Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KEGIATAN

KARYAWAN RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

Kepada Yth.

Direktur RSK Mojowarno

Di Tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Budyo Utomo, dr

Jabatan : Dokter Umum

Bersama ini saya melaporkan hasil kegiatan sebagai berikut :

I Dasar Surat Tugas Nomor : 048/RSKM/STG_01/III/2018

Workshop :
Meningkatkan Profit RS Melalui Efisiensi Penerapan INA CBG’s.

Maksud :
1. Meningkatkan Profit RS Melalui Efisiensi Penerapan INA CBG’s
merupakan salah satu strategi manajemen Rumah Sakit dalam upaya
meningkatkan mutu dan sustainabilitas di era Universal Health
Coverage yang akan dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2019.
2. Di era JKN, Rumah Sakit menghadapi kompleksitas dan
ketidakpastian sistem, sehingga diharapkan Rumah Sakit mampu
‘beradaptasi” dengan hal tersebut.
3. BPJS Telah menetapkan persyaratan ijin dan akreditasi untuk
Maksud dan
II provider namun tidak terlibat dalam merevisi standar perijinan dan
Tujuan
akreditasi agar memiliki kaitan yang kuat dengan JKN.
4. Pada level organisasi, tidak banyak perubahan manajerial dalam
pengelolaan sarana pelayanan kesehatan. Hingga detik-detik
terakhir pelaksanaan JKN, banyak RS tidak memiliki persiapan yang
cukup, mereka masih menjalankan organisasi seperti sebelumnya.
Tidak banyak perubahan yang dilakukan baik dalam pelayanan
utama maupun pelayanan penunjang.
5. Pengelolaan manajemen pelayanan klinis (clinical care) sebagai
pelayanan utama tidak banyak berubah, pelayanan masih diberikan
seperti sebelumnya, pendekatan tim, penerapan Hospital By Laws,
Medical Staf By Laws, Clinical Governance, penerapan continium
of care masih belum dilakukan secara maksimal.
6. Pelayanan penunjang seperti pengelolaan SDM sebagai tulang
punggung utama sarana pelayanan kesehatan tidak banyak
mengalami perubahan, perhitungan jumlah SDM terlambat
mengantisipasi peningkatan jumlah pasien, perhitungan remunerasi
juga tidak berubah masih banyak yang berbasis fee for service.
7. Pengelolaan keuangan juga belum menghitung secara cermat posisi
keuangan RS terhadap pola INA CBGs.
8. Penggunaan IT juga tidak dimanfaatkan secara maksimal. Prospek
kedepan, penggunaan media/ sarana teknologi sangat diperlukan
untuk menunjang tata-kelola manajerial di era JKN (teknologi
Augmented Reality, Remote, SIM-RS dll).
9. Minimnya intervensi regulasi maupun manajerial membuat berbagai
alat peningkatan mutu di dalam aspek teknis pelayanan kesehatan
juga tidak banyak diterapkan, atau diterapkan tanpa terkait dengan
upaya peningkatan mutu dalam JKN.

Tujuan :
1. Rumah Sakit mampu menerapkan strategi dan model bisnis di era
JKN.
2. Rumah Sakit mampu “beradaptasi” dengan Tarif INA CBG’s.
3. Rumah Sakit mampu melaksnakan tata-kelola Kendali Mutu dan
Biaya.

Sabtu, 24 Maret 2018.


Waktu/ Tempat Pkl. 07.00 – selesai WIB.
III
Pelatihan Hotel Bumi.
Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 106 – 128 Surabaya.

Pelaksana
IV PERSI – Komisariat Wilayah Surabaya Selatan.
Pelatihan

A. Strategi dan model bisnis di era JKN.


Terdapat 2 sistem model bisnis di era JKN :
1. Fee For Service Payment
Untuk mendapatkan profit:
Rumus  Cost + Profit = Price
Hasil
2. Package Payment (INA CBG’s)
V Pelaksanaan
Untuk mendapatkan profit:
Pelatihan
Rumus  Price - Cost = Profit
Pengelola rumah sakit harus mampu mengelola risiko
(cost) supaya rumah sakit dapat bertahan dan berkembang
dengan menggunakan Package Payment (INA CBG’s)
Rumus  Price - Cost = Profit
B. Pengelolaan Tarif INA CBG’s.
1. Performance Rumah Sakit dipengaruhi oleh :
a. Adaptability
Kemampuan perusahaan melakukan respon efektif terhadap
perubahan lingkungan (Pasar, Teknologi dan Regulasi).
b. Alignment
Kemampuan perusahaan mengendalikan semua elemen
organisasi agar selaras dan berfokus pada tujuan
perusahaan.
2. Pengelolaan kompleksitas internal Tarif INA CBG’s harus
diimbangi dengan kerjasama yang baik antara Pemilik RS, Staf
Manajemen, Staf Dokter/ Komite Medis, Staf RS lain dengan
memiliki faktor trust yang tinggi kepada Direktur.
3. Pengelolaan kompleksitas eksternal Tarif INA CBG’s harus
diimbangi dengan kerjasama yang baik antara pihak
Kementerian Kesehatan, BPJS, Rumah Sakit dan Pasien.
4. Dengan penentuan 1 target market (pasien BPJS) maka Rumah
Sakit harus menggunakan sistem Package Payment (INA
CBG’s) Rumus  Price - Cost = Profit.

C. Tata-Kelola Kendali Mutu dan Biaya.


1. Kendali Mutu.
Dilakukan penggabungan antara Lean Management dengan Six
Sigma Management untuk menurunkan Cost dan meningkatkan
kualitas layanan.
2. Kendali Biaya.
Rumah Sakit menggunakan rumus:
Total Cost = Fixed Cost + Variabel Cost

a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak


dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu
pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun.
b. Biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang jumlahnya
tergantung dari jumlah produksi / jasa. Biaya tidak tetap
biasanya berupa biaya oprasional yang habis dikeluarkan
selama satu tahun.

1. Rumah Sakit Kristen Mojowarno fokus pada 1 konsumen yang akan


“dilayani” dalam hal ini adalah pasien BPJS, karena pada tahun
2019, di Indonesia telah di terapkan Universal Health Coverage
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan pasien
Usulan Bagi
VI BPJS.
RSK Mojowarno
Catatan:
Usul pada pelayanan pasien BPJS:
a) Tidak ada diskriminasi pelayanan untuk pasien BPJS dan non
BPJS,
b) Fleksibilitas jam pelayanan rawat jalan (08.00 WIB – 20.00
WIB),
c) Tidak ada kuota tempat tidur untuk pelayanan rawat inap pasien
BPJS,
d) Tidak ada urun biaya,
e) Mendapat Benefit non medis: Gift, Antar Pulang gratis, Foto
Copy gratis, Wifi gratis.

2. Rumah Sakit Kristen Mojowarno menggunakan Package Payment


(INA CBG’s) Rumus  Price - Cost = Profit
Catatan:
Usul pada pelayanan pasien BPJS:
a) Menetapkan tarif pelayanan (Price) khusus pasien BPJS,
b) Membuat PPK/ Clinical Pathways untuk beberapa penyakit
yang “sering” diklaimkan pada BPJS (misal 10 besar penyakit
yang sering diklaimkan) untuk efisiensi Cost,
c) Memperkuat Urusan Casemix dalam hal tata-kelola pelayanan
BPJS yang melibatkan DPJP.

3. Melibatkan SIM-RS / Staf IT dalam hal tata-kelola pelayanan pasien


BPJS.
Catatan:
Usul pada pelayanan pasien BPJS :
a) Bridging antara SEP, SIM-RS dan INA CBG’s.
b) Pendaftaran pasien online, daftar tunggu online, informasi
pelayanan dokter melalui online,
c) Maintenance Komputer, Wifi, dll.
Untuk meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit Kristen
Mojowarno.

4. Memperkuat Urusan Casemix dalam hal SDM dan Sarana Prasarana.


Contoh di Rumah Sakit An-Nisa Tangerang Kelas C, 100 TT :
Struktur Casemix :
a) Dokter Umum (internal verifikator) : 3 orang
b) Tenaga Rekam Medis (Coder) : 4 orang
c) Tenaga Keuangan (Costing) : 5 orang
Target Casemix :
a) Pengajuan klaim tepat waktu (ada tenggat waktu),
b) Klaim yang tidak layak / reject (ada batas maksimal),
c) Tidak ada Fraud.
5. Rumah Sakit Kristen Mojowarno berkoordinasi dengan BPJS
melalui Urusan Casemix secara intens dalam menyikapi
kompleksitas dan ketidakpastian sistem.
Urusan Casemix diberikan wewenang untuk menyampaikan hasil
dari koordinasi tersebut pada pihak Direktur, Staf Manajemen, Staf
Dokter/ Komite Medis, Staf RS lain dan Pasien secara terstruktur
mengetahui Direktur.
6. Dalam hal Kendali Mutu, Rumah Sakit Kristen Mojowarno
menerapkan Lean Management dan Six Sigma Management
Usul : mengikuti pelatihan/ seminar tentang Lean Management dan
Six Sigma Management

7. Dalam hal Kendali Biaya, Bagian Keuangan Rumah Sakit Kristen


Mojowarno melakukan review atau analisa biaya ulang terhadap p
Fixed Cost dan Variabel Cost sehingga penggunaan resources yang
dimiliki dapat semakin efektif dan efisien.

Demikianlah laporan ini saya buat, berdasarkan materi yang didapatkan


VII Penutup melalui kegiatan Workshop :
Meningkatkan Profit RS Melalui Efisiensi Penerapan INA CBG’s.

Mojowarno, 26 Maret 2018

Yang membuat laporan,

Budyo Utomo, dr

Anda mungkin juga menyukai