Anda di halaman 1dari 4

A.

Tujuan
1. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam
2. Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ
B. Dasar Teori
Pola dasar perkembangan embrio aves sama dengan embrio katak, yaitu melalui
tahapan pemebelahan, blastula, grastula, neurula, dan organogenesis. Pembelahan aves
merupakan pembelahan meroblastik, artinya pembelahan hanya berlangsung di keping
lembaga saja. Dari hasil pembelahan diperoleh blastoderm sebanyak 3-4 lapisan sel.
Blastula ayam memiliki epiblast, hipoblast, dan blastocoels. Epiblast bagian tengah yang
lebih terang disebut area pellusida, bagian tepi yang lebih gelap disebut daerah opaka.
Hipoblast merupakan bakal lapisan ekstra embrio (Adnan, 2011).
Gastrulasi pada ayam ditandai dengan penebalan di daerah posterior akibat
adanya ingresi sel-sel dari epiblas kemudian berkonvergensi kea rah median. Tumpukan
sel-sel pada wilayah ini berimigrasi ke dalam blastosoel dengan cara ingresi dan involusi
melalui bagian tengah bakal alur yang berubah menjadi lekukan memanjang yaitu parit
primitif. Alur yang yang memanjang dari posterior ke anterior yang terdiri atas sepasang
tanggul atau pematang primitif dengan sebuah parit primitive diantaranya adalah alur
primititf definitif. Ujung anterior alur definitif menebal dan disebut nodus hensen
(Surjono, 2001)
Gastrula ayam memiliki epiblast, hipoblast, dan rongga archenteron. Pada aves
archenteron baru hanya sebatas bagian atap berupa lapisan seluler yakni endoderm, tetapi
belum mempunyai dinding lateral seluler dan alasnya masih yolk yang nonseluler
(Lestari dkk., 2013)
Waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar
19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru
menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis
terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan
kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur
berfungsi bagian dari sistem pencernaan (Sukra, 2000).
C. Alat dan Bahan

Alat :
 Mikroskop cahaya

Bahan :

 Preparat sayatan perkembangan embrio ayam umur 24 jam, 33 jam, 48 jam, dan
72 jam

D. Prosedur Kerja

Mengamati preparat sayatan embrio ayam umur 24 jam di bawah


mikroskop cahaya. Memperhatikan bagian area embrional, area
pellusida, area opaka vaskulosa, area opaka vitelin, pulau darah,
lipatan kepala, proamnion, lipatan neural, usus depan, porta usus
depan, somit dan daerah primitif.

Mengamati preparat sayatan embrio ayam umur 33 jam di bawah


mikroskop cahaya. Memperhatian bagian, prosensefalon,
mesensefalon, rhombensefalon, vesikula optic, neuroporus anterior,
usus depan, porta usus depan, jantung, trunkus arteriosus, dan sinus
rhomboidales
Mengamati preparat sayatan embrio ayam umur 48 jam di bawah
mikroskop cahaya. Mengamati bagian telensefalon, diensefaon,
rhombensefalon, mesensefalon, etensefalon, mielensefalon, lensa mata,
cawan optic, fisura kuroidea, porta usus depan, sinus venosus, atrium,
ventrikel, trunkus arteriosus, vena dan arteri omfalomesenterika, celah
viseral, vesikula otik, faring, batas amnion, tunas ekor, dan sisa daerah
primtif

Mengamati preparat sayatan embrio ayam umur 72 jam di bawah


mikroskop cahaya. Mengamati bagian telensefalon, epifisis, vesikula
itik, lensa mata, cawan optic, fisura koroidea, celah viseral, atrium,
ventrikel, arteri vitelin, vena vitelin, tunas ekor, somit, sinus venosus.
Daftar pustaka

Adnan, 2011. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA
UNM.

Surjono, Tien Wiati. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka

Lestari, Umie; Amy Tenzer; Nursasi Handayani; Abdul Gofur. 2013. Struktur Perkembangan
Hewan II. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan embrio. Benih Masa Depan. Bogor: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai