Diskusi Jumat
PSYCHOSOCIAL-INFLUENCE HEALTH
Oleh:
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gen adalah unit informasi pembawa sifat yang ada dalam kromosom.
Penurunan sifat pada manusia kebanyakan lebih bersifat poligenik, yaitu satu
sifat merupakan produk dari interaksi beberapa gen. Genetika perilaku
mempelajari pengaruh hereditas terhadap perilaku.Para peneliti genetika
perilaku telah menemukan bukti-bukti yang meningkat bahwa hingga taraf
tertentu, kemampuan kognitif, sifat kepribadian, orientasi seksual dan
gangguan kejiwaan dipengaruhi oleh faktor genetik. Pengaruh genetik bersifat
heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang
ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada
kecepatan pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf
(Taylor, 2010).
b. Hormonal
Sejak masa pranatal yakni saat janin berumur 4 bulan hormon dapat
berpengaruh terhadap aspek psikososial. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan
yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon yang
7
Kondisi keluarga yang tidak baik (yaitu sikap orang tua) juga dapat
menyebabkan perubahan psikososial individu, misalnya :
a. Komunikasi antara orang tua dan anak yang tidak baik (communication
gap).
8
b. Kedua orangtua jarang di rumah dan tidak ada waktu untuk bersama
dengan anak-anak.
c. Hubungan kedua orang tua yang dingin, atau penuh ketegangan, atau acuh
tak acuh.
d. Orang tua dalam pendidikan anak kurang sabar, pemarah, keras dan
otoriter
e. Kedua orang tua berpisah (separate) atau bercerai (divorce).
f. Salah satu orang tua menderita gangguan jiwa/kepribadian (Taylor, 2010).
b. Lingkungan
Dalam kehidupan sehari-hari, kontak sosial paling sering individu
tersebut lakukan dengan lingkungan yang paling dekat dengannya dan yang
paling sering ia temui, yaitu lingkungan tempat dirinya bergaul dengan
individu lain terutama yang sebaya dengan dirinya dengan alasan, memiliki
tujuan dan latar belakang yang serupa. Individu pada umumnya banyak
menghabiskan waktunya untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain
dalam hal ini bertujuan untuk mencapai kepuasannya dalam berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya, setiap hari seseorang akan
melakukan aktivitas-aktivitas umum seperti sekolah dan bekerja yang
membuatnya berada pada suatu lingkungan tertentu dan berakhir pada
aktivitasnya bergaul dengan individu-individu dalam lingkungan tersebut,
dalam hal ini teman sekolah dan rekan kerja. Rasa tercekam dan tidak merasa
aman ini amat mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup, sehingga
tidak jarang orang jatuh kedalam depresi dan kecemasan Kondisi lingkungan
yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan seseorang, misalnya soal
perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan
yang rawan (kriminalitas) dan lain sebagainya. (Feldman, 2003).
metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama
sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Sarafino, 2006).
f. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminator (penyebar informasi).
dalam minum obat serta mengikut sertakan setiap ada acara keluarga, yang ketiga
ada dukungan instrumental diwujudkan berupa mengantarkan saat kontrol serta
menyediakan alat makan, alat mandi dan menyediakan sarana prasarana
kebutuhan individu. Terakhir ada dukungan emosional diwujudkan dengan
mendengarkan keluh kesah yang dirasakan individu dalam menjalani pengobatan
secara emosional untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan memenuhi
kebutuhan psikososial. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang mengatakan bahwa
individu menafsirkan setiap orang lain melakukan sesuatu hal terhadap dirinya
berupa informasi maupun nasehat secara verbal atau nonverbal, memberikan
sarana prasarana, perhatian emosional yang akan membuat individu merasa
diperhatikan (Safarino, 2006).
BAB III
TELAAH KRITIS PENELITIAN
Latar belakang:
Depresi, demensia, dan insomnia adalah masalah klinis dan kesehatan umum yang
sering dijumpai pada lanjut usia (lansia) yang dapat menimbulkan penderitaan
bermakna, mengeksaserbasi morbiditas dan disabilitas. Gangguan tersebut
dipengaruhi oleh faktor biologis dan stressor psikososial. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh stressor psikososial, depresi, dan
demensia terhadap kejadian insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulia II Jakarta.
Penelitian cross-sectional pada 103 lansia secara random sampling di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia II, Jakarta, bulan Juli-Desember 2014. Pengumpulan
data dengan wawancara dan kuesioner demografi, penyakit fisik kronis, stressor
psikososial, Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15), Mini Mental State
Examination (MMSE), dan Insomnia Severity Index (ISI). Analisis dengan
analisis univariat dan multavariat Stepwise Logistic Regression.
Hasil Penelitian:
Sejumlah 103 lansia dengan rerata usia 70,8 tahun dan sebanyak 52,4%-nya
perempuan. Sebagian besar (57,3%) dengan penyakit fisik kronis seperti
hipertensi, diabetes melitus, artitis rematoid, dengan stressor psikososial tinggi
(43,7%), depresi (45,6), demensia (83,5%), dan insomnia (42,7%). Pada analisis
15
Kesimpulan Penelitian:
Validity
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian cross-
sectional pada 103 lansia secara random sampling, yang dilakukan pada bulan
Juli-Desember 2014 di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia II berusia ≥ 60
tahun, laki-laki dan perempuan, bersedia menjadi responden, dan menandatangani
informed consent. Kritera eksklusi adalah mengalami gangguan mental berat
seperti psikotik dan retardasi mental. Pengumpulan data dengan wawancara
responden dan isian kuesioner:
1) Kuesioner demografi terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
dan status pernikahan.
2) Kuesioner penyakit fisik kronis untuk menilai ada atau tidaknya penyakit fisik
kronis, seperti hipertensi, diabetes melitus, artritis reumatoid, dan lainnya,
selama lebih dari enam bulan sebelumnya.
3) Kuesioner stressor psikososial digunakan untuk menilai stressor psikososial
selama tiga bulan sebeumnya, terdiri dari sepuluh items dan telah divalidasi
oleh peneiti sendiri dengan nilai Cronbach’s apha adalah 0,836. Stressor
psikososial dikategorikan menjadi stressor psikososial rendah (skor ≤4) dan
stressor psikososial tinggi (skor ≥5).
4) Kuesioner Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15) untuk menilai ada
tidaknya depresi. Instrumen ini menilai perasaan yang dialami subjek
penelitian selama dua minggu terakhir, terdiri dari 15 pertanyaan, skor 0-4
(tidak depresi), skor 5-9 (depresi ringan), skor ≥10 (depresi berat).
16
Importance
Hal ini menjadi sangat penting, dikarenakan dengan mengetahui faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap insomnia pada lanjut usia dapat dijadikan
rencana intervensi pada pusat layanan primer yang pada akhirnya dapat mengubah
perilaku penderita lansia yang insomnia. Pada penelitian dalam jurnal ini, peneliti
mengatakan bahwa faktor signifikan yang berperan terhadap insomnia pada lansia
adalah depresi.
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah stressor psikososial,
penyakit fisik kronis, dan depresi, selain itu peneliti juga membandingkan faktor-
faktor lainnya, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan,
jumah anak, agama, dan suku. Sehingga tujuan yang baik dalam penelitian ini
dapat tercapai, yaitu terjabarkannya faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia
pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia II Jakarta.
Applicability
Pada jurnal ini mengandung berbagai macam unsur penting yang dapat
digunakan untuk membantu memberikan informasi tambahan terbaru mengenai
17
BAB IV
PEMBAHASAN
dalam merujuk pasien Lanjut Usia yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjutan; c.) Meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) bagi kesehatan Lanjut Usia; dan d.) Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan Lanjut Usia secara terkoordinasi dengan lintas program,
organisasi kemasyarakatan, dan dunia usaha dengan asas kemitraan.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Feldman, S., Geisler C., and Silberling, L. 2003. Moving targets: displacement,
improverishment, and development. ISSJ. 55(175): 7-13.
Ojo OS, Malomo SO, Sogunle PT. 2016. Blood pressure (BP) control and
perceived family support in patients with essential hypertension seen at
primary case clinic in Western Nigeria. J Family. Med Prim Care. 5:569-75.