BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian BBLR
b. Untuk mengetahui Etiologi BBLR
c. Untuk mengetahui Karakteristik BBLR
d. Untuk mengetahui Masalah Pada BBLR
e. Untuk mengetahui Penanganan Pada BBLR..
f. Untuk mengetahuiPemantauan (Monitoring) pada BBLR
g. Untuk memenuhi tugas pelajaran neonatus
1.3. Manfaat
a. Mengetahui pengertian BBLR
b. Mengetahui Etiologi BBLR
c. Mengetahui Karakteristik BBLR
d. Mengetahui Masalah Pada BBLR
e. Mengetahui Penanganan Pada BBLR
f. MengetahuiPemantauan (Monitoring) pada BBLR
g. Terpenuhi tugas pelajaran neonates
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo,
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal,
2004)WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir bukan bayi premature.
2.2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah :
1. Faktor Ibu
Gizi saat hamil yang kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
Faktor pekerja yang terlalu berat
2. Faktor Kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban pecah dini.
3. Faktor Janin
Cata bawaan
infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
1. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang
Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).
2. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga:
Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK).
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus
Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).
2.3.Karakteristik BBLR
1. BB < 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada <30 cm.
2. Kepala >dari dada
3. Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu
4. Pernafasan sejajar 45-50 kali permenit
5. Frekuensi nadi 100 – 140 x permenit.
6. Bayi laki-laki testis sudah turun
7. payudara dan puting sesuai masa kehamilan
8. Menghisap cukup kuat.
9. Gerakannya cuku aktif, tangis cukup kuat
2.5. Penanganan
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat.Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi
yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat).
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh
terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup membentuk entibodi dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi
harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim
pencernaan terutama lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan
tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini
lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
c. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI
dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang
lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
BAB III
Management Kebidanan Neonatus dengan BBLR
SOAP
B. ANAMNESA
1. Riwayat selama kehamilan
Pendarahan : tidak ada
Preeklamsi : tidak ada
Eklamsia : tidak ada
Penyakit kelamin : tidak ada
Objektif
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan khusus
Apakah air ketuban jernih atau bercampur dengan meconium: jernih
Apakah Bayi bernafas spontan : ya
Apakah kulit bayi bewarna kemerahan : ya
Apakah tonus/kekuatan bayi cukup : ya
Apakah ini kehamilan cukup bulan : ya
Sidik telapak kaki kiri bayi Sidik telapak kaki kanan bayi
2. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital:
Nadi : 138x/i
Suhu : 35,5o C
Pernafasan :50x/i
4. Reflex
a. Reflex moro : ada
b. Reflex rooting : ada
c. Reflex sucking : ada
d. Reflex grasping/plantar : ada
e. Reflex tonic neck : ada
f. Reflex staping : ada
g. Reflex babin sky : ada
5. ANTROPOMETRI
a. Lingkar kepala : 28 cm
b. Lingkar dada : 25cm
c. Lingkar lengan atas : 9 cm
d. Berat badan : 2100 gram
e. Panjang badan : 40 cm
6. ELIMINASI
a. Urine : belum ada
b. Meconium : belum ada
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : tidak dilakukan
a. Laboratorium : tidak dilakukan
b. Lain-lain : tidak dilakukan
A : Bayi Lahir 1jam post partum k/u bayi sedang, bayi dengan BBLR
P:
a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa berat bayi 2100 gram nadi 138x/I, suhu 35,5 o C,
pernafasan 50x/i, Beritahu ibu peneyebab terjadinya BBLR yaitu bisa disebabkan oleh
ibu apabila ibu perokok,pemenuhan nutrisi yang kurang pada waktu hamil dan bisa
juga disebabkan oleh bayi itu sendiri yaitu cacat bawaan dan infeksi didalam rahim.
b) Beritahu ada ibu tindakan yang akan dilakukan pada bayinya yaitu dengan rujuk
c) Beri dukungan psikologi yaitu ibu harus sabar dan tidak perlu cemas dengan bayinya.
d) Beritahu persiapan rujukan yaitu dana, pakaian ibu dan bayi.
e) Damping pasien sampai tujuan.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang
sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram.BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil),
gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan
(respon rangsangan lambat).Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.
3.2. Saran
Diharapkan setelah dirawat bayi dapat:
Berat badan naik mencapai normal, daya hisap kuat, tidak terjadi infeksi dan
hipotermi, maupun resiko infeksi.
Kepada bidan dan perawat diharapkan dapat meningkatkan proses
keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan teknik aseptic dalam setiap
melakukan tindakan. Kepada mahasiwa diharapkan dapat menganalisis dan
menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas masalah yang ada,
menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
FKPP SPK SE-JAWA BARAT. 1996. “ Perawatan III Unit D-E-F “. Bandung
Mochtar, Rustam.1998. “ Sinopsis Obstetri Jilid I “. Jakarta: EGC
Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta: JNPK-
KR
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/IKLAN3
ASKEP BBLR
Tugas : Kelompok
MK : Keperawatan Anak II
Dosen : HJ. Rasnin Palari, SKM, S.Kep, M.kes
DI SUSUN
OLEH KELOMPOK II:
1. Iwansyah (10.2033)
2. Kasmi ( 10.2034)
3. Magdalena
4. Muh. Saipul (10.2037)
5. Nasrullah Hasbi (10.2038)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
biarpun masih ada beberapa kekurangan.
