Anda di halaman 1dari 6

BAB I

1.1 Kebutuhan Air Manusia


Air merupakan sumberdaya alami yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup, baik untuk
memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang
bersifat universal atau menyeluruh bagi setiap aspek kehidupan, menjadikan air sangat
berharga, baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Sekitar 95,1% air di bumi adalah
air asin, sedangkan 4,9% berupa air tawar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting
mengingat jumlah air yang terbatas, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas. Sehingga
diperlukan sebuah pengelolaan yang baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari.
Pemanfaatan air berkaitan dengan ketersediaan dan jenis kepentingannya, seperti
pemanfaatan air untuk kebutuhan domestik, irigasi, perikanan, peternakan, industry dan
lainnya. Adanya berbagai kepentingan dalam pemanfaatan air dapat menimbulkan terjadinya
konflik, baik dalam penggunaan air maupun cara memperolehnya. Seiring dengan
bertambahnya penduduk, maka persaingan untuk mendapatkan air untuk berbagai macam
kepentingan pun terus meningkat. Konsep mengenai ketersediaan dan kebutuhan air perlu
dipahami agar diperoleh pola penggunaan air yang tepat dan manajemen air yang baik.
Sehingga dampak negative seperti krisis air, banjir, kekeringan dan lainnya dapat dikurangi.

1.2 Pemanfaatan Air untuk Domestik


Salah satu pemanfaatan air yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-sehari. Kebutuhan air domestik adalah pemanfaatan air yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga, baik kegiatan di dalam ruangan maupun luar
ruangan, seperti:
a. Mandi
b. Mencuci pakaian
c. Memasak dan minum
d. Mencuci alat dapur
e. Mencuci lantai
f. Wudlu
g. Mencuci kendaraan
h. Menyiram tanaman
1.3 Sumber Air untuk Domestik

Sumber air bersih adalah sumber air yang digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan
sehari-hari. Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia. Ketersediaan sistem
penyediaan air bersih merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Hingga saat ini penyediaan oleh
pemerintah menghadapi keterbatasan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
Air bumi selalu bergerak, dan siklus air alami, yang juga dikenal sebagai siklus hidrologi,
menggambarkan pergerakan air yang terus menerus, di atas, dan di bawah permukaan bumi.
Air selalu berubah keadaan antara cairan, uap, dan es, dengan waktu berlangsung yang singkat
hingga jutaan tahun.
Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari permukaan laut. Saat udara lembap
diangkat, udara mendingin dan uap air mengembun membentuk awan. Kelembaban diangkut
ke seluruh dunia sampai ia kembali ke permukaan sebagai curah hujan. Begitu air mencapai
tanah, satu dari dua proses dapat terjadi; 1) air dapat menguap kembali ke atmosfir atau 2) air
dapat menembus permukaan dan menjadi air tanah. Air tanah merembes masuk ke lautan,
sungai, dan sungai, atau dilepaskan kembali ke atmosfir melalui transpirasi. Keseimbangan air
yang tertinggal di permukaan bumi adalah limpasan, yang mengalir ke danau, sungai dan sungai
dan dibawa kembali ke lautan, di mana siklus tersebut dimulai lagi.
Sumber air bersih yang akan digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari dapat
berasal dari :
1. Air Tanah,
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah yang mengalir melalui rongga-rongga tanah.
Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) 2009, sekitar 70 persen warga masih
mengandalkan air tanah. Namun, jumlah itu terus merosot. Pada periode yang sama,
penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang naik tiga kali lipat, dari
4,1 persen menjadi 12,2 persen dari rumah tangga nasional. Air Tanah bias di dapatkan
dengan membuat sumur gali, sumur bor, dan sumur resapan.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir dipermukaan bumi, pada umumnya akan
mendapatkan pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh batang kayu, kotoran
industri, lumpur dan lainya. untuk bisa diminum harus melewati proses yang benar-benar
sempurna. Air permukaan sebagai sumber air untuk sistem penyediaan air bersih.
3. Mata Air
Mata air yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah dan debitnya sulit untuk
diduga. Sama seperti air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim. Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur
terdapat di daerah Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
4. Air Hujan
Air hujan juga termasuk kedalam sumber air jika ingin menjadikan air hujan menjadi air
minum hendaknya jangan pada saat air hujan baru mulai turun, karena air hujan yang baru
turun masih mengandung banyak sekali kotoran. Air hujan juga memiliki sifat agresif
terutama terhadap pipa penyalur ataupun bak sehingga akan terjadi karatan ataupun korosi.
5. Air Laut
Air laut ini mengandung garam (NaCl) sehingga terasa asin. Kadar garam (NaCl) didalam
air laut sekitar 3%. Dengan demikian air laut tidak memenuhi syarat untuk bisa diminum.

1.4 Kebutuhan Air untuk Domestik


Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan,
kebutuhan air perkapita dan proyeksi waktu air yang akan digunakan. Dari sumber Pedoman
Konstruksi dan Bangunan, Departemen PU, dalam Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas
2006, standar kebutuhan air rumah tangga berdasarkan jenis kota dan jumlah penduduk dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel1. Tabel Standar Kebutuhan Air Domestik Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk Jenis Kota Jumlah Kebutuhan Air
(liter/ orang/ hari)
>2.000.000 Metropolitan >210
1.000.000 - 2.000.000 Metropolitan 150-210
500.000 - 1.000.000 Besar 120-150
100.000 - 500.000 Besar 100-150
20.000 - 100.000 Sedang 90-100
3.000 - 20.000 Kecil 60-100

Berikut adalah persamaan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik:


𝑔 (𝑢) 𝑔 (𝑟)
𝑄 (𝐷𝑀𝐼) = 365 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 { 𝑥 𝑃 (𝑢) + 𝑥 𝑃(𝑟)}
1000 1000
Dimana :
Q (DMI) : Kebutuhan air untuk kebutuhan domestik (m3/tahun)
g (u) : Konsumsi air pada daerah perkotaan (liter/kapita/hari)
g (r) : Konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)
P (u) : Jumlah penduduk kota
P (r) : Jumlah penduduk pedesaan
BAB II

2.1 Pengertian Limbah Domestik


Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan
sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Sedangkan menurut
Keputusan Memperindag RI No 231/ MPP/ Kep/7/1997 Pasal 1 tentang Prosedur Impor
Limbah, limbah adalah bahan/ barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi
yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan
hewan. Limbah berasal dari hasil aktivitas manusia baik berasal dari teknologi maupun dari
alam. Limbah dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah domestik adalah suatu limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Limbah
domestik menjadi masalah yang paling serius karena umumnya tidak dikelola dengan tepat.
Limbah domestik juga menjadi limbah dengan persentase terbesar dalam menyumbang
kerusakan lingkungan. Limbah domestik menurut bentuk fisiknya dapatnya dibagi menjadi, (1)
limbah cair yaitu buangan dari toilet, air cucian, air kamar mandi, (2) limbah padat atau sampah
seperti sampah sisa makanan, bungkus atau kemasan, kantong plastik, botol bekas, dan (3)
limbah gas seperti asap dari kompor minyak, asap dari tungku, asap dari pembakaran sampah,
dan bau dari kakus.

2.2 Penanganan Limbah Domestik


Keberadaan limbah domestik perlu mendapatkan penanganan serius agar tidak
terakumulasi dan menimbulkan masalah. Setiap rumah tangga perlu menyadari hal ini supaya
dapat ikut berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Membuat sarana penampungan kotoran (septictank) untuk mencegah timbulnya penyakit
dan pencemaran lingkungan.
2. Penggunaan deterjen dan sabun secara efisien saat mencuci pakaian dan perabotan.
3. Membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah berdasarkan jenisnya agar
dapat dikelola kembali.
4. Mendaur ulang limbah yang sekiranya dapat dimanfaatkan kembali.
5. Mengurangi pemakaian plastik sebagai pembungkus belanja.
BAB III

3.1 Pengelolaan Air Limbah

Penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik bertujuan untuk meningkatkan akses


pelayanan air limbah domestik yang ramah lingkungan, sehingga tercapai peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik dan sehat. Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
menyatakan pencapaian universal akses sanitasi pada tahun 2019. Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat bersama Pemerintahan Daerah berkomitmen untuk
meningkatkan akses air limbah domestik berupa pembangunan infrastruktur air limbah di
kabupaten/kota.

3.1.1 Regulasi

1. Kepemilikan

Pada dasarnya asset yang dibangun dengan dana APBN adalah milik pemerintah
pusat. Asset yang dibangun dengan dana APBD adalah milik pemerintah daerah.
Status kepemilikan asset menunjukkan bahwa pemerintah perlu mengalokasikan
dana untuk pemeliharaan.

2. Peran Pemerintah

Pemerintah berperan dalam menerbitkan norma, pedoman, standar, dan kriteria untuk
pembangunan. Secara khusus perlu diterbitkan peraturan daerah untuk meningkatkan
layanan sanitasi seperti penertiban peraturan tentang retribusi air limbah untuk rumah
tangga dan pembuangan untuk operator truk tinja.

3. Peran Masyarakat

Masyarakat harus memahami hak dan kewajibannya sebelum sarana sanitasi


dibangun. Hak masyarakat dalam pelayanan sarana sanitasi skala pemukiman adalah
mendapatkan layanan sanitasi sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan kewajibannya
adalah ikut memberikan kontribusi pemikiran, waktu, dan keuangan untuk operasi
pemeliharaan.
3.1.2 Penyuluhan

1. Sebelum Konstruksi

Tahap pra konstruksi sangat menentukan sarana sanitasi yang akan dibangun.
Persetujuan masyarakat terhadap pembangunan sarana sanitasi tidak cukup hanya
pada pembangunannya, tetapi harus sampai dengan masa operasi dan pemeliharaan.

2. Sesudah Konstruksi

Sifat penyuluhan pasca konstruksi adalah penyegaran untuk memastikan bahwa


operasi dan pemiharaan dapat dilakukan oleh masyarakat dan pengelola.

3.1.3 Operasi dan Pemeliharaan

1. Sambungan Rumah

Bak kontrol di halaman rumah harus dikontrol secara rutin untuk memastikan bahwa
aliran berjalan dengan baik. Sampah atau akumulasi minyak yang membatu harus
dibuang untuk mencegah penyumbatan.

2. Pipa Air Limbah

Jalur pipa merupakan investasi yang sangat penting dalam sistem jaringan pipa air
limbah. Harus dipastikan semua jalur dalam keadaan baik. Untuk mengetahui aliran
berjalan dengan baik dapat dilakukan pengontrolan disetiap blok pelayanan.

3. IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)

IPAL merupakan unit yang di dalamnya terjadi proses biologis. Apabila proses
biologis berjalan dengan baik, maka ada perbaikan kualitas air pada pipa keluar.
Tanda bahwa kualitas air yang keluar baik adalah air relatif jernih.

Anda mungkin juga menyukai