TUGAS KHUSUS
3.1 Judul
Menghitung Efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di Unit
CD & GP PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang.
61
62
3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di
unit CD & GP PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai
efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di unit CD & GP PT
Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang
3.4 Manfaat
Adapun Manfaat dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di unit CD
& GP PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang
2. Dapat menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai efisiensi
Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di unit CD & GP PT Pertamina
(Persero) RU III Plaju Palembang
Gambar 13. Komponen penyusun Heat Exchanger jenis shell and tube
a) Shell
Merupakan bagian tengah alat penukar panas dan tempat untuk tube
bundle. Antara shell dan tube bundle terdapat fluida yang menerima atau
melepaskan panas.
b) Tube
68
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell yang merupakan tempat
fluida yang akan dipanaskan ataupun didinginkan. Tube tersedia dalam
berbagai bahan logam yang memiliki harga konduktivitas panas besar
sehingga hambatan perpindahan panasnya rendah.
c) Tube sheet
Komponen ini adalah suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang
ujung-ujung tube dan juga sebagai pembatas aliran fluida di sisi shell dan
tube.
d) Tube pitch
Tube pitch adalah jarak diantara tube-tube yang berdekatan. Lubang tube
tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube yang
terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube. Jarak terdekat
antara dua tube yang berdekatan disebut clearance. Tube diletakkan dengan
susunan bujur sangkar atau segitiga seperti terlihat pada gambar berikut:
h) Baffle
Pada umumnya tinggi segmen potongan dari baffle adalah seperempat
diameter dalam shell yang disebut 25% cut segemental baffle. Baffle
digunakan untuk mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang lebih
tinggi akan diperoleh.
tc T t
= 2 1 ..............
Tc T1 t 2
(5)
W = Laju alir
Tube side
G t = w / at . . . . . . . . . . . . . .(9)
Dimana :
Gt = Mass Velocity fluida pada tube side
w = Laju alir fluida dingin (lb/hr)
Res = De x Gs/
. . . . . . . . . . . . . .(10)
Dimana :
De = Equivalent diameter (ft) (Fig. 28 Kern)
Gs = Mass Velocity (lb/hr.ft2)
= Viskositas fluida pada suhu tc
Tube side
Ret = D x Gt / . . . . . . . . . . . . . .(11)
Dimana :
D = Inside diameter (ft) (Tabel 10 Kern)
Gt = Mass velocity (lb/hr ft2)
= Viskositas fluida pada suhu tc
Tube side
1/ 3
k c
hi = jH t . . . . . . . . . . . . . .(14)
D k
hio hi ID
= x
t t OD . . . . . . . . . . . . . .(15)
Dimana :
ho = Outside film coefficient (Btu/hr.ft 0F)
hio = Inside film coefficient (Btu/hr.ft 0F)
ho / s
tw = tc + x ( Tc tc ) ..............
hio / t + ho / s
(16)
Dimana : tw = temperatur dinding tube (0F)
Tube side
0 ,14
t =
..............
w
(19)
hio
hio = xt . . . . . . . . . . . . . .(20)
t
(23)
Dimana : UD = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr.ft2 oF)
Dimana :
Pr = Return Pressure drop pada tube (psi)
V2
= Velocity head (psi)
2g
s = Spec.Gravity
Maka :
PT = Pt + Pr . . . . . . . . . . . . . .(28)
p. Perhitungan Effisiensi
77
Effisiensi () = . . . . . . . . . . . . . .(29)
SpGr
Tanggal
Long Residu Crude Oil
29 Juli 2013 0.9223 0.8542
30 Juli 2013 0.9088 0.8580
31 Juli 2013 0.8998 0.8450
01 Agustus 2013 0.9080 0.8495
02 Agustus 2013 0.9086 0.8461
Jumlah 4.5485 4.2528
78
3.8 Pembahasan
Kern, maka diperoleh beberapa nilai yang berkaitan dengan kinerja Heat
D D
Exchanger E-108 A seperti Overal Heat Coeficient (U ), Fouling Factor (R ),
Pressure Drop serta Efisiensi yang kemudian akan dibahas pada bab ini.
79
Harga Pressure Drop yang diperoleh pada shell yaitu sebesar 4,096 Psi
sedangkan pada tube sebesar 2,787 Psi nilai ini masih dibawah nilai standar yang
diperbolehkan yaitu sebesar 10 psi hal ini menunjukkan bahwa heat exchanger
tersebut dinyatakan masih layak dioperasikan karna tidak melebihi standar batas yang
diperbolehkan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan kinerja/efisiensi
80
dari heat exchanger diantaranya adalah Overal Heat Coeficient (UD), Fouling Factor
(RD), dan Pressure Drop.
3.9 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan perhitungan terhadap kinerja dari Heat Exchanger E-108
A di unit CD III, dapat diperoleh beberapa kesimpulan berupa :
1. Penggunaan Heat Exchanger E-108 A untuk memanaskan crude oil dengan
media pemanas long residu sebelum masuk ke kolom stabilizer sudah cukup
menghemat penggunaan bahan bakar di furnace.
2. Nilai pressure drop yang diperoleh pada shell yaitu sebesar 4,096 Psi
sedangkan pada tube sebesar 2,787 Psi nilai ini masih dibawah nilai standar
yang diperbolehkan yaitu sebesar 10 psi hal ini menunjukkan bahwa heat
exchanger tersebut dinyatakan masih layak dioperasikan karna tidak melebihi
standar batas yang diperbolehkan.
3. Efisiensi heat exchanger E-108 A yang didapat yaitu sebesar 88,19%.
3.10 Saran
Setelah dianalisis dari hasil perhitungan dan permasalahan yang terjadi pada
Heat Exchanger E-108 A, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
a. Pengecekan temperatur masuk dan temperatur keluar untuk long residu dan
crude oil dengan menggunakan sensor infra red (termogan) pada peralatan
heat exchanger E-108 A harus tepat pada titik fluida tersebut mengalir
untuk menghindari kekeliruan dalam menghitung efisiensi dari Heat
Exchanger E-108 A.
81