Makalah yang berjudul “……………………………………” ini adalah
sabagai tugas kelompok untuk memenuhi mata kuliah keperawatan
komunitas dan semoga dengan kehadiran makalah ini dapat memberikan
wawasan yang baru bagi teman-teman maupun dosen yang membacanya
dan berguna bagi semua pihak.
Penulis, 22 maret 2013
KELOMPOK II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan
1. Tujuan mum.................................................................................
2. Tujuan khusus..............................................................................
BAB II KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian BBLR................................................................
B. Etiologi...............................................................................
C. Penyakit Penyerta Pada BBLR...........................................
D. Manifestasi Klinik...............................................................
E. Pemeriksaan Penunjang......................................................
F. Komplikasi..........................................................................
G. Penatalaksanaan Medis.......................................................
H. Pencegahan BBLR..............................................................
I. Resiko BBLR......................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr dan
mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari
yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).
Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk
kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan
dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan
sekitar 7 % dari seluruh kelahiran. Terdapat variasi yang bermakna dalam insidens diseluruh
negeri dan pada distrik yang berbeda, angka lebih tinggi di kota industri besar (Rosa M.
Sacharin, 1996). Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan,
karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari
tahun ke tahun tidak banyak berubah sekitar 22 % - 26,4 %.
Berkenaan dengan itu upaya pemerintah menurunkan IMR tersebut maka
pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan
pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan
kesakitan dapat ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan
ibu dan janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan Ante
Natal Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai
dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
Berdasarkan fenomena diatas kelompok tertarik untuk mengangkat masalah asuhan
keperawatan pada neonatus dengan BBLR di Ruang Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan
pada dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi
dan harus digambarkan pada grafik presentil.
Bayi yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur
kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur krhamilan.
Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah
di bedakan:
Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram
B. ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup
bulan ( dismatur ).
PREMATUR MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga
neonatus preterm / BBLR / SMK.
Faktor Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau BBLR
adalah :
1. Faktor Ibu
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Gizi saat hamil kurang
- Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
- Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok)
- Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
- Faktor pekerja terlalu berat
- Primigravida
- Ibu muda (<20 tahun)
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi
hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini.
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali congenital.
4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
5. Faktor yang masih belum diketahui.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan
pelipis dahi dan lengan.
10. Lemak subkutan kurang
11. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora.
12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh
karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan prematuritas (BBLR) .
DISMATUR
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan .
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang
dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya
masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya
Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
2. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan
tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat
bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur :
1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes
militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan ,
hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol.
2. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat
yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu
kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,
(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis).
4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui
- Aspirasi pneumonia
- Perdarahan Intra Ventrikuler
- Hiperbilirubinemia
- Hipoglikemi
D. MANIFESTASI KLINIK
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Hipotermia
Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindroma gawat nafas
6. Paten duktus arteriosus
7. Infeksi
8. Perdarahan intraventrikuler
9. Apnea of Prematurity
10.Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) antara lain :
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
3. Suportif, Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal :
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti
kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan
hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
* Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
H. PENCEGAHAN BBLR
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-
34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
I. RESIKO BBLR
BBLR umumnya kerap mengalami gangguan. Apalagi bila perawatan di tahun
pertama kelahirannya kurang baik. Ini dapat berdampak hingga bayi itu tumbuh menjadi
besar. Berikut beberapa resiko yang mungkin muncul.
1. Lemah dan mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis.
2. Mudah letih, karena sering tersedak waktu menyusui dan malas mengisap. BBLR harus minum
ASI lebih sering supaya beratnya menjadi normal.
3. Mudah terkena penyakit
4. Mudah terkena gangguan pernafasan
5. Bila terkena penyakit beresiko fatal
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
Data subyektif terdiri dari
Biodata atau identitas pasien :
Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (TalbottLaura A,
1997 : 6).
a. Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan
kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur
dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate
atau preterm).
Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
b . Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia
berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
c. Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal,
muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau
personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan,
kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi
disamping untuk pemberian obat intravena.
Kebutuhan parenteral :
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
Kebutuhan nutrisi enteral :
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1).
d. Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
e. Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika.
Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet
ketat atau pantang makanan tertentu.
f. Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika
kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan
kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu
dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif.
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan
dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi Nasrul, 1995).
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran
neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat
menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar,
tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh <
36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu
normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat
pernafasan belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87). Pemeriksaan fisik adalah
melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan kesehatan pasien (Effendi
Nasrul, 1995).
c. Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm
terdapat lanugo dan verniks.
d. Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun
besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
e. Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna
sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
f. Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
g. Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
h. Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan.
i. Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek.
j. Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi,
frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
k. Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada garis
papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut
cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa
kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
l. Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi
pada tali pusat.
m. Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya
sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
n. Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
o. Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya
kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
p. Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek
moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau
adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 :
109-356).
