Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasa ingin tahu merupakan suatu sifat dasar manusia yang tak dapat dipungkiri. Kita
sebagai manusia selalu ingin tahu sesuatu lebih terperinci. Sifat ini juga merupakan suatu unsur
yang sangat penting bagi seorang ilmuwan. Dalam melihat segala sesuatu, seorang ilmuwan
selalu menanyakan apa penyebab terjadinya sesuatu, bagaimana prosesnya, apa manfaat dan
kerugiannya, dan beberapa pertanyaan-pertanyaan lain yang sering timbul.Dalam dunia sains
dikenal suatu istilah yang dinamakan analisis.Analisis merupakan suatu bagian penting dalam
dunia sains. Untuk mendukung prosesanalisis, maka para ilmuwan mulai memikirkan cara untuk
dapat mengalaisissesuatu secara lebih cepat, lebih tepat, dan lebih mudah. Salah satu contoh
perkembangan dalam sains adalah munculnya spektroskopi.Spektroskopi adalah ilmu yang
mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan,
diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,spektroskopi
mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur
materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya
cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro,gelombang radio, elektron,fonon,gelombang suara,sinar x dan lain
sebagainya. Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atauyang diserap. Alat
untuk merekam spektrum disebutspektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif
dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi
NMR. spektroskopi inididasarkan pada vibrasi, rotasi, dan mode frekuensi lemah dalam sebuah
sistem.Spektroskopi NMR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan spektroskopilainnya.
Selain itu, spektroskopi NMR digunakan dalam penentuan struktur suatu molekul. Agar kita
dapat mengetahui lebih jelas mengenai spektroskopi raman,maka dibuatlah paper mengenai
spektrosokopi ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari spektroskopi NMR?
2. Sebutkan prinsip dasar dan prinsip kerja dari spektroskopi NMR?
3. Sebutkan komponen (alat) dan kegunaan dari spektroskopi NMR?
4. Berikan contoh aplikasi penerapan spektroskopi NMR?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari spektroskopi NMR.
2. Mengetahui prinsip spektroskopi NMR
3. Mengetahui komponen (alat) dan kegunaan dari spektroskopi NMR
4. Mengetahui penerapan spektroskopi NMR.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spektroskopi NMR
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya,
suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan. Spektroskopi juga dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
Spektroskopi NMR merupakan suatu spektroskopi yang sangat bermanfaat dalam bidang
kimia. Dengan adanya alat ini, sekarang kita dapat dengan mudah menentukan struktur suatu
senyawa yang belum diketahui. Spektroskopi NMR mengandung muatan listrik yang pejal dan
rumit., dimana kita harus menentukan elemen dasar. Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic
Resonance) merupakan salah satu jenis spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada
medan magnet yang berasal dari spin inti atom yang bermuatan listrik. Spektroskopi NMR
adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang menggunakan radiasi frekuensi
gelombang radio untuk menginduksi terjadinya transisi antara dua tingkat energi spin suatu inti
yang mempunyai momen magnetik inti bukan nol.
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat magnetik inti atom
tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau molekul di mana mereka yang
terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan
informasi rinci tentang struktur, dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.
Resonansi Magnetik Inti (NMR) spektroskopi adalah alat yang tersedia untuk menentukan
struktur senyawa organik. Teknik ini bergantung pada kemampuan inti atom berperilaku seperti
sebuah magnet kecil dan menyesuaikan diri dengan medan magnet eksternal. Biasanya
dihunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa
kimia Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengidentifikasi adanya senyawa organic dalam
sampel. Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR.
Pada umumnya metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau
rumus bangun molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat
digunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang
lebih lengkap. Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk
memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk
berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.
Spektroskopi NMR ini memiliki keunggulan dari spektroskopi lainnya yaitu dapat
menentukan struktur suatu molekul sutau senyawa.
B. Prinsip Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu
dalam molekul organik, apabila molekul tersebut berada dalam medan magnet yang kuat.
Inti-inti atom unsure-unsur dapat dikelompokkan sebagai mempunyai spin atau tidak
mempunyai spin. Suatu inti berspin akan menimbulkan medan magnet kecil, yang ditunjukkan
oleh suatu momen magnet nuklir, berupa suatu vektor. Diantara inti – inti yang lebih umum yang
memiliki spin dan tidak memiliki spin antara lain.
Prinsip kerja spektroskopi NMR Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada
penyerapan energi oleh partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada
umumnya metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun
molekul senyawa organik.. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa organik
menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan
metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang
bergantung pada jenis inti yang diukurnya, NMR bermacam-macam ragamnya, misalnya NMR
1H, 13C, 19F. Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu : a. Bentuk bulat b. Berputar c.
Bilangan kuantum spin = ½ d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B,
13C. Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi, sebagaimana
spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat
mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung
dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak. puncak absorbsi versus intensitas
puncak memberikan suatu spektrum NMR.
Dalam NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis proton dengan
frekuensi resonansi proton senyawa pembanding (reference). Senyawa ini disebut sebagai
standar internal dan ditambahkan ke dalam sample sebelum me”running” NMR. Spektrometri
NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus fungsi. Ada empat
parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR. (1) pergeseran kimia, (2)
penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4) integrasi. Untuk
memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu dengan spektroskopi
2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC (Heteronuclear Multi
Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan NOESY (Nuclear Overhauser Effect
Spectroscopy).
 Pergeseran Kimia
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari frekuensi
resonansi suatu standar, biasanya TMS (Tetra Metil Silan) (CH3)4Si. Pergeseran kimia memiliki
simbol δ, yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta (ppm) dari frekuensi radio yang digunakan.
Dalam spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif terhadap
frekuensi absorpsi Tetra Metil Silan standar (CH3)4Si. Kopling dikombinasikan dengan
pergeseran kimia dan integrasi untuk proton memberitahu kita tidak hanya tentang lingkungan
kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR tetangga aktif dalam molekul.
Dalam spektrum yang lebih kompleks dengan beberapa puncak di pergeseran kimia yang
sama atau dalam spektrum inti selain hidrogen. Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila
sampel yang mengandung 1H atau 13C (bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam
medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti).
Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang
sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena
inti merupakan materi mikroskopik, maka energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi,
artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.
C. Komponen alat dan kegunaanya
a. Komponen-komponennya :
1. Magnet
2. Generator “sweep”
3. Transmiter RF
4. Kumparan transmitter
5. Kumparan penerima
6. Kumparan “sweep”
7. Deterktor & penerima RF 8.
8. Rekorder
9. Sampel
b. Instrumentasi NMR diantaranya :
1. Tempat Sampel : Tempat sampel berupa tabung gelas yang terbentuk silindris,
diletakan diantara dua kutub magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tak
mengandung proton seperti CCl4 , CDCl3 , D2O, atau acetonitril dan sejumlah
kecil TMS ditambahkan sebagai standar internal, kemudian dimasukan ke dalam
tempat sampel. Sampel kemudian diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan
agar semua bagian dari larutan terkena medan magnet yang sama.
2. Celah Magnet : Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok mempunyai
kekuatan sekitar 14.100 Gauss, dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil kutub
electromagnet. Pada celah magnet terdapat kumparan yang dihubungkan dengan
ossilator frekuensi radio (Rf) 60 MHz.
3. Ossilator frekuensi Radio : Ossilator frekuensi radio akan memberikan tenaga
elektromagnetik sebesar 60 MHz melalui kumparan yang dihubungkan pada celah
sampel. Kumparan selanjutnya memberikan tenaga elektromagnetik yang
digunakan untuk mengubah orientasi perputaran proton. Kebanyakan
spektropotometer NMR menggunakan sinyal frekuensi RF tetap dan mengubah-
ubah kekuatan medan magnet untuk membawa setiap proton mengalami
resonansi.
4. Detector Radio Frekuensi : Kumparan detector berada tegak lurus dengan
kumparan ossilaor RF. Bila ada tenaga yang diserap, kumparan detector tidak
menangkap tenaga yang diberikan oleh kumparan ossilator RF. Bila sampel
menyerap tenaga, maka putaran inti akan menghasilkan sinyal frekuensi radio
pada bidang kumparan detector, dan alat memberikan respon ke pencatatan
sebagai sinyal resonansi atau puncak.
5. Pencatat : Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal dari detector yang
mengubahnya sebagai sinyal resonansi atau puncak. Sebelum sinyal sampai ke
pencatat biasanya dilewatkan terlebih dahulu ke audio amflier untuk
menggandakan sinyal, sehingga menjadi lebih Nampak.
6. Magnet : Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan
magnetnya. Resolusiakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila
medan magnetnya homogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor
(selenoids). Magnet permanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai
dengan frekuensi oskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan
karena magnet bersifat peka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan
sistem pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60,
90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi dan bermagnet
superkonduktor dengan frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan
dapat diatasi dengan sistem pengunci frekuensi, dapat berupa tipe pengunci
eksternal atau internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan
senyawa sampel berada pada tempat terpisah,sedang pada tipe internal senyawa
pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawapembanding biasanya
tetrametilsilan (TMS).
c. Kegunaan Spektoskopi Magnetik Inti (NMR)
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :
1. Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada suatu
senyawa organik.
2. Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3. Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan
struktur molekul organik.
D. Aplikasi penerapan spektroskopi NMR
Contoh aplikasi spektroskopi yaitu pada jurnal Sintesis kinin N-Oksida dan tutorial NMR
pada penentuan strukturnya.
Penentuan struktur pada alkaloid kina merupakan kajian penting dalam mempelajari sifat
fisika dan kimianya sehingga dapat menjelaskan selektivitas reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh
alkaloid kina dan turunannya. Analisis NMR terhadap alkaloid kina dapat dijadikan rujukan
untuk kajian konformasinya (Dijkstra, 1990; Caner, 2003).
Struktur kinin dapat dibagi ke dalam dua unit molekul yaitu unit kuinolin dan unit
kuinuklidin (1-azabisiklo[2.2.2]oktana). Berdasarkan spektrum 13C NMR, dapat diketahui
bahwa kinin tersusun dari 20 atom karbon yang ditunjukkan dengan adanya 20 sinyal yang
terpisah secara jelas. Melalui eksperimen DEPT diperlihatkan bahwa terdapat 5 gugus –CH2
yang ditunjukkan dengan adanya 5 sinyal mengarah ke atas pada geseran kima δ 20,17; 26,93;
27,04; 70,57 dan 116,60 ppm. Adanya karbon kuartener (tidak mengikat hidrogen) berjumlah 4
karbon ditunjukkan dengan ketidakmulan sinyal dengan geseran 125,63; 143,54; 146,85 dan
157,58 ppm pada spektrum DEPT. Sementara sinyal karbon dengan arah ke bawah yang
berjumlah 11 sinyal mengindikasikan adanya gugus -CH dan -CH3. Adanya geseran kimia pada
δ 54,84 ppm yang karakteristik untuk gugus metoksi didukung oleh adanya sinyal singlet untuk 3
buah proton pada δ 2,97 ppm serta dipertegas dengan adanya korelasi antara keduanya pada
spektrum 2D HSQCAD memberikan petunjuk bahwa terdapat satu gugus –CH3. Dari rangkaian
data di atas dapat disimpulkan bahwa senyawa kinin Noksida memiliki 1 buah gugus –CH3
(metil), 5 buah gugus –CH2 (metilen), 10 buah gugus –CH (metin) dan 4 buah gugus C
kuartener.Pada spektrum 2D HSQC NMR ditunjukkan korelasi antara geseran kimia dari
masing-masing karbon dengan geseran kimia proton yang sesuai.
Berdasarkan data NMR, data tersebut merupakan susunan dari geseran kimia masing-
masing proton dan karbon. Hal ini akan memberikan informasi yang jelas ketika senyawa ini
mengalami degradasi atau reaksi lebih lanjut dengan melihat adanya geseran kimia yang berubah
dari masing-masing proton dan karbon pada senyawa ini. Kajian lebih lanjut dari topik ini adalah
mempelajari produk lain yang dihasilkan dari reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh palladium.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spektroskopi NMR merupakan suatu spektroskopi yang sangat bermanfaat dalam bidang
kimia. Dengan adanya alat ini, sekarang kita dapat dengan mudah menentukan struktur suatu
senyawa yang belum diketahui.
Spektroskopi NMR ini memiliki keunggulan dari spektroskopi lainnya yaitu dapat
menentukan struktur suatu molekul sutau senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah. 2014. Sintesis kinin N-Oksida dan tutorial NMR pada penentuan strukturnya.
Jurnal Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai