Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI UMUM

DI RUANG GELATIK

RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Di susun Oleh:
1. Nur Ichsan
2. Dwi Indra Kurniawan
3. Indah Sri Rahayu
4. Robyatul Adawiyah
5. Susiyana Indah Pratiwi

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2017-2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan mahkluk sosial yang terus menerus


membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebuthannya adalah
kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebuthan
sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari
orang lain, penghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang
dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan arpa yang
diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk berinterksi dengan orang lain.

Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktifitas


kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa
karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi ini merupakan bagian
dari terpi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan
sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya terapi ini
diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal
yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stiumulus yang ada.

1.2 Tujuan

Diharapkan klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah


yang diakibatkan oleh paparan stimulus persepsi.

1.3 Manfaat

Menambah wawasan klien dalam mengidentifikasi stimulus yang ada dan


memacu klien untuk melakukan hubungan interperseonal yang adekuat.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu


dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart
& Laraia, 2001).anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif,
takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan
menarik (Yalom, 1995 dalam Stuart & Laria, 2001).semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi
dalam kelompok (Kelliat dan Akemat, 2005).

2.2 Tujuan dan Fungsi Kelompok


Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive kekuatan
kelompok ada pada kontribusi setiap anggotanya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan
hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang
adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.

2.3 Komponen Dalam Aktivitas Kelompok


Menurut Keliat dan Akemat (2005) dalam pelaksanaan tarapi aktivitas
kelompok ada delapan komponen yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Struktur kelompok
Sruktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses
pengambilan keputusan, dan otoritas dalam kelompok. Stuktur kelompok
menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pada perilaku dan interaksi.
Stuktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota,
arah komunikasi dipadu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil
secara bersama.
b. Besar kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil
yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok
kecil menurut Struart dan Laria (2001) adalah 7-10 orang, menurut
Lancester (1980) adalah 10-12 orang, sedangkan menurut Rawlins,
Williams, dan Beck (1993) adalah 5-10 orang. Jika anggota kelompok
terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil,
tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi dikutip dari Kelliat
dan Akemat, 2005.
c. Lamanya sesi

Waktu optimal untuk satu sesi adalah 15-25 menit bagi fungsi
kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang
tinggi Stuart & Laraia, 2001. Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa
orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing berupa terminasi.
Banyaknya sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali / dua
kali per minggu; atau dapat direncanakan sesui dengan kebutuhan.

d. Komunikasi

Salah satu tugas pemimpin kelompok yang penting adalah


mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi dalam kelompok.
Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada
anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
Pemimpin kelompok dapat memgkaji hambatan dalam kelompok,
konflik interpersonal, tingkat kompetisi, dan seberapa jauh anggota
kelompok mngerti serta melaksanakan kegiatan yamg di laksanakan.

e. Peran Kelompok

Pemimpin perlu megobservasi peran yang terjadi dalam kelompok.


Ada tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok
dala kerja, yaitu (Beme & Sheat,1948 dala Stuart & Laraia, 2001),
maintenance roles, task roes, dan ndividual role. Maintenance roles, yaitu
peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles,
yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah selft –
centered dan distraksi pada kelompok.

f. Kekuatan Kelompok

Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam


memengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan
kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang
paling banyak mendengar, dan siapa yang membuat keputusan dalam
kelompok.

g. Norma kelompok

Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.


Pengharapan terhadap prilaku kelompok pada masa yang akan datang
berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Kesesuaian perilaku
anggota kelompok dengan norma kelompok, penting dalam menerima
anggota kelompok Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma
dianggap pemberontakan dan ditolak anggota kelompok lain.

h. Kekohesifan

Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama


dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk
tetap betah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok
tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan
kelompok dapat dipertahankan.

2.4 Tahap-tahap Dalam Terapi Kelompok

Menurut (Yosep, 2007) ada tiga tahap yaitu:

Tahap 1 : Tahap ini dimana therapist membentuk hubungan kerja dengan


para anggota kelompok. Tujuannya ialah agar para anggota saling
mengenal, mengetahui tujuan serta membiasakan diri untuk
melakukan diskusi kelompok.

Tahap 2 : Terutama tercapainya tranference dan perkembangan identitas


kelompok. Tranferece ialah suatu perilaku atau keinginan seorang
pasien (misalnya si A) yang seharusnya ditujukan kepada
seseorang lain (misalnya si B) tetapi dialihkan kepada orang lain
lagi (si C, misalnya therapist) contoh: perilaku seorang lansia
seharusnya ditujukan kepada orang tuanya tetapi didalam
kenyataanya dialihkan kepada therapist. Perkembangan identitas
kelompok ialah tercapainya suatu “sense of belonging” atau rasa
menyatu dan berdasarkan kesatuan itu mereka merasa mempunyai
kesamaan dalam problem atau kesamaan dalam konflik ini makin
memberikan ikatan di antara kelompok.

Tahap 3 : Disebut tahap mutualisis (saling menganalisa), yaitu setiap orang


akan mendapatkan informasi atau reaksi atas apa yang sudah
dikemukakan. Dengan mendapat reaksi yang macam-macam,
maka kelompok juga dapat mengambil kesimpulan reaksi mana
yang benar. Dengan demikian setiap orang akan mendapat koreksi
atau kesan kelompok secara umum atau tingkah lakunya.
2.5 Jenis Terapi Kelompok

Beberapa ahli membedakan kegiatan kegiatan kelompok sebagai


tindakan keperawatan pada kelompok dan terapi kelompok.

a. Stuart dan Laraia (2006) menguraikan kelompok yang dapat dipimpin dan
digunakan perawat sebagai tindakan keperawatan bagi lansia, misalnya,
task groups, supportive groups, intensive problom-solving groups,
medikation groups, activity therapy, dan peer support groups.

b. Terapi aktivitas kelompok Rawlins, Williams, dan Beck membagi


kelompok menjadi tiga, yaitu:

1) Terapi kelompok

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia


ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang
memenuhi persyaratan tertentu.fokus terapi kelompok adalah membuat
sadar diri (self-awereness), peningkatan hubungan interpersonal,
membuat perubahan, atau ketiganya (Kelliat dan Akemat, 2005).

2) Kelompok terapeutik

Kelompok terapeutik membantu mengatasi stres emosi, penyakit


fisik krisis, tumbuh-kembang, atau penyesuaian sosial, misalnya,
kelompok wanita hamil yang akan menjadi ibu, individu yang
kehilangan, penyakit terminal. Banyak kelompok terapeutik yang
dikembangkan menjadi self-help-group, tujuan kelompok ini adalah
sebagai berikut:

 Mencegah masalah kesehatan

 Mendidik dan mengembangkan potensi anggota


keelompok

 Meningkatkan kualitas kelompok.


 Antara anggota kelompok saling membantu dalam menyelesaikan
masalah.

3) Terapi aktivitas kelompok (TAK)

Kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi


persepsi, stimulasi sensoris, orientasi realitas, dan sosialisasi. Terapi
aktifitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Sejalan
dengan hal tersebut, maka Lancester mengemukakan beberapa aktifitas
yang digunakan pada TAK, yaitu menggambar, membaca puisi,
mendengarkan musik, mempersiapkan meja makan, dan kegiatan
sehari-hari yang lain. Wilson dan Kneisl (1992) menyatakan bahwa
TAK adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi
pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga diri
dikutip dari Kelliat dan Akemat, 2005. Aktifitas yang digunakan
sebagai terapi di dalam kelompok, yaitu membaca puisi, seni, musik,
menari,dan literatur.

c. Menurut Keliat dan Akemat (2005) Terapi aktivitas kelompok (TAK)


sebagai berikut :

Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi


modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok pasien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok
dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif /
persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
kelompokstimulasi realita, terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif / persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau


stimulus yang pernah dialami. Kemampuan klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan:
baca artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara TV; stimulus dari
pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang
maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus
hubungan,pandangan negatif pada orang lain, dan halusinasi. kemudian
persepsi klien terhadap stimulus.

e. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori

Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Kemudian


diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa
ekspresi perasaan secara nonvebal (ekspresi wajah, gerakan tubuh).
Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan
tersetimulusi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respon. Aktivitas
yang digunakan sebagai stimulus adalah : musik, seni, menyanyi dan
menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai
stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan sebagai stimulus.
Ada empat macam, yaitu:

a) TAK stimulasi persepsi umum

b) TAK stimulasi persepsi : perilaku kekerasan

c) TAK stimulasi persepsi : halusinasi

d) TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah

f. Terapi aktivitas kelompok stimulasi realita

Klien diorentasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu


diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat
dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan
klien. Demikian juga dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan
rencana kedepan. Aktivitas dapat berupa orientasi orang,tempat, benda
yang ada disekitar, dan semua kondisi nyata.
g. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang


ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa
latihan sosialisasi dalam kelompok.
BAB 3

PERENCANAAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Pertemuan 1
1. SESI 1 : MENONTON FILM
2. TEMPAT : PURI GELATIK
3. WAKTU : 30 MENIT
4. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Gambar Setting Tempat

CL O
P F P

P F P
Keterangan Gambar:

L : Leader

F : Fasilitator

P : Pasien

: Observer
O

CL : Co.Leader

: Posisi Tempat duduk yang di meja

5. Pengorganisasian
Sesi Leader Co. Leader Fasilitator Observer
I Nur Ichsan Indah Sri Rahayu Dwi Indra K Susiyana Indah P
Robyatul Adawiyah

1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap film yang ditonton
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran menghadap
layar film
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Media/Alat
a. Televsi/vidio player
b. kaset video
c. buku catatan dan bulpen
d. jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan
indikasi: klien gangguan sensori persepsi dan klien yang
mengalami isolasi sosial yang telah mengikuti TAK
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton film dan
bercakap-cakap(diskusi) tentang menonton film yang ditonton.

c. Tahap kerja
1) Tentukan film yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien
2) Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara selama 15
menit dan setelah itu dimatikan (disesuaikan dengan
memperhitungkan toleransi dan kemampuan konsentrasi klien)
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai film yang telah
ditonton
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien
sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi
pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang film yang ditonton
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Trapis menanyakan persaan klien setelah mengikuti
TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan
mempersiapkan tayangan film tertentu dan
mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal menonton film
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlansung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan Tak.untuk TAK stimulasi persepsi persepsi
umum, sesi 1 kemampuan yang diharapkan adalah memberi pendapat
tentang film memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain, dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien.
B. Pertemuan 2
1. SESI 2: MEMBACA BUKU CERITA
2. TEMPAT : PURI GELATIK
3. WAKTU : 45 MENIT
4. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Gambar Setting Tempat

CL O
P F P

P F P
Keterangan Gambar:

L : Leader

F : Fasilitator

P : Pasien

: Observer
O

CL : Co.Leader

: Posisi Tempat duduk yang di meja


5. Pengorganisasian

Sesi Leader Co. Leader Fasilitator Observer


II Susiyana Indah P Dwi Indra K Robyatul Adawiyah Indah Sri Rahayu
Nur Ichsan

1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan kembali isi bacaan
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap isi bacaan
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Media/Alat
a. Majalah/koran/artikel/buku cerita
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang Tak
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca
majalah/artikel/baca cerita
 Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggakan kelompok harus
meminta izin kepada trapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Tentukan bacaan yang akan dibaca
2) Bacalah (bisa juga terapis meminta salah satu klien membaca
untuk kelompok) isi majalah/artikel/cerita selama 10 menit
(jika mungkin berikan foto kopi bacaan pada klien)
3) Tanyakan pendapat salah satu klien mengenai isi bacaan
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien
sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien sebelumnya
6) Ulangi c.d dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang bacaan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menaanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca
dan mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal membaca
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi
2. Kemampuan yang diharapkan adalah memberi pendapat tentang
bancaan, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain, dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien.
C. Pertemuan 3
1. SESI 3: MELIHAT GAMBAR
2. TEMPAT : PURI GELATIK
3. WAKTU : 45 MENIT
4. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Gambar Setting Tempat

