Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aniszhaini Rizki

NIM : 155020201111091
Mata Kuliah : Bisnis Internasional
BAB 11
KEKUATAN TENAGA KERJA
Kebanyakan kondisi tenaga kerja di satu kawasan ditentukan oleh kekuatan social, cultural, agama,
sikap dan kekuatan lain. Penentu lain dari kondisi tenaga kerja adalah kekuatan politik dan hukum.
Terutama, kita membahas tenaga kerja alas an ketersediaan atau kelangkaannya, jenis tenaga kerja
yang mungkin tersedia atau tidak tersedia dalam kondisi yang berbeda, dan hubungan antara
pegawai dan atasan. Kita akan melihat bagaimana hubungan ini dipengaruhi oleh pemerintah dan
organisasi pekerja seperti serikat pekerja.
Kondisi dan Trend Tenaga Kerja di Seluruh Dunia
Kuantitas dan kualitas tenaga kerja bervariasi di antara negara-negara dan kawasan di dunia serta
seiring berjalannya waktu. Ulasan singkat mengenai data demografi merupakan langkah awal untuk
mengamati kondisi tenaga kerja. Bagian ini juga akan membahas trend tenaga kerja internasional
lain, termasuk populasi berusia lanjut, peningkatan migrasi dari desa ke kota, pengangguran,
imigrasi, partisipasi anak dalam kekuatan tenaga kerja dan kerja paksa.
Keseluruhan Ukuran Dan Sektor Tenaga Kerja
Di seluruh dunia, proporsi pekerjaan di sektor jasa telah mengalami kenaikan selama beberapa
dekade belakangna, sementara proporsi pekerja di sektor pertanian mengalami penurunan. Pada
dekade sebelumnya, kawasan yang tidak mengalami peningkatan proporsi pekerjaan di sector jasa
hanyalah Timur Tengah dan Afrika Utara. Saat ini sector jasa merupakan sector yang
mempekerjakan tenaga kerja terbanyak di sebagian besar Negara di dunia, melebihi proporsi jumlah
tenaga kerja di sector pertanian dan industry.
Menuanya Populasi
Tidak semua Negara atau kawasan mengalami kondisi yang sama dalam populasi usia lanjut. Trend
ini lebih terdeteksi di negara-negara maju, yang proporsi penduduk usia lanjutnya meningkat dari
10 persen pada tahun 1996 menjadi 11,5 persen pada tahun 2006 dan diproyeksikan akan meningkat
menjadi 25,4 persen pada tahun 2050 mendatang. Populasi yang menua di sebagian besar negara
maju akan membawa implikasi yang penting bagi ukuran dan kemampuan tenaga kerja untuk
kebijakan yang berkaitan dengan imigrasi (misalnya, sebagai cara untuk mempertahankan ukuran
tenaga kerja dan populasi), untuk pertumbuhan ekonomi dan untuk berbagai isu politik yang
berkitan dengan rencana pensiun.
Urbanisasi Tenaga Kerja
Karena penduduk bermigrasi dari desa ke kota, terutama di Negara-negara berkembang, mereka
juga berpindah dari pekerjaan berbasis pertanian ke pekerjaan sektor industri dan jasa. Sering kali,
aliran masuk tenaga kerja dari pedesaan tidak hanya menciptakan kumpulan pekerja dengan upah
rendah tapi juga berkemampuan rendah. Meski pelatih tenaga kerja untuk IC di Negara-negara
berkembang menemukan bahwa orang-orang mempelajari kemampuan industrial dengan cepat,
tantangan yang lebih sulit adalah mengajarkan pekerja baru yang datang dari pertanian dan
pedesaan untuk menyesuaikan diri secara social dan psikologis terhadap kehidupan kerja disektor
industry atau jasa. Beberapa di antaranya tidak hanya harus diajari kemampuan untuk bekerja, tapi
juga mengenai konsep waktu. Mereka tidak terbiasa untuk datang bekerja pada tempat dan waktu
yang sama setiap hari, atau untuk menepati jadwal produksi. Mereka harus diperkenalkan kepada
tim kerja di pabrik dan kepada hierarki industry. Sering kali, perusahaan harus berkompromi dan
tidak berusaha untuk mengubah praktik-praktik kebiasaan yang dilakukan di pertanian dan
pedesaan dengan terlalu cepat dan menyeluruh.

