Anda di halaman 1dari 9

Evaluasi Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat


Tahun 2013

Saddam Husen*
Sri Oktarina SKM, M.KM**
Yulianita SS, M.Hum***

Abstrak
Cakupan DDTK balita di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading selama 3 tahun terakhir belum
menunjukkan keberhasilan. Untuk Program DDTK balita tahun 2012 yaitu sebesar 70%, tren pencapaian
cakupan DDTK balita mengalami penurunan di beberapa tahun terakhir. Kondisi demikian memungkinkan
dampak pada status pertumbuhan dan perkembangan tidak optimal. Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya evaluasi pelaksanaan program DDTK balita di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading
Pasaman Barat tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara mendalam pada kepala puskesmas, pemegang program DDTK balita, penanggung
jawab program gizi dan FGD pada 6 orang kader posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ujung
Gading. Hasil penelitian menunjukkan tenaga DDTK balita yang ada di puskesmas masih kurang dan kader
belum mendapat pelatihan dari petugas, dana bersumber dari BOK yang jumlahnya sangat terbatas,
sarana/prasarana cukup lengkap dan masih layak digunakan, perencanaan DDTK balita masih dalam tahap
pengembangan, uraian tugas yang disampaikan secara lisan dan sudah melakukan koordinasi dengan
program lain. Untuk pengawasan program DDTK balita, evaluasi hanya dilaksanakan pada akhir tahun
sehingga tujuan akhir program belum tercapai seperti yang diharapkan. Diharapkan kepada pihak
puskesmas untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja dan pembinaan terhadap petugas puskesmas dan
memantau secara berkala (triwulan) cakupan DDTK balita yang dicapai puskesmas.

Kata Kunci : Program DDTK balita, Pertumbuhan, Perkembangan

Abstract
Coverage DDTK under five years in public health centre Ujung Gading the last 3 years has not shown
success. To under five years DDTK Program in 2012 which is 70%, the trend of achieving coverage DDTK
under five years descent in recent years. These conditions allow the impact on growth and development
status is not optimal. The purpose of this study is the evaluation of the program known DDTK under five
years in public health centre Ujung Gading Pasaman West End in 2013. This research is qualitative research.
Data was collected through in-depth interview technique centres on the head, holder DDTK under five years
programs, nutrition programs and responsible for FGD on 6 posyandu is in the public health centre Ujung
Gading. The results showed that there is power DDTK under five years are lacking in public health centres
and have trained cadre of personnel, funds sourced from the BOK is very limited in number, facility /
infrastructure is complete and is still fit for use, planning DDTK under five years still in the development
stage, the job description delivered orally and has coordinated with other programs. To under five years
DDTK program oversight, evaluation is carried out at the end of the year so that the ultimate goal of the
program has not achieved as expected. Expected to the public health centre to further improve the quality of
the performance and development of the health center staff and monitor periodically (quarterly) coverage is
achieved DDTK under five years public health centre.

Keywords : DDTK under five years program, Growth, Development

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
Pendahuluan sebabkan oleh beberapa aspek diantaranya
masih kurangnya tenaga kesehatan yang
Pertumbuhan merupakan bertambah terlatih, perencanaan dan pengorganisasian
jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian mengenai pembagian yang kurang jelas,
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, pelaksanaan kegiatan program, pelaksanaan
sedangkan perkembangan merupakan ber rujukan penyimpangan tumbuh kembang dan
tambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang juga sistem pencatatan dan pelaporan yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan ada.
dan belajar (Alimul, 2008 : 3). Berdasarkan hasil wawancara ter
Pembinaan tumbuh kembang balita hadap 9 orang petugas Puskesmas (Kepala
merupakan serangkaian kegiatan yang puskesmas, pemegang program DDTK,
sifatnya berkelanjutan antara lain, berupa program gizi dan kader) yang ada di Wilayah
pemenuhan kebutuhan dasar anak akan kasih Kerja Puskesmas Ujung Gading didapatkan
sayang dan rasa aman, pemeliharaan rasa hanya 3 orang yang mengetahui berapa target
aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan cakupan program DDTK balita pada tahun
gizi, pemberian stimulasi dini tumbuh 2012 dan 2013, dan mereka tidak pernah
kembang dan pendidikan, baik di rumah memberikan pelatihan/penyuluhan kepada
maupun di luar rumah. kader dan guru TK untuk melakukan DDTK
Pemerintah telah melakukan beberapa balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung
upaya dalam mendukung pelaksanaan Gading. Oleh karna itu penelitian ini berguna
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK). untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan
Salah satu program pemerintah untuk program Deteksi Dini Tumbuh Kembang
menunjang upaya tersebut adalah di (DDTK) balita di Wilayah Kerja Puskesmas
terbitkannya buku pedoman pelaksanaan Ujung Gading Pasaman Barat.
deteksi dini tumbuh kembang balita di
tingkat pelayanan kesehatan dasar. Upaya Metode Penelitian
lain yang dilakukan adalah pelatihan Jenis penelitian ini adalah kualitatif me
stimulasi deteksi dini tumbuh kembang balita nggunakan wawancara mendalam (indepth
bagi tenaga kesehatan baik di Kabupaten, interview) dan Focus Group Discusion (FGD)
Kota maupun di Puskesmas (Irmawati, 2008 : yang dilaksanakan di wilayah kerja
20). Puskesmas Ujung Gading pada bulan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Februari-September 2013. Data di peroleh
Barat mencatat bahwa pencapaian cakupan dari dokumen maupun informasi dari
program deteksi dini tumbuh kembang balita informan, informan dalam penelitian ini
di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading berjumlah 9 orang yang terdiri dari kepala
tahun 2010 sebesar 70%. Pada tahun 2011, puskesmas, pemegang program DDTK balita,
pencapaian cakupan program deteksi dini satu orang penanggung jawab program gizi
tumbuh kembang balita mengalami dan kader posyandu (6 orang), di wilayah
peningkatan sebesar 80%, namun pada akhir kerja Puskesmas Ujung Gading. Cara
tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 70%. pengumpulan data ada 2, data primer di dapat
Sementara target yang ditetapkan oleh Dinas melalui observasi, wawancara langsung dan
Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat pada Focus Group Discusion (FGD), sedangkan
tahun 2012 sebesar 90% dengan jumlah data skunder berupa dokumentasi dari
sasaran 3.965 balita. puskesmas. Dalam penelitian kualitatif, yang
Menurut hasil penelitian Irmawati menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
(2008), mengungkapkan bahwa fenomena peneliti itu sendiri. Pengolahan data
rendahnya cakupan program DDTK balita di
*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah
Padang
dilakukan dengan cara mencatat sesuai Tabel 2
dengan variabel yang diteliti, analisa data Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Ujung Gading tahun 2012
dilakukan dengan cara analisis terhadap
informasi yang diperoleh dari informan. Jenis Tenaga Jumlah
Tenaga medis 3
Hasil Penelitian Tenaga non medis 62
Gambaran Umum Pekarya Kesehatan 2

Puskesmas Ujung Gading terletak di Pengatur Obat (SAA) 1


Jalan Halmahera Jorong Brastagi Nagari Perencanaan Obat 1
Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang TU, RR dan Apotik
Kabupaten Pasaman Barat dengan luas 3
(SLTA)
wilayah kerja 263,77 KM², terdiri dari 16 Repleksi Optikal 1
jorong dengan batas wilayah adalah : sebelah
utara berbatasan dengan Pagar Gunung Jumlah 73
Kotanopan, sebelah timur dengan Kecamatan
Sei Aur, sebelah barat dengan Kecamatan Karateristik Informan
Koto Balingka dan sebelah selatan dengan
Kecamatan Sei Aur dan Koto Balingka. Informan berjumlah 9 orang, 3 orang
Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja informan utama dan 6 orang informan
Puskesmas Ujung Gading Kecamatan triangulasi yaitu kader.
Lembah Melintang tahun 2012 adalah 43.923 Tabel 3
jiwa dan 9.033 KK. Wilayah kerja Karateristik Informan Wawancara Mendalam
Puskesmas Ujung Gading terdiri dari 16 (Indept Interview)
jorong. Infor Umur Jenis Masa Pddkan
Sarana pelayanan kesehatan yang ada man Kel Kerja Terahir
di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading
Kepala
Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Puskes 46 P 5 Thn Dokter
Pasaman Barat pada tahun 2012 adalah mas (S1)
sebagai berikut :
Pemega
ng DI
Tabel 1
Program 38 P 2 Thn Kebidan
Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan di DDTK an
Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading Balita
tahun 2012
Penangg
Jenis Sarana Jumlah ung 41 P 6 Thn DIII
Puskesmas 1 jawab Gizi
Program
Pustu 2 Gizi
Polindes 10
Tabel 4
Posyandu 53 Karateristik Informan FGD (Focus Group
Desa Siaga 15 Discussion)
Poskesdes 14 Infor Umur Jenis Masa Pddkan
man Kel Kerja Terahir
Poskesri 1
Mobil Ambulan 1 Kader 28 P 2 tahun Sarjana
Sepeda motor 12 Kader 45 P 10 tahun SLTA

Kader 41 P 9 tahun SLTA


Data tenaga kesehatan yang ada pada
Puskesmas Ujung Gading sebagai berikut : Kader 35 P 4 tahun SLTA

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
Kader 47 P 12 tahun SLTA Komponen Proses (process)
Kader 30 P 5 tahun Sarjana Perencanaan DDTK balita dalam
program DDTK di wilayah kerja puskesmas
Ujung Gading di Kabupaten Pasaman Barat
Hasil Wawancara Mendalam dan FGD
yaitu dengan melaksanakan penyuluhan,
(Focus Group Discussion)
konseling dan pengarahan kepada kelas ibu
Komponen Masukan (input) balita baik perorang maupun penyuluhan
kelompok. Rencana pelaksanaan kegiatan
Dari hasil wawancara mendalam pada dasarnya berisi rangkaian jadwal
dengan kepala puskesmas, pemegang kegiatan yang mencakup waktu, jenis
program DDTK balita, penanggung jawab kegiatan, sasaran dan penanggung jawab
program gizi di dapatkan informasi bahwa program.
Puskesmas Ujung Gading mempunyai Dalam program DDTK untuk pelak
petugas yang sudah mendapatkan pelatihan sanaan DDTK balita sudah ada uraian tugas
program DDTK balita seperti dokter, bidan, pada masing-masing petugas puskesmas
perawat, ahli gizi sudah mengetahui tentang namun secara khusus belum dilakukan.
program DDTK balita yang diberikan pada Uraian tugas ini disampaikan secara lisan
waktu Lokakarya Mini (Lokmin). Tenaga kepada petugas puskesmas seperti penang
yang ada seperti pemegang program DDTK gung jawab program gizi. Sementara dari
balita sudah melakukan koordinasi dengan segi kegiatan pemegang program DDTK
pemegang program lain seperti program KIA balita sudah melakukan koordinasi dengan
dan program Promkes. Hasil FGD (Focus program lain (program KIA dan program
Group Discussion) dengan kader posyandu Promkes).
untuk kader tidak pernah diberikan pelatihan Pelaksanaan kegiatan DDTK balita
DDTK balita oleh petugas kesehatan. memiliki sistem 5 meja. Bentuk kegiatan
Dana untuk pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk DDTK balita di
program DDTK balita di wilayah kerja wilayah kerja puskesmas Ujung Gading Di
puskesmas Ujung Gading berasal dari BOK. Kabupaten Pasaman Barat yaitu dengan
Dana yang tersedia jumlahnya sangat terbatas hanya memberikan penyuluhan, pengarahan,
seperti yang diungkapkan oleh Kepala konseling dan motivasi kepada kelas ibu
Puskesmas Ujung Gading sebagai berikut ini: balita yang melibatkan lintas sektor dan lintas
program. Petugas kesehatan sebagian besar
“Selama ini ada dana dari BOK sebesar Rp. telah melakukan tes skrining untuk kegiatan
350.000 untuk pelaksanaan DDTK balita DDTK balita. Pelaksanaan DDTK balita
seperti dana penyuluhan dan dana pelatihan yang ada di posyandu dilakukan pada tahap
petugas kesehatan di puskesmas. Dana meja 4 yaitu berupa penyuluhan kesehatan.
tersebut tidak mencukupi karena cuma Hasil evaluasi kegiatan pelaksanaan
sedikit dana yang di dapat dari dana program DDTK balita di catat dalam buku
program”.(I1) bantu dan belum sempat memindahkan
kedalam catatan register kohort, sedangkan
Sarana/prasarana untuk pelaksanaan
laporan kesehatan anak balita tiap bulan
DDTK balita berupa buku pedoman DDTK
dikerjakan menjelang akhir tahun/tiap kali
balita, formulir DDTK balita, kartu KMS
akan ada pemeriksaan. Untuk evaluasi
balita, leaflet, timbangan, LIKA, LLA, alat
DDTK balita dilakukan oleh pemegang
tes skrining. Dan kenderaan untuk operasi
program DDTK balita dan penaggung jawab
onal kegiatan dalam program stimulasi
program gizi, evaluasi dilakukan pada saat
DDTK balita. Untuk posyandu mengenai
Lokakarya Mini (Lokmin) di puskesmas.
ketersediaan sarana/prasarana untuk kegiatan
DDTK balita sebagian besar masih ada yang
belum lengkap seperti ketersediaan meja
dalam melakukan penyuluhan, konseling dan
leaflet.

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
Komponen Keluaran (output) menempatkan, melatih dan mengem bangkan
kemampuan tenaga yang berada di
Berdasarkan hasil wawancara men wilayahnya sedemikian rupa, sehingga dapat
dalam dengan informan yang di dapat bahwa diserahkan tanggung jawab dalam
cakupan pelaksanaan DDTK balita masih melaksanakan kegiatan SDIDTK.
rendah yaitu sebesar 70%. Rendahnya Masih kurangnya ketersediaan tenaga
cakupan DDTK balita di wilayah kerja dalam pelaksanaan program DDTK balita
Puskesmas Ujung Gading seperti yang di seharusnya diatasi dengan mencari, menem
ungkapkan oleh Kepala Puskesmas sebagai pati, melatih dan mengembangkan kemam
berikut : puan tenaga yang berada di wilayah kerja
“Puskesmas menargetkan cakupan pelak Puskesmas Ujung Gading sedemikian rupa
sanaan program DDTK balita yaitu 90% sehingga dapat diatasi dan diserahkan
dari terget Kabupaten. Rendahnya program tanggung jawab dalam melaksanakan kegia
DDTK balita ini di pengaruhi angka kejadian tan DDTK balita.
gizi buruk dan lebih yang masih tinggi, Sumber dana dari program DDTK
wilayah kerja yang luas dan kurangnya balita adalah dari Dana Alokasi Khusus
peran orang tua memeriksakan perkem (DAK) BOK. Dan dana lain juga tidak ada
bangan dan pertumbuhan ke petugas keseha dalam program DDTK balita. Pada tahun
tan/pelayanan kesehatan”.(I1) 2013 ini program DDTK balita mempunyai
dana yang tersedia dalam jumlah yang sangat
terbatas.
Pembahasan Dana yang selama ini ada dalam
program DDTK balita yaitu untuk penyulu
Komponen Masukan (input)
han terhadap kelas ibu balita dan pelatihan
untuk petugas kesehatan sebesar
Pelaksanaan program DDTK balita
Rp.350.000,-/tahun. Jumlah ini disesuaikan
bahwa Puskesmas Ujung Gading memiliki
dengan banyaknya balita yang mengalami
Jumlah tenaga 3 orang dan pemegang
penyimpangan pertumbuhan dan perkem
programnya adalah bidan yang sudah
bangan yang ada di wilayah tersebut.
mendapatkan pelatihan DDTK balita seperti
Hasil penelitian Irmawati (2008)
melakukan deteksi penyimpangan pertum
tentang analisis hubungan fungsi manajemen
buhan dan perkembangan. Petugas lainnya
pelaksanaan kegiatan Stimulasi Deteksi dan
seperti pemegang program gizi sudah
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
mendapatkan pengetahuan pada waktu
dengan cakupan SDIDTK balita dan anak
Lokakarya Mini (Lokmin) di Puskesmas
prasekolah di Puskesmas Kota Semarang
Ujung Gading serta melakukan koordinasi
memperoleh hal yang sama bahwa anggaran
dengan pemegang program lainnya yaitu
dana dalam pelaksanaaan SDIDTK sangat
program KIA dan Promkes. Untuk kendala
terbatas karena tidak ada alokasi dana khusus
pada tenaga adalah sosialisasi yang kurang
dari puskesmas.
terhadap masyarakat mengenai pentingnya
Sarana/prasarana dalam pelaksanaan
upaya pembinaan tumbuh kembang anak,
program DDTK balita memiliki cukup buku
kurangnya tenaga yang handal/kompeten
pedoman DDTK balita, kartu KMS balita,
dalam pelaksanaan DDTK balita seperti
kartu data tumbuh kembang balita,
kader yang tidak mendapat pelatihan dari
timbangan, formulir DDTK balita, alat tes
Puskesmas Ujung Gading.
skrining dan leaflet yang disebarkan di
Hasil penelitian Maritalia (2009)
posyandu. Leaflet yang ada di posyandu dan
tentang analisis pelaksanaan program
puskesmas digunakan untuk penyuluhan dan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
konseling dalam kegiatan program DDTK
Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan
balita. Untuk leaflet pembinaan perkem
anak prasekolah di Puskesmas Kota
bangan anak dan meja untuk melakukan
Semarang tahun 2009 membuktikan bahwa
penyuluhan dan konseling yang ada di
sumber daya tenaga kesehatan yang ada
posyandu masih ada sebagian ditemukan
masih kurang, penanggung jawab program
belum lengkap. Puskesmas Ujung Gading
(SDIDTK) seharusnya mampu dapat mencari,
*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah
Padang
juga mempunyai kendaraan roda dua dan Unit pelaksana dalam program DDTK balita
mobil puskesmas keliling yang dapat sudah menjangkau Puskesmas, Rumah Sakit
digunakan untuk kelancaran operasional tetapi belum mencakup Praktek Dokter
program DDTK balita. Swasta (PDS).
Hasil yang peneliti dapatkan sesuai Pengorganisasian dalam pelaksanaan
dengan penelitian yang dilakukan Ramauli DDTK balita sudah mempunyai uraian tugas
(2006) tentang pelaksanaan program deteksi untuk masing-masing petugas yang terlibat
dini tumbuh kembang balita di posyandu dalam program DDTK balita di sampaikan
wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru secara lisan kepada petugas puskesmas
Kecamatan Medan Perjuangan bahwa keter seperti penanggung jawab program gizi.
sediaan sarana/prasarana yang ada masih Hasil penelitian Irmawati (2008)
cukup. tentang analisis hubungan fungsi manajemen
Dari hasil evaluasi mengenai keter pelaksanaan kegiatan Stimulasi Deteksi dan
sediaan sarana/prasarana dalam pelaksanaan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
program DDTK balita yang ada di dengan cakupan SDIDTK balita dan anak
Puskesmas Ujung Gading diketahui bahwa prasekolah di Puskesmas kota semarang
ruangan khusus untuk pemeriksaan tumbuh dimana didapatkan bahwa sebagian besar
kembang anak balita belum ada, karena informan telah melaksanakan peng
masih tergabung dengan program lain. organisasian dengan melibatkan peme gang
Sementara itu ketersediaan sarana/prasarana program lain, kader kesehatan, guru TK/play
yang ada di posyandu masih ada yang belum group namun dalam pembagian tugas belum
lengkap. banyak melibatkan peran serta kader dan
guru TK/Play group.
Komponen Proses (process) Dalam program DDTK balita dalam
hal kinerja Petugas Puskesmas dalam
Perencanaan kegiatan yang akan di pelaksanaan DDTK balita, kerjasama ang
lakukan untuk pelaksanaan DDTK balita gota tim yanng terlibat dalam pelak sanaan
dengan penyuluhan dan memberikan penga DDTK balita di wilayah kerja puskesmas
rahan kepada kelas ibu balita secara perorang seperti dokter, pemegang program, penag
dan penyuluhan kelompok. Penyuluhan dan gung jawab program gizi, petugas BP
konseling dilakukan pada ibu balita yang puskesmas keliling, guru TK/ PAUD dan
datang berobat ke puskesmas, kemudian kader sangatlah mempengaruhi pelaksanaan
penyuluhan kelompok dilakukan pada saat DDTK balita dan uraian tugas pada masing-
puskesmas keliling dan di posyandu, sekolah masing petugas di wilayah kerja Puskesmas
TK/PAUD. Untuk penyuluhan ini dilibatkan tersebut (Depkes RI, 2008 : 28).
lintas program dan lintas sektor, kader-kader, Pelaksanaan program DDTK balita yang
kepala jorong yang ada di wilayah kerja dilakukan yaitu dengan memberikan penyu
tersebut. luhan, konseling dan pengarahan/motivasi
Fungsi perencanaan merupakan landa kepada kelas ibu balita yang melibatkan
san dasar dari fungsi manajemen secara lintas program, dan kader-kader posyandu.
keseluruhan, tanpa ada fungsi perencanaan Penyuluhan perorang dan konseling yaitu
tidak mungkin fungsi manajemen lainnya kepada ibu yang mempunyai balita yang
akan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam datang ke puskesmas dan penyuluhan
perencanaan pelaksanaan DDTK di wilayah kelompok yaitu dilakukan pada saat
kerja Puskesmas Ujung Gading bepedoman puskesmas keliling dan penyuluhan dilaku
kepada upaya pedoman nasional untuk kan di posyandu yang dihadiri oleh ibu yang
menurunkan masalah tumbuh kembang anak mempunya balita 0-5 tahun yang ada di
balita. Rencana-rencana yang dilakukan wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading.
untuk DDTK balita sudah ada yaitu, apa Dalam kegiatan DDTK balita sebagian besar
kegiatan yang akan dilakukan, siapa yang juga dilakukan di Puskesmas, TK/PAUD
dilibatkan dan kapan waktunya sudah oleh petugas puskesmas seperti mengukur
terjadwal. Program DDTK balita sudah BB dan TB, pemeriksaan tes daya lihat
sampai pada saat pengembangan wilayah. (mata), tes daya dengar (telinga), pemerik

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
saan gigi dan mulut, serta pengu kuran LIKA Hasil penelitian Irmawati (2008)
(Lingkaran Kepala) dan perkembangan tentang analisis hubungan fungsi manajemen
menggunakan kuesioner KPSP (Kuesioner pelaksanaan kegiatan Stimulasi Deteksi dan
Pra Skrining Perkembangan). Untuk mela Intervensi Dini Tumbuh Kembang
kukan deteksi perkembangan mengguna kan (SDIDTK) dengan cakupan SDIDTK balita
kuesioner KPSP dimana kader tidak di dan anak prasekolah di puskesmas Kota
libatkan karena hanya melakukan deteksi dini Semarang memperoleh hasil yang sama
peyimpangan pertumbuhan saja seperti dalam memonitoring/pemantauan kegiatan
mengukur BB dan TB. SDIDTK dikerjakan menjelang akhir tahun
Hasil penelitian Maritalia (2009) atau setiap kali ada pemeriksaan.
tentang analisis pelaksanaan program Dalam program DDTK balita perlu
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini adanya monitoring dan evaluasi gunanya
Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
anak prasekolah di Puskesmas Kota program. Kegiatan monitoring ini erat
Semarang bahwa fungsi pelaksanaan dalam hubungannya dengan supervisi. Supervisi
program SDIDTK di puskesmas belum harus dilaksanakan secara teratur dan
dilakukan maksimal oleh pemegang program terencana. Supervisi unit pelayanan kese
SDIDTK. hatan (misalnya, puskesmas, rumah sakit,
Dalam pelaksanaan ini Puskesmas posyandu) harus dilaksanakan sekurang
Ujung Gading sudah melakukan penyuluhan kurangnya 3 bulan sekali. Supervisi ke
dan sosialisasi yang melibatkan lintas daerah kabupaten atau kota dilaksanakan
program dan lintas sektor. Untuk lebih sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. Supervisi
meningkatkan sosialisasi program DDTK ke daerah Propinsi dilaksanakan sekurang-
balita maka perlu peningkatan penyuluhan, kurangnya 6 bulan sekali (Depkes RI, 2008 :
pengararahan/motivasi baik yang dilakukan 30).
oleh petugas kesehatan maupun non Evaluasi sudah dilakukan di tingkat
kesehatan. puskesmas maupun di tingkat kabupaten.
Dari hasil pengamatan dilapangan Namun masa yang akan datang evaluasi ini
mengenai pelaksanaan kegiatan DDTK balita dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan
yang ada di posyandu hanya dilakukan pada program DDTK balita di masa yang akan
tahap meja 4 yaitu penyuluhan kesehatan. datang.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan
waktu dari petugas kesehatan dan kader. Komponen Keluaran (output)
Kendala lainnya seperti tidak ada pelatihan
yang diberikan oleh petugas puskesmas Rendahnya cakupan DDTK balita
terhadap kader sehingga program DDTK dipengaruhi angka kejadian gizi buruk,
balita tidak berjalan pada kegiatan di meja 5. sedang dan lebih yang masih tinggi,
Selain itu masih ditemukan sebagian kurangnya peran orang tua memeriksakan
posyandu yang memiliki sarana/prasarana perkembangan dan pertumbuhan anaknya ke
kurang mendukung seperti posyandu yang petugas kesehatan/pelayanan kesehatan,
jauh dari wilayah kerja puskesmas. pendidikan orang tua yang masih rendah
Pengawasan dari hasil evaluasi mengenai DDTK balita, wilayah kerja yang
program di puskesmas ini khususnya luas, dan kurangnya peran serta petugas
program DDTK balita dievaluasi dan kesehatan yang turun kelapangan.
dibicarakan pada waktu Lokakarya Mini Keluaran (output) adalah hasil suatu
(Lokmin) di puskesmas, kemudian untuk pekerjaan atau kesimpulan elemen yang
evaluasi program DDTK balita dicatat di dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam buku register kohort menjelang akhir (Muninjaya, 2004 : 21). Rendahnya pelaksa
tahun/tiap kali akan ada pemeriksaan. naan program DDTK balita di wilayah kerja
Biasanya pemegang program juga mela Puskesmas Ujung Gading dipengaruhi angka
porkan hasil evaluasinya ke Dinas Kesehatan kejadian gizi buruk, sedang dan lebih yang
Kabupaten, karena belum sempat biasanya masih tinggi, kurangnya peran orang tua
akhir tahun dikerjakan. memeriksakan perkembangan dan pertum

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
buhan anaknya ke petugas kesehatan/ g. Pengawasan/evaluasi program DDTK bali
pelayanan kesehatan, pendidikan orang tua ta di evaluasi hanya akhir tahun saja yaitu
yang masih rendah mengenai DDTK balita. pada saat Lokakarya Mini (Lokmin).
Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi Bentuk evaluasinya dengan mengisi
penyuluhan dan kinerja petugas kesehatan registrasi kohort dan laporan kesehatan
yang ada di puskesmas. anak balita.
h. Cakupan pelaksanaan DDTK balita ren
Kesimpulan dah dipengaruhi oleh angka kejadian gizi
buruk, sedang dan lebih yang masih tinggi,
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat kurangnya peran orangtua meme riksakan
disimpulkan bahwa : perkembangan dan pertumbuhan anaknya
a. Tenaga pelaksana kegiatan DDTK balita ke petugas kesehatan/pelayanan kesehatan,
yang ada di puskesmas Ujung Gading wilayah kerja yang luas, dan pengetahuan
belum mencukupi. Petugas puskesmas orang tua yang masih rendah mengenai
sudah mendapatkan pelatihan dan sudah DDTK balita.
mengetahui tentang program DDTK balita
pada saat Lokakarya Mini (Lokmin) di Saran
Puskesmas Ujung Gading. Untuk kader
belum diberikan pelatihan mengenai a. Perlunya ditingkatkan kualitas kinerja
pelaksanaan DDTK balita. petugas puskesmas dengan jalan menam
b. Sumber dana dalam program DDTK bah jumlah tenaga kesehatan dan pem
balita dari Dana Alokasi Khusus (DAK) binaan terhadap petugas sebagai ben tuk
BOK. Jumlah dana yang tersedia untuk perpanjangan tangan dalam kegiatan
pelaksanaan DDTK balita jumlahnya DDTK balita.
masih terbatas. b. Kerja sama lintas program dan sektor
c. Sarana/prasarana untuk pelaksanaan kegia perlu ditingkatkan lagi guna untuk
tan DDTK balita yang tersedia di mendapat dukungan baik dukungan moril.
Puskesmas Ujung Gading cukup lengkap c. Mengajukan anggaran tahunan kepada
dan masih layak digunakan, namun untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
posyandu masih ada sebagian sarana/ Barat untuk mendukung pelaksanaan
prasarananya yang belum lengkap. kegiatan di puskesmas, termasuk dalam
d. Perencanaan untuk pelaksanaan program hal ini adalah kegiatan DDTK balita
DDTK balita di wilayah kerja Puskesmas untuk pelatihan kader oleh tenaga
Ujung Gading dalam upaya menurunkan puskesmas terlatih.
masalah tumbuh kembang pada anak d. Sebaiknya uraian tugas pada masing-
balita masih pada tahap pengembangan masing petugas puskesmas yang terlibat
untuk menjangkau unit pelaksana menca dalam tim program DDTK balita dibuat
kup puskesmas, rumah sakit, posyandu, secara tertulis.
TK/PAUD. e. Sesuai dengan perencanaan yang akan
e. Dalam pengorganisasian program DDTK datang maka untuk petugas puskesmas
balita untuk pelaksanaan DDTK balita perlu dilakukan pelatihan dan bimbingan
mempunyai uraian tugas yang jelas terhadap kader, orang tua (kelas ibu
disampaikan secara lisan dan melakukan balita), guru TK/PAUD sehingga hasilnya
koordinasi dengan program lain. dapat tercapai.
f. Bentuk kegiatan yang dilakukan petugas f. Sebaiknya mengisi registrasi kohort dan
puskesmas dalam hal pelaksanaan kegi laporan kesehatan anak balita untuk
atan yaitu dengan penyuluhan per orang, monitoring kegiatan DDTK balita, dengan
kelompok, konseling dan pegarahan/ adanya data dalam registrasi kohort maka
bimbingan serta melakukan deteksi setiap puskesmas dapat membuat rencana
pertumbuhan dan perkembangan sedang kerja bulanan untuk menjangkau dan
kan kader hanya melakukan deteksi memberikan pelayanan DDTK balita pada
pertumbuhan saja. seluruh sasaran.

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang
Daftar Pustaka

Alimul. 2008. Pertumbuhan dan Perkemba (SDIDTK) Balita dan Anak Pra
ngan Balita. Binarupa Aksara. Ja Sekolah di Puskesmas Kota
karta. Semarang’[online]:http://www.goo
glecendikiajournals.org. [13 Januari
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi 2013]
Kesehatan Edisi ke tiga. Binarupa
Aksara. Jakarta. Siahaan ,VP. et al. 2006, ‘Pelaksanaan
Program Deteksi Dini Tumbuh
.1999. Pengantar Administrasi Kembang Balita di Posyandu
Kesehatan Edisi ke tiga. Binarupa Wilayah kerja Puskesmas Sentosa
Aksara. Jakarta. Baru Kecamatan Medan Perjuan
gan’ [online] : http :// www. google
.2008. Buku Pedoman Deteksi cendikiajournals.org.[21 November
Dini Tumbuh Kembang Balita. 2012]
Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat,


2006. Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita. Propinsi
Sumatera Barat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat,


2012. Pencapaian Program Gizi
2012. Jakarta.

Irmawati. 2008. Analisis Hubungan Fungsi


Manajemen Pelaksana Kegiatan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
dengan Cakupan SDIDTK Balita
Dan Anak Prasekolah Di Puskes
mas Kota Semarang. Semarang.

Muninjaya, A.A, Gde. 2004. Manajemen


Kesehatan Edisi ke 2. BCG. Jakarta

Moleong, J. 2001. Metode Penelitian


Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Stimulasi


Deteksi Dan Intervensi Tumbuh
Kembang Anak Di Tingkat Pelaya
nan Dasar

.2012. Profil Data Kesehatan


Indonesia 2011. Jakarta.

Maritalia, et al. 2009, ‘Analisis Pelaksanaan


Program Stimulasi, Deteksi dan
Interpensi Dini Tumbuh Kembang

*Mahasiswa Jurusan Biostatistik dan Informatika Kesehatan-FKM Universitas Baiturrahmah


Padang

Anda mungkin juga menyukai