D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
REVIEW JURNAL
JURNAL 1
Penulis Rahmila Sari, Mahlia Muis, Nurdjannah Hamid
Judul jurnal 1 PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN
STRES KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG MAKASSAR
Jurnal Jurnal Analisis
Volume dan Halaman Vol.1 No.1 : 87 – 93
Tahun Juni 2012
Reviewer Fahmi Kurniawan
Tanggal 25 Oktober 2017
A. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan penting dalam suatu organisasi
perusahaan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengolah secara profesional agar
terwujud suatu keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan keinginan dan
kemampuan organisasi perusahaan. Selain itu, manusia dalam organisasi
perusahaan perlu pula diperlakukan secara manusiawi sehingga dapat bekerja
secara efektif, efisien dan produktif. Bagi Bank Syariah Mandiri, mengelola
karyawan yang berjumlah ratusan bahkan ribuan untuk skala nasional bukan
perkara yang mudah, jika dilihat dari karakteristik individu, perspektif budaya
yang berbeda satu sama lain. Sehingga dibutuhkan keinginan dan keterampilan
yang kuat untuk mencetak kader-kader yang mampu menghasilkan kinerja yang
optimal bagi perusahaan. Kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan
memberikan contoh yang baik dari seorang pemimpin, memotivasi karyawan dan
selalu memperhatikan karyawan dalam bekerja terutama yang mengalami perilaku
yang kurang biasa. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kinerja
karyawan kurang baik dengan indikasi adanya beberapa pelanggaranpelanggaran
dari aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan seperti terlambat masuk kantor
dan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan kantor yang lain. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi,
dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri
Cabang Makassar dan untuk mengetahui dan menganalisi variabel yang dominan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Makassar.
B. METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Makasar. Waktu
penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Maret – April 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri
Cabang Makasar. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
Bank Syariah Mandiri Cabang Makasar dan kantor cabang pembantu yang ada di
sekitar Kota Makassar sebanyak 77 orang. Teknik sampling yang digunakan
adalah sampel jenuh yaitu semua populasi dijadikan sampel.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada responden,
dokumentasi, dan observasi.
C. HASIL
Analisis Regresi
Berdasarkan analisis regresi berganda diperoleh model persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 11,223 + 0,528 X1 + 0,450 X2 - 0,229X3
X1 : Kepemimpinan; X2 : Motivasi; X3 : Stress Kerja; Y : Kinerja Karyawan.
Dari kepemimpinan sebesar 0,528. Jadi, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Makassar adalah motivasi, ditolak.
D. PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Stres Kerja secara Bersama-Sama
Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Makassar Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa kepemimpinan, motivasi dan
stres kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makassar. Dengan demikian, jika
kepemimpinan, motivasi dan stres kerja sama-sama ditingkatkan, maka akan
meningkatkan kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Makassar.
JURNAL 2
Penulis Rahmila Sari, Mahlia Muis, Nurdjannah Hamid
Judul jurnal 1 GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA
ORGANISASI PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
Jurnal Jurnal EMBA
Volume dan Halaman Vol.1 No.3, Hal. 208-216
Tahun September 2013
Reviewer Fahmi Kurniawan
Tanggal 25 Oktober 2017
A. PENDAHULUAN
Kompetisi dalam dunia bisnis saat ini menuntut setiap organisasi untuk
melakukan perubahan agar terus berkembang dan bertahan. Perubahan tersebut
bisa dimulai dari individu kemudian menjalar pada perubahan kelompok.
Perubahan hendaklah dilakukan terlebih dahulu oleh Pimpinan, karena pimpinan
merupakan contoh dalam ogranisasi. Oleh sebab itu, organisasi harus memiliki
pemimpin yang tidak hanya sekedar memimpin, tapi juga mampu menggerakan
organisasinya untuk berubah. Kelangsungan hidup sebuah organisasi bergantung
pada pemimpinnya. Pemimpin menjadi salah satu indikator penentu keberhasilan
dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin yang Reformis harus peka terhadap
perubahan, mampu menganalisa apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan baik
internal dan eksternal organisasinya, sehingga mampu memecahkan masalah yang
dihadapi, dan lebih meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja organisasi.
Budaya organisasi juga memiliki peran yang cukup penting dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat
seluruh komponen organisasi, menentukan identitas, suntikan energi, motivator,
dan dapat dijadikan pedoman bagi anggota organisasi. Budaya organisasi
merupakan alat perekat yang mampu membuat kelompok organisasi menjadi lebih
dekat, yang dapat menjadi sebuah energi positif yang mampu membawa
organisasi ke arah yang lebih baik.
Fenomena yang terjadi di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada
tahun 2012, dimana sejak terjadi pergantian pimpinan kinerja karyawan mulai
menurun. Hal tersebut terlihat dari beberapa stakeholder yang mengeluh atas
terlambatnya laporan hasil audit dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.
Dari sisi kepemimpinannya, pimpinan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
kurang memberikan apresiasi, reward dalam bentuk finansial kepada karyawan
yang berprestasi dan memilik kinerja yang baik. Disamping itu, terjadi budaya
organisasi yang kurang seimbang. Dimana pada tahun 2012 warga Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Utara lebih fokus pada budaya transparansi atau
peningkatan citra, sehingga budaya yang lain mulai terabaikan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengukur secara simultan Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Utara.
2. Untuk mengukur secara parsial Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.
3. Untuk mengukur secara parsial Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.
B. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian merupakan penelitian eksplanatori yang menjelaskan
hubungan sebab akibat variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melihat fenomena danuntuk
mengukur pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan.
Populasi dan Sampel
Jumlah karyawan yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
terdiri dari 102 orang, yang terdiri dari 10 orang pimpinan dan 92 orang
karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan. Berhubung
jumlah populasi hanya 92 karyawan maka penulis memutuskan seluruh populasi
di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dijadikan sampel, sehingga dapat
dikatakan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.
D. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
Secara simultan, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara parsial gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan namun tidak signifikan. Secara parsial
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
JURNAL 3
Penulis Andi Dian Windarwati, Otto Randa Payangan,
Nurdjanah Hamid
Judul jurnal 1 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN
KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN
NUSANTARA XIV
Jurnal Jurnal Analisis
Volume dan Halaman Vol. 5 No. 1 : 96 – 102
Tahun Juni 2016
Reviewer Fahmi Kurniawan
Tanggal 25 Oktober 2017
A. PENDAHULUAN
Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada
sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya dengan
optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang terjadi.
Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral dari para pelaku
organisasi / perusahaan di semua tingkat (level) pekerjaan amat
dibutuhkan.Pemahaman terhadap budaya organisasi perlu juga dikaitkan dengan
diversitas dan karakteristik dari orientasi kerja para anggota organisasi. Hal ini
akan memberikan gambaran tentang tindakan, reaksi maupun keputusan mereka
terhadap situasi pekerjaannya masing-masing. McCormick (1979) menegaskan
adanya indikasi sikap sebagai suatu kondisi sadar yang lebih menunjukkan tingkat
perasaan subyektif seseorang terhadap suatu obyek (pekerjaan). Hasilnya adalah
penilaian tentang baik buruk obyek tersebut dari sudut pandang tertentu. Ketika
perusahaan mulai berorientasi pada pembentukan budaya organisasi, berarti pula
meletakkan aspek sumber daya manusia dalam posisi strategis melalui para
pimpinan puncak atau manajer untuk mengamankan norma perilaku, nilai-nilai
dan keyakinan bersama terhadap perusahaan. Sekaligus menjadi suatu alat yang
vital bagi manajemen bila ingin mencapai kinerja yang tinggi, yang pada akhirnya
tercipta sikap kerja yang positif yang mendorong peningkatan kinerja karyawan
dan manajemen, diwujudkan dalam seluruh aktifitas dan kebijakan perusahaan.
Menurut Robbins (2003), budaya organisasi merupakan sistem makna bersama
terhadap nilainilai primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi, yang
berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi
mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan
kemantapan sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi.
Tingkah laku budaya perusahaan yang tidak selaras akan menciptakan disharmoni
yang menyulitkan pencapaian tujuan perusahaan. Budaya perusahaan merupakan
pelekat yang memadukan dan memberi arah bagi derap langkah anggota
organisasi.
Berdasarkan pembahasan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai
pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen
organisasi, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi pada
PT Perkebunan Nusantara XIV.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil olahan dan analisis data, diketahui bahwa hipotesis yang
diajukan menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif
terhadap komitmen organisasi di PT Perkebunan Nusantara XIV dapat diterima.
Hasil ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang kuat
terhadap komitmen organisasi. Selain dapat menjadi identitas pembeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain, dengan adanya budaya organisasi yang baik
dalam suatu perusahaan dapat menciptakan kepercayaan setiap individu di
dalamnya kepada perusahaan yang dapatmmenciptakan komitmen organisasi.
Hasil penelitian ini mendukung teori Robbins (2003), yang menyatakan
bahwa budaya organisasi merupakan sistem makna bersama terhadap nilai-nilai
primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi, yang berfungsi menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya,
menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi mempermudah timbulnya
komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial,
serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi. Moon dalam Nurjannah
(2008), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi yang diukur
melalui kejelasan tujuan organisasi dan otonomi pekerjaan mempunyai pengaruh
yang signifikan positif terhadap komitmen organisasi baik pada perusahaan
swasta
maupun perusahaan pemerintah.