
A14 Salah Satuan
A15 Nilai H Salah
A17 Salah Sub Program
d.R-Code:
Tabel 2.4 R-Code
Code Perintah
R00 Dwell
R01 ReferensiPlane / Repoint
R02 Dalam Pengeboran Awal
R03 Dalam Pengeboran Total
R04 Dwell
R05 Panjang Tetap Pengeboran
R06 Spindel Rotasi Berlawana Arah Jarum Jam(CCW) /M04
R07 Spindel Rotasi Arah Jarum Jam(CW) /M03
R10 Langkah Panjang Pembebasan /Return Plane
R11 Arah Sumbu Pemakanan
R12 Jarak yang di Pemesinan
R13 Jarak dari Sumbu
R24 Radius
R25 Derajat / Sudut
R26 Jumlah Lubang
R27 Kode Pengeboran / G81, G8
R28 Center Boryang Dituju
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
25
26
2. Bintang bersudut lima, melambangkan bahwa gerak dan laju PT. Pindad
(Persero) berlandaskan Pancasila, falsafah/ dasar/ ideologi bangsa dan negara
Indonesia di dalam ikut serta mewujudkan terciptanya masyarakat adil dan
makmur.
3. Pisau Frais, melambangkan industri, dengan:
a. 4 (empat) buah lubang Spi, melambangkan kemampuan teknologi untuk:
mengelola, meniru, merubah, dan mencipta sesuatu bahan/produk.
b. 8 (delapan) buah pisau (cakra), melambangkan kemampuan untuk
memproduksi sarana militer/hankam/dan sarana Sipil/komersil dalam
rangka ikut serta mendukung terciptanya ketahanan nasional bangsa
Indonesia yang bertumpu pada 8 (delapan) gatra (aspek).
c. Batang dan ekor, melambangkan pengendalian gerak dan laju PT. Pindad
(Persero) secara berdaya dan berhasil guna, 4 (empat) helai sirip ekor,
melambangkan keserasian gerak anta unsur-unsur : manusia, modal,
metoda dan pemasaran.
d. Warna :
i. Senjata Cakra : Biru laut
ii. Bintang : Kuning emas
iii.Tulisan “Pindad” : Kuning emas [8]
Divisi alat berat berada dalam pengelolaan direktur bisnis produk industrial
bersama dengan divisi tempa cor, alat perkeretaapian, dan divisi alat peledekan
komersial.
3. Perdagangan
Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa
perusahaan termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar
negeri seperti :
a. Ammonium Nitrate
33
b. Panfo
c. Detonator Listrik
d. Detonator Non Listrik
e. Detonating COD
f. Booster
g. Geodetoseis
h. Geopentoseis
4. Produk dan jasa lainnya:
Dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki
perusahaan.
5. Pelanggan :
a. Pelanggan produk pertahanan dan keamanan negara: TNI, Polri,
Kementerian Pertahanan & Keamanan, Kementerian Kehakiman,
Kementerian Kehutanan, Dirjen Bea Cukai, dan Pasar Ekspor
b. Pelanggan produk komersial: PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT
PLN (Persero), Kementerian Perhubungan, Galangan Kapal Nasional,
Industri Pertambangan Nasional, Industri Perminyakan dan Gas
Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik Nasional. [8]
b. Senapan mesin
- Pindad P3 Pistol
- SPM2, kaliber 7,62 x 51 mm
- SM3, kaliber 5,56 x 45 mm
35
c. Pistol
-P1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
- P2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
- G2 Elite 9 x 19mm Parabellum
- G2 Premium 9 x 19mm Parabellum
- Pindad Revolver R1, kaliber .38
- Pindad Revolver R2, kaliber .38
d. Pistol mitraliur / (Submachine gun)
- PM1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
- PM2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
- PM3, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
e. Senapan runduk / (Sniper Riffle)
- SPR-1, kaliber 7,62 x 51 mm
- SPR-2, kaliber 12,7 x 99 mm
- SPR-3, kaliber 12,7 x 99 mm
5. Lainnya
- Meriam howitzer Pindad ME-105, kaliber 105mm
B. Kendaraan militer
1. Pindad Anoa
2. PINDAD APR-1V 4x4 (Kendaraan taktis ARMOURED PERSONNEL
CARRIER)
3. Pindad APS-3 ANOA 6x6
4. Panser Badak CANON
5. Rantis Komodo 4x4
6. Combat VEHICLE
7. Water Cannon M1W-40
8. Kendaraan RPP-M
9. Tank SBS
10. Special function Vehicles
2. Produksi non-militer (Mesin Industri &Jasa)
a. Lini produk Air brake prods
• Air reservoir
• Brake cylinder
36
• Compressor set
• Dual chamber air dryer
• Dummy coupling
• Isolating cock
• distributor valve
• Operating valve
• Pipe brake coupling
• Slack adjuster
b.Peralatan kelautan
• Naval seat
• Jasa Steering gears
• Towing winch Kelautan
• Tuna long line equipment
• Crane
• Dbl drum mooring winch
• Electric anchor winch
3. Lain-lain
a. Generator alternator (elektronika)
b. Vacuum Circuit Breaker (elektronika)
c. Laboratorium (Multi-industri)
d. Palm Oil Refinery and Mill Plant (multi industri-EPC)
e. Motor traksi (Transportasi)
f. Perlengkapan rel kereta
g. Produk-produk cor
h. Produk-produk stamping. [8]
BAB IV
PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Mesin CNC Dainichi Lathe Machine 10T-WC di PT. Pindad
(Sumber: https://www.pindad.com/uploads/images/product/full/mesin-mesin.jpg)
Mesin ini berada pada PT. Pindad tepatnya pada divisi Alat Berat yang memilki
banyak dan berbagai jenis mesin CNC. Mesin CNC Dainichi ini memiliki panel control
Fanuc yang memiliki jumlah sumbu (axis) yang berjumlah 2, pada sumbu X dan sumbu Z.
Setelah seluruh prosedur pemeriksaan benda kerja diperiksa oleh bagian QC (Quality
Control), maka benda kerja langsung diletakkan pada ragum atau pencekam yang ada pada
mesin tersebut.
37
38
Langkah awal pengerjaan benda kerja yaitu dengan menyetel produk benda
kerja pada chuck (ragum pengunci) yang berguna untuk memegang benda kerja agar
tidak goyang atau terjatuh atau terpental yang akan membuat benda kerja tersebut
rusak begitu juga mesin itu sendiri serta melukai operator yang menjalanka mesin
CNC jika benda kerja tidak terpasang dengan kuat dan pasti terhadap ragum (chuck).
Penyetelan ini pertama dilakukan dengan merubah posisi rahang pada chuck agar
sesuai dengan bentuk benda kerja. Lalu kemudian benda kerja dipasang pada chuck
dengan bantan crane, dan ditahan dengan telstok dan besi penyanggah benda kerja.
Setelah memasang benda kerja, operator akan memasang insert pada magasin tools,
dengan memakai kunci L untuk mengendorkan dan melepaskan insert dari
dudukannya. Operator memasang tools pada insert terlebih dahulu, dengan tools
yang dipakai pada proses pemesinan komponen ini adalah Taegutec CNMG190608
MTTT8020 M.
Setelah benda kerja terpasang dengan pasti, benda kerja dibersihkan dan
diukur terlebih dahulu menggunakan dial gauge. Ini berguna untuk menugukur
kelurusan benda kerja pada mesin dan mengurangi kerusakan atau keausan
berlebihan pada tools. Kemudian operator menyalakan mesin dengan menekan
tombol on/off dan tombol power serta melepas emergency stop. Operator kemudian
memprogram mesin, dengan menentukan reference point terlebh dahulu dan setting
v, w, dan z pada pemrograman G-Code dan M-Code. Pemrograman mesin biasanya
dlakukan oleh programmer, namun disini dikerjakan oleh operator langsung.
2
1
4.1.3 Proses Pengerjaan Benda Kerja pada Mesin Bor Horizontal Ogawa
Gambar 4.6 Skema proses pemesinan pada mesin bor Horizontal Ogawa
adalah 205 dan feed rate 0.04. Kemudian mesin dimatikan dan operator akan
mengganti mata bor dengan mata chamfer. Ini dilakukan sebagai proses finishing
pada lubang. Operator kemudian akan melakukan proses serupa seperti saat
pengeboran.
Bagian yang akan dilubangi terlebih dahulu adalah bagian pada gambar (1)
lubang atas benda kerja yang berdiameter 10 mm. Posisi bor akan dirubah
menyesuaikan dengan posisi lubang, dengan benda kerja berada tetap pada
tempatnya. Setelah seluruh lubang atas benda kerja selesai dibor, benda kerja akan
dibalik posisinya, dengan melepaskan clamp terlebih dahulu dan kemudian
dipasangkan kembali dengan baik. Ini dilakukan untuk memudahkan operator
melubangi bagian bawah benda kerja pada gambar (2) dengan lubang yang
berdiameter 13 mm ini. Proses pengeboran yang dilakukan sama seperti pada proses
sebelumnya.
Bagian pengeboran ini rawan cacat, karena dalam pengerjaannya dibutuhkan
ketelitian untuk menempatkan mata bor di posisi yang tepat.
43
4.2.2 Carbide
Pahat jenis ini dibentuk dengan campuran bahan kimia. Dalam bentuk
dasarnya carbide berbentuk butir-butir abrasive yang sangat halus, tetapi dapat
dipadatkan dan dibentuk menjadi peralatan dalam perindustrian. Carbide ini
memiliki kekerasan tiga kali lipat dari baja. Sehingga hanya dapat dilakukan proses
pemolesan menggunakan silicon karbida, boron nitride bahkan berlian.
Beragam bentuk kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita
untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar
berukut menjelaskan macam-macam bentuk pahat bubut dan benda kerja yang
dihasilkan. Bagian pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan, mengerjakan
pemakanan dari kanan ke kiri saat proses pengerjaan.
Berdasarkan bentuknya, pahat bubut dari kanan ke kiri adalah:
1. Pahat alur lebar
2. Pahat pinggul kiri
3. Pahat sisi kiri
4. Pahat ulir segitiga
5. Pahat alur segitiga (kanan-kiri)
6. Pahat alur
7. Pahat ulir segitiga kanan
8. Pahat sisi/permukaan kanan (lebih besar)
9. Pahat sisi/permukaan kanan
10. Pahat pinggul/chamfer kanan
11. Pahat sisi kanan
Berikut adalah gambar, penjelasan, dan fungsi pahat-pahat pada mesin
bubut CNC.
44
Sesuai dengan namanya pahat ini memiliki fungsi yang digunakan untuk
memotong benda kerja. Setalah dilakukan pembubutan hingga hasil akhir maka
selanjutnya diteruskan dengan pemotongan benda kerja lihat gambar dibawah ini
bentuk pahat potong untuk bubut.
46
Pahat yang dipakai pada proses pembuatan Boom Arm Bucket Assy
Excava 200 ini yaitu menggunakan pahat potong sebagai pahat makan (roughing)
serta menggunakan pahat finishing Taegutec CNMG190608 MTT8020 M.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Skala panjang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkana
skala pendek pada rahang geser merupakan skala nonius atau Vernier. Nama
Vernier diambil dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier. Skala
utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala
47
nonius pada jangka sorong memiliki skala dalam 0.1mm atau0.01cm. Jangka
sorong dipakai untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan ketebalan
benda kerja hingga nilai 10 cm.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir.
Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang
pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup memiliki
skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya membaca dalam skala 0,01mm.
Dial Gauge Indicator adalah alat ukur dengan skala pengukuran yang
sangat kecil,contohnya pada pengukuran pergerakan suatu komponen (backlash,
48
endplay) dan pengukuran kerataanya (round out). Dial Gauge Indicator ini mesti
dipasangkan dengan alat bantu lain, yaitu Magnetic Base, untuk memegang Dial
Gauge Indicator dan berfungsi mengatur posisinya (ketinggian, kemiringan) pada
permukaan benda yang diukur. Dial Gauge Indicator ini memiliki kegunaan untuk
mengukur permukaan bidang datar, mengukur kerataan permukaan dan kebulatan
poros, serta mengukur kerataan permukaan dinding silinder.
Alat cekam berfungsi sebagai penahan posisi benda kerja agar tidak
berubah posisi dari meja kerja. Dengan demikian, proses pembubutan dan milling
dapat menahan benda kerja dengan sempurna setelah proses pengeboran.
4.4 Penghitungan Waktu Kerja pada Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assy
4.4.1 Waktu Kerja Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada Mesin
Dainichi
Dari pengamatan dan wawancara di bengkel PT. Pindad, didapat data
variabel pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada mesin Dainchi sebagai berikut:
n = 150 rpm
f = 0.2 mm/menit
d1 = 160 mm
d2 = 110 mm
d3 = 100 mm
Perhitungan:
1. Kecepatan Potong
𝜋𝑑𝑛
𝐶𝑠 =
1000
a. Fraising muka
3.14 𝑥 160 𝑥 150
𝐶𝑠 =
1000
𝐶𝑠 = 75.36 mm/min
b. Fraising d2
3.14 𝑥 110 𝑥 150
𝐶𝑠 =
1000
𝐶𝑠 = 51.81 mm/min
c. Fraising d3
3.14 𝑥 100 𝑥 150
𝐶𝑠 =
1000
50
𝐶𝑠 = 74.1 mm/min
2. Kecepatan pemakanan
𝐹 = 𝑓. 𝑛
𝐹 = 0.2 𝑥 150
𝐹 = 30
3. Waktu pemesinan
𝑟 + 𝐿𝑎
𝑡𝑚 =
𝐹
a. Fraising muka
90
𝑡𝑚 =
30
𝑡𝑚 = 3 min
b. Fraising d2 dan d3
20
𝑡𝑚 =
30
𝑡𝑚 = 0.666667 min
Tabel 4.1 Hasil pengolahan data waktu proses pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada
mesin Dainichi
No. Parameter Value Unit No. Parameter Value Unit No. Parameter Value Unit
5 dx mm 5 dx mm 5 dx mm
9 La 10 mm 9 La 10 mm 9 La 10 mm
10 r 80 mm 10 L 10 mm 10 L 10 mm
4.4.2 Waktu Kerja Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada Mesin Ogawa
Dari pengamatan dan wawancara di bengkel PT. Pindad, didapat data
variabel pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada mesin Ogawa sebagai berikut:
• n = 250 rpm
• f = 0.05 mm/menit
• d1 = 160 mm
• d2 = 110 mm
Proses pemesinan pada mesin bor horizontal Ogawa pada BK melalui 2
tahap boring, yaitu pada boring atas (d1), dam boring bawah (d2). Dengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel, data kemudian melalui
pengolahan menggunakan rumus yang telah disebutkan pada bab sebelumnya,
dan di dapatkan hasil dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil pengolahan data waktu proses pemesinan Boom Arm Bucket
Assy pada mesin Ogawa
4d mm 4d mm
5 dx mm 5 dx mm
6 dtools 10 mm 6 dtools 10 mm
7 Cs 0 mm/min 7 Cs 0 mm/min
9 La 3 mm 9 La 3 mm
10 L 20 mm 10 L 15 mm
11 L+La 23 mm 11 L+La 18 mm
13 holes 6 13 holes 5
Tabel 4.5 Perbedaan Waktu Total Pengerjaan dengan Waktu Pengerjaan Teoritis
program SAP pada komponen Boom Arm Bucket Assy
Differences
Parameter Value Unit
tm Total Dainichi & Ogawa 32.13821 min
Labor + Machinery 54 min
Time Difference -21.8618 min
Namun, menurut dari hasil wawancara dengan operator CNC Dainichi, proses
pemesinan Boom Arm Bucket Assy memakan waktu ±10 menit untuk tiap unit. Hal
tersebut dikarenakan setting benda kerja (BK) dan Quality Check oleh operator yang
memakan waktu cukup lama. Pada mesin bor horizontal Ogawa pun kondisinya serupa,
dimana setting dan pengecekan benda kerja yang memakan waktu hingga 10 menit.
Differences
Parameter Value Unit
tm Total Dainichi & Ogawa + Setting & QC 52.13821 min
54
Jika di jumlahkan dari kedua mesin, waktu yang terpakai untuk persiapan
sebelum proses dan pengecekan kualitas tersebut mencapai ±20 menit, sehingga
jika ditambahkan dengan waktu machining keduanya yang mencapai 32 menit,
rata2 pengerjaan tiap komponen adalah 52 menit. Ini tidak jauh berbeda dengan
estimasi SAP, diambil hanya Labor dan Machinery untuk komparasi yang
seimbang, yang sebesar 54 menit. Other overhead tidak ikutdihitung, dikarenakan
other overhead adalah pengecekan langsung dan berbagai tindakan QA dan QC
lainnya yang dilakukan oleh supervisor dan tidak termasuk dalam proses
pemesinan yang dianalisis dalam laporan ini.
4.5 Input dan keterangan Program Dalam Proses Pengerjaan Boom ArmBucket Assy
Pada bagian mesin fres, terdapat sebuah monitor yang menampilkan data-
data mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, kecepatan makan,
dll. Data-data tersebut merupakan langkah-langkah perintah pada program yang
diinput oleh operator ke dalam komputer mesin fres melalui tombol-tombol pada
panel kontrol mesin fres CNC. Program tersebut tersusun secara berurutan
membentuk blok program yang terdiri atas berbagai huruf kapital dilanjutkan
dengan penomoran. Melalui susunan program di tampilan layar ini operator
megetahui apa yang sedang dikerjakan mesin fres saat ini dan tahapan sesudahnya.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas menghasilkan kesimpulan dari proses pemesinan
Hood Pin Boom, diantaranya:
1. Proses pemesinan Hood Pin Boom terdiri dari:
a. Proses frais (milling)
1) Fraising muka Ø 160 mm
2) Fraising diameter luar Ø 110 mm
3) Fraising diameter dalam Ø 100mm
b. Proses pembolongan (boring)
1) Pengeboran 6 lubang dengan Ø 13 mm pada bagian Ø 130 mm benda kerja.
2) Pengeboran 5 lubang dengan Ø 13 mm pada bagian Ø 380 mm benda kerja.
2. Proses pemesinan pada mesin CNC Dainichi didapatkan:
a. Fraising Muka
1) Kecepatan pemotongan (Cs) = 75.36 mm/menit
2) Kecepatan pemakanan (F) = 30 mm/menit
3) Waktu pemesinan (tm) = 3 menit
b. Fraising Diameter Luar
1) Kecepatan pemotongan (Cs) = 51.81 mm/menit
2) Kecepatan pemakanan (F) = 30 mm/menit
3) Waktu pemesinan (tm) = 0.66667 menit
c. Fraising Diameter Dalam
1) Kecepatan pemotongan (Cs) = 47.1 mm/menit
2) Kecepatan pemakanan (F) = 30 mm/menit
3) Waktu pemesinan (tm) = 0.66667 menit
3. Proses pemesinan pada mesin bor horizontal Ogawa didapatkan:
a. Boring atas
1) Kecepatan pemakanan (F) = 8.2 mm/menit
2) Waktu pemesinan (tm) = 16.82927 menit
55
56
b. Boring bawah
1) Kecepatan pemakanan (F) = 8.2 mm/menit
2) Waktu pemesinan (tm) = 10.97561 menit
4. Total waktu pemesinan mesin CNC Dainichi dan mesin bor Ogawa adalah 32.13821
menit, lebih cepat 21.8618 menit dibandingkan dengan estimasi waktu yang
diperkirakan yaitu 54 menit.
5.2 Saran
1. Ketika melakukan pengeboran ketelitian yang paling diutamakan, karena titik
pengeboran rawan cacat jika pengeboran tidak tepat pada titik yang ingin dilubangi.
2. Ketika sedang melakukan kegiatan pemesinan sebaiknya alat pelindung diri (APD)
digunakan dengan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
57
LAMPIRAN
Di bawah ini program yang dipakai pada proses pemesinan komponen ini.
00028 HOOD PIN BOOM ;
G53 X-360. 750 Z-1016. 194 ;
(SISI 1) ;
G50 X500. Z300. T0200 ;
G97 S150 M03 ;
G00 T0202 ;
X160. ;
Z9. ;
G94 G92. Z8. F0.2 ;
Z7. ;
Z6. ;
Z5. ;
Z4. ;
Z3. ;
Z2. ;
Z1. ;
Z0.5 ;
Z0. ;
G00 Z300. ;
X500. T0200 ;
M01 ;
G50 X500. Z300. T0400 ;
G97 S150 M03 ;
G00 T0404 ;
X84. ;
Z2. ;
G90 X86. Z-35. F0.2 ;
X88. ;
X92. ;
58
59
X94. ;
X96. ;
X98. ;
X99. ;
G00 X012.5 ;
G01 Z0. ;
G01 Z0. ;
U-4. W-2. ;
G00 Z300. ;
X500. T0400 ;
M01 ;
G50 X500. Z300. T0800 ;
G97 S150 M04 ;
G00 T0808 ;
X97. ;
Z-31. ;
G90 X101. Z-15.5 ;
X103. ;
X105. ;
X107. ;
X109. ;
X109.5 ;
/G00 Z500. ;
/M02 ;
U-4. W2. ;
X97. ;
G00 Z-29.;
X108. ;
G94 X167. Z-28. F0.2 ;
Z-27. ;
Z-26. ;
Z-25. ;
G00 X111.5 ;
Z-27. ;
M30 ;
G01 Z-25. ;
U-4. W2. ;
G00 X97. ;
G00 Z300. ;
X500. T0800 ;
Z900. ;
M30 ;
N10 G53 X-351.882 Z-968.14 ;
(SISI 2) ;
G50 X500. Z300. T0400 ;
G97 S90 M03
G00 T0404 ;
X265. ;
Z4. ;
G72 P01 G02 U-1. 20.15 D500 F0.2 ;
N01 G00 Z-7. ;
G01 X354. ;
G02 X360. Z-4. R3. ;
G01 Z0. ;
X430. ;
N02 Z4. ;
G00 Z-7. ;
61
G01 X354. ;
G00 Z0. ;
G01 X430. ;
Z2. ;
G00 X359. ;
G01 Z-4. ;
G00 Z500. ;
M02 ;
X360. Z-1. ;
X360. Z-1. ;
Z-4. ;
G03 R3. X354. Z-7. ;
G01 U-2. ;
G00 Z300. ;
X500 T0400 ;
G00 Z900;
M02;
GOTO 10;
%