Anda di halaman 1dari 4

Noviasky Aulia

155020301111008
Metode Penelitian / CE

Resume Jurnal Studi Perilaku Auditor Dalam Menggunakan Teknologi Informasi


untuk Audit: Teori Perilaku Perencanaan Sosial Kognitif Teori Modifikasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi
niat perilaku dalam perilaku auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit.
Penelitian ini adalah kombinasi antara Theory of Planned Behavior (TPB) model dan Teori
Kognitif Sosial (SCT) dari penelitian-penelitian sebelumnya. Studi ini membahas bagaimana
auditor menggunakan teknologi informasi untuk audit.
Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori perilaku individu yang ada dipengaruhi
oleh niat perilaku (Ajzen, 1985). Kepentingan dari perilaku individu adalah dipengaruhi oleh
tiga variabel independen, sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku (Ajzen, 1991).
Teori Kognitif Sosial (SCT) adalah teori yang didasarkan pada konsep mutual hubungan faktor
pribadi, lingkungan, dan perilaku individu (Bandura, 1986).
Dari penelitian ini, dikembangkan 5 hipotesis yaitu :
1. H1: Sikap memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku auditor dalam menggunakan
teknologi informasi untuk audit.
2. H2: Norma subyektif memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku auditor di PT
menggunakan teknologi informasi untuk audit.
3. H3: Perceived Behavior Control memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku
auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit.
4. H4: Self-efficacy memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku auditor dalam
menggunakan teknologi informasi untuk audit.
5. H5: Niat perilaku memiliki pengaruh positif terhadap minat perilaku auditor di
Indonesia menggunakan teknologi informasi untuk audit.
Pengembangan hipotesis ini didasarkan pada kajian-kajian pustaka dari penelitian-penelitian
terdahulu.
Permodelannya adalah :

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 102 auditor yang bekerja di Big
Four dengan metode pengumpulan data ialah survey dan instrumen di dalam bentuk kuisioner
dalam tautan Google ke masing-masing kantor akuntan. Instrumen yang digunakan untuk
pengukuran dan penelitian adalah SmartPLS untuk mengukur masing-masing variabel.
Attitude (AT) mengadopsi empat indikator dari penelitian Taylor & Todd (1995) dan
Bhattacherjee (2000). Empat indikator dari Taylor & Todd (1995) dan Bhattacherjee (2000)
studi digunakan untuk mengukur norma subjektif (SN). Empat indikator dari Taylor & Todd
(1995) dan Bhattacherjee (2000) studi lagi digunakan untuk mengukur Perceived Behavior
Control (PBC). Tiga indikator instrumen dari Taylor & Todd (1995) dan Bhattacherjee (2000)
studi digunakan untuk mengukur Self-Efficacy (SE). Empat indikator instrumen dari studi
Venkatesh & Davis (2000) digunakan untuk mengukur Behavior Intention (BI). Perilaku (AB)
diukur menggunakan tiga indikator instrumen dari Kim, et. al (2016). Masing-masing diukur
menggunakan skala Likert dari 1 (satu) hingga 7 (tujuh) dengan kategori :
1) 1 = sangat tidak setuju
2) 2 = tidak setuju
3) 3 = agak tidak setuju
4) 4 = netral
5) 5 = agak setuju
6) 6 = setuju
7) 7 = sangat setuju.
Studi ini mengadopsi teori TPB dan SCT untuk menjelaskan penggunaan informasi
teknologi untuk audit oleh auditor di Indonesia. Berdasarkan kuisioner, sebagian besar
responden (21%) adalah auditor junior. Ada lebih banyak responden pria dibandingkan dengan
wanita, persentase responden laki-laki adalah 62%. Rata-rata responden berusia antara 20-30
tahun. 76% responden memiliki gelar sarjana dan 47% dari mereka telah bekerja selama lebih
dari lima tahun. Akhirnya, 39% responden memiliki lebih dari 5 tahun pengalaman sebagai
auditor.
Temuan menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku
auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit. Temuan ini menguatkan pada
studi sebelumnya yang dilakukan oleh Baker & White (2010), Jafarkarimi, et. al (2016), Kim,
et. al (2016), Cheung & To (2016). Semakin positif sikap yang dimiliki auditor, semakin tinggi
niat mereka dan oleh karena itu semakin mungkin dia menggunakan teknologi informasi untuk
audit. Penelitian ini juga menunjukkan norma subyektif memiliki pengaruh positif terhadap
niat perilaku auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit. Hal ini sejalan
dengan temuan Lam, Cho, & Qu (2007), Kim, et. al (2016), Armitage & Conner (2001), Baker
& White (2010), Jafarkarimi, et. al (2016), Cheung & To (2016) s studi. Tekanan sosial dari
kepala bagian, kepala kantor akuntan, rekan kerja atau sesama auditor dapat mempengaruhi
penggunaan teknologi informasi untuk audit. Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
kontrol yang dirasakan memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku auditor dalam
menggunakan teknologi informasi untuk audit. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Pavlou & Fygenson (2013), Jafarkarimi, et. al (2016), Kim,
et. al (2016), dan Cheung & To (2016). Kenyataan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan juga
memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku auditor dalam menggunakan teknologi
informasi untuk audit dapat berasal dari seberapa mudah dan ramah perangkat lunak audit atau
aplikasi ini.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh positif
terhadap niat perilaku auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit. Self-
efficacy berasal dari SCT. Temuan ini menguatkan pada Hsu & Chiu (2004), Fu, Farn, & Chao
(2006), Lam, Cho, & Qu (2007), Sniehotta, Scholz, & Schwarzer (2005), Chen, et. (2013).
Ketika auditor yakin bahwa ia dapat menerapkan teknologi informasi, lebih khusus lagi untuk
audit, auditor akan menggunakan perangkat lunak atau aplikasi dengan mudah. Sebagai
tambahan, itu juga menunjukkan bahwa niat perilaku memiliki pengaruh positif terhadap
perilaku auditor dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit. Hal ini sejalan dengan
Venkatesh & Davis (2000), Yilmaz dan Ozer (2008), Cheng, Chen, & Yen (2015), Jafarkarimi,
et. al (2016), dan Kim, et. studi al (2016). Niat perilaku tinggi untuk menggunakan teknologi
informasi untuk audit akan menghasilkan penerapan teknologi dalam pekerjaan aktual auditor.
Hasil penelitian ini memiliki dua implikasi, implikasi teoritis dan implikasi praktis.
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini mendukung Teori Perilaku
Terencana (TPB) dan Teori Kognitif Sosial (SCT). Selain mendukung kedua teori, penelitian
ini juga mampu mengembangkan konsep penerimaan atau penolakan teknologi dengan
menggunakan konstruk sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, kepercayaan diri,
minat perilaku, dan perilaku. Niat perilaku dalam penelitian ini berfungsi sebagai variabel
mediasi.
Implikasi praktisnya adalah penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
mempertimbangkan dalam merancang dan mengembangkan teknologi informasi secara umum
dan teknologi informasi untuk audit khususnya. Praktisi dan pengembang teknologi informasi
untuk audit yang mengalami kesulitan dalam merancang dan mengembangkan teknologi
informasi untuk audit dapat mengambil faktor-faktor dalam mengevaluasi niat perilaku auditor
dan akhirnya perilaku mereka dalam menggunakan teknologi informasi untuk audit. Selain itu,
implikasi lainnya adalah bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
dukungan pengambilan keputusan atau kebijakan yang terkait dengan manajemen dan
keuangan di kantor akuntan publik terkait dengan penggunaan teknologi informasi untuk audit.

Anda mungkin juga menyukai