BAB 1
Ilustrasi Kasus
I. Identitas pasien
Nama : Bpk S
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Pagedangan
Pekerjaan : Karyawan
Puskesmas : Pagedangan
II. Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 30 Januari 2018 di poli umum Puskesmas
Pagedangan
A. Keluhan Utama: Sakit perut bagian kanan bawah sejak 1 hari yang lalu
Keluhan tambahan : Demam, mual, muntah
B. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit di
daerah perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Satu hari sebelumnya pasien
mengaku terdapat rasa sakit di ulu hati, dan rasa sakit tersebut berpindah ke bagian
perut bawah kanan pada malam hari tersebut. Rasa sakit dialami pasien terus
menerus dan bertambah parah, dan terasa seperti tertusuk benda tajam. Rasa sakit
pasien tidak menjalar ke daerah lain. Pasien mengaku memiliki demam setinggi
37,7 derajat celcius sejak 1 hari sebelumnya, dan pasien mengalami mual serta
muntah sebanyak 1 kali sebelum ke puskesmas. Isi muntahan berisi makanan dan
air yang dikonsumsi pasien. Pasien mengaku bahwa rasa sakit bertambah parah
ketika pasien bergerak dan naik tangga. Pasien juga mengaku bahwa rasa sakit
berkurang pada saat pasien memposisikan badannya bungkuk sebelah kanan. Dari
skala 1 sampai 10, pasien mengaku bahwa rasa sakit yang dialaminya berada pada
skala 8. Pasien tidak mengalami gangguan buang air kecil dan besar. Serta pasien
juga belum mengonsumsi obat-obatan tertentu
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat trauma disangkal
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat keganasan disangkal
- Riwayat kencing batu disangkal
- Pasien tidak memiliki nyeri berkemih
D. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat trauma disangkal
- Riwayat kencing batu disangkal
E. Riwayat Sosial:
- Pasien mengaku bahwa lingkungan tempat tinggal pasien cukup bersih.
- Pasien jarang mengonsumsi sayuran atau makanan yang mengandung serat
tinggi
SKOR ALVARADO : 7
V. Analisis
Diagnosa kerja: Appendicitis acute
Diagnosa banding: Appendicitis eksaserbasi acute on chronic
VII. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad fungtionam : Dubia ad Bonam
Ad sanationam : Dubia ad Bonam
BAB 2
Disease Review
2.1 Definisi
Appendisitis adalah peradangan dari apendiks versiformis. Apendisitis akut merupakan
peradangan pada apendiks yang timbul mendadak dan dicetuskan berbagai faktor. Diantaranya
hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris yang dapat
menimbulkan penyumbatan. (1,2)
2.2 Epidemiologi
Insiden appendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang,
namun dalam dekade tiga-empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna. Kejadian ini
diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari.
Pria lebih banyak daripada wanita, sedang bayi dan anak sampai berumur 2 tahun
terdapat 1% atau kurang. Anak berumur 2 sampai 3 tahun terdapat 15%. Frekuensi mulai
menanjak setelah usia 5 tahun dan mencapai puncaknya berkisar pada umur 9 hingga 11 tahun.
Walaupun appendisitis dapat terjadi pada setiap umur, namun puncak insiden terjadi pada umur
belasan tahun dan dewasa muda. (3,4)
2.3 Etiologi
Appendisitis disebabkan karena adanya obstruktif pada lumen appendix sehingga terjadi
kongesti vaskuler, iskemik dan akhirnya terjadi infeksi. Obstruksi yang paling sering adalah
fecalith. Penyebab lain yang dapat menyebabkan obstruktif adalah :
Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya
apendisitis akut. 1,2,5
Beberapa bakteri yang diketahui sebagai penyebab appendicitis akut: 3
2.4 Patogenesis
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan yang meluas dan mengenai peritoneum setempat menimbulkan nyeri didaerah
kanan bawah.
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi membentuk
jaringan parut dan menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitar. Perlengketan ini
menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat
meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut.