Anda di halaman 1dari 5

Definisi

 DVT dan Emboli Paru (PE) adalah manifestasi dari sebuah penyakit yang bernama
Thromboembolisme Vena (VT).

 DVT adalah keadaan dimana adanya trombus pada vena dalam yang bertugas
mengembalikan darah ke jantung.

 Simptom tidak spesifik, tapi bila dibiarkan, dapat mengancam hidup

 Penggunaan istilah DVT digunakan pada subatan vena ekstremitas <14 hari.

 Pada fase kronik (3 bulan) disebut sindrom post-trombotik.

 Hari ke 14-3 bulan disebut fase post akut.

Etiologi

 Obstruksi Vena

 Cedera

 Kelainan anatomis

 Genetis

Faktor Resiko

 Tidak bergerak >3hari

 Perjalanan mobil >4 jam berturut turut

 Fraktur ekstremitas bawah

 Pembedahan besar <4 minggu

 Trombositosis

 Defisiensi Protein C dan anti trombin.

 Kanker

 Rokok

Epidemiologi

 Terjadi pada 80 dari 100.000 kasus

 600.000 orang dirawat karena DVT per tahunnya di amerika.


 Laki2 : Perempuan = 1,2 : 1

 Ras kulit hitam dan putih memiliki resiko lebih tingi dibanding asia.

Patofisiologi

Emboli Paru

Gejala Klinis

 Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.

 Jika trombosis menyebabkan peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot
betis akan membengkak dan dapat timbul rasa nyeri, terutama ketika berdiri maupun
berjalan

 Pergelangan kaki, kaki atau paha juga bisa membengkak, tergantung kepada vena
yang terkena.

 Pewarnaan coklat pada kulit, biasanya diatas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan
oleh keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit.

Diagnosa

 Pembengkakan
 Nyeri

 Hangat

 Perubahan warna kulit

 Nyeri tekan

Gambaran Klinis Score Gambaran Klinis Score

Kanker aktif 1 Lingkar tungkai beda > 1


3cm

Paralisis 1 Edema pitting 1

Baru 1 Kolateral vena 1


oprasi/imobilisas superficial
i

Nyeri sepanjang 1 Riwayat DVT 1


sistem vena
dalam

Bengkak di 1 Adanya diagnosa -2


tungkai alternatif

Skoring Well

• DVT tinggi : >2

• DVT rendah : <=1


Alogaritma Diagnosis

Venograf

Tata Laksana

 Trombosis Vena (Vena iliaka,femoralis) digunakan fibrinolitik perkutan dengan


perangkat kateter yang dibenamkan pada trombus yang lalu di alirkoa fibrinolitik
(TPA,streptokinase,urokinase)

 Trombosis vena (poplitea,tibialis,sinus soleus) menggunakan antikoagulan

1. Unfractionated heparin IV

2. Enoxaparin subkutan

3. Fondaparinux subkutan
Prognosis

Sebagian besar kasus DVT dapat hilang tanpa adanya masalah apapun, namun
penyakit ini dapat kambuh. Beberapa orang dapat mengalami nyeri dan bengkak
berkepanjangan pada salah satu kakinya yang dikenal sebagai post phlebitic syndrome. Hal
ini dapat dicegah atau dikurangi kemungkinan terjadinya dengan penggunaan compression
stocking saat dan sesudah episode DVT terjadi. Pada pasien dengan riwayat terjaid emboli
paru, maka pengawasan harus dilakukan secara lebih ketat dan teratur.

Anda mungkin juga menyukai