Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tri Ageng Alifi

NIM : 201610110311359
Kelas :F
Tugas : TT 7

BIDANG/LAPANGAN HUKUM TATA NEGARA

1. Pengertian
Berdasarkan analisis dari pengertian yang dikemukakan oleh para pakar asing
maupun dari dalam negeri, kiranya menambah wawasan untuk memahami apakah
yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara tersebut. Dari analisis sejumlah definisi
oleh para pakar, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk dikaji lebih lanjut sebagai
berikut :
1. Hukum Tata Negara merupakan hukum publik, yang memberikan landasan
yuridis bagi pembentukan struktur negara dan mekanisme pemerintahan.
2. Hukum Tata Negara memuat norma hukum yang mengatur organisasi negara
sebagai organisasi kekuasaan.
3. Hukum Tata Negara mengatur hubungan antara pemegang kekuasaan dan
individu sebagai warga negara.
4. Hukum Tata Negara memandang negara sebagai suatu organisasi yang terdiri
dari berbagai lembaga yang mendukung organisasi tersebut.1
Penggunaan istilah ini selain dipengaruhi oleh kebiasaan di dunia akademik dan
praktik, tetapi dipengaruhi pula oleh kondisi hukum positif di negara masing-masing.
Selain itu dipengaruhi oleh dasar-dasar serta nilai dan aspek filosofis negara tersebut.
Hal ini ada kaitannya pula dengan keragamannya perumusan definisi pengertian
yang dirumuskan oleh para pakar yang terikat oleh kondisi masing-masing.2
Di Indonesia istilah Hukum Tata Negara (HTN) dan Hukum Tata Usaha Negara
(HTUN) masih bertahan dan ditopang dengan kondisi yang ada serta perkembangan
dalam dunia akademik maupun praktik yang masih membedakan kedua lapangan
kajian hukum ini.3
Berikut ini perlu diperhatikan bahwa Hukum Negara, yaitu yang objeknya negara
terdiri dari HTN dan HTUN. Seperti telah dikemukakan bahwa untuk hal tertentu
kedua lapangan hukum ini sulit untuk dibedakan bahkan tidak dapat dipisahkan
dalam kerangka studi hukum secara makro. Namun, dapat dikemukakan bahwa ciri
utama dari HTN memuat norma-norma hukum yang mengatur tentang struktur
organisasi negara dan mekanisme pemerintahan. Berbeda dengan kaidah hukum
publik lainnya yang mengatur kepentingan umum tentang perilaku manusia. Dalam
rangka studi Hukum Tata Negara akan dihadapkan kepada perlunya membedakan
antara tugas dan lapangan HTN dan HTUN sehingga bagi yang akan melakukan
studi dapat memilih dan menempatkan perhatian pada sasaran pembahasan yang
tepat. Dengan demikian, diharapkan memiliki ketepatan secara yuridis.4
2. Ruang Lingkup dan Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik
dan Ilmu – Ilmu Sosial lainnya
Logemann dalam hukumnya HTN Staatrecht van Indonesia het formele system
HTN mencakup susunan dari jabatan, penunjukan mengenai jabatan, tugas dan
kewajiban dari lembaga dan pimpinan, kebenaran dan kewenangan dari lembaga-

1
Vj Keybot Itu Zoel, Konsep Dasar Hukum Tata Negara, dalam http://vjkeybot. wordpress.com,
access 11 Oktober 2016.
2
Ibid.
3
Ibid.
4
Ibid.

Page | 20
lembaga negara, batas wewenang dan tugas dari jabatan beberapa daerah dan yang
dikuasainya, hubungan antar lembaga dan hubungan antara jabatan dan pejabat.5
Ruang lingkup HTN menurut Usep Ranawijaya adalah ketentuan hukum
administrasi negara sebagai bagian dari organisasi negara bertugas melaksanakan
yang ditetapkan pokok-pokoknya oleh badan ketatanegaraan yang lebih tinggi dan
ketentuan hukum mengenai organisasi negara lainnya.6
Pendekatan metodologi HTN terdiri dari dua yaitu:
1. Melihat fenomena HTN sebagai masalah yang objek kajiannya yuridis
konstitusional, atau validitas kebenaran.
2. Pendekatan yang tidak terbatas pada yuridis konstitusional lebih luas dan
bersifat multi disiplin.7
3. Asas-Asas Hukum Tata Negara Indonesia
 Asas Ketuhanan Yang Maha Esa
Undang-undang Dasar merupakan dokumen hukum yang mewujudkan cita-
cita bersama setiap rakyat Indonesia yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Sesuai
dengan pengertian sila pertama Pancasila sebagaiman termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar, setiap manusia Indonesia sebagai rakyat dan warga negara
Indonesia, diakui sebagai insan beragama berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.8
 Negara Hukum dan “The Rule of Law”.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah ‘Republik’. Disebut Republik, dan
bukan Kerajaan / monarchi, karena pengalaman bangsa Indonesia di masa sebelum
kemerdekaan, penuh didliputi oleh sejarah kerajaan-kerajaan, besar dan kecil di
seluruh wilayah Nusantara. Namun, sejak bangsa Indonesia merdeka dan membentuk
negara modern yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, bentuk
pemerintahan yang dipilih adalah Republik. Karena itu, falsafah dan kultur politik
yang bersifat ‘kerajaan’yang didasarkan atas sistem feodalisme dan paternalisme,
tidaklah dikehendaki oleh bangsa Indonesia modern. Bangsa Indonesia menghendaki
negara modern dengan pemerintah “res publica”.9
 Asas Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat (democratie). Pemilik
kekuasaan tertinggi dalam negara Indonesia adalah rakyat. Kekuasan itu disadari
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bahkan kekuasaan hendaklah
diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat.10
 Demokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilan.
Demokrasi Indonesia diselenggarakan secara langsung melalui sistem
perwakilan. Secara langsung, kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam tiga cabang
kekuasaan yang tercermin dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri dari
DPR dan DPD; Presiden dan Wakil Presiden; dan MA yang terdiri dari MK sebagai
pelaksana kekuasaan kehakiman.11
 Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balances
Prinsip kedaulatang berasal dari rakyat di atas selama ini diwujudkan dalam
MPR merupakan penjelmaan seluruh rakyat, pelaku sepenuhnya kedaulatan rakyat,
dan yang diakui sebagai lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan yang tidak
terbatas. Dari Majelis inilah, kekuasaan rakyat itu dibagi-bagikan secara vertical ke

5
Anggun Angraini, Ruang Lingkup, http://anggunanggraini.wordpress.com access 11 Oktober 2016.
6
Ibid.
7
Ibid.
8
Ahmad Rifa’I, Asas-asas di Dalam Hukum Tata Negara Indonesia, dalam http://ahmad-rifai-
uin.blogspot.com, access 11 Oktober 2016.
9
Ibid.
10
Rifa’I, Asas-asas HTN, dalam http://ahmad-rifai-uin.blogspot.com, access 11 Oktober 2016.
11
Ibid.

Page | 21
dalam lembaga-lembaga tinggi negara yang berada di bawahnya. Prinsip disebut-
sebut sebagai prinsip pembagian kekuasaan / devision or distribution of power.12
 Sistem Pemerintah Presidensil
Dalam sistem pemerintahan presidentil, Presiden dan Wakil Presiden merupakan
satu institusi penyelenggaraan kekuasaan eksekutif negara tertinggi di bawah UUD.
Tidak dikenal kepala negara dan kepala pemerintah. Dalam menjalankan pemerintah
negara, kekuasaan dan tanggung jawab politik berada di tangan Presiden.13
4. Sumber Hukum Positif Hukum Tata Negara Indonesia
 Sumber hukum materiil, yaitu Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dan falsafah negara.
 Sumber hukum formil :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU/PERPU
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan pelaksana lainnya
7. Convention (Konvensi Ketatanegaraan)
8. Traktat14

12
Nissa, Pemisahan Kekuasaan, http://nissa.wordpress.com, 11 Oktober 2016.
13
Ibid.
14
Rian Rifqhy, Sumber HTN, http://rianrifqhy. blogspot.com, access 11 Oktober 2016.

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai