Anda di halaman 1dari 8

STUDI TERDAHULU

Pengaruh Penambahan Serat Baja Lokal (Kawat Bendrat) pada Beton Memadat
Judul :
Mandiri (Self Compacting Concrete)

Peneliti : Laurensius Agil Damar Kusumo dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta tahun 2013

Mengetahui serta mempelajari pengaruh penambahan serat baja (kawat bendrat)


Tujuan :
pada beton memadat mandiri (Self Compacting Concrete)
Batasan Masalah : Kuat beton rencana fc' 25 Mpa
FAS 0,4
Fly ash sebanyak 20 %
Superplastizicer sika viscorete - 10 sebanyak 1,5 %
Diameter kawat bendrat 0,8 mm
Panjang kawat bendrat 60 mm
Aspect ratio (l/d) sebesar 75
Volume fraksi 0,7 %
Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
Jenis benda uji yang dibuat:
1. Beton normal dengan serat kawat bendrat
2. Beton SCC tanpa serat kawat bendrat
3. Beton SCC dengan serat kawat bendrat
Pengujian benda uji dilakukan pada umur 14, 28, dan 56 hari.
Pengujian yang dilakukan kuat tekan, kuat tarik belah.
Pengujian modulus elastisitas dilakukan pada umur 28 hari.
Perencanaan mix desain menggunakan ACI Committee 544 dan peraturan dari
PT.Sika
Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Pengujian workability (slump flow) beton SCC dan beton BSCCF lebih besar dari 50
Hasil Pengujian :
cm.
Nilai diameter slump flow beton SCC lebih besar dibandingkan dengan BSCCF.
Pada pengujian ini tidak memakai alat penggetar khusus karena alat ini tidak
dimiliki di Lab.
Berat Jenis rata-rata untuk BNF, BSCC dan BSCCF pada umur 14, 28 dan 56 hari
tergolong dalam jenis beton normal.
Kuat tekan tertinggi pada umur 14 hari terjadi pada beton BSCC dengan nilai 33,61
Mpa.
Kuat tekan tertinggi pada umur 28 hari terjadi pada beton BSCCF dengan nilai 47,66
Mpa.
Kuat tekan tertinggi pada umur 56 hari terjadi pada beton BSCC dengan nilai 60,80
Mpa.
Penambahan serat kawat bendrat tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai kuat tekan
beton.
Penggunaan fly ash sebanyak 20 % dan viscocrete 1,5 % berpengaruh terhadap
peningkatan kuat tekan beton.

Kuat tarik belah tertinggi pada umur 14 hari terjadi pada BN dengan nilai 3,68 Mpa.

Kuat tarik belah tertinggi pada umur 28 hari terjadi pada BSCCF dengan nilai 4,52
Mpa.
Kuat tarik belah tertinggi pada umur 56 hari terjadi pada BSCCF dengan nilai 4,95
Mpa.
Penambahan serat kawat bendrat cukup berpengaruh terhadap nilai kuat tarik belah
beton.
Nilai modulus elastisitas tertinggi terjadi pada beton BSCCF baik secara teoritis
maupun dengan nilai pengujian 33198,89 Mpa dan 33076,00 Mpa.
Penambahan kawat bendrat pada pengujian modulus elastisitas berpengaruh tetapi
tidak signifikan.

Kesulitan pada saat penelitia Sering terjadi bowling atau penggumpalan saat pengadukan awal.

Penggunaan oli pada cetakan, saat kelebihan pemakaian oli mengakibatkan beton
susah mengering dan ketika kekurangan benda uji sulit untuk dikeluarkan.

Kekurangan penelitian Tidak melakukan pengujian kuat lentur

Metode Penelitian : 1. Serat kawat bendrat dengan aspek rasio 71


2. Benda uji silinder beton 150 x 300 mm untuk uji kuat tekan, kuat tarik belah,
modulus elastisitas.
3. Balok beton 150 x 150 x 600 mm untuk pengukuran modulus runtuh
4. Kubus 200 x 200 mm untuk pengukuran modulus elastisitas dan poisson rasio.

Kekuatan beton meningkat seiring dengan peningkatan umur beton. Secara umum,
penambahan serat terhadap beton SCC tidak mampu meningkatkan kekuatan tekan.
Untuk semua jenis beton yang diuji, nilai kuat tarik dari pengukuran modulus runtuh
fr lebih tinggi daripada hasil pengukuran kuat tarik belah ft. Kuat tarik beton ft dan
Hasil Penelitian :
fr tidak mengalami peningkatan yang signifikan dengan bertambahnya umur beton.
Secara umum perilaku sifat mekanis SCC dan SCFC dapat disamakan dengan beton
konvensional. Persamaan Ec dan poisson ratio  rekomendasi SNI masih cukup
relevan untuk diterapkan pada SCC dan SCFC.

STUDI TERDAHULU
Pengaruh Penambahan Serat Ijuk pada Kuat Tarik Campuran Semen Pasir dan
Judul :
Kemungkinan Aplikasinya
Mengetahui pengaruh penambahan serat ijuk pada adukan semen-pasir terhadap
Tujuan :
peningkatan kuat tarik belah, desak dan impact resistence-nya.
Memberi masukan bagi Industri Bahan Bangunan khususnya penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan susun adukan paving Block.
Metode Penelitian
: 1. 5 silinder benda uji tekan, 5 silinder benda uji tarik belah, dan 3 benda uji impact.

2. Perbandingan adukan 1 : 11 ( semen : pasir)


3. Serat Ijuk yang digunakan adalah 2,5 cm.
Penambahan Ijuk masing masing jenis adukan sebanyak (1-5)% dari berat semen
Hasil Penelitian Penambahan serat ijuk sebayak (1-5)% pada campuran semen pasir mampu
:
meningkatkan:
1. Kuat tarik belah, dengan peningkatan tertinggi dicapai pada penambahan ijuk
sebanyak 4% yaitu sebesar 34,81%,
2. Kuat desak, dengan peningkatan tertinggi dicapai oleh penambahan ijuk sebanyak
4% sebesar 9,86%.
3. Ketahanan Kejut

STUDI TERDAHULU
Judul : Kajian Pengaruh Serat Ijuk terhadap Kuat Tarik Belah Beton K-175
Metode Penelitian : Perencanaan Campuran beton menggunakan SK SNI T-15-1990-03.
Sampel masing masing benda uji berjumlah 3
Metode Penelitian

Ukuran cetakan berdiameter 15 cm dengan panjang 30 cm.


: Persentase penambahan serat ijuk 0%, 0,5%, 1%, dan 2%.
Hasil Penelitian Penambahan serat ijuk 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dapat menaikkan kuat tarik beton.

STUDI TERDAHULU
Judul : Penggunaan Ijuk dan Sabut Kelapa terhadap kuat tekan pada beton K-100
Metode Penelitian : Panajang serat ijuk dan sabut kelapa dipotong potong sepanjang 3 cm.
Persentase penambahan serat 0,25%
Hasil Penelitian Adanya peningkatan Kuat tekan beton dari hasil penambahan 0,25% - 1%.

STUDI TERDAHULU
Judul : Pengaruh Serat Ijuk sebagai Bahan Tambahan terhadap Kuat Tarik Belah Beton.
Metode Penelitian : Benda uji silinder berukuran diameter 15cm
Jumlah benda uji sebanyak 45 benda uji
Umur perawatan 7,14, dan 28 hari dengan perincian sebagai berikut:
1. 15 sampel diuji pada umur 7 hari
2. 15 sampel diuji pada umur 14 hari
3. 15 sampel diuji pada umur 28 hari.
Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan dengan menggunakan tensile spliting test
(TST)
Panjang serat 3 cm
Persentase penambahan ijuk 0%, 3%, 5%, 8% dan 10%.
Hasil Penelitian 1. Kuat tarik beton pada umur 7 hari dengan panjang serat 3 cm didapat nilai untuk
persentase 0% sebesar 67,41 kg/cm2, 3% sebesar 71,85, 5% sebesar 57,04, 8%
sebesar 70,37, 10% sebesar 48,89.
2. Kuat tarik beton pada umur 14 hari dengan panjang serat 3 cm didapat nilai untuk
persentase 0% sebesar 68,15, 3% sebesar 54,81, 5% sebesar 79,26, 8% sebesar
60,00, 10% sebesar 60,74.
3. Kuat tarik beton pada umur 28 hari dengan panjang serat 3 cm didapat nilai untuk
persentase 0% sebesar 112,59, 3% sebesar 97,04, 5% sebesar 107,41, 8% sebesar
87,41, 10% sebesar 66,67.
Faktor yang mempengaruhi kuat tarik belah adalah
1. Pada penelitian ini penambahan serat ijuk mengalami penurunan, salah satu
kemungkinan penyebabnya ada factor pembuatan benda uji, yaitu tidak meratanya
serat ijuk yang dicampurkan.
2. Pada penelitian ini menurunnya kuat tarik belah campuran ijuk dikarenakan
semakin banyak serat dalam satuan helai maka akan semakin tinggi mereduksi
retakan yang terjadi.

STUDI TERDAHULU
Pemanfaatan Serat Ijuk sebagai Material Campuran dalam Beton untuk
Judul :
Meningkatkan Kemampuan Beton
Tujuan : Ingin mengetahui pengaruh penambahan ijuk terhadap kuat tekan
Mengetahui proporsi ijuk optimum yang menghasilkan kuat tekan tertinggi.
Metode Penelitian : Serat ijuk diameter 0,5mm dengan panjang 15 cm
Persentase penambahan serat setiap benda uji adalah 2,5%.
Proporsi ijuk optimum untuk menghasilkan kuat tekan tinggi didapat dari
Hasil Penelitian
penggunaan serat ijuk sebanyak 2,5%.

STUDI TERDAHULU
Analisa Lentur dan Eksperimental Penambahan Serat Ijuk Aren pada Daerah Tarik
Judul :
Balok Beton Bertulang.
Tujuan : Untuk mengetahui besar peningkatan kuat tekan dan kuat tarik.
Mengetahui pengaruh penambahan ijuk terhadap lendutan balok beton.
Metode Penelitian : Persentase penambahan serat ijuk sebesar 2%
Hasil Penelitian
Dengan penambahan Serat Ijuk Aren (Arenae Pinnafa Merr) sebesar 2% dari volume

semen pada daerah tarik balok beton bertulang dapat meningkatkan kuat tekan beton

sebesar 34,958 %, meningkatkan kuat tarik belah sebesar 31,814%.

STUDI TERDAHULU
Pengaruh Penambhan Serat Baja Lokal (Kawat Bendrat) pada Beton Memadat
Judul :
Mandiri ( Self Compacting Conctrete )
Untuk mengetahui serta mempelajari pengaruh penambahan serat baja (kawat
Tujuan :
bendrat) pada beton memadat mandiri.
Metode Penelitian
: Penelitian ini menggunakan bahan tambah superplastizer, kawat bendrat dan fly ash.

Pengujian berupa kuat tekan, kuat tarik, serta modulus elastisitas.


Benda uji dibuat sebanyak 56 buah.
Perencanaan beton menggunakan ACI Committee 544 dipadukan dengan peraturan
PT. Sika dengan perencanaan kuat tekan 25 Mpa
Kadar subtitusi fly ash sebesar 20%, Superplastizicer visconcrete-10 1,5%, Kawat
bendrat panjang 60 mm diameter 0,8 mm.
Benda uji berbentuk silinder 150 mm dengan tinggi 300 mm.
Hasil Penelitian pengaruh penambahan serat kawat bendrat terhadap nilai slump untuk beton normal
tidak berdampak signifikan dan memenuhi syarat nilai slump standar.
Berat jenis rata – rata untuk beton normal (BN), beton memadat mandiri (BSCC)
dan beton memadat mandiri dengan bendrat (BSCCF) pada umur 14,28 serta 56 hari
tergolong dalam jenis beton normal
Kuat tekan tertinggi pada umur 14 hari terjadi pada beton BSCC dengan nilai 33,61
MPa. Pada umur 28 hari terjadi pada beton BSCCF dengan nilai 47,66 MPa
sedangkan pada umur 56 hari terjadi pada beton BSCC dengan nilai 60,80 MPa.
Kuat tarik belah tertinggi pada umur 14 hari terjadi pada beton BN dengan nilai 3,68
MPa. Pada umur 28 hari terjadi pada beton BSCCF dengan nilai 4,52 MPa dan pada
umur 56 hari terjadi pada beton BSCCF dengan nilai 4,95 MPa.
Nilai modulus elastisitas tertinggi terjadi pada beton BSCCF

STUDI TERDAHULU
Pengaruh Penggunaan Serat Kawat Galvanis pada Sifat Mekanik Beton Memadat
Judul :
Mandiri ( Self Compacting Concrete ) dan Beton Non SCC
Untuk mengetahui serta mempelajari pengaruh penambahan serat kawat Galvanis
Tujuan : terhadap kuat lentur, kuat tekan, serta kuat tarik belah pada beton SCC dan beton
normal.
Metode Penelitian Serat kawat galvanis yang digunakan berdiameter 0,9 mm, dengan variasi panjang
:
65 mm, 70 mm, dan 75 mm.
Benda uji berbentuk silinder untukpengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.
Benda uji berbentuk balok berukuran 10 cm, 10 cm, 50 cm.
Seluruh pengujian beton dilakukan pada saat umur 28 hari.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh nilai kuat tekan beton dengan variasi serat 65 mm, 70
mm, dan 75 mm berturut-turut adalah 45,9537 MPa, 44,7985 MPa, dan 62,7608
MPa.
beton serat non SCC dengan variasi serat 65 mm, 70 mm, dan 75 mm berturut-turut
adalah 34,7009 Mpa, 38,9310 MPa, dan 32,1054 MPa.
Nilai kuat tarik belah beton serat SCC dengan variasi serat 65 mm, 70 mm, dan 75
mm berturut-turut adalah 4,2609 MPa, 4,8146 MPa, dan 3,4828 MPa,
beton serat non SCC dengan variasi serat 65 mm, 70 mm, dan 75 mm berturut-turut
adalah 4,2487 MPa, 3,3984 MPa, dan 4,0278 MPa.
Nilai kuat lentur beton dengan variasi beton serat SCC 65 mm, 70 mm, dan 75 mm
berturut-turut 5,1756 MPa, 5,5038 MPa, dan 4,5688 MPa.
Variasi beton serat non SCC 65 mm, 70 mm, dan, 75 mm berturut-turut adalah
5,3114 MPa, 5,2894 MPa, dan 6,1396 MPa.
Tujuan Variabel Parameter yang ditinjau Hasil Penelitian
Kajian Pengaruh Serat Ijuk Terhadap Kuat Tarik Belah Beton K-175
Pembuatan benda uji untuk masing-masing persentase penambahan
Ft untuk 0 % = 296,59 kg/cm²
Persentase serat Ijuk 0 %, 0,5 %, 1 %,Kuat tarik Ft untuk 0,5 % = 292,37 kg/cm²
Air yang digunakan berasal dari sumur Ft untuk 1 % = 332,01 kg/cm²
Portland semen dengan merek dagang Semen Padang Type I Ft untuk 1,5 % = 366,7 kg/cm²
Agregat yang dipakai dari Quarry Tanjung Belit. Ft untuk 2 % = 396,43 kg/cm²
Serat Ijuk berdiameter ± 0,3 mm
Kondisi serat SSD
Panjang serat 1 - 5 cm
Kesimpulan

Penambahan serat ijuk mampu menaikkan kemampuan beton untuk menahan kuat tarik.
292,37 kg/cm²
32,01 kg/cm²
366,7 kg/cm²
96,43 kg/cm²

Anda mungkin juga menyukai