Anda di halaman 1dari 12

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

(STIKes PERTAMEDIKA)
IHDINA KHOIRIN NISA
21118025/Akt. VIII/2018
Program Profesi SI Keperawatan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga (kode


dx :00080) pada keluarga Bpk.B.khususnya anak dengan
resiko tonsilitis berulang.
Topik : Tonsilitis
Sasaran : Keluarga Bpk. B khususnya anak
Hari/Tanggal : 2,3,5 April 2018 (TUK 1,2 dan sebagian TUK 3) dan
9,10,11 April 2018 (TUK 3,4 dan 5)
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah keluarga Bpk.B. Jl. Rawa Papan RT/RW 04/06
Bintaro, Jakarta Selatan

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, keluarga Bpk.B khususnya
anak mampu memahami dan mengerti tentang penyakit tonsilitis termasuk mencegah
kekambuhan tonsilitis dan melakukan pengobatan di rumah dengan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif :
Keluarga Bpk.B mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat
(komplikasi), cara mencegah kekambuhan tonsilitis serta mendemonstrasikan cara
pembuatan obat tradisional secara sederhana untuk penderita tonsilitis.
Afektif :
Keluarga Bpk.B memahami bahwa penyakit tonsilitis dapat dicegah kekambuhannya.
Psikomotor :
Adanya perubahan perilaku pada keluarga binaan, setelah diberikan penyuluhan
kesehatan mengenai perawatan keluarga dengan tonsilitis.
C. Materi
1. Pengertian tonsilitis.
2. Penyebab tonsilitis.
3. Tanda dan gejala tonsilitis..
4. Komplikasi tonsilitis..
5. Cara mencegah kekambuhan tonsilitis.
6. Cara meramu obat tradisional untuk mengurangi nyeri saat tonsilitis.

D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
tonsilitis.antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan definisi
tonsilitis dan cara mencegah kekambuhannya.
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit tonsilitis
sehingga keluarga dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan keluarga mengemukakan hal-hal
yang belum dimengerti.

E. Media dan Alat


Media : Leaflet dan contoh obat tradisional.

F. Penataan Strategi Pengorganisasian

Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga
G. Penetapan Strategi Pengorganisasian
Materi Tonsilitis Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi

No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


1. Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 2 menit
2. Perkenalan salam.
3. Menyampaikan tujuan 2. Menyimak dan
penyuluhan mendengarkan.
4. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus.
5. Kontrak waktu
6. Memberitahu waktu yang
akan digunakan dan strategi
pelaksanaan.

2. Kerja 1. Penyampaian garis besar 1. Mendengarkan 20 menit


materi tentang tonsilitis. dengan penuh
2. Memberi kesempatan perhatian.
peserta untuk bertanya. 2. Menanyakan
3. Menjawab pertanyaan. hal–hal yang
belum jelas.
3. Memperhatikan
jawaban dari
penceramah.

3. Penutup 1. Melakukan evaluasi dan 1. Menjawab 8 menit


a. Menjawab pertanyaan pertanyaan
2. Menyimpulkan. 2. Mendengarkan.
3. Salam penutup. 3. Menjawab
salam
I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 - 10 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : Buah

Butir Soal:
1. Apa pengertian tonsilitis?
2. Apa penyebab tonsilitis?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari asam urat?
4. Apa komplikasi dari asam urat?
5. Sebutkan diit asam urat!
LAMPIRAN MATERI
(TONSILITIS)

A. Pengertian
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam
rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil
lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau
Gerlach’s tonsil) (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut Reeves (2001) tonsilitis
merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

B. Klasifikasi Tonsilitis
Menurut Soepardi (2007) macam-macam tonsilitis yaitu :
1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilitis viral Gejala tonsilitis viral lebih menyerupai commond cold yang
disertai rasa nyeri tenggorok. Virus Epstein Barr adalah penyebab paling sering.
Hemofilus influenzae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi
infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-
luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan klien.
b. Tonsilitis bakterial Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A
Streptokokus, β hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus,
Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel
jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengan
detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini
menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.

2. Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri
merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman Coryne bacterium diphteriae. Penularannya
melalui udara, benda atau makanan yang terkontaminasi. Tonsilitis difteri sering ditemukan
pada anak-anak berusia kurang dari 10 tahun frekuensi tertinggi pada usia 2 sampai 5 tahun

b. Tonsilitis septik Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang terdapat
dalam susu sapi.
c. Angina plaut vincent ( stomatitis ulsero membranosa ) Tonsilitis yang disebabkan karena
bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan pada penderita dengan hygiene mulut
yang kurang dan defisiensi vitamin C.
d. Penyakit kelainan darah Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan
infeksi mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran semu. Gejala
pertama sering berupa epistaksis, perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di bawah kulit
sehingga kulit tampak bercak kebiruan.

e. Tonsilitis Kronik Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
C. PENYEBAB
Walau bisa disebabkan oleh bakteri, sebagian besar kasus radang amandel atau tonsilitis disebabkan
oleh virus. Penularan bakteri atau virus tersebut bisa terjadi melalui:
 Kontak langsung, misalnya ketika tanpa sengaja Anda turut menghirup percikan air
liur akibat bersin atau batuk di udara yang dikeluarkan oleh penderita penyakit ini.
 Kontak tidak langsung, misalnya ketika Anda tanpa sengaja memegang permukaan benda
yang telah terkontaminasi virus atau bakteri, kemudian memegang mulut atau hidung Anda.
Bakteri penyebab tonsilitis umumnya berasal dari kelompok streptococcus. Sedangkan virus
penyebab radang amandel di antaranya adalah:
 Parainfluenza. Ini merupakan virus penyebab penyakit pernapasan pada anak dan radang
kotak suara (faringitis).
 Influenza, virus penyebab flu.
 Rhinovirus, virus penyebab pilek.
 Rubeola, virus penyebab campak
 Adenovirus, virus penyebab diare.
 Enterovirus, virus penyebab penyakit mulut, kaki, dan tangan.
 Epstein-Barr, virus penyebab demam kelenjar
Faktor resiko :
Makan-makanan yang mengiritasi tonsil yaitu sebagai berikut :
1. Makan-makanan pedas
2. Makanan terlalu panas atau dingin
3. Gorengan
4. Makanan terlalu asam
5. Makanan berpenyedap rasa
(Marianti,2016)

C. Tanda dan Gejala


Menurut Soepardi ( 2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorokan,
tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia (nyeri telinga),
demam tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan. Pada anak,
hipertrofi tonsil yang sangat besar dapat menyebabkan obstruksi saluran nafas atas
menyebabkan hipoventilasi alveoli selanjutnya hiperkapnia dan menyebabkan cor
pulmonale, menimbulkan apneu ketika tidur dengan gejala paling umum adalah
mendengkur (Bluestone, 2006).
Gejala radang amandel atau tonsilitis biasanya akan pulih dalam waktu 3-4 hari.
Gejala-gejala radang amandel meliputi:
1) Sakit tenggorokan
2) Tonsil berwarna kemerahan dan bengkak
3) Kesulitan atau rasa sakit saat menelan
4) Nyeri telinga
5) Mual
6) Sakit kepala
7) Batuk
8) Lelah
9) Sakit perut, terutama pada anak-anak
10) Demam
11) Perubahan atau kehilangan suara
12) Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
13) Munculnya bintik-bintik nanah pada amandel
14) Bau napas (Marianti,2016)

D. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Soepardi, 2007 :
1. Abses pertonsil : terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum
mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan
biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.
2. Otitis media akut :infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba
auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media
yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.
3. Laringitis : proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk
laring. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang
disebabkan bisa karena virus, bakteri, lingkungan, maupun
karena alergi.
4. Sinusitis : suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau
lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu
rongga atau 15 ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri
dari membran mukosa.
E. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet
b. Menggunakan tissue untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau pilek
c. Memakai masker saat berada di tempat umum
d. Tidak minum es terlalu sering bagi anak karena menurunkan fungsi rambut
getar untuk mengusir kuman
2. Penanganan dengan Farmakologi
Menurut Mansjoer (2000)
a. Tonsilitis Akut
1) Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi diberikan eritromisin
atau klindomisin
2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik
3) Pasien diisiolasi karena menular, untuk menghindari komplikasi kantung
selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggoran 3x negatif
4) Pemberian antipiretik
b. Tonsilitis Kronis
1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap
2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi
konservartif tidak berhasil

3. Penanganan dengan Obat Tradisional


a. Merawat tonsilitis untuk menurunkan nyeri, dengan
1) Madu dan kayu manis
Prosedur :
 Tambahkan satu sendok teh bubuk kayu manis pada cangkir berisi
air mineral hangat
 Campurkan 2 sendok teh madu
 Minum selagi hangat
 Minumlah dua – tiga kali per hari selama satu minggu

2) Madu,lemon dan jahe


Prosedur :
 Sediakan air panas dalam cangkir
 Sekitar 100 gram parutan jahe dimasukkan ke dalam cangkir
 Cangkir ditutup dengan tutup gelas kurang lebih 3 – 5 menit
 Saring air panas yang sudah direndam jahe
 Campurkan satu sendok madu dan satu sendok perasan lemon
 Diaduk hingga tercampur
 Konsumsi 3 –4 kali dalam sehari
DAFTAR PUSTAKA

Soepardi, Efiaty Arsyad, dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher, ( Edisi Keenam ), Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Reeves, J. Charlene, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Penerjemah dr. Joko Setyono,dkk, Jakarta :
Salemba Medika

Marianti.2016. Radang Amandel, diakses dari https://www.alodokter.com/radang-amandel pada 5


April 2018.

Bluestone. 2006. Tonsilectomy, adeneoidectomy dan tympanostomy.Philadelphia : Lippincot-Raven.

https://food.ndtv.com/health/5-effective-home-remedies-for-tonsils-1631116
https://www.fabhow.com/home-remedies-for-tonsillitis.html

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai