Anda di halaman 1dari 4

LAJU KOROSI SUMUR LHD 23 pada BERBAGAI pH FLUIDA GEOTHERMAL

DI PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG

Syarif,syahrawi Lab analyst, PT Pertamina Geothermal EnergyArea Lahenndong Email,


syahrawisyarif@gmail.com

ABSTRAK

Sejak tahun 2002, lapangan geothermal lahendong telah memproduksi uap untuk pembangkit listrik
dengan kapasitas terpasang sampai saat ini adalah 6 x 20 MWe. Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga
Panasbumi (PLTP) sangat dipengaruhi oleh kehandalan fasilitas produksi dan ketersedian uap secara terus
menerus menuju PLTP. Uap PLTP Unit IV Lahendong disuplai dari sumur LHD-23 yang memiliki
karakteristik fluida dengan pH sangat asam di 2.2 s.d 2.5. Pada kondisi asam, fluida berbahaya bagi
fasilitas produksi dikarenakan laju korosi sangat cepat. Untuk menghindari korosi maka di injeksikan NaOH
untuk menetralkannya. Maka diperlukan perhitungan laju korosi di berbagai pH untuk mengetahui
seberapa besar laju korosi di berbagai pH. Metode yang dipakai untuk menghitung laju korosi adalah
dengan menghitung jumlah besi yang terkorosi dari kadar besi sampel brine yang diambil dari pemipaan.
Dengan mengetahui kadar besi yang terkandung didalam brine kita dapat mengetahui berapa banyak besi
yang terkorosi dengan mengalikan kadar besi dengan jumlah brine pada sumur tersebut. Apabila jumlah
besi yang terkorosi diketahui maka laju korosi pun dapat di ketahui. Hasil dari perhitungan laju korosi ini
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui berapa pH yang terbaik dimana korosi paling rendah dan
sebabagai bahan acuan daya tahan pipa.

ABSTRACT

Since 2002, the field of geothermal lahendong has produced steam for power plants with installed
capacity to date is 6 x 20 MWe. The performance of Geothermal Power Plant (PLTP) is strongly
influenced by the reliability of production facilities and steam availability continuously to PLTP.
The Lahendong Unit 4 PLTP Steam is supplied from LHD-23 wells having fluid characteristics
with very acidic pH at 2.2 s.d 2.5. In acidic conditions, the fluid is hazardous to the production
facility due to the very fast corrosion rate. To avoid corrosion then injects NaOH to neutralize it.
It is necessary to calculate the rate of corrosion at various pHs to find out how much corrosion rate
at various pH. The method used to calculate the rate of corrosion is to calculate the amount of
corroded iron from the iron content of the brine samples taken from the piping. By knowing the
iron content contained in the brine we can know how much iron is corroded by multiplying the
iron content by the amount of brine on the well. If the amount of corroded iron is known then the
rate of corrosion can be known. The results of this corrosion rate calculation can be used to find
out the best pH at which the lowest corrosion and pipe resistance reference materials.

Pendahuluan hanya asam, pressure, temperature, HCO3 dan


H2S diLahendong 23 juga sangat tinggi yang
Pertamina Geothermal Energy area juga sangat berpengaruh pada laju korosi. Oleh
lahendong adalah perusahaan yang bergerak di karena itu diperlukan Perhitungan laju korosi
bidang panas bumi yang dimanfaatkan untuk untuk mengetahui estimasi waktu pergantian
pembangkit listrik. Prinsip kerjanya dengan pipa.
memanfaatkan steam yang terbentuk dari
pemanasan air yang berada didalam perut bumi Pada makalah ini dijelaskan hasil
oleh magma kemudian dialirkan melalui penelitian mengenai laju korosi yang terjadi
pemipaan menuju pembangkit listrik. Fluida pada Stainless Steel 316L yang digunakaan pada
yang dialirkan menuju Pembangkit memiliki pemipaan LHD 23 dengan berbagai pH sebagai
karakteristik yang berbeda beda yaitu dua fasa perbandingan dikarenakan lhd 23 dilakukan
dan satu fasa. Fluida dua fasa terdiri brine dan injeksi NaOH untuk menaikkan pHnya. Selain
steam yang mempunyai pH yang berbeda beda untuk mengetahui laju korosi SS 316L,
tergantung dari mana sumurnya. penelitian ini juga dijadikan sebagai data
pendukung untuk mengetahui PH terbaik pada
Lahendong 23 merupakan salah satu Lhd 23 sehingga korosinya tidak terlalu tinggi
sumur di lahendong. Karakteristik sumur dan untuk mengetahui daya tahan
lahendong 23 memiliki pH yang asam yang pemipaannya.
berbahaya bagi pemipaan diakibatkan fluida
asam sangat korosif terhadap pipa. Bukan
Teori
Pengukuran Laju korosi dengan Perbandingan
Jumlah berat besi pada pemipaan dengan
berat besi yang terkorosi pada brine

Metode yang digunakan dalam


penelitian ini dengan menganalisa kadar besi
yang terkandung didalam brine lhd 23. Dengan
mengetahui kadar besi yang terkandung
didalam brine lhd 23 maka jumlah besi yang
terkorosi dapat di ketahui. Setelah mengetahui
jumlah besi yang terkorosi maka laju korosinya
dapat diketahui dengan dengan
membandingkannya dengan jumlah berat besi
pada pemipaan yang dilewati brine tersebut.

