Anda di halaman 1dari 4

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Head Together)


eka ariyanta 2 years ago Model Pembelajaran

Salah satu model pembelajaran kooperaktif adalah Numbered Head


Together (NHT). Model adalah contoh atau fiqur yang berkaitan dengan strategi mengajar.
Model Number Head Together (NHT) merupakan cara belajar cooperative atau beberapa
kelompok, dimana anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat honor, guru memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan
nomor, jadi setiap siswa memiliki tugas berbeda.
NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan sebagai alternatif struktur kelas tradisional (Trianto, 2009;82). Model
pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan
percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari.
Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan keadaan suatu proses pembelajaran mata
pelajaran tertentu.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT pada umumnya digunakan untuk melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan (penguatan pemahaman) yang tercangkup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Hendrian, 2009). Tipe ini
dikembangkan oleh Spencer Kagen.
Hendrian mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu:
(1) Hasil belajar akademik structural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-
tugas akademik.
(2) Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang.
(3) Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, mau menjelaskan idea tau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan
sebagainya.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen (dalam
Hendrian, 2009), dengan tiga langkah yaitu: a) pembentukan kelompok; b) diskusi masalah,
c) tukar jawaban antar kelompok.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Hendrian (2000) menjadi
enam langkah sebagai berikut.
Langkah 1. Persiapan
Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kooperatif yang beranggotakan 4-5
orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang dirinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan
kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar sebagai dasar dalam menentukan
masing-masing kelompok.
Langkah 3. Diskusi masalah
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari.
Dalam kelompok setiap siswa berpikir bersama, dan melatihkan proses inkuiri keterampilan
proses pembelajarannya untuk menggambarkan tiap siswa mampu menemukan,
melaksanakan, dan menjawab permasalahan yang ada dalam LKS atau masalah yang
diberikan oleh guru.
Langkah 4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban dalam diskusi kelas dan siswa lain
memberi tanggapan.
Langkah 5. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua permasalahan dan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Langkah 6. Memberikan penghargaan
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian, tepukan
tangan, dan reward poin kepada kelompok yang hasil belajarnya baik.
Berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan Hendrian, maka untuk pelaksanaan
pembelajaran di dalam penelitian ini dapat dikembangkan menjadi 7 langkah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap
anggota kelompok diberi nomor atau nama.
c. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.
d. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota
kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan
wakil jawaban dari kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada akhir pembelajaran.
f. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara indvidual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan
nilai peningkatan hasil belajar indvidual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa
yang hasil belajarnya rendah yang dikemukakan oleh Lundgren (Hendrian, 2009), antara lain
adalah:
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap indvidu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi.
Dalam penelitian ini menggunakan teori mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk pada konsep Kagen (dalam Hendrian, 2009)

Anda mungkin juga menyukai