Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Statistika berasal dari bahasa latin yaitu status yang berarti negara dan digunakan untuk urusan
negara. Hal ini dikarenakan pada mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambar keadaan
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kenegaraan saja seperti : perhitungan
banyaknya penduduk, pembayaran pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Statistika adalah ilmu
yang merupakan cabang dari matematika terapan yang membahas metode-metode ilmiah untuk
pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian, analisis data, serta penarikan kesimpulan
yang sahih sehingga keputusan yang diperoleh dapat diterima.
Statistika inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data
(contoh) atau juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi). Statiska inferensial
merupakan ilmu untuk membuat keputusan yang masukakal dengan keterangan terbatas. Apa yang
kita amati di sampel serta apa yang kita ketahui tentang kesalahan penarikan sampel, kita gunakan
untuk membuat keputusan tentang populasi. Keputusan yang mungkin saja salah namun logis.Alat
utama dalam statistika inferensial adalah hipotesis nol (null hypothesisi). Strategi dasar dalam
statistika inferensial adalah menghitung besarnya perbedaan di antara pengamatan– pengamatan
yang mungkin ditimbulkan oleh faktor kebetulan belaka Dalam statistika inferensial diadakan
pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut sehingga
sampai pada kesimpulan yang berlaku umum. Metode ini disebut juga statistika induktif, karena
kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja. Pengambilan
kesimpulan dari statistika inferensial yang hanya didasarkan pada sebagian data saja sebagian data
saja menyebabkan sifat tak pasti, memungkinkan terjadi kesalahan dalam pengambilan
keputusan, sehingga pengetahuan mengenai teori peluang mutlak diperlukan dalam melakukan
metode-metode statistika inferensial.
Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi
ketidakpastian dan perubahan. Contoh ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu
pengujian tidak sama, walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan
tersebut, maka metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses pembuatan
beton tersebut sehingga diperoleh kualitas yang lebih baik. Statistik inferensial telah menghasilkan
banyak metode analitis yang digunakan untuk menganalisis data. Dengan perkataan lain statistik
inferensial tidak hanya mengumpulan data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem
saintifik. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Statistika Inferensial, akan diuraikan mengenai
pengertian Statistika Inferensial dan ruang lingkup Statistika Inferensial.
1.2. Tujuan
1. Mempelajari salah satu metode penarikan kesimpulan yaitu persoalan pendugaan parameter
populasi yaitu nilai tengah

1.3. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu statistika Inferensial

2. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup Statistika Inferensial

3. Mahasiswa dapat mengetahui metode-metode analitis dalam statistika Inferensial


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Statistika Inferensia

Statiska inferensial merupakan ilmu untuk membuat keputusan yang masukakal dengan
keterangan terbatas. Apa yang kita amati di sampel serta apa yang kita ketahui tentang kesalahan
penarikan sampel, kita gunakan untuk membuat keputusan tentang populasi. Keputusan yang
mungkin saja salah namun logis.Alat utama dalam statistika inferensial adalah hipotesis nol (null
hypothesisi). Strategi dasar dalam statistika inferensial adalah menghitung besarnya perbedaan di
antara pengamatan– pengamatan yang mungkin ditimbulkan oleh faktor kebetulan belaka. Hasil
perhitungan ini sering disebut error term. Lalu,perbedaan yang diamati di antara pengamatan-
pengamatan itu dibandingkan dengan error term. Jika perbedaan yang diamati serupa dengan
perbedaan yang mungkin terjadi secara kebetulan, peneliti tidak akan menolak bahwa perbedaan
yang diamati itu terjadi secara kebetulan belaka. Jika perbedaan yang diamati lebih besar dari error
term, peneliti dapat melihat nilai statistik yang sudah dimasukkan ke dalam tabel untuk menetapkan
apakah perbandingan pengamatan dengan error term tersebut cukup besar untuk menolak
kemungkinan terjadinya hal itu secara kebutulan pada taraf kepercayaan yang sudah ditentukan
sebelumnya.

Dalam statistik inferensial harus ada pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat
apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik menjadi kesimpulan yang lebih luas dalam
populasinya. Ukuran-ukuran statistik tersebut dibandingkan dengan pola distribusi populasi sebagai
normanya. Oleh sebab itu, mengetahui pola distribusi data sampel menjadi penting dalam statistik
inferensial. Statistika Inferensial dibagi menjadi dua, yaitu Statistika Parametrik dan Statistika Non
Parametrik. (1) Statistika parametrik terutama digunakan untuk menganalisa data interval dan rasio,
yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal; dan (2) Statistika non-parametrik terutama
digunakan untuk menganalisa data nominal, dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi.
Statistika Inferensial atau induktif adalah statistik bertujuan menaksir secara umum suatu populasi
dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori.
Statistika Inferensial digunakan untuk melakukan Generalisasi dari sampel ke populasi dan uji
hipotesis (membandingkan atau uji perbedaan/kesamaan dan menghubungkan, yaitu uji keterkaitan,
kontribusi).
Statistika Inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji, menaksir
dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sempel untuk menggambarkan
karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Atau dengan kata lain penelitian inferensial adalah proses
pengambilan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi
kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi. Oleh karena itu, statistika inferensial disebut
juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Dalam statistika inferensial, kesimpulan
dapat diambil setelah melakukan pengolahan serta penyajian data dari suatu sampel yang diambil
dari suatu populasi, sehingga agar dapat memberikan cerminan yang mendekati sebenarnya dari
suatu populasi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam statistika inferensial,
diantaranya :
1. Banyaknya subyek penelitian, maksudnya jika populasi ada 1000, maka sampel yang
diambil jangan hanya 5, namun diusahakan lebih banyak, seperti 10 atau 50.
2. Keadaan penyebaran data. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pengambilan sampel
harus merata pada bagian populasi. Diharapkan dalam pengambilan sampel dilakukan
secara acak, sehingga kemerataan dapat dimaksimalkan dan apapun kesimpulan yang
didapat dapat mencerminkan keadaan populasi yang sebenarnya.

2.2. Uji T-One

Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu (yang
diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi.
Uji T dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS atau dengan melakukan perhitungan
secara manual dengan menggunakan rumus berikut.

x  0
t
s/ n
Setelah memperoleh nilai t hitung, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel dengan
criteria sebagai berikut.
Tolak H0 bila  t1 1 
 t atau t  t1 1 
2 2

Terima H0 bila  t1 1 


 t  t1 1 
2 2

Contoh dari uji T-One adalah seorang guru melakukan penelitian terkait dengan penerapan
jenis model pembelajaran (Contextual Learning) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Gianyar, dimana sampel yang
digunakan sebanyak 30 orang siswa yang diambil secara acak dan dianggap sudah dapat mewakili
keseluruhan populasi. Diduga bahwa: “ keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Contextual Learning adalah 70. Teknik Pengambilan Data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan setelah perlakuan dilaksanakan. Dimana tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kritis dan didapat Hipotesis
Penelitian
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Contextual Learning sama dengan 70
HA = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Contextual Learning tidak sama dengan 70
Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil keputusan sebagai berikut. Tolak
H0 bila  t1 1 
 t atau t  t1 1  dan terima H0 bila  t1 1   t  t1 1  Dari hasil perhitungan
2 2 2 2

diperoleh nilai t hitung sebesar 6,429, dengan nilai t tabel untuk dk 29 adalah sebesar 2,045,
sehingga t hitung berada dalam daerah penolakan H0 t hitung > t tabel (6,429 > 2,045). Jadi dapat
disimpulkan bahwa rata-rata nilai kemampuan kognitif siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Contextual Learning tidak sama dengan 70.

2.3. Uji Paired

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang berpasangan (berhubungan). Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi
mengalami dua perlakuan. Uji t dua sampel/kelompok seperti materi yang pernah dibuat mengenai
uji t dua sampel dibagi kedalam dua jenis yaitu uji t dua sampel/kelompok independent(bebas) dan
uji t dua sampel dependent (berpasangan). sebelumnya juga sudah dibuat mengenai uji t dua
sampel/kelompok independent (bebas).Uji t berpasangan ini digunakan apabila dua kelompok
tersebut saling berhubungan. Dua sampel berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama
namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah
digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:

a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)

b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)

c. berasal dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d
yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)

Paired sample t-test digunakan untuk membandingkanmean dari suatu sampel


yangberpasangan (paired) Sampel berpasangan adalahsebuah kelompok sampel dengan subyek
yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Contoh kasus produsen
obat diet ingin mengetahui efektivitas pengaruh obatnya terhadap penurunan berat badan maka
diambil sampel sebanyak 10 orang dan dilakukan penimbangan berat badan sebelum dan sesudah
minum obat diet selama 1 bulan. Rumus paired sample t-test :
Keterangan

D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)

n = Jumlah Sampel

X bar = Rata-rata

S d = Standar Deviasi dari d

2.4. Uji Independent

Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang independen.
Contoh kasus suatu penelitian ingin mengetahui hubungan status merokok ibu hamil dengan berat
badan bayi yang dilahirkan. Respondan terbagi dalam dua kelompok, yaitu mereka yang merokok
dan yang tidak merokok.
Uji T independen ini memiliki asumsi/syarat yang mesti dipenuhi, yaitu :
1. Datanya berdistribusi normal.
2. Kedua kelompok data independen (bebas)
3. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya 2 kelompok)
Secara perhitungan manual ada dua formula (rumus) uji T independen, yaitu uji T yang variannya
sama dan uji T yang variannya tidak sama.
Untuk varian sama gunakan formulasi berikut :

Dimana Sp :
KETERANGAN :
Xa = rata-rata kelompok a
Xb = rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b
DF = na + nb -2
Sedangkan untuk varian yang tidak sama gunakan formulasi berikut :

Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya tidak sama itu berbeda dengan
yang di atas (DF= Na + Nb -2), tetapi menggunakan rumus :

untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunaka rumus :
Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P <= α, berati variannya berbeda

2.5. Uji Hipotesa

Uji hipotesis merupakanprosedur yang berisi sekumpulan aturan yang menuju kepada suatu
keputusan apakah akan menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter yang telah
dirumuskan sebelumnya. Hipotesis sebagai suatu keterangan semenatara dari suatu fakta yang dapat
diamati. Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati
dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Dari arti katanya, hipotesis
memang dari dua penggalan. Kata “hypo” yang artinya “ di bawah ” dan “ thesa” yang artinya “
kebenaran” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami
permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu
membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah
hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling
berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji
apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian


kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapatdilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.

2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan
benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

1.Untuk menguji teori,

2.Mendorong munculnya teori,

3.Menerangkan fenomena sosial,

4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,

5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akandihasilkan.

Misalkan, seorang peneliti bidang kedokteran melakukan eksperimentertentu, ingin melihat apakah
vaksin yang dia temukan lebih baik dari padavaksin yang biasanya dipakai untuk menyembuhkan
penyakit tertentu. Denganmelalui langkah-langkah pada uji hipotesis, peneliti tersebut akan
dapatmenentukan apakah vaksin tersebut lebih baik atau tidak, tentunyamenggunakan paradigma
dan bahasa peluang

2.6. Manfaaat Statistika inferensia dalam bidang kelautan

Ilmu Kelautan (Oseanografi) dapat dibagi atas 3 bagian yaitu Oseanografi Fisika, Oseanografi
Kimia dan Oseanografi Biologi. Laut yang merupakan bagian besar dari bagian dunia adalah
sesuatu yang menarik untuk dipelajari sebab ia mempunyai sifat-sifat fisika, kimia dan biologi.
Dalam cabang keilmuan ia berada di bawah ilmu-ilmu alam (Natural Sciences), tetapi posisinya
diantara Ilmu Alam (Physical Sciences), dan Ilmu Hayat (Biological Sciences).

Indonesia terdiri dari 2/3 lautan dan mempunyai potensi besar sebagai penghasil devisa di
masa mendatang. "Revolusi biru" yang sering didengungkan oleh pejabat-pejabat ataupun
cendekiawan masih merupakan ungkapan bahwa setelah hasil di darat tidak lagi produktif karena
kerusakan lingkungan ataupun penyempitan lahan maka laut adalah satusatunya alternatif yang
memberi harapan sebagai sumber pangan, sumber energi dan sumber pertambangan. Penelitian
(research) kelautan telah lama dilakukan oleh berbagai instansi sesuai dengan cakupan bidangnya,
seperti dari Geofisika, Geokimia, Geografi. Ditjen Perikanan, Puslitbang Oseanologi-LIPI,
TNIAngkatan Laut dan Perguruan Tinggi.

Tujuan dan kegunaan yang beragam tersebut tentu telah menghasilkan banyak data yang
bermanfaat bagi pengembangannya. Dan data yang sangat banyak dan beragam tersebut apakah
telah diperoleh secara "reliable" (dapat dipercya) dan valid (sahih, jitu), masih perlu dipertanyakan
karena di laut kita mempunyai banyak kendala di dalam mendapatkan data antara lain. musim,
gelombang, luas, bahaya ikan-ikan buas/racun tetapi juga oleh sarana yang sangat terbatas.
Disamping peneliti/penyelidik yang belum mampu menghayati arti dari suatu metode ilmiah dan
penggunaan statistika secara benar. Namun, dengan mengikuti prosedur statistika yang ketat akan
diperoleh data yang dapat dipakai untuk mengembangkan ilmu dan berguna bagi kesejahteraan
masyarakat. Statistika adalah suatu alat analisis yang dapat digunakan untuk berbagai bidang ilmu
agar dapat menerangkan atau melukiskan data secara ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai