Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN SEL BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi
yang dibimbing oleh ibu Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd.

Disusun oleh:
Offering G/Kelompok 6 :
Livia Nur Cholifah 160342606203
Miftahul Mufinadiroh 160342606244
M. Abdul Hafidh 160342606252
Muly Pramesti 160342606221
Sinta Dwi Wulansari 160342606221

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
I. Topik
Pengukuran Sel Bakteri
a. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Februari 2018
Pukul : 13.10 s/d 15.45 WIB (jam ke 7-9)
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai III gedung 05. 305
Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler
2. Untuk mengukur sel bakteri

II. Dasar Teori


Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan
lingkungannya. (Singleton 2006). Bakteri merupakan organisme yang tidak
memiliki membran inti sel yang termasuk ke dalam prokariota dan berukuran
mikroskopik, serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Bentuk
umum bakteri merupakan organisme sel satu dengan bentuk bola, batang atau
tangkai, atau spiral, tetapi beberapa ada yang berbentuk filamen. Bakteri
secara luas tersebar di alam, seperti di lingkungan air dan pada zat atau bahan
yang busuk dan beberapanya dapat menyebabkan penyakit (Black 2012).
Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya
dengan pertumbuhan, makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan
makanan. Sifat-sifat tersebut misalnya bentuk dan pengelompokan sel,
susunan dinding sel, pembetukan kapsul dan pembentukan edospora, struktur
bakteri serta sifat - sifat lainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz,1993).
Beberapa bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan yang lainnya memiliki manfaat positif dibidang industri, pangan
dan pengobatan. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel,
kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal
inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot
yang lebih kompleks (Buchanan, 2003). Bakteri memiliki tiga bentuk dasar
yang berbeda yaitu:
1. Bulat (kokus)
Bentuknya biasanya bulat, ataupun berbentuk oval, memanjang atau
mendatar pada satu sisi. Jika telah berkembang biak dengan membelah
diri, sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bakteri yang
berbentuk kokus ini dapat dibedakan menjadi:
a. Monokokus
b. Diplokokus, yaitu bakteri bentuk kokus yang berpasang-pasangan.
Streptokokus, yaitu bentuk kokus yang bergandengan satu sama lain.
c. Tetrakokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang mengelompok 4 buah.
d. Stafilokokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang membentuk untaian.
e. Sarsina, yaitu bentuk beberapa kokus yang mengelompok menyerupai
kubus.
2. Basil.
merupakan bakteri yang bentuknya meyerupai batang atau silinder.
Bakteri ini beraneka ragam ukurannya, dapat menyerupai rokok sigaret,
basil yang bebentuk gelondong dengan ujung-ujung meruncing
menyerupai cerutu. Beberapa basil panjang dan lebarnya sama dan
bentuknya lonjong, menyerupai kokus, disebut koo-basil.
Basil membelah dalam satu bidang, sehingga dapat teramati sebagai
sel tunggal, berpasangan dalam rantai pendek atau panjang yang berbeda
dengan kokus, panjang rantainya bukan merupakan tanda pengenal (Volk
& Whesler. 1998). Bakteri berbentuk batang membentuk rantai
(streptobasil) (Fardiaz,1993). Pengelompokan didasarkan pada beberapa
keadaan bukan merupakan sifat morfologinya, melainkan dipengaruhi
oleh tahap pertumbuhan maupun kondisi kultur.
3. Spiral
terdiri atas bakteri berbentuk silinder yang berbentuk tidak lurus
seperti basil, melainkan melingkar dengan berbagai derajat (Volk dan
Whesler, 1998). Bakteri spiral dibagi menjadi :
a. Vibrio, berbentuk batang yang melengkung menyerupai koma,
kadang-kadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang membelit atau
berbentuk huruf S.
b. Spiril/spirilum, merupakan spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti
kotrek (pembuka gabus).
c. Spirochaeta berbentuk spiral, perbedaanya dengan spiril terletak
kemampuannya melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil
bergerak.

Bakteri yang berbentuk spiral diukur menurut panjang dan lebarnya,


sedangkan bakteri yang berbentuk batang dan bulat diukur menurut
diameternya. Ukuran diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara
0,4-2 μm. Basil memiliki panjang kira-kira 1,5 μm dan diameternya 1 μm.
Bakteria yang berbentuk spiral, biasanya merupakan jasad yang paling kecil
beukuran panjang dari 1-14 μm (Tarigan, 1988).
Ukuran besar bakteri bervariasi, tergantung dari jenis spesiesnya. Bentuk
dari bakteri dapat ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi oleh
seperangkat faktor-faktor lingkungan. Ada juga beberapa bakteri berbentuk
pleomorfik yang merupakan jenis bakteri yang menyimpang dari bentuk
normal, meskipun sel-selnya masih muda tumbuh pada media dan kondisi
lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang bervariasi
(Tarigan, 1988).
Pengukuran sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
menyisipkan suatu mikrometer okuler pada lensa okuler mikroskop yang
digunakan untuk mengamati sel tersebut. Mikrometer okuler pada umumnya
merupakan suatu piringan kaca bundar pada salah satu permukaannya terukir
skala pengukuran. Menurut Hadioetomo, (1985), sebelum digunakan untuk
mengukur sel, mikrometer okuler ini terlebih dahulu harus ditera terhadap
mikrometer pentas yang sudah memiliki skala yang pasti.
III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Sediaan bakteri yang telah
2. Mikrometer Okuler diwarnai
(occuler micrometer) 2. Kertas penghisap
3. Mikrometer Meja 3. Kertas lensa
(stage micrometer) 4. Alkohol 70 %
5. Lisol
6. Sabun cuci
7. Lap

IV. Prosedur Kerja


1. Menera Mikrometer Okuler

Dipasang mikrometer okuler pada bagian mikroskop yang biasannya


dipakai sebagai tempat lensa okuler.

Dipasang mikrometer meja pada meja benda pada mikroskop.

Diatur posisi garis skala mikrometer okuler dan mikrometer meja


sehingga titik nol kedua mikrometer ini berada pada satu garis lurus.

Diamati garis skala keberapakah dari mikrometer okuler yang berada


pada satu garis dengan garis skala mikrometer meja (selain titik nol).

2. Mengukur Sel Bakteri

Dilepaskan mikrometer meja dari meja benda mikroskop, kemudian


dipasang sediaan bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.

Diatur posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala


mikrometer okuler dengan memutar mikrometer okuler.
Diukur panjang sel atau diameter sel dalam milimeter, berdasarkan
harga tiap skala mikrometer okuler yang telah ditera. Pengukuran
dilakukan pada sel-sel masing-masing koloni yang diperiksa.

Pilih 3 sel dalam setiap preparat, lalu dihitung reratanya. Bakteri


kokus diukur diameternya saja, bakteri basil diukur panjang dan
diameter dan panjang selnya.

V. Data
1. Hasil Menera Mikrometer Okuler
Perbesaran 1000× = 1 skala mikrometer okuler = 1 μm

2. Hasil Peengukuran Sel Bakteri


Koloni I Koloni II
P1 Φ1 P1 Φ1
2 μm 1 μm ˗ ˗

VI. Analisis Data


1. Hasil Menera Mikrometer Okuler
Berdasarkan data hasil peneraan mikrometer okuler dengan
menggunakan mikroskop nomor 6 dan mikrometer okuler nomor 2
didapatkan data sebagaimana yang telah dilampirkan. Peneraan dilakukan
dari perbesaran lensa yang paling kecil sampai paling besar. Dalam
praktikum ini, kami hanya mengambil data untuk 1000×. Nilai satu skala
mikrometer objektif adalah 0.01 mm. Berdasakan hasil dari menera, dapat
dihitung sesuai rumus :
Rumus = ɑ × 0,01 mm
n = Skala mikrometer okuler

n ɑ = Skala mikrometer objektif

Nilai skala mikrometer objektif adalah 0,01 mm, sehingga hasil yang di
dapat sebagai berikut :
a. Perbesaran 1000×
20 skala mikrometer okuler = 2 skala mikrometer objektif
= 2 × 0,01 mm
= 0,02 mm
1 skala mikrometer okuler = 0,02 mm
20
= 0,0001 mm
= 1 μm
2. Hasil Pengukuran Sel Bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum, diketahui terdapat
2 jenis koloni bakteri yang di isolasi dari selokan gazebo masjid UM.
Koloni pertama merupakan bakteri gram negatif yang ditandai dengan
warna merah setelah dilakukan pewarnaan gram dan berbentuk monokokus.
Pengukuran yang dilakukan pada sel di koloni pertama ini adalah mengukur
panjang dan diameternyanya. Pengukuran bakteri menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 1000×, sehingga untuk mengetahui panjang maupun
diameternya, hasil skala yang didapatkan dikalikan dengan hasil tera
mikrometer okuler pada perbesaran 1000× yaitu 1 µm.
Sel bakteri koloni I
P1 = 2 skala × 1 µm = 2 µm Φ 1 = 1 skala × 1 µm = 1 µm

Koloni kedua merupakan bakteri gram negatif yang ditandai dengan


warna merah setelah dilakukan pewarnaan gram dan berbentuk monokokus
dengan tepian menyebar. Pengukuran yang dilakukan pada sel di koloni
kedua adalah mengukur panjang dan diameter selnya. Pengukuran bakteri
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000×, sehingga untuk
mengetahui panjang maupun diameternya, hasil skala yang didapatkan
dikalikan dengan hasil tera mikrometer okuler pada perbesaran 1000 × yaitu
1 µm. Tetapi tidak dapat ditampilkan data koloni II karena tidak dapat
teramati pada mikroskop dengan lensa perbesaran 1000×.

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
IX. Diskusi
X. Daftar Rujukan
Black, Jacquelun G. 2012. Microbiology: Principles and Exploration
Eight Edition. USA: Unites States of America.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Neil A. Campbell, Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco:
Pearson.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Singleton and Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rdEdition. England:John Wileyand Sons.
Tarigan, Jeneng. 1988. Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai