Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN DAN


TEKNIK ANTROPOMETRI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3


1.MERLIN AGUSTIN
2.LOLA PITALOKA
3.RADIANSYAH

YAYASAN DARUL MA’ARIF AL-INSAN AKADEMI KEPERAWATAN


AL-MA’ARIF BATURAJA TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas mata kuliah Keperawatan
anak tentang Pemeriksaan pertumbuhan dan teknik Antropometri
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah
kewirausahaan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami kami harapkan, semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Baturaja, 21 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................1

1.3. Tujuan...............................................................................1

BAB 11 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Antropometri..................................................2
2.2. Konsep Pertumbuhan Sebagai Dasar Antropometri.........3
2.3. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri.....................7
2.4. Jenis-Jenis Antropometri Yang Di Ukur.........................8
2.5. Mengetahui Indeks Masa Tubuh.....................................12

BAB 111 PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................15

Daftar Pustaka.................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, serta pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Masalah nutrisi merupakan hal yang sangat
berhubungan dengan intake makanan yang diberikan pada tubuh.
Pengkajian dan penilaian kecukupan gizi atau nutrisi diperlukan
untuk mengetahui keseimbangan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan
kegunaannya. Keseimbangan kebutuhan nutrisi pada seseorang dikatakan baik
apabila asupan nutrisinya seimbang dengan kegunaannya. Keseimbangan nutrisi
dipengaruhi oleh 2 hal yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan tubuh.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji dan menilai angka kecukupan
nutrisi adalah dengan antopometri.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari antropometri?
2. Apa konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri?
3. Apa keunggulan dan kelemahan antropometri?
4. Apa saja jenis-jenis antropometri?
5. Bagaimana cara mengetahui indeks masa tubuh?

1.3. TUJUAN
1. untuk mengetahui pengertian antropometri.
2. Untuk mengetahui konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan antropometri
4. Untuk mengetahui jenis-jenis antropometri yang diukur.
5. Untuk mengetahui indeks masa tubuh.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ANTROPOMETRI


Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang
berarti tubuh manusia dan ilmu. Antropometri berasal dari kata antropo (manusia)
dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran
tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam
memerlukan intraksi manusia. Artinya Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri secara antropometri adalah konsep
pertumbuhan.
Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang anak
sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau
tidak. Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan
dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan
penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan
kerja.
Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat
dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan
mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.
Antropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran
dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan
dengan perancangan alat-alat / benda-benda yang digunakan manusia.
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
1. Antropometri Statis, dimana pengukuran pada manusia dilakukan dalam posisi
diam dan linier pada permukaan tubuh.
2. Antropometri Dinamis, dimana pengukuran dilakukan dengan memerhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksankan
kegiatannya.

2
2.2. KONSEP PERTUMBUHAN SEBAGAI DASAR ANTROPOMETRI
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam kehidupan manusia dimulai sejak janin dalam kandungan
berlanjut pada masa bayi, kanak-kanak dan pada masa remaja kemudian berakhir
pada masa dewasa. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan
mengikuti perjalanan waktu. Selama pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik.
Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi,
proporsi maupun komposisinya. Ukuran fisik manusia dapat diukur. llmu yang
mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh tertentu dikenal dengan sebutan
antropometri.
Pola pertumbuhan dibatasi oleh dua hal yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti intake zat gizi, infeksi penyakit,
sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan dll. Pengukuran pertumbuhan
secara antropometri akan berkait dengan umur yang nantinya akan dipadukan
dengan ukuran: berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan
lingkar dada. Berat badan untuk umur (BB/U) merupakan indikator yang
mendasar dan absah untuk penentuan keadaan gizi , terutama gizi kurang. Panjang
badan untuk umur (PB/U) untuk mengukur riwayat kekurangan gizi di masa
lampau. Berat badan untuk panjang badan (BB/PB) merupakan indikator
yang kuat untuk menentukan akibat gizi salah akut dan masa penyembuhannya.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: kelenjar yang
menghasilkan hormon pertumbuhan , penyakit, keturunan, emosi, system syaraf,
musim dan iklim, gizi, seluler, social ekonomi. Faktor ras dapat mempengaruhi
densitas tulang. Ras Afrika memiliki densitas tulang yang tinggi,
sehingga perbedaan ras memiliki hubungan yang penting pada osteoporosis.
b. Perkembangan
Definisi perkembangan menurut Sinclair, D (1973) meliputi parameter
psikologi, idea dan pemahaman dan perolehan skill motorik dan
sensory. Hurlock, B (1980) dalam psikologi perkembangan menganggap penting
dasar permulaan merupakan sikap kritis karena dasar permulaan
merupakan atau mengarah kepada penyesuaian diri pribadi atau sosial bila sudah

3
tua. Banyak para ahli psikologi memandang tahun pra sekolah merupakan tahapan
penting atau kritis dimana mulai diletakkan dasar struktural perilaku komplek
yang dibentuk dalam kehidupan. Perkembangan juga seperti pertumbuhan
mengikuti suatu pola spesifik dan dapat diramalkan mengikuti hukum arah
perkembangan yang disebut hukum cephalocaudal yang menjelaskan bahwa
perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki dan hukum
proximodistal yang menentapkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari
titik poros sentral ke anggota tubuh.
Perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi
lingkungan mendukung. Setiap tahapan perkembangan mempunyai perilaku
karakteristik. Perkembangan sangat dibantu rangsangan. Setiap tahapan
mempunyai resiko. Perkembangan terjadi karena kematangan dan pengalaman
dari lingkungan serta perkembangan dipengaruhi oleh budaya. Namun disadari
tahap perkembangan anak berbeda seperti yang dikemukakan oleh beberapa
pakar.
Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik dan psikis
yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak. Perkembangan
mencakup rangsangan yang diberikan kepada anak dan umumnya pencapaian
perkembangan optimal tergantung rangsangan (stimuli) dari luar dan umumnya
anak mencapai perkembangan tertentu pada umur yang lebih tinggi.
Perkembangan mengikuti jalur pertumbuhan dan memiliki pola sesuai dengan
umur dan taraf perkembangan. Apabila beberapa taraf perkembangan
tidak dicapai oleh anak pada umur batas anak, maka perlu dicurigai bahwa anak-
anak mengalami kelambatan perkembangan dan perlu dikonsultasikan kepada
ahlinya.
Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipindahkan
dan harus berjalan beriringan. Misalkan perkembangan kepala terjadi sangat
cepat khususnya pada tahun pertama umur bayi, karena otak berkembang sangat
pesat. Perkembangan kepandaian bayi terutama tergantung pada berfungsinya
otak dan sistem syaraf serta rangsangan yang diterima anak. Waktu dilahirkan
bayi hanya dapat melakukan sesuatu terbatas untuk dirinya, tetapi kemudian
secara teratur semakin berkembang sampai mampu mengontrol tubuhnya

4
dan melakukan pekerjaan khusus. Tingkatan (fase-fase) perkembangan
kemampuan anak menurut umur perlu diketahui untuk dapat dipakai
sebagai indikator perkembangan kepandaian anak.

2. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


a. Faktor Internal (Genetik)
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara
gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan
penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan
familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dari dwarfism adalah akibat
transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh
kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi.
Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal
yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi
mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme
tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak
berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi
dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut,
kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
dibandingkan dengan hereditas.
1) Jenis kelamin. Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam
ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga
memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih
dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, sedangkan pria mulai pada
umur 12 tahun.
2) Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning
mempunyai hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih.
Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Itali.
3) Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat
anggota

5
keluarga yang pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.
4) Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa
bayi dan masa adolesensi.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)


1) Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitami
tertentu dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkan
menemukan kelainan pada anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapa
diduga sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktika pula
bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angk kelahiran
mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu denga keadaan gizi
yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pul oleh Warkany
dengan mengatakan The most serious congenital malformatio is never to be
conceived at all.
2) Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma
oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan
oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot
mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin
terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang
juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan
berakibat gangguan pertumbuhan.
3) Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain).
Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan
seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.
4) Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan
kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal.
Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata- rata
ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini
mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang
meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut
berperan.

6
5) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar
Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus.
Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang
ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali,
retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.
6) Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II
dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).
Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya
yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan
pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh infeksi yang
dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis
dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital
atau mikrosefali dan renitinitis.
7) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar
adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui
plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akhemolisis. Akibat
penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia.
Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi
kerusakan.
8) Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

2.3. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ANTROPOMETRI


A. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif

7
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga
oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
B. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapatmenurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri.

2.4. JENIS-JENIS ANTROPOMETRI YANG DI UKUR


1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. usia
beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu
sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya
mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang
mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan
kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat,
kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000
gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III
sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya
hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan.
Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun.
Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat
( growth spurt)Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat

8
diperkirakan denganmenggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992),
yaitu :
Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
22
Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 ±y 5
2
Cara pengukuran berat badan anak adalah :
Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu,
cukup pakaian dalam saja. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila
menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan
gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk
berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi. Ketika minmbang berat badan
bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk
mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang Selisih
antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendirimenjadi berat
badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu Tentukan hasil timbangan sesuai
dengan jarum penunjuk pada timbangan. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan
anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak
normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat
dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak
berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.

9
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada
tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan
lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia
9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita,
sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun. Seperti halnya berat badan,
tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992),
yaitu :
Perkiraan panjang lahir : 50 cm
Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
Usia kurang dari 2 tahun :
Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran) Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan
lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi) Luruskan bagian puncak
kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur)
lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi
tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada
bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua
tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1

10
Usia 2 tahun atau lebih :
Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal
dan menempel pada alat pengukur.
Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan
posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran
lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar +
0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama
ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih
dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah
+ 10 cm. Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
Siapkan pita pengukur (meteran)
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
4. Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkarlengan
atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16cm.
Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.Ukuran
lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak danotot yang
tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilaikeadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lenganbagian
kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.

11
Hindari penekanan pada lengan yang diukur
saat pengukuran. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka
yang tertera pada pit pengukur Catat hasil pada KMS
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan
posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi
berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
Siapkan pita pengukur Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
Catat hasil pengukuran pada KMS

2.5. MENGETAHUI INDEKS MASA TUBUH


A. Pengertian
IMT atau sering juga disebut indeks quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang
ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukur
komposisi tubuh yang paling umum dan sering dilakukan. Beberapa studi telah
mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna
untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi
klinik pada obesitas anak
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO,


yangmembedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang
normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.

12
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
KATEGORI IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,1-18,5
Normal 18,6-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : I Nyoman Supariasa DKK, jakarta EGG (2002: halaman 61)

B. Kategori Indeks Massa Tubuh


Untuk orang dewasa yang usianya 20 tahun ke atas, IMT diinterprestasi
menggunakan kategori status berat badan standar yang sama untuk semua umur
bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah
spesifik mengikut usia dan jenis kelamin. (CDC, 2009) Secara umum, IMT 25
keatas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan
pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI dibawah 18,1 sebagai sangat kurus atau
underweight, IMT diatas 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT
melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah
diantara 18,5 – 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat : tingkat I (25-
29,9), tingkat II (30-40), tingkat III (>40). (CDC, 2002)
Batas Ambang IMT Indonesia Gender
Kategori IMT ( kg/m²)
Gender Kegemukan
Kurus Normal
Tingkat ringan Tingkat berat
Pria <18kg/ m² 18-25 m² >25±27kg/ m²
>27kg/ m²
Wanita <17 kg/ m² 17±23 kg/ m² >23 ± 27 kg/ m²
Keterangan :
- IMT < 17,0 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekuranganberat
badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK)
- IMT 17,0 – 18,4 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan
berat badan tingkat ringan (KEK Ringan)
- IMT 18,5 – 25,0 : Keadaan orang tersebut termasuk kategori normal

13
- IMT 25,1 – 27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
berat badan tingkat ringan
- IMT >27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat berat. (Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

14
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan bagian dari
ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang
meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk
kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan
lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian
ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri,
pusing.
Download

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Sandjadja dkk. 2010.antropometri .jakarta kompas


2. Nugroho ,Adi.2002 ,konsep antopometri .cermin dunia kedokteran XI:678-
745
3. Deniz nazire .2007 .antropometri pengukuran .
4. Perisinoto ,dkk .2002 jenis-jenis antropometri .

16

Anda mungkin juga menyukai