Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Metode Numerik adalah Teknik untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan cara
hitungan (Aritmatika). Persoalan yang melibatkan model matematika
banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti Teknik
Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan sebagainya. Seringkali model
matematika tersebut muncul dalam bentuk yang tidak ideal alias rumit.
Sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitungan atau aritmatika
biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik adalah solusi
yang mendekati nilai sebenarnya/ solusi pendekatan (approximation)
dengan tingkat ketelitian yang kita inginkan. Karena Tidak tepat sama
dengan solusi sebenarnya, ada selisih diantara keduanya yang kemudian
disebut Galat/Error.
Salah satu metode yang dapat menyelesaikan permasalahan
matematika yang rumit adalah metode biseksi
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah critical book ini antara lain:
1. untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Numerik
2. untuk melatih diri dalam membedah isi buku, terutama kali ini
mengenai Metode Biseksi
3. untuk Menambah Wawasan mengenai topik Metode Biseksi dan
4. Untuk Melatih diri dalam melihat Kelemahan dan Kelebihan dari
sebuah buku

1
BAB II
ISI
A. IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama

Judul Buku : Metoda Numerik


Pengarang : Ir. Djoko Luknanto, MSc., Ph.D.
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 67

2. Buku Pembanding

Judul Buku : Metode Numerik


Pengarang : Ir. Sudiadi, M.M.A.E. dan Ir. Rizani Teguh, MT
Tahun Terbit : 2015
Kota Terbit : Palembang
Tebal Buku : 93

2
B. RINGKASAN BUKU
Buku Utama
2.1 Metode Bagi Paruh (Bisection)
Jika terdapat suatu f(x) yang menerus ∈ [𝑎, 𝑏] 𝑑𝑎𝑛 𝑓(𝑎)𝑓(𝑏) < 0 , maka paling tidak f(x)
mempunyai satu akar ∈ [𝑎, 𝑏].
Algoritma
𝐁𝐢𝐬𝐞𝐜𝐭(𝑓, 𝑎, 𝑏, 𝑎𝑘𝑎𝑟, 𝜀)
𝑎+𝑏
1. Hitung 𝑐 ≔ 2
2. Jika 𝑏 − 𝑐 ≤ 𝜀, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑟 ∶= 𝑐, dan ‘exit’
3. Jika (𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑓(𝑏) ∗ 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑓(𝑐) ≤ 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 ≔ 𝑐, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏 ≔ 𝑐
4. Kembali ke langkah nomor 1
Definisi
Suatu deret hasil suatu literasi {𝑋𝑛 |𝑛 ≥ 0} dikatakan menuju ke titik a dengan derajat ≥ 1
, jika
|𝑎 − 𝑋𝑛+1 | ≤ 𝑐|𝑎 − 𝑋𝑛 |𝑝 𝑛≥0
untuk beberapa nilai 𝑐 > 0. Jika p=1, deretnya disebut menuju ke titik a secara linier. Pada
kasus ini diperlukan nilai c<1; c disebut laju linier dari Xn menuju .
Ada beberapa metode yang membutuhkan definisi yang agak berbeda dengan diatas yaitu
|𝑎 − 𝑋𝑛+1 | ≤ 𝑐 𝑛 |𝑎 − 𝑋𝑛 | 𝑛≥0
Tingkat kelajuan metode bagi paruh dinyatakan dalam
1𝑛
|𝑎 − 𝑐𝑛 | ≤ (𝑏 − 𝑎)
2

3
Buku Pembanding
Metode Bagi Dua (Bisection)
Metode bagi dua disebut juga pemotongan biner (binary chopping), metode pembagian dua
(interval halving), atau metode Bolzano adalah metode suatu jenis pencarian nilai hampiran
secara inkremental dengan cara membagi interval menjadi dua bagian. Prinsip metode bagi
dua adalah mengurung akar fungsi pada interval [xi, xf]. Selanjutnya interval tersebut terus
menerus dibagi dua hingga sekecil mungkin, sehingga nilai hampiran yang dicari dapat
ditentukan dengan
tingkat akurasi tertentu. Algoritma adalah sebagai berikut:
1) Taksir batas bawah (xi) dan batas atas (xf ) dengan syarat f (xi) . f (xf) < 0
2) Hitung nilai hampiran akar dengan rumus, xr = (xi + xf)/2.;
3) Jika f (xi). f (xr) < 0, maka xf = xr. Lanjutkan ke langkah 4
Jika f (xi). f (xr) > 0, maka xi = xr. Lanjutkan ke langkah 4
Jika f (xi). f (xr) = 0, maka akar = xr. Stop.
4) Hitung nilai hampiran akar yang baru dengan rumus pada langkah 2.
Ingat, nilai xi dan/atau xf adalah nilai baru yang didapat dari langkah 3.
5) Jika nilai akar telah mencapai tingkat akurasi yang telah ditentukan, stop
komputasi. Jika tidak kembali ke langkah 3.

Gambar 4.4
Grafik dari Algoritma Metode Bagi Dua

4
Nilai xr dicari dengan rumus

Jumlah lelaran atau iterasi R untuk menjamin nilai solusi hampiran memiliki galat kurang dari
batas toleransi kesalahan rrh adalah

Tentukan akar f (x) = e–x – x2 dengan menggunakan 5 angka signifikan.


Penyelesaian
Batas toleransi kesalahan s = (0,5 x 102 – n) % (Persamaan 3.5)
s = (0,5 x 102 – 5) % = 0,0005 %

 Iterasi pertama
Dengan menggunakan bantuan tabel didapat
f (0) = 1 dan f (1) = –0.63212
Karena f (0) . f (1) < 0, maka xi = 0 dan xf = 1
Jumlah iterasi

Jumlah iterasi lebih dari > 17,6


Nilai hampiran akar didapat dengan rumus,
xr = (xi + xf)/2 = (0 + 1)/2 = 0,5
f (xr) = 0.356531
Karena f (xi ) . f (xr ) > 0, maka xi = xr

 Iterasi kedua
Lanjutkan dengan iterasi kedua dengan menggunakan xi = 0,5 dan xf = 1
f (xi ) = f(0,5) = 0,356531 dan f (xf) = f (1) = –0.63212

Nilai hampiran akar didapat dengan rumus,


xr = (xi + xf)/2 = (0,5 + 1)/2 = 0,75
f (xr) = f (0,75) = –0,0901

Karena sh >  s, maka iterasi harus dilanjutkan.


Iterasi ketiga sampai dengan ke 18 (hasil ditabelkan)

5
Karena sh <  s, maka iterasi dihentikan, dan akar dari f(x) = e –x – x2 adalah x = 0,70347

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat diketahui pada buku pertama menjelaskan algoritma dan definisi dari teorema
biseksi sedangkan buku kedua mejelaskan metode dan contoh pengerjaan biseksi maka itu
dapat kita ketahui buku pertama lebih baik dalam menjelaskan definisi sedangkan buku kedua
lebih baik dalam teknik pengerjaan metode biseksi.

Anda mungkin juga menyukai