Anda di halaman 1dari 4

TRANSPOR SEDIMEN OLEH ANGIN

Menurut Asdak (2002), sedimen merupakan pecahan mineral atau material organik
dari hasil proses erosi permukaan tanah yang kemudian ditransporkan dari berbagai sumber
dan diendapkan oleh media udara, angin, es atau air. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen seperti ukuran bentuk dan
roundness. Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap butirbutir sedimen akan
memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap batuan sedimen. Penamaan sedimen
dibuat pada suatu pengelompokan yang didasarkan pada kisaran ukuran butir tertentu dari
fraksi sedimen, untuk penamaan sedimen, dapat digunakan klasifikasi ukuran butir yang
dikenal dengan skala wentworth seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Partikel Sedimen (CERC, 1984)
Jenis Partikel Diameter Partikel (mm)

Boulder (Bongkah) > 256

Cobble (Berangkal) 64-256

Pebble (Kerakal) 4-64

Granule (Kerikil) 2-4

Very coarse sand (Pasir sangat kasar) 1-2

Coarse sand (Pasir kasar) 0,5-1

Medium sand (Pasir sedang) 0,25-0,5

Fine sand (Pasir halus) 0,125-0,25

Very fine sand (Pasir sangat halus) 0,062-0,004

Silt (Lanau) 0,004-0.062 (4-62 µm)

Clay (Lempung) < 0,004 (< 4 µm)

Wilayah pesisir merupakan daerah yang memiliki kenampakan bentuklahan khas,


yang dipengaruhi oleh proses geomorfik, salah satu proses geomorfik yang mempengaruhi
adalah proses aeolian. Proses aeolian merupakan proses geomorfologi yang dikerjakan oleh
tenaga eksogen berupa angin, yang menghasilkan bentukan deposisi dan erosi. Gumuk pasir
merupakan salah satu hasil proses aeolian yang berupa deposisi. Martinez et al., (2008)
mengungkapkan bahwa pembentukan gumuk pasir dipengaruhi oleh kondisi wilayah pesisir,
material pasir, dan kecepatan angin. Keunikan gumuk pasir dapat dilihat dari tipe gumuk
pasir, proses pembentukan atau dinamika, dan ekologi lingkungan gumuk pasir. Proses
pembentukan gumuk pasir tidak hanya dipengaruhi oleh proses aeolian, namun juga
dipengaruhi oleh adanya kondisi fisik lingkungan, berupa tipe pantai, pesisir yang terbuka
luas menghadap lautan sebagai lorong angin (wind tunnel), dan tidak terdapat penghalang
pada gumuk pasir aktif. Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk
pasir terjadi jika terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat.
Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir (sand dunes).
Bentukan alam hasil pengendapan angin selain dari gumuk pasir, antara lain:
1. Barchan, yaitu gumuk pasir yang berbentuk seperti tapal kuda. Terdapat disekitar
Pantai Parangritis Yogyakarta.

2. Beach ridge, yaitu pantai yang berupa gundukan pasir atau puing-puing batu
karang
Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke
laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa,
aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang berasal
dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di
laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu
volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari
partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian
dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan
angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan
dibandingkan sumber-sumber yang lain.
Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme
pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis
angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang
ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh
angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen
cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer
Angin merupakan alat transportasi penting untuk memindahkan materi langsung ke
laut. Lempung pelagis yang ada di laut dibawa terutama oleh tiupan angin (aeolian). Ukuran
lempung ini < 20 µm. daerah lintang rendah menjadi daerah yang berpotensi dengan debu.
Total debu yang di bawa angin ke laut adalah 108 ton per tahun. Jumlah ini sangat kecil
dibandingkan dengan sedimen yang dibawa oleh sungai, sebesar 1,5 X 1010 ton per tahun.
Sedimen juga terdapat di dataran tubir, tetapi hampir semua berada di sepanjang pinggiran
benua termasuk mineral-mineral lempung yang dominan yang diperoleh dari suspensi
flokulasi di mulut sungai dan estuari. Jadi, jumlah sedimen terigen sungai pada lempung
pelagis relatif dapat berkurang terhadap kontribusi aeolian.
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan mineral lempung. Pada
skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke sedimen laut dalam adalah kecil.
Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan debu dalam jumlah yang banyak dengan
ketinggian 15-50 km, dan partikel terkecil berukuran 1-<1µm dapat tetap terapung selama
beberapa bulan. Selama waktu tersebut partikel dapat bergerak mengelilingi bumi bersama
angin lintang tinggi dan menyebabkan kondisi cuaca tidak lazim: saat matahari terbit
panasnya luar biasa materi berukuran 1-20 µm sangat jarang berada di kedalaman 10 km.
materi ini akan jatuh di daerah yang jauhnya ratusan hingga ribuan km dari tempat letusan
dalam beberapa hari atau minggu. Dari proses tersebut terbentuklah lapisan abu vulkanik
yang berbeda dan dapat digunakan dalam korelasi penimbunan sedimen pelagis untuk lokasi-
lokasi yang terpisah jauh.

Anda mungkin juga menyukai