Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas mata kuliah Keperawatan
anak tentang Pemeriksaan pertumbuhan dan teknik Antropometri
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah
kewirausahaan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami kami harapkan, semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan...............................................................................1
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Antropometri..................................................2
2.2. Konsep Pertumbuhan Sebagai Dasar Antropometri.........3
2.3. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri.....................7
2.4. Jenis-Jenis Antropometri Yang Di Ukur.........................8
2.5. Mengetahui Indeks Masa Tubuh.....................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................15
Daftar Pustaka.................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. untuk mengetahui pengertian antropometri.
2. Untuk mengetahui konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan antropometri
4. Untuk mengetahui jenis-jenis antropometri yang diukur.
5. Untuk mengetahui indeks masa tubuh.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. KONSEP PERTUMBUHAN SEBAGAI DASAR ANTROPOMETRI
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam kehidupan manusia dimulai sejak janin dalam kandungan
berlanjut pada masa bayi, kanak-kanak dan pada masa remaja kemudian berakhir
pada masa dewasa. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan
mengikuti perjalanan waktu. Selama pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik.
Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi,
proporsi maupun komposisinya. Ukuran fisik manusia dapat diukur. llmu yang
mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh tertentu dikenal dengan sebutan
antropometri.
Pola pertumbuhan dibatasi oleh dua hal yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti intake zat gizi, infeksi penyakit,
sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan dll. Pengukuran pertumbuhan
secara antropometri akan berkait dengan umur yang nantinya akan dipadukan
dengan ukuran: berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan
lingkar dada. Berat badan untuk umur (BB/U) merupakan indikator yang
mendasar dan absah untuk penentuan keadaan gizi , terutama gizi kurang. Panjang
badan untuk umur (PB/U) untuk mengukur riwayat kekurangan gizi di masa
lampau. Berat badan untuk panjang badan (BB/PB) merupakan indikator
yang kuat untuk menentukan akibat gizi salah akut dan masa penyembuhannya.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: kelenjar yang
menghasilkan hormon pertumbuhan , penyakit, keturunan, emosi, system syaraf,
musim dan iklim, gizi, seluler, social ekonomi. Faktor ras dapat mempengaruhi
densitas tulang. Ras Afrika memiliki densitas tulang yang tinggi,
sehingga perbedaan ras memiliki hubungan yang penting pada osteoporosis.
b. Perkembangan
Definisi perkembangan menurut Sinclair, D (1973) meliputi parameter
psikologi, idea dan pemahaman dan perolehan skill motorik dan
sensory. Hurlock, B (1980) dalam psikologi perkembangan menganggap penting
dasar permulaan merupakan sikap kritis karena dasar permulaan
merupakan atau mengarah kepada penyesuaian diri pribadi atau sosial bila sudah
3
tua. Banyak para ahli psikologi memandang tahun pra sekolah merupakan tahapan
penting atau kritis dimana mulai diletakkan dasar struktural perilaku komplek
yang dibentuk dalam kehidupan. Perkembangan juga seperti pertumbuhan
mengikuti suatu pola spesifik dan dapat diramalkan mengikuti hukum arah
perkembangan yang disebut hukum cephalocaudal yang menjelaskan bahwa
perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki dan hukum
proximodistal yang menentapkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari
titik poros sentral ke anggota tubuh.
Perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi
lingkungan mendukung. Setiap tahapan perkembangan mempunyai perilaku
karakteristik. Perkembangan sangat dibantu rangsangan. Setiap tahapan
mempunyai resiko. Perkembangan terjadi karena kematangan dan pengalaman
dari lingkungan serta perkembangan dipengaruhi oleh budaya. Namun disadari
tahap perkembangan anak berbeda seperti yang dikemukakan oleh beberapa
pakar.
Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik dan psikis
yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak. Perkembangan
mencakup rangsangan yang diberikan kepada anak dan umumnya pencapaian
perkembangan optimal tergantung rangsangan (stimuli) dari luar dan umumnya
anak mencapai perkembangan tertentu pada umur yang lebih tinggi.
Perkembangan mengikuti jalur pertumbuhan dan memiliki pola sesuai dengan
umur dan taraf perkembangan. Apabila beberapa taraf perkembangan
tidak dicapai oleh anak pada umur batas anak, maka perlu dicurigai bahwa anak-
anak mengalami kelambatan perkembangan dan perlu dikonsultasikan kepada
ahlinya.
Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipindahkan
dan harus berjalan beriringan. Misalkan perkembangan kepala terjadi sangat
cepat khususnya pada tahun pertama umur bayi, karena otak berkembang sangat
pesat. Perkembangan kepandaian bayi terutama tergantung pada berfungsinya
otak dan sistem syaraf serta rangsangan yang diterima anak. Waktu dilahirkan
bayi hanya dapat melakukan sesuatu terbatas untuk dirinya, tetapi kemudian
secara teratur semakin berkembang sampai mampu mengontrol tubuhnya
4
dan melakukan pekerjaan khusus. Tingkatan (fase-fase) perkembangan
kemampuan anak menurut umur perlu diketahui untuk dapat dipakai
sebagai indikator perkembangan kepandaian anak.
5
keluarga yang pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.
4) Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa
bayi dan masa adolesensi.
6
5) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar
Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus.
Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang
ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali,
retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.
6) Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II
dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).
Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya
yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan
pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh infeksi yang
dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis
dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital
atau mikrosefali dan renitinitis.
7) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar
adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui
plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akhemolisis. Akibat
penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia.
Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi
kerusakan.
8) Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
7
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga
oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
B. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapatmenurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
8
diperkirakan denganmenggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992),
yaitu :
Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
22
Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 ±y 5
2
Cara pengukuran berat badan anak adalah :
Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu,
cukup pakaian dalam saja. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila
menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan
gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk
berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi. Ketika minmbang berat badan
bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk
mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang Selisih
antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendirimenjadi berat
badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu Tentukan hasil timbangan sesuai
dengan jarum penunjuk pada timbangan. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan
anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak
normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat
dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak
berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.
9
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada
tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan
lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia
9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita,
sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun. Seperti halnya berat badan,
tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992),
yaitu :
Perkiraan panjang lahir : 50 cm
Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
Usia kurang dari 2 tahun :
Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran) Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan
lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi) Luruskan bagian puncak
kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur)
lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi
tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada
bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua
tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1
10
Usia 2 tahun atau lebih :
Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal
dan menempel pada alat pengukur.
Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan
posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran
lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar +
0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama
ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih
dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah
+ 10 cm. Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
Siapkan pita pengukur (meteran)
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
4. Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkarlengan
atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16cm.
Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.Ukuran
lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak danotot yang
tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilaikeadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lenganbagian
kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.
11
Hindari penekanan pada lengan yang diukur
saat pengukuran. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka
yang tertera pada pit pengukur Catat hasil pada KMS
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan
posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi
berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
Siapkan pita pengukur Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
Catat hasil pengukuran pada KMS
12
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
KATEGORI IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,1-18,5
Normal 18,6-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : I Nyoman Supariasa DKK, jakarta EGG (2002: halaman 61)
13
- IMT 25,1 – 27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
berat badan tingkat ringan
- IMT >27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat berat. (Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan bagian dari
ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang
meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk
kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan
lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian
ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri,
pusing.
Download
15
DAFTAR PUSTAKA
16