Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI
MADRASAH TSANAWIYAH AL-FAJAR
PEKANBARU

Oleh:

RAHMAT
NIM: 11511101187

Dosen Pembimbing
Dr. H. Amri Darwis, M.Ag

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1438 H/2017
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI
MADRASAH TSANAWIYAH AL-FAJAR
PEKANBARU

A. Latar Belakang

Tanpa pendidikan orang tidak akan dapat berkembang sebagaimana

mestinya sebab pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan

potensi yang ada pada manusia.

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup

kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.Salah satu

faktor tersebut di antaranya adalah guru. Guru merupakan komponen

pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan

proses pembelajaran sangat ditentukan oleh faktor guru. Disamping peranan

guru yang sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan,

kemampuan siswa dalam memahami pelajaran juga tidak bisa ditinggalkan.

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya

siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi siswa. Motivasi dapat

diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau

melakukan sesuatu.1

Dorongan itu hanya akan muncul dalam diri siswa manakala siswa

membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya

untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkan

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 135

1
motivasi guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi

belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan

hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh

keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

Kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan

seseorang untuk mencapai sutau tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya

motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi adalah dua hal yang

tidak dapat dipisahkan, karena motivasi merupakan penjelmaan dari motif.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh

kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk

belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.

Dengan demikian siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh

kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak

adanya dorongan atau motivasi.

Dan dalam proses pembelajaran juga tidak terlepas dari komunikasi.

Dalam proses pembelajaran, komunikasi memegang peranan penting dalam

berhubungan antara guru dan peserta didik. Keberhasilan guru dalam

menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi

antara guru dengan siswanya. Salah satu masalah yang timbul dalam bidang

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran adalah masalah verbalisme,

yaitu anak dapat menghafal dan mengucapkan kata-kata tetapi tidak dapat

memahami maksud atau artinya. Karena guru dalam menyampaikan bahan

pengajaran hanya menggunakan bahasa lisan atau tulisan tanpa disertai alat

2
pendukung lebih konkrit untuk memperjelas materi pelajaran. Agar komunikasi

antara guru dan peserta didik berlangsung baik serta informasi yang

disampaikan guru dapat diterima siswa, maka perlu menggunakan media yang

sesuai dengan pembelajaran.

Media pembelajaranakan memudahkan siswa menerima, memahami

dan mengingat materi yang telahdisampaikan. Manfaat lain, akan memudahkan

guru dalam menyampaikanmateri, karena dapat ditunjukan secara langsung

kepada siswa, suatu bukti konkrit berupa suara dan gambar gerak karena media

pembelajaran berhubungan langsung dengan indra penglihatan dan pendegaran.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses

belajarmengajar dapat membangkitkan keingintahuan dan minat baru bagi

siswa,serta membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar

mengajardan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.2

Salah satu media yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa adalah media

gambar. Yang mana media gambar merupakan media reproduksi bentuk asli

dalam dua dimensi. Gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena

dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan

realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena

hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar yang

diperlihatkan kepada peserta didik dan hasil yang diterima pun tidak akan

jauh berbeda.

2
Azhar Arsyad, Media Pembalajaran, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), h. 15

3
Daryanto mengemukakan bahwa Media gambar itu pada dasarnya

membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada

pelajaran. Membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa,

kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan,

penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan

mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.3

Islam juga mengajarkan kepada umatnya bahwa dalam mengajarkan

ilmu kepada seseorang juga dianjurkan untuk menggunakan alat bantu atau

media. Agar penyampaian pelajaran dapat diperjelas. Sebagaimana Allah

SWT berfirman dalam ayat-Nya yang berbunyi:

َ ‫ِماِنُز َل ِإِ َ بَله بم‬


‫ِولَ َعل ُهمِب‬ َ ‫ّي ِللنِاس‬ ‫ب‬
َ ‫ك َِر ِِلُ َِب‬ َ ‫ب َ َ َٰ َ ُّ ُ َ َ َ ب َ ٓ َ ب‬
ِ ‫بِٱۡلينتِ ِ ِوٱلزبرِ ِوأنزۡلا ِإَلك ِٱل‬
َ َ
ِ ِ٤٤ِ‫َي َتفك ُرون‬

Artinya: keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami


turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka memikirkan (Q.S. An-Nahl [16]: 44)

Pada ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam


menyampaikan pelajaran, baik berupa informasi maupun pesan, agar dapat
diterima maka Allah mengajarkan kita dua media, yaitu: visual seperti bukti-
bukti/mu’jizat. Kedua berupa isi kitab-kitab suci. Al-bayyinat (bukti/mu’jizat)
adalah merupakan media visual yang relatif dapat menjelaskan lebih kongkrit
dan realistis.Sama halnya seperti gambar, dimana akan mempengaruhi
motivasi.
Melihat fenomena para pelaku pendidikan yang berada di lingkungan

pendidikan, di sekolah-sekolah, dalam mengemban tugas sehari-hari selaku

3
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 107

4
pendidik masih banyak melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan gaya-gaya atau model mengajar tradisional seperti guru

menerangkan, anak atau siswa disuruh diam, padahal diamnya anak belum

tentu mereka senang dan paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan terhadap siswa dan

guru bidang studi Fiqih di MTs Al-Fajar Pekanbaru, didapatkan bahwa guru

tersebut telah menggunakan media gambar dalam pembelajaran. Akan tetapi

motivasi belajar siswa masih rendah.Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala

sebagai berikut:

1. Siswa hanya menerima pelajaran dari guru

2. Siswa hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk tekun

3. Siswa tidak mau memberikan tanggapan atau pendapat tentang

pelajaran

4. Siswa tidak mau menanyakan kesulitan belajar kepada guru

5. Siswa kurang semangat dalam pelajaran

Berdasarkan beberapa gejala di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap

Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Al-Fajar

Pekanbaru”.

B. Defenisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka

adanya penegasan istilah, yaitu:

1. Media, adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

5
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.4

2. Media Gambar, adalah media repoduksi bentuk asli dalam dua

dimensi. Gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan

realistis. 5

3. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai,

yaitu mudah memahami pelajaran serta berhasil dalam mengerjakan

tugas-tugas.6

Maksud dari judul di atas adalah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh penggunaan media gambar terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran fiqih di MTs Al-Fajar Pekanbaru.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah

bahwa persoalan pokok kajian ini adalah pengaruh penggunaan media

gambar terhadap motivasi belajar.Berdasarkan pokok kajian tersebut, maka

identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:

4
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h.11
5
Ibid, h. 47
6
Harvey F. Silver, Strategi-strategi Pengajaran, (Jakarta, Indeks: 2012), h. 223

6
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media gambar?
2) Bagaimana motivasi belajar siswa dengan menggunakan media
gambar?
3) Apakah terdapat pengaruh yang sigifikan penggunaan media
gambar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih
di MTs Al-Fajar Pekanbaru?
2. Batasan Masalah

Dari banyaknya pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah,

peneliti membatasi pada pengaruh penggunaan media gambar terhadap

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Al-Fajar

Pekanbaru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-

Fajar, Pekanbaru ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Fajar, Pekanbaru.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1) Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar Fiqih di MTs Al-Fajar,

7
Pekanbaru
2) Guru, sebagai bahan masukan dan pelajaran bagi guru-guru dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar.
3) Sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk sekolah agar semakin
meningkatkan kualitas belajar anak didiknya.

Peneliti, sebagai bahan pembelajaran dalam menambah wawasan dalam

menggunakan metode mengajar yang lebih baik, juga menambah pengetahuan

peneliti dalam mengembangkan disiplin ilmu, dan juga dapat dijadikan sebagai

acuan bagi penelitian selanjutnya.

F. Konsep Teoritis

1. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti

yang cukup penting. Karena dalam kegitan tersebut ketidakjelasan

bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara.Media merupakan alat saluran komunikasi. Media

berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan

dengan penerima pesan.7

Gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan

realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah

karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto

7
Rudi Susilana, Media Pembelajaan, (Bandung: Wacana Prim, 2009) h. 6

8
yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh

anak-anak akan sama.8

Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang

paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar

daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan

persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan

sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat

mencapai hasil yang baik. Adapun prinsip-prinsipnya antara lain adalah:

1) Menentukan jenis media dengan tepat


2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat
3) Menyajikan media dengan tepat
4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, empat dan
situasi yang tepat.9

Penggunaan media gambar sebaiknya harus disesuaikan dengan

kematangan siswa. Gambar yang dijadikan media hendaknya dalam

hala-hal sebagai berikut:

1) Warna harus menarik minat siswa, karena pada umumnya siswa


petama kali melihat warna, kemudian ditafsirkannya
2) Ukuran nya harus seimbang
3) Jarak suatu objek lainnya harus jelas
4) Suatu gambar hendaknya harus menunjukan gerakangambar
hendaknya disesuaikan dengan urutan tertentu dan dihubungkan
dengan asalah yang luas.

Didalam proses pembelajaran, ada enam hal yang harus

diperhatikan oleh guru dalam menggunakan media gambar, yaitu:

8
8Op., Cit,Asnawir dan Basyiruddin Usman, h. 47
9
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Roesdakarya, 1991), h.

9
1) Seorang guru harus memperhatikan kejelasan materi yang
digambarkan atau dituliskan
2) Seorang guru harus yakin bahwa semua murid dapat melihat
sketsa itu dan menghilangkan segala yang merintangi pandangan
mereka
3) Menggunakan beraneka raga warna supaya lebih menarik
4) Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaklah
menunjukkan keaslian atas situasi yang sederhana
5) Gambar harus membawa pesan yang cocok untuk tujuan
pengajaran yang sedang dibahas, bukan dari segala bagusnya saja
tetapi yang enting gambar tersebut membawa pesan tertentu.
6) Gambar harus dinamis sesuai dengan aktifitas tertentu10

b. Manfaat Penggunaan Media gambar

Pada dasarnya, manfaat yang diperoleh dari penggunaan gambar

sebagai media sama dengan penggunaan media pembelajaran pada

umumnya, hal ini mengacu pada suatu pengertian bahwa gambar

merupakan media pembelajaran sehingga manfaat yang diperolehnya

sama.

Penggunaan media pembelajaran secara umum termasuk pada

penggunaan media gambar dengan baik dapat berguna untuk:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis


2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
3) Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi
sikap pasif dari siswa
4) Dengan penggunaan media guru dapat menyampaikan materi
dengan persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa.11

10
Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syahab, Quantum Teaching, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2002), h.
108

11
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 17-18

10
c. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Media Gambar

Kelebihan media gambar

1) Sifatnya konkrit, gambar lebih realitis menunjukkan masalah


dibandingkan dengan verbal semata
2) Gambar dapat menngatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwa-
peristiwa yang terjadi dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa
adanya.
3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah.
5) Siswa mudah memahaminya.
6) Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram.
7) Bisa dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam
perjalanan dalam kendaraan.
8) Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
9) Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

Kelemahan media gambar

1) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.


2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
4) Gambar sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan
kejadian masa lalu sulit untuk diabadikan.
5) Tidak semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya.12

d. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar

Sebelum menggunakan media gambar dalam proses

pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah

menggunakannya, agar pembelajaran dengan menggunakan media dapat

berjalan dengan baik. Adapun yang harus di perhatikan oleh seorang

guru dalam menggunakan media gambar diantaranya adalah :

1. Objektifitas

12
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
pemanfaatannya ), (Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT. RajaGrafindo Persada, 2002) h.
29 - 30

11
Unsur objektifitas dalam memilih media pengajaran harus

dihindarkan. Artinya guru tidak boleh memilih media atas dasar

kesenangan pribadi, media pengajaran menunjukkan keaktifan

dan efesiensi yang tinggi maka guru jangan merasa bosan

menggunakannya.

2. Program pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak

didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik isinya atau

strukturnya

3. Kualitas teknis

4. Situasi dan kondisi

5. Keaktifan dan efesiensi penggunana media. Keefektifan berkenaan

dengan hasil belajar yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan

dengan proses pencapaian hasil belajar13

Langkah langkah Penggunaan Media Gambar

1) Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan


perkembangan siswa.
2) Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas
3) Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
4) Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil
mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu
5) Guru memberikan tugas kepada siswa.14

2. Motivasi Belajar

a. Motivasi Belajar Fiqih

Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan

13
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) hal 128-130
14
R. Angkowo Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta: Grasindo, 2007)

12
yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan sesuai yang

diinginkan atau yang dikehendakinya. Motivasi memiliki kedudukan

yang amat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu usaha dalam

upaya memenuhi kebutuhannya.

Callahan dan Clark mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga

tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku

kearah suatu tujuan tertentu.15

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang

yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan.16 Anak yang mempunyai intelegensi tinggi

mungkin gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi.Hasil yang

baik tercapaidengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tak

begitu saja dapat disalahkan, mungkin saja gurulah yang tak berhasil

memberi motivasi yang membangkitkan kegiatan pada anak.

Menurut Nasution, belajar tak mungkin tanpa kemauan untuk

belajar. Motivasi memberikan dorongan yang menggerakkan seluruh

organisme.Dalam segala kegiatan belajar, motivasi selalu merupakan

faktor yang penting.

Menurut Oemar Hamalik motivasi adalah suatu perubahan

energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya

afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.Perubahan energi

15
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 112
16
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 101

13
dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan

fisik.Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,

maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya

dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.17

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar, hal ini merupakan pertanda

bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.

Dalam usaha untuk membangkitkan motivasi belajar siswa ada

enam hal yang dapat dikerjakan guru:

1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar


2) Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai siswa
sehingga dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang
lebih baik dikemudian hari
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun
kelompok
6) Menggunakan metode yang bervariasi18

Menurut Mulyasa dalam kegiatan proses pembelajaran motivasi

memiliki prinsip-prinsip guna meningkatkan motivasi, diantaranya:

1) Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang


dipelajarinya menarik dan berguna baginya
2) Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan di
informasikan kepada peserta didik sehingga mereka mengetahui
tujuan belajar
3) Peserta didik harus selalu diberitahukan tentang hasil belajarnya
4) Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun

17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 162
18
Syaiful Bahri Jamarah, Prestasi Belajar dsan Kompetensi Siswa, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), h. 38

14
sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan
5) Memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingn tahu peserta
didik
6) Usaha untuk memperhatikan perbedaan individual peserta didik
7) Usaha untuk memenuhi peserta didik.19

Motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri seperti

yang diungkapkan oleh Sadirman yaitu sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam


waktu yang lama) dan tidak berhentisebelum sebelum
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak putus asa) tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berpresentasi sebaik
mungkin.
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah
4) Lebih senang bekerja sendiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang ulang sehingga kurang kreatif)
6) Dapat mempertahankan pendapatnya
7) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.20

b. Aspek- aspek Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang di

kemukakan oleh Santrock yaitu:

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik yaitu melakukan sesuatu untuk

melakukan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi

ekstrinsik datang dari lingkungan,21 dan sering dipengaruhi oleh

insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, siswa

mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai

19
Abdur Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993), h.
20
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grapindo, 2001), h
21
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009) h. 37

15
yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif

agar mau mengerjakan tugas dimana tujuannya adalah mengontrol

perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan

keahlian.

Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah, sebab

pengajaran dosekolah tidak semuanya menarik minat siwa atau

sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula seringkali siswa belum

mengetahui apa itu kegunaan hal-hal yang diberikan Sekolah.

Karena itulah motivasi terhadap pelajar itu perlu dibangkitkan oleh

guru sehingga siswa mau dan ingin belajar.

2) Motivasi Instrinsik

Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang tercakup didalam

situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid.

Motvasi ini sering dinamakan dengan motivasi murni. Motivasi yang

sebennarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri, misalnya

keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh

informasi, mengembangkan sikap untuk berhasil dan lain-lan.

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri

siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.22

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ada tiga fungsi motivasi dalam

belajar, yaitu sebagai berikut:

22
Op. Cit, Oemar Hamalik

16
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar,

tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk

belajar.Sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah

sejumlah perbuatan dalam belajar.jadi motivasi yang berfungsi

sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya

anak didik ambil dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Motivasi berfungsi menentukan arah perbuatan, yakni

kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi

mana perbuatan yang diabaikan.Seorang anak didik yang ingin

mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu.Tdak

mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain.

Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana

tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari

anak didik merupakan tujuan belajar ang akan dicapainya.

Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan

motivasi kepada anak didik dalam belajar.

3. Hubungan Motivasi Dengan Pembelajaran Menggunakan Media

Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang siswa untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki sehingga

17
diperoleh hasil belajar yang baik.

Didalam proses pembelajaran motivasi sangat diperlukan. Salah

satu usaha untuk membangkitkan motivasi belajar siswa peneliti mencoba

menerapkan media gambar dalam pembelajarn sesuai dengan materi yang

diajarkan.

Media gambar adalah suatu model belajar yang memberikan

motivasi yang memngacu kepada siswa untuk belajar dengan segala nuansa

yang menyenangkan. Untuk menghasilkan suasana yang menyenangkan ini

diperlukan suasana kelas yang nyaman.

Media gambar sangat menarik anak didik dalm proses pembelajaran

dan dapat menghilangkan rasa bosan siswa sehingga siswa termotivasi

untuk belajar. Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar

mengajar karena apabila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat

belajar siswa maka motivasi anak didik juga rendah, yang mengakibatkan

siswa tidak belajr dengan semaksimal mungkin.

Pengguaan media yang efektif, harus mempunyai tujuan yang jelas,

pasti, dan terperinci.Dalam hal ini media gmabar yang bisa digunakan

adalah media yang ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang

dibahas atau masalah yang dihadapi. Media visual dalam proses belajar mengajar

dapat mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak,

membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal- hal yang abstrak atau

peristiwa yang tidak mungkin diharapkan didalam kelas, serta dapat membantu

mengembangkan kepribadian siswa.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru dapat

18
menggunakan media gambar sebagai alat perantara.Dengan demikian

penggunaan media gambar ada hubungannya dengan motivasi.

G. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan yang penulis temui terhadap pembahasan ini

adalah:

2. Hendrikus Ewin, Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak, pada tahun

2013melakukan penelitian tentang: “Pemanfaatan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam”. Kesimpulan dari penelitiannya adalah media gambar sangat

bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari hasil perolehan 85,71 %.

3. Muhammad Samsul Anwar, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyyah,Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang, pada tahun 2009juga melakukan penelitian

tentang “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak Melalui Penggunaan Media Gambar Dan

Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V Di MI Ar-Rahmah Jabung

Malang”kesimpulan dari penelitiannya adalah penggunaan media gambar

membuat siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat

meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan 82,65%.

Setelah penulis membaca dan mempelajari karya ilmiah

sebelumnya, unsur relevannya dengan penelitian yang penulis laksanakan

adalah sama-sama menggunakan gambar sebagai media, sedangkan

19
perbedaan penilitian penulis dengan kedua peneliti diatas adalah dari segi

tujuannya berbeda, tujuan penelitian penulis adalah meningkatkan

motivasi siswa sedangkan peneliti diatas tujuannya adalahpadapeningkatan

hasil belajar siswa, selain itu pelaksanaan penelitiannya adalah penelitian

tindakan kelas (PTK), sedangkan jenis penelitian penulis adalah penelitian

ekperimen.

H. Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan konsep yang dipergunakan untuk

memberikan batasan terhadap konsep dari teoritis, hal ini dioperasionalkan

secara spesifik supaya dapat memberikan landasan kongkrit untuk

melaksanakan penelitian.Operasional variabel media gambar (X) Kajian ini

menekankan pada indikator-indikator sebagai berikut :

1) Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar


2) Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan siswa
3) Gambar dapat dilihat oleh semua siswa

4) Guru mengarahkan perhatian siswa


5) Guru memberikan tugas kepada siswa
Operasional variabel (Y) adalah dorongan dari dalam dirinya yang

mempengaruhi perilakunya dalam belajar untuk mencapai hasil belajar yang

lebih baik yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1) Siswa hadir tepat waktu pada pelajaran fiqih


2) Siswa tidak keluar masuk selama proses pembelajaran fiqih
3) Siswa menghargai proses pembelajaran fiqih
4) Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru
5) Siswa mencatat materi yang diberikan guru

20
6) Siswa tekun dalam menghadapi pembelajaran
7) Siswa ulet dalam menghadapi kesulitan
8) Siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang kurang dimengerti
9) Siswa menunjukan minat dalam bentuk bertanya kepada guru
10) Siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
11) Siswa lebih senang bekerja sendiri
12) Siswa berani mengemukakan pendapat
13) Siswa dapat mempertahankan pendapatnya jika ia yakin pandapatnya
benar
14) Siswa dapat menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari
15) Siswa selalu mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir
I. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini dirumuskan menjadi Ha (Hipotesis

Alternatif) dan Ho (Hipotesis Nol) yaitu sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh penggunaan media gambar terhadap motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs al-fajar Pekanbaru.

Ho: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media gambar terhadap motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs al-fajar Pekanbaru

J. Bentuk penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest-

postest control group designdengan satu macam perlakuan.23 Didalam model

ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diobservasi awal atau pretest

untuk mengukur kondisi awal (O1). Selanjutnya pada kelompok eksperimen

diberi perlakuan (X) dengan menggunakan media gambar dan pada kelompok

23
Nana Sayodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010) hal, 204-205

21
kontrol tidak diberi perlakuan. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok

diobservasi lagi sebagai postes (O2). Untuk lebih jelas dapat diskemakan

sebagai berikut:24

A 01 X 02

B 01 02

Keterangan :

A= Simbol lokal eksperimen

B= Simbol lokal pembanding (kontrol)

K. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014-

2015 dan dilakukan di kelas VII MTs Al-Fajar Pekanbaru. Alasan peneliti

mengambil tempat penelitian dikarenakan permasalahan tersebut penulis

temukan disini, disamping itu ditinjau dari segi kemampuan, waktu dan jarak

maka penulis merasa mampu untuk menelitinya.

L. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan guru.Sedangkan objek

dalam penelitian ini adalah pengaruh media gambar terhadap motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Al-Fajar Pekanbaru.

M. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al-

FajarPekanbaru yang terdiri dari tiga kelas sedangkan sampel dari penelitian

ini adalah dua kelas, satu kelas eksperimen yang berjumlah 21 orang siswa

24
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal 212

22
dan satu kelas control yang berjumlah 20 orang siswa.

N. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik observasi menggunakan lembar pengamatan siswa untuk

mengamati motivasi belajar siswa yang diharapkan muncul dalam

pembelajaran fiqih dengan menggunakan media gambar yang dilakukan

setiap kali tatap muka.

2. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari pihak sekolah terkait untuk mengetahui

sejarah sekolah, keadaan guru dan siswa, saran dan prasarana yang ada

disekolah. Data ini diperoleh dari TU di MTS Al- Fajar Pekanbaru dan

pihak-pihak sekolah yang terkait, seperti kepala sekolah, wakil kepala

sekolah dan guru yang mengajar.

O. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka data dianalisa dengan menggunakan

rumus koofisien Korelasi product moment.

Dalam memproses data, peneliti menggunakan bantuan perangkat

komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

versi 16.0 for Windows.

Dengan rumus:

𝑁Ʃ𝑋𝑌 − (Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(𝑁Ʃ𝑋 2 − (Ʃ𝑋)2 ] [𝑁. Ʃ𝑌 2 – (Ʃ𝑌)2 ]

23
Keterangan:

R = Angka Indeks Korelasi “r” Product moment

N = Sampel

ΣX = Jumlah seluruh skor X

ΣY = Jumlah seluruh skor Y

Selanjutnya menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

Kurang dari 0,20 : Pengaruh dianggap tidak ada

Antara 0.20-0.40 : Pengaruh ada tetapi rendah

Antara 0.40-0.70 : Pengaruh cukup

Antara 0.70-0.90 : Pengaruh tinggi

Antara 0.90-1.00 : Pengaruh sangat tinggi.25

25
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, h. 193.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:PT Tiara Wacana, 1993


Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009

Agus irianto, Statistika konsep dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Kencana, 2009
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010


Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
pemanfaatannya), Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada.
2002

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Azhar Arsyad, Media Pembalajaran, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003
Daryanto, Media Pembelajaran, Yogyakarta, Gava Media: 2010
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara 2009
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004

Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syahab, Quantum Teaching,Jakarta: Zikrul Hakim, 2002

Hartono, Statistik untuk penelitian, Pekanbaru: Zanafa, 2010

Harvey F. Silver, Strategi-strategi Pengajaran, Jakarta: Indeks, 2012


Nana Sayodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010

Nana Sudjana, proses belajar mengajar, Bandung: 1991


Rudi Susilana, Media Pembelajaan, Bandung: Wacana Prima, 2009
R. Angkowo Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: Grasindo, 2007
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara: 2011
Sardiman, Interaksi dan motivasibelajar mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 2001

25
Syaiful Bahri Jamarah, Prestasi Belajar dan KompetensiSiswa, Surabaya: Usaha
Nasional, 1994

Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013


Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011

26

Anda mungkin juga menyukai