Oleh:
WAWAN KURNIAWAN
D 500 100 026
Dosen Pembimbing:
3
A. PENDAHULUAN LAS yaitu rantai alkil lurus yang
1. Latar Belakang mampu mendegradasi surfaktan
Pertumbuhan dan perkembangan dengan bantuan mikroorganisme.
teknologi di era modern saat ini, Surfaktan berfungsi menurunkan
mengakibatkan pentingnya tegangan permukaan dari air dengan
penggunaan deterjen sebagai membentuk missel yang digunakan
senyawa sintetik untuk mencuci dalam menurunkan konsentrasi kadar
peralatan industri-industri maupun minyak dan noda kotoran pada
rumah tangga. Sehubungan dengan pakaian.
hal tersebut, pemerintah mengambil SDBS merupakan bahan dasar
kebijaksanaan yang pada hakekatnya pembuatan sabun dan deterjen serta
bertujuan untuk mengurangi pembersih lainnya.
ketergantungan terhadap negara lain
2. Kapasitas Perancangan Pabrik
dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat berupa deterjen yaitu Berdasarkan data dari Badan
dengan membangun industri-industri Pusat Statistik (BPS), kebutuhan
yang dapat mengganti peranan bahan impor SDBS di Indonesia semakin
impor. Disamping itu, dengan meningkat tahun 2007-2012 yang
didirikannya pabrik industri SDBS dapat dilihat pada Tabel 1.1.
akan mendorong berdirinya pabrik- Tabel 1.1. Data Impor Sodium
pabrik lain yang menggunakan bahan Dodekilbenzen Sulfonat di Indonesia
4
Dirancang pabrik dibangun 60 C. (Peters and Timmerhaus,
pada tahun 2020, dengan prediksi 1991).
impor sebesar 236.840 ton/tahun. Proses pembuatan SDBS terdiri
Pabrik yang sudah ada di indonesia atas 2 tahap, yaitu tahap sulfonasi
yaitu PT. Aktif Indonesia Indah dan tahap netralisasi. Reaksi
dengan kapasitas sebesar 100.000 sulfonasi mencapai konversi 99%
ton.tahun. Sehingga ditetapkan jika perbandingan oleum 20%
kapasitas perancangan pabrik sebesar dengan DDB adalah 1:1,25. Proses
120.000 ton/tahun. sulfonasi beroperasi dengan suhu
Lokasi pendirian pabrik optimum berkisar 37,78-60 C.
direncanakan di daerah Tangerang, (Peters and Timmerhaus, 1991).
Banten dikarenakan bahan baku Reaksi utama yang terjadi dalam
didapat dari pabrik didaerah Banten, proses sulfonasi:
mudah akses baik jalur darat maupun C6H5(C12H25) + H2S2O7
jalur laut, Tangerang juga merupakan DDB Oleum
kawasan industri. SO3C6H5(C12H25) + H2SO4
DDBS asam sulfat
B. DESKRIPSI PROSES (Peters and Timmerhaus, 1991).
1. Konsep Reaksi Reaksi samping:
SDBS adalah bahan deterjen SO3HC6H5(C12H25)+H2S2O7
yang mudah larut dalam air, dengan DDBS
SO3HC6H5(C12H25)SO3H + H2SO4
lebih dari 80.000 isomer dari C10-C15
Disulfonat
pada rantai alkil, tetapi pada
atau;
umumnya yang sering digunakan
SO3HC6H5(C12H25+C6H5(C12H25)
adalah dodekan. (Peters and DDBS DDB
Timmerhaus, 1991). C12H25(C6H5)SO3(C6H5)C12H25+
H2O Sulfon
SDBS dapat dibuat melalui reaksi
Asam sulfonat yang masih ada
antara DDB dengan H2SO4 100%,
dinetralkan dengan larutan NaOH
oleum 20% atau anhydrous sulfur
20-50% pada suhu 50-55 C (Peters
trioxide dengan suhu antara 37,78-
and Timmerhaus, 1991). Reaksi
5
netralisasi bersifat eksotermis dengan pendingin untuk menjaga suhu agar
panas reaksi 6-8 kali panas reaksi tetap konstan.
sulfonasi. (Austin, 1984). Kemudian dipompakan menuju
Reaksi netralisasi: mixer-01 untuk menurunkan kadar
SO3HC6H5(C12H25) + NaOH H2SO4 menjadi 78% agar mudah
dipisahkan.
SO3NaC6H5(C12H25) + H2O
c. Proses pemisahan
H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4+2H2O
Pemisahan asam sulfat terjadi di
Reaksi netralisasi yang Decanter dimana asam sulfat keluar
bersifat eksotermis perlu sebagai hasil bawah Decanter
pendinginan supaya suhu reaksi sebagai fase berat yang kemudian
dapat dijaga konstan sebesar 55 C. dipompakan ke tangki penyimpan
sebagai produk samping dan
o
2. Uraian Proses disimpan pada suhu 32 C dan
Untuk mendapatkan produk yang tekanan 1 atm.
optimum, proses yang terjadi adalah Hasil atas Decanter sebagai fase
sebagai berikut : ringan terdiri dari DDBS, sedikit
a. Persiapan bahan baku DDB dan H2SO4 dialirkan menuju
DDB dan oleum 20% disimpan Netraliser untuk direaksikan dengan
pada suhu dibawah suhu lingkungan NaOH.
yaitu 30oC dan tekanan 1 atm. d. Proses netralisasi
Perbandingan massa umpan DDB Di netraliser terjadi reaksi antara
dan oleum 20% yang masuk reaktor DDBS dengan NaOH 20%
adalah 1:1,25. membentuk SDBS dan reaksi antara
b. Proses sulfonasi H2SO4 dengan NaOH membentuk
Proses sulfonasi terjadi di reaktor Na2SO4. Reaksi ini terjadi pada suhu
alir tangki berpengaduk (RATB) 55oC dan tekanan 1 atm.
pada suhu 46 oC dan tekanan 1 atm. Pada pabrik ini digunakan NaOH
Dengan konversi sebesar 99%. Pada 40% sehingga harus diencerkan
reaktor dilengkapi dengan koil terlebih dahulu didalam Mixer-02
6
untuk memperoleh kadar NaOH 20%.
e. Proses pemurnian pembentukan DDBS dari DDB dan
SDBS yang keluar dari oleum merupakan reaksi eksotermis.
netraliser dipompaka menuju Dikatakan eksotermis bila H r
Mixer-03 untuk ditambahkan negatif. Reaksi sulfonasi merupakan
bahan building. Kemudian bahan reaksi yang tidak dapat balik
dipekatkan di Evaporator hingga (irreversible).
kadar air menjadi 3%. Produk
2. Reaksi netralisasi
kemudian dipompakan menuju
SO3H.C6H5(C12H25) + NaOH
tangki penyimpan.
SO3Na.C6H5(C12H25) + H2O
3. Tinjauan Termodinamika
Menurut Kirk Othmer (1983)
Ditinjau dari segi
H r untuk reaksi pembentukan
thermodinamika, dengan
DDBS adalah -39 kJ/mol.
penetapan harga kesetimbangan
Berdasarkan harga H r dapat
reaksi dapat menunjukkan reaksi
dapat balik atau tidak. Reaksi disimpulkan bahwa reaksi
SDBS terdiri dari 2 reaksi, reaksi pembentukan DDBS dari DDB dan
7
Jenis : Reaktor Alir Tangki ID : 6,065 in
Berpengaduk (RATB) dilengkapi OD : 6,625 in
dengan koil pendingin. A : 28,9 in2
A” : 1,734 ft2/ft
Kondisi Operasi: Tekanan : 1 atm Diameter lilitan koil : 2,8705 m
Suhu : 46°C Luas perpindahan panas:1.589,098
Volume : 56,4270 m3 ft2
Bahan : Stainlees steel Panjang koil : 279,4 m
Diameter : 3,5882 m Jumlah lilitan koil : 31 lilitan
Tinggi : 4,2924 m Tinggi tumpukan koil : 2,861 m
Tebal shell : ¼ in 2. Netraliser
Tebal head : 5/16 in Fungsi : Menetralkan DDBS dengan
Jumlah reaktor : 3 buah NaOH 20%.
Pengaduk Jenis : Reaktor Alir Tangki
Jenis : Six blades turbine Berpengaduk (RATB) yang
Diameter Impeller : 1.1961 m dilengkapi dengan koil pendingin.
Lebar Impeller : 0.2990 m Kondisi Operasi: - Tekanan : 1 atm
Panjang Impeller : 0.2392 m : - Suhu : 55°C
3
Jumlah baffle : 4 buah Volume : 275,3948 m
Lebar baffle : 0.2990 m Bahan : Carbon steel SA
Kecepatan putar : 55,2548 rpm 302 Grade A
Power pengaduk : 18,2574 Hp Diameter : 6m
Power Motor : 25 Hp Tinggi : 7,3315 m
NEMA Tebal shell : 3/8 in
Bahan : Carbon steel Tebal head : 5/16 in
SA 302 Grade A Pengaduk
Jumlah pengaduk : 1 buah Jenis : Six blades turbin
Pendingin Diameter Impeller : 1,9995 m
Media : Air Lebar Impeller : 0,4999 m
Jenis : koil pending Panjang Impeller : 0,3999 m
Diameter pipa : 6 in Lebar baffle : 0,4999 m
8
Kecepatan putar : 41,1580 Air kantor dan Rumah tangga
rpm Karyawan: 1.000 kg/jam
Power pengaduk : 55,2335 Hp Laboratorium: 20,833 kg/jam
Power Motor : 70 Hp Kantin, Mushola dan taman :
Bahan : Stainless Steel SA 302 208,33 kg/jam
Grade A Poliklinik : 20,833 kg/jam
Jumlah pengaduk : 1 buah Total kebutuhan air kantor : 1.250
D. UTILITAS kg/jam
1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air di pabrik meliputi: 2. Kebutuhan Air Secara
a. Air Proses Kontinyu:
Kebutuhan air untuk pengenceran a. Air proses : 8.307,158
pada mixer 1 dan 2 = 8.307,158 kg/jam
kg/jam b. Air make-up pendingin :
b. Air pendingin 179.357,6564 kg/jam
Kebutuhan air pendingin = c. Air make-up pembangkit
896.788,282 kg/Jam. Air pendingin steam : 909,8788 kg/jam
80% disirkulasi kembali, dan d. Air kantor dan rumah tangga:
diperlukan air make-up 20% 1.250 kg/jam
= 20 % x 896.788,282 kg/jam
= 179.357,6564 kg/jam 3. Kebutuhan Steam
c. Air Pembangkit steam a. Kebutuhan steam = 3.032,929
Kebutuhan air pembangkit steam kg/jam
= 3.032,9293 kg/jam. Air b. Luas transfer panas=
pembangkit steam 70% disirkulasi, 2.336,142 ft²
diperlukan make-up 30% wt= 30% x c. Kapasitas boiler (Q) =
3.032,9293 kg/jam 6.516.930,727 Btu/jam
= 909,8788 kg/jam d. Kebutuhan bahan bakar =
d. Air sanitasi 388,80 liter/jam
4. Kebutuhan Listrik
9
Total kebutuhan listrik yang ROI sebelum pajak didapat 74,68%
dibutuhkan sebesar 584 Kw, dan setelah pajak 52,28%.
faktor keamanan 20% sehingga b. Pay Out Time adalah jumlah tahun
kebutuhan lisrik total sebesar 701 yang dibutuhkan untuk kembalinya
kW sehingga digunakan input capital investment dengan profit
generator sebesar 900 Kw. sebelum dikurangi depresiasi.
E. MANAJEMEN Didapatkan POT sebelum pajak 1,18
PERUSAHAAN tahun dan setelah pajak 1,61 tahun.
Bentuk perusahaan berupa c. Break even point adalah titik
Perseroan Terbatas (PT), dengan imbang yaitu tidak mempunyai suatu
status perusahaan milik swasta yang keuntungan dan kerugian.
berkapasitas 120.000 ton/tahun yang Didapatkan BEP sebesar 54,6%.
akan didirikan didaerah Tangerang, d. Shut Down Point (SDP) adalah
Banten. dimana pabrik mengalami kerugian
F. ANALISIS EKONOMI sebesar fixed cost sehingga pabrik
1.Analisis Keuntungan harus ditutup. Didapatkan SDP
Penjualan produk yang sebesar 46,75%.
dihasilkan dalam satu tahun sebesar e. Discounted cash flow (DCF)
Rp. 8.138.098.902.230,72. Untuk Analisis kelayakan ekonomi dengan
total biaya produksi sebesar Rp menggunakan ”Discounted Cash
7.694.644.134.677,49. Sehingga Flow” merupakan perkiraan
keuntungan sebelum pajak sebesar keuntungan yang diperoleh setiap
Rp. 439.454.767.553,23. Untuk tahun didasarkan pada jumlah
pajak 30% sehingga keuntungan investasi yang tidak kembali pada
yang didapatkan setelah pajak setiap tahun selama umur ekonomi.
sebesar Rp. 307.618.337.287,26. Didapatkan DCF sebesar 39,3%.
2.Analisis kelayakan
a. ROI yaitu perkiraan laju
keuntungan setiap tahun yang bisa
mengembalikan modal investasi.
10
9,00 Brown, G.G., Donal Katz,
4,00
Brownell, L.E., and Young,
3,00
E.H., 1959, Process Equipment
Design, John Wiley and Sons, Inc.,
2,00
New York.
1,00
Coulson, J.M., and
0,00
0,00 50,00 100,00 Richardson, J.F., 2005, Chemical
Kapasitas Produksi (%)
Engineering, Vol 6, Pergamon
Internasional Library, New York.
Groggins, P.H., 1958, Unit
G. KESIMPULAN
Processes in Organics Synthesis, 5th
Dari analisis keuntungan dan
ed., Mc Graw Hill Book Co., Inc.,
analisis kelayakan didapatkan
New York.
kesimpulan bahwa pabrik SDBS ini
Kern, D.Q., 1983, Process
merupak pabrik dengan resiko yang
Heat Transfer, Mc Graw Hill Book
rendah.
Co., Inc., NewYork.
H. DAFTAR PUSTAKA
Kirk, R.E., and Othmer, D.F.,
Aries, R.S., and Newton,
1983, Encyclopedia of Chemical
R.D., 1955, Chemical Engineering
Technology, 3rd ed., John Wiley and
Cost Estimation, Mc Graw Hill
Sons, Inc., New York.
Handbook Co., Inc., New York.
Perry, R.H., and Green,
Austin, G.T., 1984, Shreve’s
D.W., 194, Perry’s Chemical
Chemical Process Industries, 5th ed.,
Engineer’s Handbook, 6th ed., Mc
Mc Graw Hill Book Co., Inc., New
Graw Hill Book Co., Inc., New
York.
York.
Badan Pusat Statistik, 2013,
Peters, M.S., and
“Statistik Perdagangan Luar
Negeri”.Jakarta. Timmerhaus, K.D., 1991, Plant
11
Design and Economics for Chemical Rase, F.H., 1977, Chemical
Engineers, 4th ed., Mc Graw Hill Reactor Design for Process Plants,
Book Co., Inc., New York. John Wiley and Sons, Inc., New
York.
12