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa
atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonatus dengan BBLR antara lain:
1. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang belum optimal.
5. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitasyang belum
sempurna, ketuban meconial.
6. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan rawat terpisah.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
gas b/d produksi Kriteria: dengan alas yang data, mengantisipasi flex
surfactan yang belum Pernafasan normal 40-60 kepala lurus, dan leher yang dapat mengur
optimal. kali permenit. sedikit tengadah/ekstensi kelancaran jalan na
Pernafasan teratur. dengan meletakkan
Tidak cyanosis.
Wajah dan seluruh tubuh. bantal atau selimut diatas
bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm.
Berwarn kemerahan (pink2.2 2. Bersihkan jalan nafas, Jalan nafas harus tetap
variable). mulut, hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
Gas darah normal untuk menjamin pertukar
PH = 7,35 – 7,45
PCO2 = 35 mm Hg yang sempurna.
PO2 = 50 – 90 mmHg
3. Observasi gejala 3. 3. Deteksi dini adanya k
kardinal dan tanda-
tanda cyanosis tiap 4
jam.
4. Kolaborasi dengan team4. 4. Mencegah terjadin
medis dalam pemberian hipoglikemia.
O2 dan pemeriksaan
kadar gas darah arteri.
2. Resiko terjadinya Tidak terjadi hipotermia , . 1. Letakkan bayi terlentang1. 1. Mengurangi kehila
hipotermi b/d lapisan Kriteria : diatas pemancar panas panas pada suhu
lemak pada kulit yang
Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C. (infant warmer lingkungan sehing
masih tipis. Akral hangat meletakkan bayi m
Warna seluruh tubuh
hangat.
kemerahan
2.Singkirkan kain yang 2. Mencegah kehilang
sudah dipakai untuk melalui konduksi.
mengeringkan tubuh,
letakkan bayi diatas
tubuh, letakkan bayi
diatas handuk / kain
yang kering dan
hangat.
3. Observasi suhu bayi . 3. Perubahan suhu tub
tiap 6 jam. dapat menentukan
hipotermia.
4. Kolaborasi dengan 4. Mencegah terjadiny
team medis untuk hipoglikemia.
pemberian Infus
Glukosa 5% bila ASI
tidak mungkin
diberikan.
6. Gangguan hubungan Terjadinya hubungan batin 1. para ibu / keluarga 1. Ibu mengerti kead
interpersonal antara antara bayi dan ibu, tentang keadaan bayinya dan meng
bayi dan ibu bayinya sekarang. kecemasan serta u
sehubungan dengan kooperatifan ibu/k
perawatan intensif.
Kriteria: 2. Bantu orang tua / ibu 2. Membantu memec
Ibu dapat segera mengungkapkan permasalahan yan
menggendong dan perasaannya. dihadapi.
meneteki bayi.
Bayi segera pulang dan 3. Orientasi ibu pada 3.Ketidaktahuan mem
ibu dapat merawat lingkungan rumah stressor.
bayinya sendiri. sakit.
4. Tunjukkan bayi pada 4. Menjalin kontak b
saat ibu berkunjung antara ibu dan bay
(batasi oleh kaca walaupun hanya m
pembatas). kaca pembatas.
5. Lakukan rawat gabung 5. Rawat gabung mer
jika keadaan ibu dan upaya memperera
bayi jika keadaan bayi hubungan ibu dan
memungkinkan. bayi/setelah bayi
diperbolehkan pul
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan
realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud
agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Santosa NI, 1995).
E. EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses
penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk
pengkajian ulang rencana keperawatan (Santosa NI, 1995). Evaluasi dilakukan secara terus
menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam
menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia
sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan
keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membahas mengenai uraian asuhan keperawatan pada neonatus dengan
BBLR, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengkajian pada neonatus dengan BBLR ditekankan pada ditekankan pada
adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi.
2. Dalam perencanaan perlu dituliskan target waktu target waktu yang digunakan dalam
pelaksanan intervensi disesuaikan dengan keadaan tempat praktek yakni di ruang
neonatus sehingga kurang maksimal.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas
kulit, dan resiko infeksi.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk memberikan saran
sebagai berikut:
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak boleh membeda-bedakan status klien.
3. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada kasus Bronchitis alergia
diruang neonatus hendaknya perawat meningkatkan pengetahuan tentang masalah BBLR.
4. Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan neonatus dengan BBLR perawat
diharuskan memiliki sikap sabar, sopan, teliti, cermat, mempunyai pengetahuan,
wawasan yang luas dan ketrampilan yang memadai
5.
6. DAFTAR PUSTAKA
7. semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/11/08/askep-bblr/
8. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
(Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember
2007].
9. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting
optimal fetal growth. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January 2007
[diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
10. http://asuhankeperawatananakbblr.blogspot.com/2011/07/asuhan-keperawatan-anak-
bblr.html
11. http://buiten-zorg.blogspot.com/2008/07/askep-bayi-bblr.html