Metode analisa yang digunakan dengan


menggunakan AAS dengan pengambilan sampel injeksi NaOH pengambilan sampel
di beberapa pH yang berbeda-beda untuk
mengetahui laju korosi di ph tertentu. Untuk
mendaptkan hasil yang akurat maka dilakukan PELAKSANAAN PENELITIAN
pengambilan sampel sebanyak dua kali dengan
jeda waktu pengambilan sampel 30 menit. A. Bahan
 Aquabides
Jumlah berat besi pada pemipaan
 Larutan standar Besi
diketahui dari spesifikasi pemipaan dan
B. Alat
komposisinya. SS 316L merupakan baja yand di
 AAS
desain khusus efektif pada lingkungan yang
 Labu Ukur
mengandung tingkat keasaman cukup tinggi
melindungi korosi yang di sebabkan oleh sulfur,  Gelas Pial
klorida, asam cuka, asam formiat, dan asam  Corong
tartarat, juga terhadap asam sulfat dan klorida  Pipet
alkali. Komposisi SS 316L terdiri dari chrom,  Bulk
Nickel, Molibdenum dan sisa adalah Besi. TATA CARA KERJA

Pertama Alat untuk mengambil sampel


disipakan kemudian diambil sampel pada stroke
NaOH 25 % di tempat pengambilan sampel.
Setelah 30 menit dilakukan kembali
pengambilan sampel dengan stroke yang sama
dan tempat pengambilan sampel yang sama.
Dilakukan hal sama pada stroke 20, 15, 10, 5,
dan tanpa NaOH. Sampel dibawa ke
laboratorium untuk dianalisa kadar besinya.
Analisa ddilakukan dengan menggunakan AAS
dengan larutan standar 1ppm, 3ppm, 5ppm,
dan 8 ppm. Setelah didapatkan kurva kalibrasi
yang bagus dilanjutkan dengan menganalisa
sampel untuk mengetahui kadar besi
Data hasil penelitian

Spesifikasi pemipaan lahendong 23

SS 316L Carbon Steel

Panjang pipa : 34 m Panjang pipa :6m


Schedule : 80 Schedule : 80
Size : 24 inch Size : 16 inch
Berat : 441.99 kg/m Berat : 207.31 kg/m
Berat pipa : 15027.66 kg Berat pipa : 1243.86 kg
Berat besi : 10519.362kg Berat besi : 1243.86 kg

Jumlah berat besi pada pemipaan : 11763.222

Estimasi jumlah brine lhd 23 : 20 ton

Hasil Analisa dan perhitungan daya tahan pemipaan

Daya
rata rata Korosi Daya
Besi Korosi tahan
stroke Pengambilan pH kadar besi/jam Tahan
(ppm) besi/hari(ppm) besi
besi(ppm) (ppm) Besi (hari)
(Tahun)
simplo 3.27 7.7069
0 duplo 3.28 6.7679 7.2374 144748 3473952 3386.1211 9.277044
simplo 3.42 7.1336
5 duplo 3.31 6.3641 6.74885 134977 3239448 3631.2427 9.94861
simplo 3.4 6.2059
10 duplo 3.42 5.9546 6.08025 121605 2918520 4030.5436 11.04259
simplo 3.73 5.6764
15 duplo 3.69 5.6327 5.65455 113091 2714184 4333.981 11.87392
simplo 4.1 4.8222
20 duplo 4.05 5.0001 4.91115 98223 2357352 4990.0151 13.67127
simplo 5.55 1.9728
25 duplo 5.57 2.0032 1.988 39760 954240 12327.32 33.77348
Daya tahan besi (Tahun)
40
35
Daya Tahun (Tahun)

30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25
Stroke NaOH

Kesimpulan :

Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa laju korosi pada sumur LHD 23 berbanding lurus
dengan pH fluida yang mengalir didalam pipa, dengan tanpa penambahan NaOH pH 3.28 daya tahanya
sekitar 9.27 tahun, dan pada stroke tertinggi 25% daya tahannya sekitar 33 tahun. Pada peritungan

Anda mungkin juga menyukai