CL O
P F P

P F P
Keterangan Gambar:

L : Leader

F : Fasilitator

P : Pasien

: Observer
O

CL : Co.Leader

: Posisi Tempat duduk yang di meja


5. Pengorganisasian
Sesi Leader Co. Leader Fasilitator Observer
III Robyatul Susiyana Indah Nur Ichsan Dwi Indra K
Adawiyah P Sri Rahayu

1. Tujuan
a. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilhat
b. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Beberapa gambar
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
 Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang
2) Tunjukkan gambar pada klien
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai gambar yang dilihat
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi
pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 samapi semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan
mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi
3 kemapuan yang diharapkan adalah memberi pendapat tentang
gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain, dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien.

D. Pertemuan 4
1. SESI 4: MENDENGAR MUSIK
2. TEMPAT : PURI GELATIK
3. WAKTU : 45 MENIT
4. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Gambar Setting Tempat

CL
P F P O

P F P
Keterangan Gambar:

L : Leader

F : Fasilitator

P : Pasien

: Observer
O
CL : Co.Leader

: Posisi Tempat duduk yang di meja

5. Pengorganisasian

Sesi Leader Co. Leader Fasilitator Observer


IV Indah Sri Robyatul Susiyana Indah P Nur Ichsan
Rahayu Adawiyah Dwi Indra K

1. Tujuan
a. Klien mampu mengenali music yang didengar
b. Klien mampu memberi respons terhadap music
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Media/Alat
a. Tape recorder/CD player
b. Kaset/CD lagu
4. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
 Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai
dari terapis secara berurutan searah jarum jam
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan
3) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai,
klien menceritakan perasaannya setelah mendengar lagu.
4) Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau
bertepuk tangan. Music yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi repons klien. Terapis mengobservasi
respons klien terhadap music.
5) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai
semua klien mendapat giliran
6) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya , dan mengajak klien lain bertepuk tangan

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan
mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
 Menyepakati waktu dan tempat

6. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi
3 kemapuan yang diharapkan adalah memberi pendapat tentang
gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain, dan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien.

E. Antisipasi Masalah
1. Program Antisipasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi

kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-

langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:

a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun

pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang

diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi


sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok

lainnya.

b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak

mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan

kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative

maka dikeluarkan dari kegiatan.

c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader

memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan

tidak boleh dilakukan.


BAB 4

HASIL KEGIATAN

A. Kegiatan
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi : menonton film
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat
tentanag film
2 Memberi tanggapan
terhadap pendapat klien
lain
3 Mengikuti kegiatan
sampai selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak temukan

Sesi 2: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : bacaan

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag


bacaan

2 Memberi tanggapan terhadap


pendapat klien lain
3 Mengikuti kegiatan sampai
selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak temukan

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : melihat gambar
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag


gambar
2 Memberi tanggapan terhadap
pendapat klien lain
3 Mengikuti kegiatan sampai
selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak temukan
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : mendengar musik
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag music


yang didengar
2 Memberi respons (ikut bernyanyi/
menari/ joget/ menggerakkan
tangan-kaki dagu sesuai irama)
3 Mengikuti kegiatan sampai selesai

4 Menjelaskan perasaan setelah


mendengar lagu

Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak temukan
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok adalah kegiatan interaksi yang dilakukan oleh


kumpulan individu yang memiliki latar belakang , masalah, dan keadaan yang
berbeda-beda. Dalam TAK ini diharapkan pasien dapat menstimulasi persepsi
secara umum seperti meilhat film, mendengarkan musik, melihat gambar, dan
membaca majalah atau koran.

B. Saran

Dengan adanya TAK stimulasi persepsi umum diharapkan bisa membantu


masalah yang ada di pasien dan perlu dikembangkan lagi atau ditambah seperti
medianya untuk mendukung TAK ini agar lebih maksimal dalam mencapai hasil
yang diharapkan. Bagi ruangan puri gelatik diharapkan TAK yang kami lakukan
ini dijadikan aktivitas harian bagi klien.

Anda mungkin juga menyukai