BAB 12
STRATEGI KOMPETITIF INTERNASIONAL
Strategi Internasional (International Strategy) terkait dengan cara perusahaan membuat pilihan
fundamental mengenai pengembangan dan penyebaran sumber daya yang terbatas secara
internasional. Strategi internasional termasuk keputusan yang terkait dengan barang atau jasa apa
yang ditawarkan, pasar mana yang harus dimasuki, dan bagaimana untuk bersaing. Hal ini berkaitan
dengan seluruh fungsi dan aktivitas yang beragam dari sebuah perusahaan dan interaksi di antara
mereka, bukan hanya di satu bidang seperti pemasaran dan produksi. Agar efektif, strategi
internasional perusahaan harus konsisten antara berbagai fungsi, produk, dan unit regional dari
perusahaan (konsistensi internal) serta dengan berbagai tuntutan yang berhubungan dengan operasi
dalam lingkungan internasional yang kompetitif (konsistensi eksternal).
Tujuan Strategi Internasional adalah untuk mencapai dan mempertahankan posisi persaingan yang
unik dan berharga baik di dalam negeri maupun secara global, sebuah posisi yang diistilahkan
sebagai keunggulan kompetitif (competitive advantage). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
internasional harus melakukan aktivitas yang berbeda dengan pesaingnya atau melakukan aktivitas
yang sama dengan cara yang berbeda. Untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan, perusahaan internasional harus mencoba mengembangkan kemampuan, atau
kompetensi (competencies), bahwa (1) menciptakan nilai bagi pelanggan yang mana pelanggan
bersedia membayar; (2) jarang terjadi, karena kompetensi yang dimiliki bersama dengan banyak
pesaing tidak bisa menjadi dasar keunggulan kompetitif; (3) sulit untuk ditiru atau digantikan; dan
(4) diatur dengan cara yang memungkinkan perusahaan untuk mengeksploitasi penuh dan
menangkap nilai dari potensi kompetitif ini berharga, langka, dan sulit untuk meniru kompetensi.
PERENCANAAN STRATEGIS GLOBAL
Seperti yang telah dibahas di berbagai bab di Bagian dua, perusahaan menghadapi serangkaian
politik, ekonomi, sosial, tekonologi, hukum, dan kekuatan lingkungan yang makin kompleks,
global, dan tunduk pada perubahan yang sangat cepat.
Perencanaan Strategis membantu memastikan bahwa pengambil keputusan telah memiliki
pemahaman yang sama mengenai bisnis, strategi, asumsi di balik strategi, tekanan lingkungan
bisnis eksternal, dan keputusan mereka sendiri, juga termasuk mempromosikan konsistensi tindakan
antarmanajer di perusahaan tersebut di seluruh dunia. Rencana strategis juga mendorong partisipan
untuk mempertimbangkan dampak tindakan mereka di area geografis dan fungsional lain di
perusahaan. Rencana ini menyediakan landasan menyeluruh, sistematis untuk meningkatkan
pertanyaan kunci mengenai harus menjadi apa bisnis dan untuk membuat keputusan mengenai
sumber daya dan kompetensi apa yang harus dikembangkan perusahaan, kapan dan bagaimana
untuk mengembangkannya, dan bagaimana menggunakan kompetensi tersebut untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Hal ini ditujukan untuk membantu organisasi untuk merespons secara lebih
efektif terhadap tantangan dibandingkan dengan pesaingnya. Perencanaan strategis juga ditujukan
untuk membantu meningkatkan kemungkinan inovasi strategis, mempromosikan pengembangan,
menangkap, dan aplikasi dari ide – ide baru untuk mendorong kesuksesan didalam menantang
lingkungan yang kompetitif. McKinsey Global survey mengungkapkan bahwa 85 persen responden
memandang lingkungan bisnis perusahaan mereka “lebih kompetitif” atau “jauh lebih kompetitif”
dibandingkan lima tahun lalu, dengan intensitas persaingan yang meningkat baik untuk perusahaan
kecil maupun besar dan di seluruh industri. Meskipun ada keluhan mengenai tantangan untuk
mengimplementasikan usaha perencanaan secara efektif, terutama di dalam perusahaan yang besar
dan berskala internasional, survey Bain & Company’s Management fools & Trends 2007
melaporkan bahwa perencanaan strategis terus menjadi alat manajemen yang paling banyak
digunakan di kalangan eksekutif global, dan ini adalah alat dengan tingkat laporan kepuasan
tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai