Anda di halaman 1dari 12

Kreano 8 (2) (2017): 150-161

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika


Menggunakan Inquiry Based Learning Setting Group
Investigation

Tri Rahmah Silviani1, Jailani1, Evvy Lusyana1, Aida Rukmana Hadi1

Universitas Negeri Yogyakarta


1

Email: email: rahmahtri9@gmail.com

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v8i2.8404
Received : August 2017; Accepted: June 2017; Published: December 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan
metode inquiry based learning setting group investigation pada kelas VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta tahun pela-
jaran 2016/2017 yang berjumlah 34 siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah an-
gket minat belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa meningkat
yang ditunjukkan dengan peningkatan minat belajar matematika siswa dari siklus 1 yaitu 4 (12%) siswa dalam kat-
egori sangat tinggi, 24 (71%) siswa dalam kategori tinggi dan 6 (18%) siswa dalam kategori sedang, sedangkan pada
siklus 2 meningkat menjadi 11 (32%) siswa dalam kategori sangat tinggi, dan 23 (68%) siswa dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode inquiry based learning setting group investigation
dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta.

Abstract
The aims of this research were increasing students interest in learning mathematics by using inquiry based
learning setting group investigation in class VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta academic year 2016/2017 which
amounted to 34 students. This research was a classroom action research consisting of planning, actions,
observation, and reflection. This research instrument’s was questionnaires of interest in learning mathemat-
ics. The result of the research showed that the student’s interest in mathematics learning increased. It was
showed by the increase of students’ mathematics learning interest from first cycles which was 4 (12%) of
students in a category was very high, 24 (71%) of students in the high category and 6 (18%) of students in
the medium category, whereas in second cycles increased to 11 (32%) of students in a category is very high,
and 23 (68%) of students in the high category. The result showed that the method of inquiry based learning
setting group investigation can increase student’s interest in learning mathematics class VII.C SMP Negeri
12 Yogyakarta.

Keywords: interest; inquiry based learning; group investigation

PENDAHULUAN tingkat menengah atas. Matematika memiliki


Matematika merupakan mata pelajaran peranan penting dalam kehidupan karena ma-
yang menjadi salah satu prioritas pemerintah tematika memiliki hubungan dengan bidang
untuk dikembangkan. Hal ini dibuktikan bah- ilmu lainnya seperti ilmu pengetahuan alam,
wa matematika merupakan mata pelajaran sosial, kedokteran, ekonomi dan sebagainya.
wajib yang dipelajari dari tingkat dasar hingga Matematika juga memiliki peranan dalam

© 2017 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 151

menentukan masa depan seseorang. Seperti kan dan Kebudayaan Republik Indonesia No-
yang tertuang dalam National Council of Te- mor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
acher of Mathematics (2000, p.5) bahwa mate- Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsa-
matika akan secara signifikan meningkatkan nawiyah tertuang bahwa dalam menghadapi
peluang dan pilihan untuk membentuk masa kompleksitas permasalahan pendidikan ma-
depan siswa. Kompetensi dalam pembela- tematika di sekolah, hal pertama kali yang ha-
jaran matematika membuka pintu menuju rus dilaksanakan yaitu menumbuhkan minat
masa depan yang produktif. siswa terhadap matematika. Minat merupa-
Pada dasarnya, matematika bertujuan kan rasa ingin tahu atau daya tarik seseorang
untuk membantu melatih pola pikir siswa agar terhadap sesuatu yang melibatkan perhatian
mampu memecahkan masalah baik masalah terhadap objek tertentu (Collete & Chiappet-
dalam bidang matematika maupun masalah ta, 1994; Elliot, et al. 2000). Sedangkan Dai
dalam kehidupan sehari-hari, namun kebany- dan Sternberg (2004) menyatakan minat ber-
akan siswa tidak berminat belajar matematika kenaan dengan fokus terhadap perhatian, ke-
karena siswa memandang matematika seba- terlibatan atau keduanya.
gai bidang studi yang abstrak. Terkadang ada Menumbuhkan minat belajar dalam
beberapa siswa yang memandang bahwa ma- pembelajaran matematika bertujuan untuk
tematika hanya mampu dikuasai oleh siswa meningkatkan prestasi belajar siswa, oleh ka-
yang jenius saja. Salah satu upaya yang dapat rena itu pembelajaran matematika hendak-
dilakukan oleh guru dalam melatih pola pikir nya memfasilitasi siswa untuk menumbuhkan
siswa yaitu dengan menumbuhkan minat be- minat belajar matematika. Salah satu solusi
lajar siswa dalam pembelajaran matematika. untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu me-
Pada kenyataannya masih banyak sis- lalui penerapan metode pembelajaran yang
wa yang tidak berminat dalam pembelajaran melatih siswa terlibat aktif dalam proses pem-
matematika. Berdasarkan hasil angket minat belajaran. Metode pembelajaran yang mem-
yang diberikan pada siswa kelas VII.C SMP Ne- berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
geri 12 Yogyakarta bahwa masih banyak siswa dalam pembelajaran akan memberikan dam-
yang tidak terlibat dalam proses pembelaja- pak positif bagi siswa. Seperti kalimat berikut
ran, masih ada beberapa siswa yang berbicara “Tell me and I forget, show me and I remember,
dengan temannya ketika guru menjelaskan involve me and I understand” Chinese Proverb
dan sering keluar kelas ketika pembelajaran (Bruder & Prescott, 2013). Hasil penelitian Far-
berlangsung dan masih ada beberapa siswa han dan Retnawati (2014) bahwa pembelaja-
yang tidak menyampaikan ide ketika guru ran inquiry dapat meningkatkan prestasi bela-
bertanya tentang pembelajaran matematika. jar matematika siswa di kota Bima.
Adapun data hasil angket minat pra penelitian Kurang tepatnya penggunaan metode
yang diberikan kepada siswa kelas tersebut, pada pembelajaran matematika dapat ber-
yaitu dari 34 siswa hanya terdapat 1 (3%) sis- dampak pada minat dan prestasi belajar sis-
wa yang memiliki minat belajar matematika wa, seperti yang diungkapkan oleh Danielson
dalam kategori sangat tinggi, 6 (18%) siswa (2002) Siswa memperoleh prestasi yang lebih
dalam kategori tinggi, 23 (68%) siswa dalam tinggi dan menunjukkan sikap positif yang
kategori sedang dan 4 (12%) siswa dalam ka- jauh lebih positif terhadap pembelajaran ke-
tegori rendah. tika guru menggunakan metode yang diru-
Banyaknya siswa yang memiliki minat juk berdasarkan kurikulum yang ditentukan.
belajar matematika pada kategori sedang dan Penggunaan metode pembelajaran yang sa-
rendah mengindikasikan masih ada hal yang lah dapat berdampak pada tidak berminatnya
harus diperbaiki dalam proses pembelajaran siswa dalam mempelajari matematika, hal ini
matematika di kelas. Minat belajar matemati- dapat menyebabkan prestasi belajar mate-
ka dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal se- matika siswa rendah.
perti penggunaan metode pembelajaran yang Metode pembelajaran yang diupayakan
diterapkan oleh guru di dalam kelas. mampu menumbuhkan minat belajar ma-
Lampiran Peraturan Menteri Pendidi- tematika siswa yaitu inquiry based learning.
UNNES JOURNALS
152 Tri Rahmah Silviani, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based...

Inquiry based learning merupakan salah satu apa yang sudah diketahui; investigasi peren-
metode pembelajaran yang melibatkan siswa canaan; meninjau apa yang sudah diketa-
aktif secara penuh dalam proses pembelaja- hui sehubungan dengan bukti eksperimen;
ran (Danielson, 2002; Kuhlthau, Maniotes, & menggunakan alat untuk mengumpulkan,
Caspari, 2007). Inquiry merupakan metode menganalisis, menafsirkan data; mengusul-
pembelajaran dimana siswa dapat menemu- kan jawaban, penjelasan dan hipotesis; serta
kan dan menggunakan berbagai sumber in- mengkomunikasikan hasilnya. Penyelidikan
formasi dan ide-ide untuk meningkatkan pe- membutuhkan identifikasi asumsi, meng-
mahaman siswa tentang masalah, topik, atau gunakan pemikiran yang kritis dan logis,
isu-isu tertentu. Pembelajaran dengan inqui- mempertimbangkan alternatif penjelasan
ry tidak sekedar menjawab pertanyaan dan dan penyelidikan ilmiah yang mengacu pada
mendapat jawaban yang benar. Namun, da- beragam cara serta mengusulkan penjelasan
lam inquiry juga membutuhkan penyelidikan, berdasarkan bukti.
eksplorasi, pencarian, penelitian, dan proses Faktanya seorang siswa tidak mam-
belajar dalam menyelesaikan masalah. Inquiry pu melakukan pembelajaran inquiry sendiri
mengutamakan kepentingan siswa dan me- tanpa scaffolding baik itu dari guru ataupun
nantang siswa untuk menghubungkan dunia temannya. Metode inquiry based learning me-
mereka dengan apa yang mereka pelajari. rupakan metode pembelajaran yang memiliki
Menurut Maab dan Artigue (2013) bah- karakter kooperatif. Menurut Chan (Bruder
wa inquiry based learning merupakan metode & Prescott: 2013) terdapat tiga karakteristik
pembelajaran yang berpusat pada siswa di- dari pembelajaran inquiry yaitu menghasilkan
mana siswa meningkatkan pertanyaan, meny- beberapa pilihan dan solusi, belajar secara
elidiki situasi dan mengembangkan kemam- kooperatif, serta membuat keputusan dan
puannya untuk mencapai solusi. Pendapat memberikan alasan atas keputusan yang me-
lain disampaikan oleh Coffman (2009) bahwa reka pilih. Menurt Arends dan Kilcher (2010,
pembelajaran inquiry menerapkan pendeka- p.306) bahwa pembelajaran kooperatif me-
tan konstruktivis sehingga siswa berinteraksi rupakan metode yang memiliki karakter un-
dengan konten untuk meningkatkan pemaha- tuk bekerjasama dalam mengerjakan tugas.
mannya, dimana siswa membuat dan menguji Dengan bekerja sama dalam kelompok, siswa
hipotesis. Sepanjang proses ini, siswa me- akan mampu menyelesaikan tugas yang di-
nemukan fakta-fakta dan mengembangkan berikan oleh guru. Penelitian yang dilakukan
pemahaman yang lebih tinggi dari topik dan oleh Haris dan Abadi (2013) menghasil bahwa
ide-ide. Menurut Pontecorvo (Slavin, 2006) metode kooperatif seting group investigation
pendekatan konstruktivis menggunakan me- dapat meningkatkan minat belajar matema-
tode kooperatif dalam pelaksanaannya. Pada tika.
metode kooperatif siswa mudah dalam me- Penelitian ini memadukan metode in-
nemukan dan memahami konsep yang sulit quiry based learning dengan kooperatif tipe
karena mereka saling berinteraksi dengan te- group investigation karena group investiga-
mannya tentang suatu masalah. tion sesuai untuk proyek-proyek studi yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh terintegrasi yang berhubungan dengan
Kahle et al (Bruder & Prescott, 2013) bahwa hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan
inquiry based learning dapat menumbuhkan mensintesiskan informasi sehubungan den-
minat belajar siswa yang lebih besar dalam gan upaya menyelesaikan masalah. Esensi
pembelajaran matematika dan prestasi be- dalam pembelajaran berkelompok bukanlah
lajar siswa akan tercapai jika siswa berminat bagaimana siswa berkumpul menyelesaikan
dalam mempelajari matematika. Nation Re- tugas dari guru dimana hanya siswa yang pin-
search Council (Artigue & Blomhoj, 2013) me- tar yang menyelesaikan masalah sedangkan
nyatakan bahwa inquiry based learning adalah siswa yang kurang pintar bertugas mencatat
kegiatan yang melibatkan siswa dalam meny- tugas yang diberikan, akan tetapi esensi da-
elidiki; mengajukan pertanyaan; memeriksa lam pembelajaran berkelompok ialah inte-
buku dan sumber informasi lain untuk melihat raksi saling bertukar pikiran dan pendapat
UNNES JOURNALS
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 153

antar semua siswa dalam satu kelompok. kelas tersebut sebanyak 34 yang terdiri dari 16
Group investigation memberikan kesempatan siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
kepada semua siswa untuk ikut berpartisipasi Penelitian ini dilakukan sebanyak 2
aktif dalam menyelesaikan tugas yang dibe- siklus. Adapun skenario pada siklus 1 yaitu:
rikan. John Dewey menyatakan bahwa salah tahap perencanaan (observasi lokasi dan sub-
satu cara terbaik dalam mempersiapkan sis- jek penelitian, konsultasi dengan guru mata
wa untuk belajar demokrasi di kelas dengan pelajaran, menyusun RPP, angket minat), tin-
melibatkan mereka pada penyelidikan dalam dakan, observasi dan refleksi. Setelah refleksi
kelompok (Arends & Kilcher, 2010; Kagan & siklus 1, penelitian ini dilanjutkan pada siklus
Kagan, 2009). 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mening- Instrumen yang digunakan dalam pen-
katkan minat belajar matematika menggu- elitian ini yaitu Angket. Angket minat belajar
nakan metode inquiry based learning setting matematika dianalisis menggunakan interval
group investigation pada siswa kelas VII.C SMP yang diadaptasi dari Widoyoko (2012, p.238),
Negeri 12 Yogyakarta. Berdasarkan karakte- dimana jumlah pernyataan pada angket mi-
ristik inquiry based learning dan pembelajaran nat yang disusun oleh peneliti sebayak 24
kooperatif tipe group investigation, maka di- pernyataan. Adapun konversi data kuantitatif
peroleh metode pembelajaran inquiry based menjadi data kualitatif seperti Tabel 1.
learning setting group investigation. Adapun
langkah-langkah pembelajaran dari metode Tabel 1. Kriteria penskoran minat belajar matema-
tika
tersebut dijabarkan berdasarkan langkah-
langkah dan karakteristik-karakteristik dari Skor Kategori
metode inquiry based learning yang diinteg- 100,8 Sangat tinggi
rasikan dengan metode kooperatif tipe group 81,6100,8 Tinggi
62,481,6 Sedang
investigation. Hasil sintesis langkah-langkah
43,262,4 Rendah
pembelajaran inquiry based learning dan group
43,2 Sangat rendah
investigation yaitu: (1) mengelompokkan sis-
wa dalam kelompok yang bersifat heterogen; Adapun indikator keberhasilan PTK ini
(2) siswa mengidentifikasi masalah atau topik; yaitu minimal 9 (26%) siswa memiliki minat
(3) siswa merumuskan hipotesis; (4) siswa me- belajar matematika pada kategori “Sangat
rencanakan penyelesaian masalah; (5) siswa Tinggi”, dan sisanya 25 (74%) siswa pada ka-
melakukan investigasi; (6) siswa menyusun tegori “Tinggi”.
laporan hasil investigasi; (7) siswa mengomu-
nikasikan hasil investigasi; dan (8) siswa me- HASIL DAN PEMBAHASAN
lakukan evaluasi atas masukan dari guru dan
kelompok lain. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2
METODE siklus. Siklus kedua dilaksanakan karena indi-
Penelitian ini merupakan penelitian kator keberhasilan yang telah ditetapkan be-
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari empat lum tercapai.
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Adapun model yang digunakan Siklus I
dalam PTK ini yaitu model yang dikembang-
Perencanaan
kan oleh Kemmis & McTaggart (Hopkins,
2008) atau sering disebut sebagai model spiral Sebelum melaksanakan tindakan pene-
yang membentuk siklus. litian, terlebih dahulu peneliti melakukan pe-
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan rencanaan. Perencanaan dilakukan berdasar-
Oktober - November 2016 di SMP Negeri 12 kan hasil pra penelitian yang telah dilakukan.
Yogyakarta. Subjek dalam penelitian adalah Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap
siswa kelas VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta perencanaan yaitu: (1) Menentukan Kompe-
Tahun Ajaran 2016/2017. Jumlah siswa pada tensi Dasar (KD) dan Materi Pembelajaran. KD
UNNES JOURNALS
154 Tri Rahmah Silviani, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based...

dan materi yang diterapkan pada siklus I dise- pok makhluk hidup, benda-benda dan men-
suaikan dengan KD dan materi yang telah di- gajukan pertanyaan tentang himpunan dalam
jadwalkan oleh guru mata pelajaran matema- kehidupan nyata.
tika. KD dan materi pada siklus I ini adalah KD Kegiatan berikutnya ialah guru memo-
3.4 yaitu menjelaskan dan menyatakan him- tivasi siswa. Guru mengatakan bahwa “ma-
punan, himpunan bagian, himpunan semes- teri himpunan sangat berkaitan erat dengan
ta, himpunan kosong, komplemen himpunan kehidupan kita sehari-hari, misalnya kalian
menggunakan masalah kontekstual dengan akan mampu membedakan kumpulan hewan
materi pokok Himpunan; (2) Menyusun Ren- berkaki dua dengan hewan yang tidak berkaki
cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dua setelah mempelajari materi himpunan”.
yang disusun memuat KD yang telah diten- Setelah memotivasi siswa, guru menyam-
tukan sebelumnya dengan jumlah pertemuan paikan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan
sesuai dengan pemetaan yang telah dibuat. pembelajaran yang ingin dicapai pada perte-
Kegiatan pembelajaran yang disusun pada muan ini yaitu siswa mampu membedakan
RPP memuat pembelajaran inquiry based lear- himpunan dengan bukan himpunan. Kemudi-
ning setting group investigation; (3) Menyusun an pada kegiatan inti, dimana guru membagi
lembar kegiatan siswa (LKS). LKS yang disu- kelompok siswa menjadi delapan kelompok,
sun disesuaikan dengan tujuan pembelajaran enam kelompok terdiri dari empat siswa dan
dan dibuat berdasarkan karakteristik inquiry dua kelompok terdiri dari lima siswa. Dalam
based learning setting group investigation; (4) satu kelompok terdiri dari siswa yang bersi-
Menyusun lembar observasi keterlaksanaan fat heterogen. Selanjutnya guru menyampai-
pembelajaran. Lembar observasi keterlak- kan topik pembelajaran yang akan dipelajari
sanaan pembelajaran disusun berdasarkan oleh siswa pada LKS 1 yang telah disusun oleh
RPP yang telah dibuat; (5) Menyiapkan soal guru. LKS pada pertemuan pertama terdiri
posttest. dari tiga masalah, masalah pertama yaitu sis-
wa diminta untuk mengidentifikasi kumpulan
Tindakan
hewan, masalah kedua yaitu siswa diminta
untuk membedakan mana yang merupakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I di- himpunan dan bukan himpunan dan masalah
laksanakan dalam empat kali pertemuan. Per- ketiga siswa diminta untuk menentukan cara
temuan 1 pada siklus I dilaksanakan pada hari dalam menyatakan himpunan pada pembela-
senin, 17 Oktober 2016. Pertemuan tersebut jaran matematika.
berdurasi 2 jam pelajaran (2 40 menit) yang di- Kegiatan selanjutnya yaitu guru mem-
mulai pada pukul 08.20 09.00 dan 09.15 09.55. bagikan LKS kepada setiap siswa. Guru me-
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan 1 minta siswa untuk mencermati bagian-bagian
sebanyak 34 siswa. Materi pembelajaran pada yang terdapat pada LKS. Guru meminta siswa
pertemuan ini membahas tentang himpunan untuk mulai berdiskusi menyelesaikan ma-
dan bukan himpunan. Pelaksanaan tindakan salah-masalah dalam LKS. Selanjutnya guru
dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis
matematika sekolah sebagai observer. Ke- atau dugaan sementara dan menulisnya di ba-
giatan tindakan dimulai dari guru mengucap gian yang telah tersedia pada LKS. Kegiatan
salam dan selanjutnya guru meminta ketua selanjutnya guru meminta siswa untuk berta-
kelas untuk memimpin do’a, guru beserta sis- nya tentang kendala-kendala yang dihadapi
wa berdo’a dengan khidmat. Setelah berdo’a dalam menyelesaikan masalah dalam LKS.
guru meminta siswa untuk menyiapkan buku Setelah menjawab pertanyaan dari siswa,
dan meminta agar siswa tidak bercerita den- guru meminta siswa untuk menyimpulkan
gan teman sebangkunya serta guru meminta hasil diskusi untuk dikomunikasikan di depan
siswa untuk fokus belajar. Langkah selanjut- kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru me-
nya guru menyampaikan apersepsi tentang minta beberapa kelompok untuk mengomu-
himpunan dan bukan himpunan. Pada tahap nikasikan hasil diskusi bersama kelompoknya
ini guru bercerita tentang kumpulan/kelom- di depan kelas. Secara acak, guru menunjuk
UNNES JOURNALS
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 155

salah satu kelompok untuk memaparkan ha- acak, terlihat bahwa siswa pertama menja-
sil diskusinya tentang permasalahan dalam wab dengan ragu-ragu karena sebelum men-
LKS. Kelompok yang ditunjuk maju ke depan jawab pertanyaan dari guru siswa tersebut
kelas untuk memaparkan jawabannya. Proses bertanya kepada temannya dan siswa kedua
komunikasi hasil ini banyak menyita waktu terlihat lancar walaupun dibantu oleh teman
pembelajaran karena siswa belum terbiasa sekelompoknya dalam menjawab pertanyaan
untuk presentasi hasil di depan kelas. Setelah dari guru. Hal ini mengindikasikan pembela-
kelompok tersebut mengomunikasikan hasil jaran pada pertemuan pertama perlu diberi-
diskusi selanjutnya guru meminta kelompok kan tindak lanjut yaitu pemberian pekerjaan
lain untuk memberi masukan atau pertanyaan rumah (PR). Kegiatan selanjutnya yaitu guru
kepada kelompok yang presentasi, akan teta- menginformasikan bahwa materi yang akan
pi kelompok lain belum ada yang menanggapi di pelajari pada pertemuan berikutnya yaitu
karena masih banyak siswa yang malu untuk materi tentang himpunan semesta dan him-
mengungkapkan pendapatnya. Karena waktu punan kosong. Kegiatan pembelajaran pada
tersita pada saat diskusi dan komunikasi hasil, pertemuan pertama diakhiri dengan do’a.
maka presentasi hanya dilakukan oleh satu guru meminta ketua kelas untuk memimpin
kelompok saja. do’a, guru dan siswa berdo’a dengan khidmat.
Kemudian guru memberi tanggapan
dan masukan atas hasil diskusi. Guru menga- Pengamatan
takan bahwa “dalam membedakan himpunan Tahap pengamatan dilakukan pada saat
dengan bukan himpunan, kalian belum mam- pelaksanaan tindakan berlangsung. Penga-
pu membedakan dengan baik yang mana matan pada penelitian ini dilakukan oleh seo-
yang merupakan himpunan dan mana yang rang observer yaitu guru matematika kelas
bukan, misalnya kumpulan siswa anggota osis VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta. Pengama-
yang cantik, pernyataan ini bukanlah himpu- tan dilakukan oleh observer guna mengamati
nan karena orang yang cantik bersifat relatif, proses pembelajaran menggunakan metode
seandainya pernyataan ini hanya kumpulan inquiry based learning setting group investiga-
siswa anggota osis saja maka itu merupakan tion. Pengamatan atau observasi terhadap
himpunan”. Selanjutnya guru meminta sis- keterlaksanaan pembelajaran berpedoman
wa untuk mengevaluasi hasil diskusi dengan pada lembar pengamatan yang berisi perny-
memperhatikan masukan atau tanggapan ataan tentang ciri-ciri atau karakteristik me-
dari guru. Tahap ini disebut dengan tahap tode inquiry based learning setting group inves-
evaluasi. Kegiatan inti pada pembelajaran tigation terhadap kegiatan guru dan kegiatan
diakhiri pada tahap evaluasi. Selanjutnya ke- siswa.
giatan penutup yaitu guru melakukan refleksi Adapun hasil observasi keterlaksanaan
dengan bertanya kepada siswa yang ditunjuk pembelajaran pada siklus I disajikan pada Ta-
secara acak. bel 2.
Dari dua siswa yang ditunjuk secara
Tabel 2. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I

Kegiatan Guru Kegiatan siswa


Pertemuan
Terlaksana Belum Terlaksana Terlaksana Belum Terlaksana
1 17 (63%) 10 (37%) 14 (52%) 13 (48%)
2 20 (74%) 7 (26%) 15 (56%) 12 (44%)
3 24 (89%) 3 (11%) 22 (81%) 5 (19%)
4 24 (89%) 3 (11%) 23 (85%) 4 (15%)
Rata-rata (%) 79% 21% 69% 31%
Rata-rata keter-
74%
laksanaan (%)

UNNES JOURNALS
156 Tri Rahmah Silviani, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based...

Pada lembar observasi yang telah ana- konsen untuk belajar; 6) Masih terdapat be-
lisis ada beberapa kegiatan guru dan kegiatan berapa siswa yang sering keluar masuk kelas
siswa yang belum terlaksana. Adapun kegia- ketika diskusi kelompok berlangsung 7) Ada
tan yang belum terlaksana pada sikus I dapat beberapa kelompok yang tidak mampu me-
dilihat pada Tabel 3. nyelesaikan kegiatan pada LKS tepat waktu;
Kegiatan yang belum terlaksana pada 8) Presentasi hanya dilakukan oleh satu ke-
siklus I menjadi bahan refleksi atau perbaikan lompok sehingga guru tidak bisa mengontrol
agar proses pembelajaran pada siklus selan- hasil investigasi atau jawaban kelompok lain;
jutnya dapat terlaksana atau berjalan dengan 9) Guru terkadang lupa meminta siswa untuk
baik. mengevaluasi hasil diskusi siswa berdasarkan
masukan atau tanggapan dari kelompok lain;
Refleksi 10) Guru jarang membimbing siswa untuk me-
nyimpulkan pembelajaran; 11) Guru jarang
Kegiatan refleksi dilakukan setelah memberikan PR sehingga kegiatan tindak
proses pembelajaran dan posttest dilakukan. lanjut tidak terlaksana dengan baik; 12) Guru
Refleksi pembelajaran dilakukan melalui ta- tidak memberi tahu siswa tentang kisi-kisi
hap analisis dan evaluasi tindakan pada siklus ulangan harian
I. Refleksi dilakukan bedasarkan hasil lembar Dari beberapa kekurangan pada siklus
observasi keterlaksanaan pembelajaran yang I, maka perbaikan yang disusun untuk mem-
di nilai oleh observer tiap pertemuan pada perbaiki pembelajaran pada siklus II sebagai
pembelajaran siklus I. Berdasarkan lembar ob- berikut: 1) Menjelaskan kepada siswa tentang
servasi yang telah diisi oleh observer, terlihat karakteristik atau sintak dari metode pembe-
masih banyak kegiatan yang belum terlaksana lajaran yang diterapkan oleh guru; 2) Men-
dengan baik pada proses pembelajaran. Hal jekaskan makna dari hipotesis atau dugaan
ini disebabkan karena hambatan-hambatan sementara; 3) Meminta siswa untuk fokus be-
yang terjadi pada saat proses pembelajaran. lajar dan menjelaskan pentingnya belajar ma-
Adapun kekurangan dan hambatan tematika; 4) Meminta siswa untuk membagi
yang terjadi pada siklus I sebagai berikut: 1) tugas kepada setiap anggota kelompok agar
Siswa belum terbiasa belajar menggunakan masalah dalam LKS dapat diselesaikan tepat
metode pembelajaran yang di terapkan oleh waktu; 5) Meminta siswa untuk knsen belajar
guru sehingga siswa terlihat kesusahan dalam walaupun ada jam istrahat disela-sela pem-
melaksanakan proses pembelajaran; 2) Siswa belajaran atau diskusi kelompok; 6) Meminta
kurang memahami tentang hipotesis atau du- siswa untuk tidak sering keluar masuk kelas
gaan sementara; 3) Masih banyak siswa yang pada saat pembelajaran dalam hal ini disku-
tidak memperhatikan guru yang memberikan si kelompok berlangsung; 7) Memotivasi tiap
apersepsi; 4) Diskusi kelompok memakan kelompok dengan meminta mereka untuk
waktu yang terlalu lama sehingga kegiatan menggunakan berbagai macam sumber bela-
penutup tidak terlaksana dengan baik; 5) Ter- jar agar dapat menyelesaikan masalah tepat
dapat jam istrahat di sela-sela pembelajaran waktu; 8) Guru mengusahakan beberapa ke-
sehingga menyebabkan siswa tidak terlalu lompok untuk mempresentasikan hasil inves-
Tabel 3. Kegiatan guru dan siswa yang belum terlaksana pada Siklus I

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Setiap kelompok merumuskan hipotesis (dugaan)
-
dengan tepat
Meminta siswa mengevaluasi hasil diskusi Setiap kelompok mengevaluasi hasil diskusi
Memberikan PR terkait materi yang telah dipela-
Lebih dari 85% mencatat PR yang diberikan guru.
jari dengan tepat
Menginformasikan topik yang akan dipelajari Lebih dari 85% mencatat topik yang akan dipela-
pada pertemuan berikutnya dengan tepat jari pada pertemuan berikutnya.

UNNES JOURNALS
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 157

tigasi tiap pertemuan; 9) Guru membawa RPP tu himpunan. Pada tahap ini guru bercerita
ketika mengajar sehingga tidak ada kegiatan tentang operasi biner dalam kehidupan se-
yang terlewat pada saat pembelajaran seper- hari-hari. Setelah melakukan apersepsi guru
ti meminta siswa untuk mengevaluasi hasil memberikan motivasi dan menyampaikan
investigasi; 10) Guru tidak lupa untuk mem- tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
bimbing siswa menyimpulkan pembelajaran siswa diharapkan mampu memahami operasi
dengan tepat; 11) Guru memberikan kegiatan gabungan dan irisan suatu himpunan. Selan-
tindak lanjut berupa PR pada akhir pembela- jutnya guru mengatakan “untuk dapat mema-
jaran; 12) Guru tidak lupa memberikan kisi-kisi hami operasi gabungan dan irisan suatu him-
ulangan pada siswa. punan, kalian dapat melakukan investigasi
Siklus II pada LKS 1”.
Kegiatan berikutnya guru meminta
Perencanaan
siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok
Adapun perencanaan pada siklus II se- yang telah dibagikan pada pertemuan per-
bagai berikut: 1) Menentukan Kompetensi tama siklus I. Selanjutnya guru menyampai-
Dasar (KD) dan Materi Pembelajaran; 2) Me- kan topik pembelajaran yang akan dikerjakan
nyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh siswa pada LKS 1 yang telah disusun oleh
(RPP). Kegiatan pembelajaran yang disu- guru. LKS pada pertemuan pertama pada
sun pada RPP memuat pembelajaran inquiry siklus II ini terdiri dari dua masalah. Masalah
based learning setting group investigation; 3) pertama yaitu siswa diminta untuk melaku-
Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) yang kan investigasi terhadap himpunan bilangan
disusun disesuaikan dengan tujuan pembe- untuk menentukan irisan dan gabungannya,
lajaran dan dibuat berdasarkan karakteristik sedangkan masalah kedua yaitu siswa diminta
inquiry based learning setting group investigati- untuk melakukan investigasi terhadap masa-
on; 4) Menyusun lembar observasi keterlaksa- lah kontekstual yang berkaitan dengan opera-
naan pembelajaran. Lembar observasi keter- si biner pada himpunan.
laksanaan pembelajaran disusun berdasarkan Kegiatan berikutnya guru membagikan
RPP yang telah dibuat. 5) Menyiapkan soal LKS kepada siswa. Setiap siswa menerima
posttest LKS masing-masing 1 LKS. Guru meminta
siswa untuk mencermati bagian-bagian yang
Tindakan
terdapat pada LKS dan menjelaskan prosedur
pengerjaan LKS. Guru meminta siswa untuk
Pertemuan pertama pada siklus II dilak- mulai berdiskusi menyelesaikan masalah-ma-
sanakan pada hari rabu, 2 November 2016. salah dalam LKS dan guru mengingatkan sis-
Pertemuan tersebut berdurasi 2 jam pelajaran wa untuk menuliskan hipotesis atau dugaan
(2 40 menit) yang dimulai pada pukul 11.30 sementara atas masalah yang akan diselesai-
12.50. Jumlah siswa yang hadir pada pertemu- kan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
an 1 sebanyak 34 siswa. Materi pembelajaran menyusun langkah-langkah investigasi ma-
pada pertemuan ini membahas tentang ope- salah berdasarkan hipotesis yang mereka ru-
rasi biner pada himpunan yaitu irisan dan ga- muskan dan guru meminta siswa untuk mem-
bungan suatu himpunan. Pelaksanaan tinda- bagi anggota kelompok siapa melakukan apa,
kan dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan dalam kegiatan ini siswa membagikan anggo-
guru matematika sekolah sebagai observer. ta kelompoknya untuk membagi tugas dalam
Kegiatan tindakan dimulai dari guru menyelesaikan LKS agar dalam berdiskusi
mengucap salam dan selanjutnya guru me- tidak menyita waktu terlalu lama. Kegiatan
minta ketua kelas untuk memimpin do’a, guru selanjutnya guru meminta siswa untuk men-
dan siswa berdo’a dengan khidmat. Setelah gumpulkan data dari berbagai sumber dalam
berdo’a guru meminta siswa untuk menyiap- menyelesaikan masalah yang telah diberikan.
kan buku dan meminta agar siswa untuk fokus Selanjutnya guru meminta siswa untuk berta-
belajar. Langkah selanjutnya guru menyam- nya tentang kendala-kendala yang dihadapi
paikan apersepsi tentang operasi biner sua- dalam menyelesaikan masalah dalam LKS.
UNNES JOURNALS
158 Tri Rahmah Silviani, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based...

