Anda di halaman 1dari 29

BAB I

TURUNAN PARSIAL

1.1 Fungsi dua peubah atau lebih


Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk

eksplisit atau implisit. Jika fungsi dua peubah dinyatakan dalam

bentuk eksplisit, maka penulisannya secara umum dinyatakan

dalam bentuk z = F(x,y). Sebaliknya jika fungsi dua peubah

dinyatakan dalam bentuk implisit, maka penulisannya dinyatakan

dalam bentuk F(x,y,z) = 0.

Contoh:
1. z = 2x + y
2. z = ln x2  2y4

1
3. z = 1 – 2
2 sin x  sin y

4. xy + xz – yz = 0
5. xy - e x sin y = 0
y
6. ln x 2  y 2  arctan =0
x
y
7. arc tan - 2z = 0
x
Pada contoh di atas, fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit
adalah pada contoh 1,2, dan 3. Sedangkan contoh 4, 5, 6, dan 7
adalah fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit. Semua fungsi
dalam bentuk eksplisit dengan mudah dapat dinyatakan dalam
bentuk implisit. Akan tetapi tidak semua fungsi dalam bentuk
implisit dapat dinyatakan dalam bentuk eksplisit.
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan
membuat sumbu-sumbu koordinat, yaitu sumbu x, sumbu y, dan

Kalkulus Peubah Banyak- 1


sumbu z, sehingga pada sumbu tersebut membentuk ruang dan
masing-masing ruang disebut oktan .
Oktan I adalah ruang dengan x>0, y>, dan z>0
Oktan II adalah ruang dengan x>0, y<0, dan z>0
Oktan III adalah ruang denganx<0, y<0, dan z>0
Oktan IV adalah ruang dengan x<0, y>0, dan z>0
Oktan V adalah ruang dengan x>0, y>, dan z<0
Oktan VI adalah ruang dengan x>0, y<0, dan z<0
Oktan VII adalah ruang denganx<0, y<0, dan z<0
Oktan VIII adalah ruang dengan x<0, y>0, dan z<0
Berdasarkan oktan-oktan tersebut, dapat digambarkan sebarang
titik P(x 1 ,y 1 ,z 1 ) atau kurva ruang dengan persamaan z =F(x,y)
Perhatikan gambar berikut.
Z

P ( x1 , y1 , z1 )

z1

X
y1

x1

Pada gambar di atas P(x 1 ,y 1 ,z 1 ) adalah sebarang titik pada oktan


I, dengan menggunakan kaidah dan teorema Pythagoras dapat
ditentukan panjang OP sebagai

Kalkulus Peubah Banyak- 2


OP = x12  y12  z12

Dengan cara yang sama, jika P(x 1 ,y 1 ,z 1 ) dan Q(x2,y2,z2) maka

panjang PQ dinyatakan dengan PQ = ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 ) 2

Selanjutnya, misal z = F(x,y) maka dapat ditentukan gambar kurva


ruang.
Contoh
Dalam ruang dimensi tiga (R 3 ) gambarlah kurva ruang z = 12 – 3x
–4y
Untuk menggambar kurva ruang dengan persamaan z =F(x,y)
langkah yang ditempuh adalah menentukan titik potong kurva
dengan masing-masing sumbu.
Jika x = 0 dan y = 0 maka z = 12, hal ini berarti kurva ruang
memotong sumbu z di titik (0,0.12)
Jika y = 0, z = 0 maka x = 4, hal ini berarti kurva ruang memotong
sumbu x dititik (4,0,0).
Jika x = 0, z = 0 maka y = 3, hal ini berarti kurva ruang memotong
sumbu y dititik (0,3,0).
Sehingga diperoleh:

P (0,0,12)

Q (0,0,4)

R (0,0,3)

Kalkulus Peubah Banyak- 3


Gambar tampak di atas, adalah kurva ruang di oktan I. Kurva ruang
di oktan yang lain dibayangkan sebagai ruang maya.
Sebagai latihan bagi pembaca, gambarlah kurva ruang dengan
persamaan:
1) z = 1- x2 – y2
2) z = 1 – y
3) z = 2 – x
4) 3z + 3y + 4z = 36
5) z = 1 – x2
6) z = 4 – y2

1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua atau lebih


Misal z = F(x,y) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y.
Karena x dan y variable bebas maka terdapat beberapa
kemungkinan yaitu:
1. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.
2. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah
3. x dan y berubah bersama-sama sekaligus.
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi
fungsi satu peubah, sehingga fungsi tersebut dapat diturunkan
dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial.
Definisi
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada
interval tertentu, turunan parsial pertama z terhadap x dan y

z z
dinotasikan dengan dan y dan didefinisikan oleh
x
Z Lim F ( x  x, y )  F ( x, y )
= x
x 0
x

dan

Kalkulus Peubah Banyak- 4


Z Lim F ( x, y  y )  F ( x, y )
= y
y 0 y

Asalkan limitnya ada.

Contoh :
Tentukan turunan parsial pertama dari
a. z = x2  y2

Jawab

Z Lim F ( x  x, y )  F ( x, y )
= x
x 0
x

Lim ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2
= x 0
x

( x  x) 2  y 2  x 2  y 2 ( x  x ) 2  y 2  x 2  y 2
Lim
= x .
0
x ( x  x ) 2  y 2  x 2  y 2

Lim ( x  x)  y  ( x  y )
2 2 2 2
= x 0
x

2 xx  x 2
Lim
= x 0 x ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2

2 x  x
Lim
= x 0 ( x  x ) 2  y 2  x2  y2
2x
= 2 x2  y 2

x
= x  y2
2

Z
= Lim F ( x, y  y )  F ( x, y )
y y 0 y

Kalkulus Peubah Banyak- 5


Lim ( x 2  ( y  y ) 2  x2  y 2
= x 0
y

( x 2  ( y  y ) 2  x2  y 2 ( x 2  ( y  x ) 2  x 2  y 2
Lim
= x .
0
y ( x2  ( y 2  x2  y 2

Lim ( x  x)  y  ( x  y )
2 2 2 2
= x 0
x

2 xx  x 2
Lim
= x 0 x ( x  x) 2  y 2  x 2  y 2

2 x  x
Lim
= x 0 ( x  x ) 2  y 2  x2  y2

2y
= 2 x2  y 2

y
= x  y2
2

b. z = Sin (x+y)
Jawab
Z Lim F ( x  x, y )  F ( x, y )
= x
x 0
x

Lim sin( x  x  y )  sin( x  y )


= x 0
x
1 1
Lim 2 cos 2 ( x  x  y  x  y ) sin 2 ( x  x  y  x  y )
= x 0
x
x x
Lim cos( x  y  2 ) sin 2
= 2 x 0
x
x sin x
= 2 Lim
x  0
cos (x+y+ ) Lim 2
2 x 0 x
x sin x
= 2 Lim
x  0
cos (x+y+ ) Lim 2 .1
2 x 0 x / 2 2

Kalkulus Peubah Banyak- 6


= 2 cos (x+y)(1)(1/2)

= cos (x+y)

Z
Lim F ( x, y  y )  F ( x, y )
= x
y 0 y

Lim sin( x  y  y )  sin( x  y )


= x 0 y
1 1
Lim 2 cos 2 ( x  y  y  x  y ) sin 2 ( x  y  y  x  y )
= x 0
y
x x
Lim cos( x  y  ) sin
= 2 x  0 2 2
x
x sin x
= 2 Lim
x  0
cos (x+y+ ) Lim 2
2 x 0 x
x sin x 1
= 2 Lim
x  0
cos (x+ ) Lim 2.
2 x 0 x / 2 2
= 2 cos (x+y)(1)(1/2)

= cos (x+y)

Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial


dapat dilakukan dengan menggunakan metode sederhana sebagai

z
berikut. Andaikan z = F(x,y) maka untuk menentukan sama
x
artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap
konstan dan selanjutnya y diturunkan. Demikian pula untuk

z
menentukan y sama artinya dengan menurukan variable y dan

variable x dianggap konstant lalu diturunkan.

Dengan cara yang sama, andaikan W = F(x,y,z) adalah fungsi


tiga peubah yang terdefinisi dalam selang tertentu maka turunan

Kalkulus Peubah Banyak- 7


W W W
parsial pertama dinyatakan dengan , , dan yang
x y z
secara berturut didefinisikan oleh:
W F ( x  x, y, z )  F ( x, y, z )
 Lim
x x  o x
W F ( x, y  y , z )  F ( x, y , z )
 Lim
y y o y

W F ( x , y , z  z )  F ( x , y , z )
 Lim
z z  o z
Asalkan limitnya ada.
Contoh:
 y
1. Ditentukan F(x,y,z) = xyz + 2 tan  
x
Carilah turunan parsial pertamanya.
Dengan metode sederhana didapat
2
F ( x, y, z )  y
a.  yz + y2   2 
x 1 2  x 
x
2 yx 2
= yz -
x 2 (1  y 2 )

2
F ( x, y, z ) 2 1
b.  xz + y  
y 1 2  x 
x
2x2
= xz -
x(1  y 2 )

F ( x, y, z )
c.  xy
z

Untuk latihan para pembaca tentukan turunan persial fungsi-fungsi


di bawah ini:
1. z = ln x y

2. z = 36 – x2 – y2

Kalkulus Peubah Banyak- 8


1
3. z = 3 -
sin( x  y )

4. z = xy2 – 2x2 + 3y3


y
5. z = arc tan
x
6. F(x,y,z) = xy – yz + xz
7. F(x,y,z) = 3
x2  y2  z 2

8. F(x,y,z) = sin (xy) – 2e xy


 xy 
9. F(x,y,z) = arc sin  
 z 

Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih


dapat ditentukan turunan parsial ke n, untuk n  2 turunan
parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi.
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat
ditentukan turunan parsial tingkat 2, 3 dan seterusnya.
Jadi andaikan z = F(x,y) maka:
2 z 2 z 2 z 2 z
Turunan parsial tingkat dua adalah , , , dan
x 2 y 2 xy yx

Demikian pula, jika W = F(x,y,z)


Turunan parsial tingkat dua adalah

 2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W  2W
, , , , , , , ,
x 2 y 2 z 2 xy xz yz yx zx zy

Demikian seterusnya. Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh


rumus m n , dimana m banyaknya variabel dan n menunjukkan
turunan ke-n
Contoh
2z 2z
Tentukan dan dari fungsi berikut:
x 2 y 2
xy
1. z =
x y

Kalkulus Peubah Banyak- 9


Jawab
xy z y ( x  y )  xy (1)
Dari z = , diperoleh 
x y x ( x  y) 2

 y2
=
( x  y)2

z x( x  y )  xy (1)

y ( x  y) 2

x2
=
( x  y)2

2z   z 
Sehingga   
x 2
x  x 

   y2 
=  
x  ( x  y ) 2 

0( x  y ) 2  ( y 2 )( 2)( x  y )(1)
=
( x  y) 4

2 xy 2  2 y 3
=
( x  y)4

2z   x2 
Dan =  
y 2 y  ( x  y ) 2 

0( x  y ) 2  x 2 ( 2)( x  y )(1)
=
( x  y) 4

 2 x 3  yx 2
=
( x  y)4

x y
2. z = 2
 2
y x

3. z = sin 3x cos 4y
4. z = ln x y

5. z = 36 – x2 – y2
1
6. z = 3 -
sin( x  y )

7. z = xy2 – 2x2 + 3y3

Kalkulus Peubah Banyak- 10


y
8. z = arc tan
x
9. F(x,y,z) = sin (xy) – 2e xy
 xy 
10. F(x,y,z) = arc sin  
 z 

d. Differensial Total
Misal z = F(x,y), dan fungsi tersebut dapat diturunkan
terhadap variable x dan y, maka diperoleh turunan parisal terhadap
x dan turunan parsial terhadap y yang secara berturut-turut
dinotasikan dengan
z F ( x, y )
 ------------- (1) dan
x x
z F ( x, y )
 ------------- (2)
y y

Dari (1) dan (2) diperoleh:


F ( x, y ) F ( x, y )
dz  dx dan dz  dy
x y

Jumlah diferensialnya diperoleh:


F ( x, y ) F ( x, y )
dx + dy
x y

Bentuk di atas disebut diferensial total.


Dengan demikian jika z = F(x,y), maka diferencial totalnya hádala
F ( x, y ) F ( x, y )
dz = dx + dy
x y

Analog
Jika W = F(x,y,z) maka turunan parsialnya hádala
F ( x, y, z ) F ( x, y , z ) F ( x, y, z )
dW = dx  dy  dz
x y z

Contoh.
1. Dengan menggunakan diferensial total, hitunglah

Kalkulus Peubah Banyak- 11


a) (2,01) 2  (1,99) 2  (0,97) 2

Jawab
Langkah pertama yang harus ditetapkan fungsinya, dalam

hal (2,01) 2  (1,99) 2  (0,97) 2

W= x2  y2  z2

Pilih x = 2, y = 2 dan z = 1 sehingga W = 2 2  2 2  12 = 3

Karena akan dihitung (2,01) 2  (1,99) 2  (0,97) 2 maka:


x + x = 2,01 sehingga x  0,1
x + y = 1,99 sehingga x  0,1
x + z = 0,97 sehingga x  0,3
dengan menggunakan definisi diferensial total W = F(x,y,z)
maka
F ( x, y , z ) F ( x, y , z ) F ( x, y , z )
dw = dx  dy  dz
x y z

x y z
= dx  dy  dz
W W W
2 2 1
= (0,1)  ( 0,01)  ( 0,03)
3 3 3
= -0,01
Akhirnya diperoleh (2,01) 2  (1,99) 2  (0,97) 2 = 3 + (-0,01) =
2,99
b) 3
(0,98) 2 (1,01) 2 (0,99) 2

c) Suatu tempat berbentuk kotak dengan dimensi 2,02 m,


1,97 m, dan 0,99 m. Dengan menggunakan differensial
tentukan panjang diagonal ruang kotak tersebut.
2. Jika r = x2  y2 dengan x = panjang sisi yang pendek, y =
panjang sisi yang panjang
Differensial total
r r
dr = x dx  y dy

Kalkulus Peubah Banyak- 12


dimana dr  r , dx  x , dx  y
didapat
r r
r  x x  y y

2x 2y
= x  y
2 x y2 2
2 x2  y2

15 5 20  5
=    
15  20  8 
2 2
15  20  16 
2 2

15 5 20 5
= 
25 8 25 16
1
= cm
8

e. Turunan Total
Misal z = F(x,y) dan F dapat diturunkan (differensiable), dan
misalkan x = x(t) dan y = y(t), x dan y juga fungsi-fungsi yang
dapat diturunkan dengan satu peubah, Maka z = F(x,y) adalah
fungsi satu peubah, sehingga:
F ( x, y ) F ( x, y )
dz = dx + dy
x y

karena x =x(t) dan y=y(t) dapat diturunkan maka dapat ditentukan

dy dx
dan sehingga
dx dt
dz F ( x, y ) dx F ( x, y ) dy
= +
dt x dt y dt

Bentuk di atas dinamakan turunan total z = F(x,y) dengan x = x(t)


dan y = y(t).
Catatan
dz F ( x, y ) dx F ( x, y ) dy
Pengertian ganda z, x, dan y pada = +
dt x dt y dt

Kalkulus Peubah Banyak- 13


dz z z
Pada , z berarti F(x(t),y(t)). Sedangkan dan , z berarti
dt x y

F ( x, y ) dy
f(x,y). Pada .
y dt

Andaikan z = F(x,y) adalah fungsi yang dapat diturunkan, dan


misalkan x = x (r,s)
dan y = y(r,s) adalah fungsi dua peubah dan dapat diturunkan,

F ( x, y ) F ( x, y )
maka diferencial totalnya adalah dz = dx + dy
x y

Karena x = x(r,s) dan y = y(r,s) dan dapat diturunkan, maka dapat

x x y y
ditentukan , dan ,
r s r s
Sehingga turunan total z = F(x,y) dengan x = x(r,s), dan y = y(r,s)
adalah
z F ( x, y , z ) x F ( x, y , z ) y
 
r x r y r
z F ( x, y, z ) x F ( x, y, z ) y
 
s x s y s

Contoh
1. Suatu tempat berbentuk silinder (tabung) dengan jari-jari
alasnya 15 cm dan tingginya 20 cm. Karena pemuaian, tinggi
slinder bertambah 0,5 cm/det dan jari-jarinya berkurang 1
cm/det. Hitunglah perubahan yang terjadi terhadap volume dan
luas permukaan silinder.
Jawab.
Misal jari-jari tabung r, tinggi h dan volume I, maka
I = r 2 h
I = I(r,h)
r h
Diketahui r = 15 cm, h = 20,  0,5cm / det ,  1cm / det
t t
Dengan definisi turunan total

Kalkulus Peubah Banyak- 14


I = I(r,h) dengan r dan h bergantung pada waktu t, maka diperoleh
dI I dr I dh
 
dt r dt h dt
dr dh
= 2 rh  r 2
dt dt

f. Turunan Parsial Fungsi Implisit


Turunan parsial fungsi juga dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan fungsi implisit.
Misal f(x,y) = 0 adalah fungsi implisit maka untuk menentukan
turunan parsialnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah
diferensial total.
Karena F(x,y) = 0, maka dF(x,y) = d(0)
Sehingga
f ( x, y ) f ( x, y )
dx  dy = 0
x y

Dengan membagi masing-masing bagian dengan dx, diperoleh:


f ( x, y ) f ( x, y ) dy
 
x y dx

f ( x, y ) dy f ( x, y )
 
y dx x

f ( x, y )
dy x
 
f ( x, y )
dx
y
Contoh
dy dx
1. Tentukan dan dari f(x,y) = xy-ex sin y = 0
dx dy

dy
akan dicari , menurut definisi turunan total
dx
f ( x, y )
dy x
=  f ( x, y )
dx
y

Kalkulus Peubah Banyak- 15


y  e x sin y
= 
x  e x cos y

f ( x, y )
dx y

dy f ( x, y )
x
x  e x cos y
=-
y  e x sin y
dy dx  y
1. Tentukan dx dan dy dari f(x,y) = ln(x 2  y 2 ) - arc tan   = 0
x
f ( x, y )
dy x
=  f ( x, y )
dx
y
2x  y
x2  y2
= 
2y  x
x2  y2
2x  y
= x  2y

f ( x, y )
dx y
= 
dy f ( x, y )
x
x  2y
= - 2x  y

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa fungsi dua peubah


secara implisit dinyatakan dengan F(x,y,z) = 0.
Contoh lah
1. xy + yz + xz = 0
x
2. exy – sin    0
 y
3. x2 + y2 + z2 – 25 = 0

Turunan Fungsi Implisit 2 Peubah

Kalkulus Peubah Banyak- 16


Fungsi Implisit 2 peubah secara umum dinyatakan dalam bentuk
f(x,y,z) =0
Dengan menggunakan diferensial total
Andaikan W = F(x,y,z) maka dF(x,y,z) = d(0)
F ( x, y, z ) F ( x, y , z ) F ( x, y , z )
 dx  dy  dz  0
x y z

z
Dengan menurunkan terhadap x dan menentukan diperoleh
x
F ( x, y , z ) F ( x, y , z ) z
  0
x z x
F ( x, y , z ) z F ( x, y , z )
 
z x x
F ( x, y , z )
z x
 
x F ( x, y , z )
z
y
Dengan menurunkan terhadap z dan menentukan diperoleh
z
F ( x, y , z ) y F ( x, y , z )
 0  0
y z z

F ( x, y , z ) y F ( x, y, z )
 
z z z
F ( x, y, z )
y x
 
F ( x, y, z )
x
y
x
Dengan menurunkan terhadap y dan menentukan diperoleh
y

F ( x, y , z ) x F ( x, y , z )
  0 0
x y y
F ( x, y , z ) x F ( x, y, z )
 
x y y

F ( x, y, z )
x y
 
y F ( x , y, z )
x

Kalkulus Peubah Banyak- 17


x
Sehingga turunan pertama fungsi implisit f(x,y,z) = 0 adalah
y

x z z y y
dan
z x y x z

Contoh
x
1. Tentukan y dari xy + yz + xz = 0

Jawab
Karena f(x,y,z) = xy + yz + xz
f ( x, y , y ) f ( x, y, y )
Maka  y  z dan  x  z , sehingga
x y

menurut definisi turunan fungsi implisit 3 peubah


F ( x, y, z )
x y

y F ( x, y, z )
x
x z
= - yz

x x
2. Tentukan dari exyz – zsin    0
z  y
Jawab
x
Karena f(x,y,z) = exyz – zsin    0
y  

f ( x, y, y )  x  1 
Maka  ( yz )e xyz  z cos    dan
x  y  y 

f ( x, y , y )  x
 ( xy )e xyz  sin   , sehingga menurut definisi turunan
z  y
fungsi implisit 3 peubah
F ( x, y , z )
x z

z F ( x, y , z )
x

Kalkulus Peubah Banyak- 18


z x
( yz )e xyz  cos 
y  y
=-
x
( xy )e xyz  sin  
 y

z
3. Tentukan dari x2 + y2 + z2 – 25 = 0
y

Jawab
Karena f(x,y,z) = x2 + y2 + z2 – 25 = 0
f ( x, y, y ) f ( x, y, y )
Maka  2 z dan  2 y , sehingga menurut
z y

definisi turunan fungsi implisit 3 peubah


F ( x, y, z )
z y

y F ( x , y, z )
z
2y
=-
2z
y
=-
z

Turunan parsial fungsi 4 peubah


Bentuk umum fungsi 4 peubah dinyatakan dengan
 F ( x, y , u , v )  0

G ( x , y , u , v )  0

Atau ditulis dalam bentuk


F(x,y,u,v) = 0 dan G(x,y,u,v) = 0
Dimana variable x sejenis dengan y (berpasangan) dan variable u
sejenis dengan v dan F(x,y,u,v) = 0 serta G(x,y,u,v) = 0 tidak
dapat berdiri sendiri. Karena u dan v sejenis maka tidak dapat

u v y y
dicari atau dan tidak dapat pula dicari atau
v u x x
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Kalkulus Peubah Banyak- 19


Contoh
 x  y 2  2uv  0
1.  x 2
 xy  y 2  u 2  v 2  0

Atau ditulis dengan x+y 2 + 2uv = 0, x 2  xy  y 2  u 2  v 2  0


2u  v  x 2  xy  0
2. 


u  2v  xy  y2  0

u 2  v 2  2 x  3 y  0
3. 
uv  x  y  0
dan seterusnya.
Turunan Parsial dilakukan dengan menggunakan metode substitusi.
Dalam F(x,y,u,v) = 0 dan G(x,y,u,v)= 0, u,v variabel sejenis, x,y

x y u v
variabel sejenis sehingga tidak dapat ditentukan y , x , v , dan u

.
x v
Sehingga turunan parsialnya adalah u , y dan seterusnya.

Untuk menentukan turunan parsial 4 peubah, langkah ditempuh


adalah menurunkan fungsi terhadap peubah yang dimaksud.
Contoh:
u x
1. Tentukan dan dari
x u
x+y2 +2uv = 0 dan x2-xy+y2+u2+v2 = 0 didapat
 x   y   v u 
1   2 y   2 u v   0 -----à 1
 x   x   x x 
v u v u
 1  0  2u  2v  0 atau 2u  2v  1
x x x x
 x   y x  y u v
2x  x y   2y  2u  2v  0 ----à 2
 x   x x  x x x
u v u v
 2x-0-y+0+2u  2v  0 atau 2u  2v  y  2x
x x x x
v
Setelah di eliminasi didapat
x
u  v  u ( y  2 x)

x 2(v 2  u 2 )

Kalkulus Peubah Banyak- 20


v  u ( y  2 x)
=
2(u 2  v 2 )
x+y2 +2uv = 0 dan x2-xy+y2+u2+v2 = 0 didapat
x v
diturunkan terhadap (yang tidak boleh  0)
u u
x y
1  2y  2v  0 atau
u u
x y
1  2y  2v -----  (1)
u u
x  y x  y u
2x x y   2y  2u  0  0 atau
u  u u  u u
x y
 (2 x  y )  ( 2 y  x)  2u -------  (2)
u u
Berdasarkan persamaan (1) dan (2), dengan metode eliminasi
diperoleh
x y
1  2y  2v ................................... . (2y-x)
u u
x y
 (2 x  y )  ( 2 y  x)  2u …………. (2y)
u u
Didapat
x y
 (2y-x) 1  2 y (2 y  x)  2v ( 2 y  x)
u u
x y
 ( 2 x  y )2 y  (2 y  x)2 y  2u ( 2 y )
u u
--------------------------------------------------------------- -
x
[(2y-x)-(2x-y)(2y)] = -2v(2y-x)+2u(2y)
u
Diperoleh
x  4vy  2vx  4uy

u ( 2 y  x)  ( 4 xy  2 y 2 )
4vy  2vx  4uy
= 
( 2 y  x  4 xy  2 y 2 )

Kalkulus Peubah Banyak- 21


2. Cari turunan parsial pertama dari dan dari persamaan

, dan

1) Mencari

Persamaan 1)

….(1)

Persamaan 2)

.... (2)

dikali

dikali

Maka,

Kalkulus Peubah Banyak- 22


2) Mencari

Persamaan 1)

….(1)

Persamaan 2)

…(2)

dikali

dikali

Maka,

Kalkulus Peubah Banyak- 23


Jadi, , dan

Turunan Parsial Fungsi 6 peubah.


Bentuk Umumnya
 F (u , v , w, x , y, z )  0

G (u , v , w, x , y, z )  0
 H (u , v , w, x , y, z )  0

u v
u,v,dan w variable sejenis, sehingga tidak dapat ditentukan hasil ,
v w
dstnya.
x z
x,y, dan z variable sejenis, sehingga tidak dapat ditentukan hasil ,
y y
dstnya

Contoh fungsi 6 peubah:


u  x  y  z

v  x 2  y 2  z 2
w  x3  y 3  z 3

Atau
u  x  y  z  0

v  x 2  y 2  z 2  0

w  x3  y 3  z 3  0

x u  x  y  z  0

1. Tentukan dari 
v  x 2  y 2  z 2  0

u
w  x3  y 3  z 3  0

Jawab
Persamaan diturunkan terhadap u dan diperoleh

Kalkulus Peubah Banyak- 24


x y z
1-   0 ............................(1)
u u u
x y z
0 – 2x – 2y – 2z = 0 ..............(2)
u u u
x y z
0 – 3x 2 – 3y 2 – 3z 2 = 0 ...........................(3)
u u u
x y z
Karena akan dicari maka eliminasikan dan dari
u u u
persamaan (1), (2) dan (3)
y
Dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi diperoleh:
u
x y z x y
1-   0 x 2y  2y – 2y - 2y -2y
u u u u u

z
=0
u
x y z x y
– 2x – 2y – 2z =0 x1  – 2x – 2y – 2z
u u u u u

z
=0
u
x
(2x-2y) + (2z-2y)
u

z
= -2y ........(4)
u
y
Dari (1) dan (3) dengan mengeliminasi diperoleh:
u
x y z
1-   0 x 3y 2  3y 2 - 3y 2
u u u

x y z
 3y 2  3y 2 0
u u u
x y z x y
– 3x 2 – 3y 2 – 3z 2 =0 x1  – 3x 2 – 3y 2 –
u u u u u

z
3z 2 =0
u

Kalkulus Peubah Banyak- 25


x
(3x 2 3 y 2 ) + (3z2-
u

z
3y2) = -3y2 ..(5)
u

z
Selanjutnya eliminasi dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:
u
x z
(2x-2y) + (2z-2y) = -2y x 3(z+y)
u u
x z
(3x 2 3 y 2 ) + (3z2-3y2) = -3y2 x2
u u
x z
 6(x-y)(z+y) + (2z-2y)(3z+3y) = -6y(z+y)
u u
x z
 2(3x 2 3 y 2 ) + 2(3z2-3y2) = -6y2
u u
x
{6(x-y)(z+y)}-{ 2(3x 2 3 y 2 ) } = -6y(z+y) + 6y2
u
Sehingga:
x  6 y ( z  y )(6 y 2 )
=
u {6( x  y )( z  y )}  {2(3 x 2  3 y 2 }
yz
=
( x  y )( x  z )

z u  x  y  z  0

2. Tentukan dari 
v  x 2  y 2  z 2  0

w
w  x3  y 3  z 3  0

Jawab
Persamaan diturunkan terhadap w dan diperoleh
x y z
0-   0 ............................(1)
w w w
x y z
0 – 2x – 2y – 2z = 0 ..............(2)
w w w
x y z
1 – 3x 2 – 3y 2 – 3z 2 = 0 ...........................(3)
w w w

Kalkulus Peubah Banyak- 26


z x y
Karena akan dicari maka eliminasikan dan dari
w w w
persamaan (1), (2) dan (3)
x
Dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi diperoleh:
w
x y z x y z
-   0 --------------- x (2x)  -2x  2x  2x 0
w w w w w w
x y z x y
– 2x – 2y – 2z = 0 ----- x (1)  – 2x – 2y – 2z
w w w w w

z
=0
w
y
(2y-2x) +(2z-
w

z
2x) = 0 ......(4)
w

x
Selanjutnya dari (1) dan (3) dengan mengeliminasi diperoleh:
w
x y z
-   0 ....................... x (3x 2 )  -3x 2
w w w

x y z
 3x 2  3x 2 0
w w w
x y z x
1 – 3x 2 – 3y 2 – 3z 2 = 0 .. x (1)  – 3x 2 – 3y 2
w w w w

y z
– 3z 2 =-1
w w
y
(3y 2 3 x 2 ) + (3z 2 -
w

z
3x 2 ) = 1 ...(5)
w
y
Selanjutnya eliminasi dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:
w
y z
(2y-2x) +(2z-2x) = 0 ........... x 3(y+x)
w w

Kalkulus Peubah Banyak- 27


y z
(3y 2 3 x 2 ) + (3z 2 -3x 2 ) = 1....x 1
w w

y z
 3(y+x)(2y-2x) +3(y+x)(2z-2x) =0
w w
y z
 (3y 2 3 x 2 ) + (3z 2 -3x 2 ) =1
w w
z
{3(y+x)(2z-2x)}-{ (3z 2 -3x 2 )} = -1
w

Sehingga:
x 1
=
u {3( y  x)(2 z  2 x)  (3 z 2  3 x 2 }

1
=
3( x  z )( y  z )

Soal-soal.cari
v y x
1. Carilah y , v , v dari fungsi
u  x  y  z

v  x 2  y 2  z 2

w  x3  y 3  z 3

w y x
2. Carilah , ,
x u w
u  x  y  z

v  x 2  y 2  z 2

w  x3  y 3  z 3

 F ( x, y , u , v )  ...  0
3. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

Kalkulus Peubah Banyak- 28


 F ( x, y , u , v )  ...  0
4. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

 F ( x, y , u , v )  ...  0
5. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

 F ( x, y , u , v )  ...  0
6. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

 F ( x, y , u , v )  ...  0
7. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

 F ( x, y , u , v )  ...  0
8. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

 F ( x, y , u , v )  ...  0
9. 
G ( x , y , u , v )  ...  0

10.
 F ( x, y , u , v )  ...  0

G ( x , y , u , v )  ...  0

11.
 F ( x, y , u , v )  ...  0

G ( x , y , u , v )  ...  0

Kalkulus Peubah Banyak- 29

Anda mungkin juga menyukai