Anda di halaman 1dari 3

PERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULER NAMA : RINI ANGGRAENI

PERWAKILAN DIPLOMATIK KELAS: IX-A


Perwakilan diplomatik adalah hubungan diantara negara-negara dalam kehidupan internasional untuk
menjalin persahabatan dan kerja sama, dengan mengirimkan perwakilan tetap antara satu negara dengan negara
lain. Hubungan diplomatik dilakukan untuk mendukun terwujudnya tujuan nasional dan kepentingan suatu
bangsa. Hubungan diplomatik bukan hanya menyangkut masalah politik tapi juga aspek ekonomi, sosial budaya,
dan lain sebagainya yang menyangkut hubungan kedua negara.
Hak untuk mengirimkan dan kewajiban untuk menerima perwakilan diplomatik suatu negara
merupakan kebebasan yang dimiliki oleh hampir seluruh negara merdeka sebagai salah satu atribut dari
kedaulatannya.
Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri,
perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar Republik Indonesia dan perutusan tetap Republik Indonesia yang
melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada organisasi internasional
untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara dan pemerintah Republik Indonesia.

TINGKATAN-TINGKATAN PERWAKILAN DIPLOMATIK

1. Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa
dan biasanya ditempatkan di negara negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik. Di tempat mana duta
besar diakreditir, ia mempunyai kedudukan lebih tinggi dari duta-duta. Duta besar mewakili kepala negaranya,
memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik negaranya. Duta besar biasanya dikirim oleh
negara besar yang sebaliknya juga menerima duta besar di negaranya. Duta besar dapat langsung beraudiensi
dengan kepala negara, sedangkan perwakilan diplomatik lainnya, hendaklah dengan perantaraan menteri luar
negeri.
Menurut Wijono Projodikoro, ada tiga tugas yang harus diemban oleh Duta Besar yaitu : Melaksanakan
Perundingan ( negotiation ), Meneropong keadaan ( observation ), Memberi perlindungan ( protection ).
2. Duta, yaitu perwakilan diplomatik yang dalam menyelesaikan persoalan kedua negara harus berkonsultasi
dahulu dengan pemerintahnya.
3. Menteri Residen, status menteri residen bukan sebagai wakil pribadi kepala negara melainkan hanya
mengurus urusan negara.
4. Kuasa Usaha, adalah perwakilan diplomatik yang tidak diperbantukan kepada kepala negara, melainkan
kepada menteri luar negeri . Di Bedakan menjadi 2:
Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan
Kuasa usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan ketika pejabat ini belum atau
tidak ada di tempat
5. Atase ini terbagi menjadi dua yaitu :
Atase pertahanan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen luar negeri dan diperbantukan di
kedutaan besar serta diberikan kedudukan sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di
bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
Atase teknis
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari depertemen luar negeri dan ditempatkan di
salah satu kedutaan besar, atase ini berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas
pokok dari departemennya sendiri.
Tujuan Diplomasi
Para diplomat itu yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan diplomasi, yang antara lain adalah untuk :
· Membina, menjaga, dan menyelenggarakan hubungan yang lancar dengan negara dan pemerintah lain
· Mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang berguna;
· Menjaga agar kepentingan negara sendiri tidak dirugikan dalam percaturan politik internasional
· Merepresentasikan bangsa dan negara sendiri di luar negeri;
· Melindungi para warga negara sendiri di luar negeri.
Diplomasi suatu negara dilakukan baik oleh korps perwakilan diplomatik maupun oleh korps perwakilan
konsuler.
KEWAJIBAN PERWAKILAN DIPLOMATIK
Para pejabat diplomatik mempunyai kewajiban sebagai berrikut:
1. Menghormati segala hukum yang berlaku di negara penerima
2. Tidak mencampuri urusan dala negeri negara penerima.
3. Tidak menggunakan gedung perwakilan diplomatik untuk kegiatan yang bukan merupakan tugas perwakilan
diplomatik.
4. Tidak melakukan kegiatan profesional dan perdagangan untuk keuntungan pribadinya dinegara penerima.
5. Bertindak sebagai saksi di depan negara penerima. Hal ini terjadi jika kesaksian sangat dbutuhkan untuk
menyelesaikan suaru masalah.

FUNGSI DAN TUGAS PERWAKILAN DIPLOMATIK (MENURUT KONVERENSI WINA)


Menurut konvensi Wina 1961 :
1. Mewakili negaranya dinegara penerima (representasi)
2. Melindungi kepentingan negara pengirim di negara penerima dalam batas yang diperkenalkan oleh
hukum internasional (proteksi)
3. Mengadakan perundingan-perundingan dengan pemerintah dimana merka di akreditasikan (negosiasi)
4. Memberikan laporan kepada negara pengirim mengenai keadaan-keadaan dan pekembangan dinegara
penerima, dengan cara yang dapat dibrnakan oleh hukum (pelaporan)
5. Meningkatkan hubungan persahabatan antara negara terutama dengan negara pengirim dan mu
pengetahuan diantara mereka.

PERWAKILAN NEGARA RI DILUAR NEGERI


Fungsi Perwakilan Diplomatik
Di Indonesia sehubungan dengan usaha menjalin hubungan internasional ini didasarkan pada UUD
1945 pasal 13 yang di dalamnya berisi :
v Presiden mengangkat duta dan konsul.
v Dalam hal mengangkat duta dan konsul presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
v Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan meperhatikan pertimbangan DPR
Jadi, fungsi diplomatik dalam arti politis adalah sebagai berikut :
Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyrakat adil dan makmur.
Menciptakan pesahabatan yang baik antar negara dalam mewujudkan pelaksanaan tugas negara perwakilan
diplomatik.

Tugas pokok perwakilan diplomatik


Perwakilan diplomatik ( Duta besar ) meilik tugas pokok yang antara lain sebagai berikut:
v Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing.
v Mengadakan perundingan masalah masalah yang dihadapi oleh kedua negara itu dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
v Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
v Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, paspor.

Fungsi Perwakilan diplomatik menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan
Republik Indonesia di Luar Negeri :

Peningkatan dan pengembangan kerja sama politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya dengan Negara
Penerima dan/atau Organisasi Internasional;
Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama Warga Negara Indonesia di luar negeri;
Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada Warga Negara
Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara
Penerima, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional;
Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi Negara Penerima;
Konsuler dan protokol;
Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara Penerima;
Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal Perwakilan, komunikasi
dan persandian;
Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktek internasional.

MULAI BERLAKUNYA FUNGSI MISI DIPLOMATIK


Pada konvensi wina telah menegaskan bahwa kepala misi diplomatik dianggap menilai fungsinya di
negara penerima, baik pada saat wakil tersebut menyerahkan surat kepercayaan maupun paada saat ini
memberitahukan kedatangannya dan menyerahkan sebuah salinan asli dari surat kepercayaan kepada menteri
luar negeri negara penerima, atau menteri lainnya yang ditunjuk sesuai praktek yang berlaku di negara penerima
yang akan diperlakukan secara seragam.

BERAKHIRNYA FUNGSI MISI DIPLOMATIK


Pada umumnya tugas seorang wakil deplomatik akan berakhir karena sudah habis masa jabatanya yang
diberikan untuk menjalankan tugas. Tugas itu dapat berakhir pula karena ditarik kembali oleh negara asal.
Karena tidak disenangi lagi seorang diplomat juga dapat ditarik dari misi tugasnya.
Menurut starke berakhirnya misi diplomatik disebabkan oleh beberapa hal:
1. Pemanggilan kembali wakil itu oleh negaranya.
2. Permintaan negara penerima agar wakil yang bersangkutan di panggil kembali , ini dapat pula terjadi jika
kedua belah negara dalam kondisi bertikai.
3. Penyerahan paspor kepada wakil dan staf serta para keluarganya saat terjadi perang antara kedua belah negara.
4. Selesainya tugas misi.
5. Berakhirnya surat-surat kepercayaan yang telah diberikan oleh negar.

PERWAKILAN KONSULER
Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan timbal – balik, baik secara sendiri maupun
tercakup dalam persetejuan pembukaan hubungan diplomatik. Walaupun demikian, pemutusan hubungan
diplomatik tidak otomatis berakibat pada putusnya hubungan konsuler.
Fungsi perwakilan konsuler secara rinci disebutkan dalam ps 5 konvensi Wina mengenai Hubungan
Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963, yaitu :
v Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di dalam negara penerima di dalam batas – batas
yang diizinkan oleh hukum internasional,
v Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi, kebudayaan, dan ilmiah antar kedua negara,
v Mengeluarkan paspor dan dokumen yang pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara pengirim,
v Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta melakukan peraturan perundang – undangan negara penerima

Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik menurut konvensi Wina tahun 1815 yaitu:


1. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi dan mempunyai kekuasaan penuh
serta luar biasa.Duta besar atau lengkapnya duta besar luar biasa dan berkuasa penuh adalah pejabat diplomatik
yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat, atau ke sebuah organisasi internasional, untuk bekerja sebagai
pejabat mewakili negerinya. Dalam penggunaan sehari-harinya dapat digunakan sebagai pejabat setingkat
menteri yang ditempatkan di negara asing. Pejabat diplomatik yang melakukan tugas antara dua negara yang
tidak memiliki hubungan diplomatik dikenal sebagai konsulat jenderal. Negara tuan rumah biasanya
memberikan kuasa kepada duta besar untuk menguasai daerah tertentu yang disebut sebagai kedutaan, yang
wilayahnya, staff, dan bahkan kendaraan biasanya diberikan imunitas diplomatik ke banyak hukum di negara
tersebut.Biasanya ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik dan diakrediter oleh
kepala negara. Duta besar (perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius.
2. Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam menyelesaikan segala persoalan harus
berkonsultasi dengan pemerintahnya (kekuasaannya terbatas). Duta (perwakilan dari Roma) disebut Inter
Nuntius.
3. Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan negara, tidak mewakili pibadi kepala
Negara. Menteri Residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala Negara penerima.
4. Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor oleh menteri luar negeri. Biasanya
melaksanakan kepala perwakilan jika pejabat tersebut tidak ada di tempat.
5. Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri dari atase pertahanan (bidang
militer) dan atase teknis (bidang perdagangan, perindustrian, kebudayaan dan pendidikan).

Anda mungkin juga menyukai