Kegiatan dilanjutkan dengan siswa kelas untuk memimpin do’a, guru dan siswa
mensintesis ide atau gagasan, menyimpulkan berdo’a bersama dengan khidmat.
hasil diskusi dan menyiapkan laporan hasil
diskusi. Kegiatan selanjutnya guru menunjuk Pengamatan
kelompok yang belum pernah maju untuk Proses pembelajaran yang dilaksana-
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kan diobservasi untuk mengetahui keterlak-
kelas. Kelompok yang ditunjuk maju ke depan sanaannya. Adapun hasil observasi keterlak-
kelas untuk memaparkan jawabannya. Proses sanaan pembelajaran pada siklus II disajikan
komunikasi hasil ini terlaksana dengan baik pada Tabel 4.
karena siswa sudah terlihat berminat dalam Kendati proses pembelajaran berjalan
mempelajari matematika. Setelah kelompok lancar, namn masih terdapat beberapa kegia-
tersebut mengomunikasikan hasil diskusi se- tan yang belum dapat terlaksana dengan baik.
lanjutnya guru meminta kelompok lain untuk Adapun kegiatan yang belum terlaksana pada
memberi masukan atau pertanyaan kepada sikus II dapat dilihat pada Tabel 5.
kelompok yang presentasi.
Selanjutnya guru meminta kelompok 1 Refleksi
untuk mempresentasikan masalah 2. Kelom-
pok 1 maju ke depan kelas untuk mempresen- Adapun kekurangan yang masih terja-
tasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah di pada pertemuan pertama yaitu siswa be-
kelompok 1 presentasi, guru kembali berta- lum fokus mengikuti pelajaran dan guru tidak
nya kepada kelompok lain untuk memberikan membimbing siswa dalam menyimpulkan
masukan atau pertanyaan pada kelompok pelajaran serta guru tidak memberikan PR ka-
yang sedang presentasi. Pada kegiatan reflek- rena kendala waktu. Waktu masih tersita oleh
si guru mengajukan pertanyaan keada siswa kegiatan diskusi kelompok dan presentasi ke-
yang memliki kemampuan rendah. Kegiatan lompok. Sedangkan kekurangan yang masih
selanjutnya guru menyampaikan topik pada terjadi pada pertemuan dua yaitu guru tidak
pertemuan berikunya yaitu selisih suatu him- memibimbing siswa dan tidak melakukan ref-
punan. Sebelum menutup pembelajaran guru leksi. Hal tersebut dikarenakan ada jam istra-
meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hat di sela-sela pembelajaran sehingga waktu
tentang gabungan dan irisan suatu himpunan tersita dengan telatnya siswa kembali ke kelas
dan mempelajari materi yang akan dipelajari setelah istrahat. Kekurangan pada pertemuan
pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pem- ketiga yaitu guru lupa untuk mengingatkan
belajaran pada pertemuan pertama siklus II siswa untuk menyusun langkah penyelesaian
diakhiri dengan do’a. Guru meminta ketua masalah sesuai hipotesis yang telah mereka
Tabel 4. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II

Kegiatan Guru Kegiatan siswa


Pertemuan
Terlaksana Belum Terlaksana Terlaksana Belum Terlaksana
1 25 (93%) 2 (7%) 24 (89%) 3 (11%)
2 25 (93%) 2 (7%) 25 (93%) 2 (7%)
3 26 (96%) 1 (4%) 25 (93%) 2 (7%)
Rata-rata (%) 94% 6% 91% 9%
Rata-rata keter-
93%
laksanaan (%)
Tabel 5. Kegiatan guru dan siswa yang belum terlaksana pada Siklus II
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
- Lebih dari 85% mendengarkan guru dengan baik
Meminta siswa menyusun langkah peny- Setiap kelompok menyusun langkah penyelesaian
elesaian sesuai hipotesis sesuai hipotesis

UNNES JOURNALS
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 159

rumuskan sehingga keterlaksanaan pembe- Secara umum hasil minat belajar matematika
lajaran pada pertemuan terakhir pada siklus II siswa kelas VII.C SMP Negeri 12 Yogyakarta
tidak 100%. disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan temuan di atas, maka san- Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa
gat penting bagi guru untuk dapat membim- inquiry based learning setting group investiga-
bing siswa dalam melakukan investigasi dan tion dapat meningkatkan minat belajar ma-
komunikasi hasil karena siswa masih banyak tematika. Hal ini sejalan dengan penelitian
menyita waktu dalam menyelesaikan masa- yang telah dilakukan oleh Kahle et al (Bruder
lah. Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa & Prescott, 2013) bahwa inquiry based lear-
siswa tidak membagi anggota kelompoknya ning dapat menumbuhkan minat belajar siswa
dengan baik dalam menyelesaikan masalah, yang lebih besar dalam pembelajaran mate-
hal ini dapat terjadi karena ada beberapa anak matika, dan prestasi belajar siswa akan ter-
dalam satu kelompok yang belum mampu capai jika siswa berminat dalam mempelajari
menyampaikan ide pada saat berdiskusi ke- matematika. Begitu juga penelitian yang dila-
lompok. kukan oleh Haris dan Abadi (2013) yang meny-
Selain mengamati keterlaksanaan atakan bahwa metode kooperatif seting group
pembelajaran, peneliti juga mengamati ca- investigation dapat meningkatkan minat bela-
paian minat dan prestasi belajar matematika jar matematika.
siswa. Hasil angket minat menunjukkan bah- Ada beberapa hal yang menyebabkan
wa skor rata-rata minat siswa pada siklus II ini minat belajar matematika siswa meningkat
telah mencapai target yang diinginkan. Ber- menggunakan metode inquiry based learning
dasarkan hasil tersebut, maka peneliti memu- setting goup investigation, yaitu: 1) Tindakan
tuskan untuk menghentikan tindakan, artinya yang diberikan merupakan kegiatan yang
penelitian ini hanya sampai siklus II saja. berpusat pada siswa sehingga siswa terlibat
aktif dalam menyelidiki masalah atau to-
Pembahasan pik yang diberikan oleh guru. Hal ini sejalan
Berdasarkan hasil angket minat belajar dengan pendapat yang disampaikan oleh
matematika untuk kondisi awal minat belajar Maab & Artigue (2013) bahwa inquiry based
matematika siswa kelas VII.C SMP Negeri 12 learning merupakan metode pembelajaran
Yogyakarta rata-rata skornya berada pada ka- yang berpusat pada siswa dimana siswa me-
tegori sedang. Hal tersebut yang mendasari ningkatkan pertanyaan, menyelidiki situasi
peneliti melakukan penelitian tindakan pada dan mengembangkan kemampuannya untuk
kelas tersebut dengan harapan pemberian mencapai solusi; 2) Tindakan diberikan den-
tindakan menggunakan metode inquiry based gan menghubungkan dunia nyata atau kehi-
learning setting group investigation dapat me- dupan sehari-hari karena dengan mengeta-
ningkatkan minat belajar matematika siswa hui hubungan materi yang dipelajari dengan
khususnya bagi siswa yang memiliki minat kehidupan nyata siswa akan lebih berminat
belajar dalam kategori rendah dan sedang. dalam mempelejari matematika seperti pen-

Gambar 1. Hasil angket minat kelas VII.C

UNNES JOURNALS
160 Tri Rahmah Silviani, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based...

dapat yang disampikan oleh Kuhlthau, et al. memahami karakteristik siswa agar pembagi-
(2007) salah satu tujuan pembelajaran den- an group investigation bersifat heterogen dan
gan inquiry adalah pelajaran dihubungkan memahami karakteristik materi yang dipela-
dengan kehidupan siswa; 3) Adanya tahap jari.
merumuskan hipotesis. Pada tahap ini siswa
diminta untuk merumuskan hipotesis atas DAFTAR PUSTAKA
masalah atau topik yang diberikan oleh guru. Arends, R. I. (2008). Learning to Teach (Penerjemah:
Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantini
Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa
Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
untuk merencanakan dengan baik penyelidi- Arends, R. I., & Kilcher, A. (2010). Teaching for student
kan yang mereka lakukan untuk menyampai learning: Becoming an accomplished teacher.
solusi atau menemukan suatu konsep dari New York, NY: Taylor & Francis.
masalah tersebut; 4) Tindakan dilaksanakan Artigue, M., & Blomhoj, M. (2013). Conceptualizing
inquiry-based education in mathematics. ZDM
dengan pembelajaran kooperatif sehingga Mathematics Education, 45: 797-810
siswa menyelidiki topik atau masalah dalam Bruder. R., & Prescott. A. (2013). Research Evidence on
kelompok. Kelompok yang dibagi bersifat he- the Benefits of IBL. ZDM Mathematics Education,
terogen sehingga dalam satu kelompok ada 45: 811-822
Coffman, T. (2009). Engaging students through inquiry-
siswa yang memiliki kemampuan rendah, se-
oriented learning and technology. Plymouth:
dang dan tinggi. Siswa yang memiliki kemam- Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
puan tinggi dapat memfasilitasi siswa yang Collete, A. T., & Chiappetta, E. L. (1994). Science instruc-
memiliki kemampuan rendah. Esensi dari tion in the primary school. London: Routledge.
pembelajaran kelompok adalah siswa bekerja Dai, D. Y., & Sternberg, R. J. (2004). Motivation, Emotion,
and Cognition Integrative: Perspectives on Intel-
dalam satu tim untuk menemukan solusi atas lectual Functioning and Development. NJ: Law-
permasalahan. Hal tersebut sejalan dengan rence Erlbaum Associates, Inc.
pendapat Arends (2008) menyatakan bahwa Danielson, C. (2002). Enhancing Student Achievement: A
pembelajaran kooperatif ditandai dengan Framework for School Improvement. Alexandria,
VA: ASCD.
adanya tim/kelompok belajar yang terdiri atas
Elliot, S N., et al. (2000). Educational psychology: effec-
siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang tive teaching, effective learning. Boston, MA: The
dan tinggi dan bila memungkinkan tim-tim McGraw-Hill Companies, Inc.
itu terdiri dari atas campuran ras, budaya, dan Farhan, M., & Retnawati, H. (2014). Keefektifan PBL dan
gender. Pendapat tersebut semakin memper- IBL ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan
representasi matematis, dan motivasi belajar.
kuat bahwa pembelajaran yang diberikan da- Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1, 227-240.
pat meningkatkan minat belajar matematia Haris, A., & Abadi, A. M. (2013). Keefektifan Pembela-
siswa; 5) Terdapat tahap mengomunikasikan jaran Kooperatif Tipe TGT dan GI Ditinjau dari
sehingga siswa dapat mengetahui kebenaran Ketercapaian Standar Kompetensi, Sikap, Minat
Matematika. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan
atau kesalahan yang mereka lakukan dalam
Matematika, 8(2): 109 - 119.
penyelidikan untuk menemukan solusi. Den- Hopkins, D. (2008). A teacher’s guide to classroom re-
gan mengetahui kebenaran atau kesalahan search (4 eds). London: McGraw-Hill Education.
jawaban yang mereka simpulkan siswa akan Kagan, S., & Kagan, M. (2009). Kagan cooperative learn-
lebih memahami bahwa pembelajaran yang ing. San Clemente: Kagan Publishing.
Kuhlthau, C. C., Maniotes. L. K., & Caspari. A. K. (2007).
dilakukan sangat bermakna sehingga dengan Guided Inquiry: Learning in the century. Connect-
demikian siswa akan berminat dalam pembe- icut: Libraries Unlimited, Inc.
lajaran matematika. Maab, K., & Artigue, M. (2013). Implementation of in-
quiry-based learning in day-to-day teaching: a
SIMPULAN synthesis. ZDM Mathematics Education. 45: 779-
795.
Pembelajaran menggunakan metode Mendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan
inquiry based learning setting group investiga- Kebudayaan RI Nomor 58 Tahun 2014, Kuriku-
tion dapat meningkatkan minat belajar ma- lum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
tematika setelah diberi perlakuan sebanyak Tsanawiyah.
NCTM. (2000). Principles and Standard for School Math-
2 siklus. Dalam menerapkan metode inquiry
ematics. Reston, VA: The national Council of
based learning setting group investigation guru Teachers of Mathematics, Inc.
hendaknya memahami ciri-ciri pembelajaran, Slavin, R. E. (2006). Educational Psychology: Theory and

UNNES JOURNALS
Kreano 8 (2) (2017): 150-161 | 161

Practice. Boston, MA: Pearson Educational Inter-


national.
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrument
penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai