Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tri Ageng Alifi

NIM : 201610110311359
Kelas :F
Tugas : TT 5

BAB V
POLITIK HUKUM NASIONAL INDONESIA

1. Pengertian Politik Hukum


Istilah politik hukum merupakan suatu kombinasi antara istilah politik dan
hukum. Dimana dari kedua istilah tersebut memiliki kajian tersendiri di dalam
rumpun pengembangan disiplin ilmu social. Oleh sebab itu, disiplin ilmu politik
hukum merupakan kajian bidang apa; apakah termasuk dalam kajian ilmu politik
atau termasuk dalam kajian ilmu hukum. Para ahli hukum sepakat bahwa kajian ynag
dikembangkan dalam disiplin ilmu politik hukum merupakan bagian dari disiplin
ilmu hukum khususnya hukum tata Negara.1
Secara konseptual, kinerja disiplin politik hukum tidak berhenti pada tataran
teoritis, tetapi sesuai dengan sifatnya yang praktis fungsional disiplin hukum ini
dimanfaatkan untuk membentuk peraturan perundang-undangan yang notabene
menjadi wewenang dari segi khusus disiplin ilmu hukum yang di bentuknya. Bentuk
khusus dalam kajian itu ialah hukum tata Negara.2
2. Sendi-sendi Hukum Nasional
Apa yang sudah dijelaskan di atas, berkenaan dengan penegertian politik hukum
di Indonesia mmenjadikan modal dasar untuk lebih lanjut memahami tentang materi
sendi-sendi hukum nasional yang merupakan format politik hukum yang sudah
menjadi kebijakan politik yang membentuk sistem hukum.3
Adapun sendi-sendi hukum nasional Indonesia, yakni :
 Ide kedaulatan rakyat
Bahwa yang berdaulat di negara demokrasi adalah rakyat. Ini menjadi gagasan
pokok dari demokrasi yang tercermin pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi
” kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD”.
 Negara Berdasarkan atas Hukum
Negara demokrasi juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut
hukum dalam arti material ( luas ) untuk mencapai tujuan nasional. Ini tercermin
pada pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi ” Negara Indonesia adalah negara
hukum”.
 Berbentuk Republik
Negara dibentuk untuk memperjuangkan realisasi kepentingan umum
(Republika). Negara Indonesia berbentuk republik yang memperjuangkan
kepentingan umum. hal ini tercermin pada pasal 1 ayat (1) UUD 1945.
 Pemerintah berdasarkan konstitusi
Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
dan berlandaskan konstitusi atau UUD yang demokratis. ini tercermin pada pasal 4
ayat (1) UUD 1945.

1
Mokhammad Najih, Pengantar Hukum Indonesia, http://mokhammadnajih.wordpress.com , access
10 Oktober 2016
2
Ibid.
3
Ibid.

Page | 14
 Pemerintahan yang bertanggungjawab
Pemerintah selaku penyelenggara negara bertanggung jawab atas segala
tindakannya. Berdasarkan demokrasi pancasila, pemerintah kebawah bertanggung
jawab kepada rakyat dan ke atas bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Sistem Perwakilan
Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan
pemerintahan
 Sistem pemerintahan Presidensial
Presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.4
3. Sistem Peradilan di Indonesia dan Penegakanya
Peradilan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan suatu sistem yang
ada hubungannya satu sama lain, peradilan/pengadilan yang lain tidak berdiri sendiri-
sendiri, melainkan saling berhubungan dan berpuncak pada Mahkamah Agung. Bukti
adanya hubungan antara satu lembaga pengadilan dengan lembaga pengadilan yang
lainnya salah satu diantaranya adalah adanya “Perkara Koneksitas”. Hal tersebut
terdapat dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman.5
Sistem Peradilan Indonesia dapat diketahui dari ketentuan Pasal 24 Ayat (2)
UUD 1945 dan Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Berdasarkan uraian tersebut, maka sistem peradilan di
Indonesia di jalankan oleh dua lembaga, yakni:6
1. MAHKAMAH AGUNG
2. PERADILAN UMUM
 Pengadilan Anak (UU No. 3 Tahun 1997)
 Pengadilan Niaga (Perpu No. 1 Tahun 1989)
 Pengadilan HAM (UU No. 26 Tahun 2000)
 Pengadilan TPK (UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2002)
 Pengadilan Hubungan Industrial (UU No. 2 Tahun 2004)
 Mahkamah Syariah NAD (UU No. 18 Tahun 2001)
 Pengadilan Lalu Lintas (UU No. 14 Tahun 1992)
3. PERADILAN AGAMA7
Mahkamah Syariah di Nangro Aceh Darussalam apabila menyangkut peradilan
Agama. 8
1. PERADILAN MILITER
Peradilan militer bertugas, yaitu :
 Pengadilan Militer untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat prajurit.
 Pengadilan Militer Tinggi, untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat
perwira s.d colonel
 Pengadilan Militer Utama, untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat
Jenderal.
 Pengadilan Militer Pertempuran, untuk mengadili anggota TNI ketika perang9

4
Mokhammad Najih, Pengantar Hukum Indonesia, http://mokhammadnajih.wordpress.com , access
10 Oktober 2016
5
Mariamah Sulaiman, Sistem Peradilan di Indonesia dan Penegakanya,
http://mariamahsulaiman.blogspot.com, acces 10 Oktober 2016.
6
Ibid.
7
Ibid.
8
Yongki, Peradilan Agama dan Peradilan Militer, http://yongki.blogspot.com, acces 10 Oktober
2016.
9
Ibid.

Page | 15
2. PERADILAN TATA USAHA NEGARA10
3. PERADILAN LAIN-LAIN
 Mahkamah Pelayaran
 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
4. MAHKAMAH KONSTITUSI
Tugas Mahkamah Konstitusi adalah :
1. Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
2. Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya
diberi oleh UUD 1945.
3. Memutus Pembubaran Partai Politik.
4. Memutus perselisihan tentang PEMILU.
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR tentang dugaan Presiden/Wakil
Presiden melanggar hukum, berupa : mengkhianati negara, korupsi, suap,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela lainnya11
4. Kerangka Dasar Politik Hukum
Menurut Mahfud politik hukum merupakan upaya menjadikan hukum sebagai
proses pencapaian cita-cita dan tujuan. Dengan arti ini, maka politik hukum nasional
harus berpijak pada kerangka dasar, sebagai berikut:
 Politik hukum nasional harus selalu mengarah pada cita-cita bangsa, yakni
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
 Politik hukum nasional harus ditujukan untuk mencapai tujuan negara, yakni:
(a) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b)
memajukan kesejahteraan umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa, (d)
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
 Politik hukum harus dipandu oleh nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara,
yakni: (a) berbasis moral agama, (b) menghargai dan melindungi hak-hak
asasi manusia tanpa diskriminasi, (c) mempersatukan seluruh unsur bangsa
dengan semua ikatan primordialnya, (d) meletakkan kekuasaan dibawah
kekuasaan rakyat, (e) membangun keadilan sosial.
 Agak mirip dengan butir 3, jika dikaitkan dengan cita hukum negara
Indonesia, politik hukum nasional harus dipandu oleh keharusan untuk; (a)
melindungi semua unsur bangsa demi integrasi atau keutuhan bangsa yang
mencakup ideologi dan teritori, (b) mewujudkan keadilan sosial dalam
ekonomi dan kemasyarakat, (c) mewujudkan demokrasi (kedaulatan rakyat)
dan nomokrasi (kedaulatan hukum), (d) menciptakan toleransi hidup
beragama berdasar keadaban dan kemanusian.
 Untuk meraih cita dan mencapai tujuan dengan landasan dan panduan
tersebut, maka sistem hukum nasional yang harus dibangun adalah sistem
hukum Pancasila, yakni sistem hukum yang mengambil atau memadukan
berbagai nilai kepentingan, nilai sosial, dan konsep keadilan ke dalam satu
ikatan hukum prismatik dengan mengambil unsur-unsur baiknya.12

10
Agus Miyanto, Peradilan, http://agusmiyanto.blogspot.com, access 10 Oktober 2016.
11
Mariamah Sulaiman, Mahkamah Konstitusi, http://mariamahsulaiman.blogspot.com, access 10
Oktober 2016.
12
Paulus Masarrang Tangke, Politik Hukum NKRI, http://paulusmtangke.wordpress.com, access 10
Oktober 2016.

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai