Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH AIK

”Tantangan Islam di Era Globalisasi”

Disusun oleh:
Rizka Rahmaida (25)

Dibimbing oleh:
H.Syamsul Huda, M.Pd.I

D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES MUHAMMADIYAH BOJONEGORO
Jl. Ahmad Yani No.14 Bojonegoro, 61119 Telp. (0353) 5254439

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan kesehatan kenikmatan yang sangat besar, sehingga pada
kesempatan ini kami telah menyelesaikan sebuah makalah dengan judul
“TANTANGAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI”.

Dengan adanya makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah
pengetahuan bagi kami dan teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami dan
mengerti lebih dalam tentang tantangan islam di era globalisasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak memiliki kekurangan. Maka dari itu, saran dan kritik masih
kami perlukan dalam menyepurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Balen, 06 N0vember 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………..………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB l : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................………….. 4

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….…………….. 5

1.3 Manfaat dan Tujuan……………………………………………………………….……………….. 5

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Era Globalisasi……………….………………………………............................. 6

2.2 Pendidikan Islam diera Globalisasi…………………………………………………….……… 8

2.3 Tantangan dan Peluang pendidikan diera Globalisiasi……………….…………….…. 11

2.4 Sikap dalam menghadapi Globalisasi……………………………………………………..…. 14

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................……….… 16


3.2 Saran .........................................................................................................…………. 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................…….…… 17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arus globalisasi saat ini menimbulkan banyak sekali perubahan dari segala aspek
kehidupan. Munculnya arus globalisasi disebabkan karena perkembangan dari teknologi
yang semakin canggih, kemajuan bidang ekonomi, dan pesatnya sarana informasi.
Kemajuan zaman yang semakin pesat membawa pengaruh yang positif sekaligus negatif.
Kebudayaan negara- negara Barat yang cenderung mengedepankan rasionalitas, yang
akhirnya cenderung untuk menerima perilaku dan menerima keyakinannya tidak lewat
ajaran agama tetapi lewat pertimbangan rasionalitas dan hal- hal yang bersifat praktis.
Umat Islam harus bisa membentengi pendidikan Islam, apabila tidak bisa
melakukannya maka yang akan terjadi adalah pendidikan Islam akan melenceng dari
ajaran-ajaran Islam. Nabi ketika perjalanan hidup tidak lepas dari teknologi yang berjalan
cepat dihadapan umat Islam. maka tidak seharusnya mereka hanya menyibukkan dirinya
dengan kehidupan yang berbau teknologi tetapi yang harus mereka lakukan yaitu
menerima globalisasi tanpa harus melupakan perbuatan dalam ajaran Islam untuk
mendapat kebahagiaan dunia akhirat.
Dalam setiap masa perkembangan yang menginginkan kebaikan, kesuksesan dan
kemajuan tentu tak lepas dari hal atau objek yang disebut dengan tantangan. Sudah
lumrah adanya tantangan di dalam kehidupan ini, hanya saja tergantung setiap individu
bagaimana menyikapi tantangan yang dihadapi. Mereka yang pasif dan pesimis akan
terus berkeluh-kesah lalu mundur dengan teratur ketika melihat tantangan. Sebaliknya
mereka yang optimis akan melihat tantangan sebagai kesempatan emas, karena mereka
yakin setiap tantangan yang dapat dilalui akan berdampak pada kemajuan bagi diri
mereka.
Arus globalisasi yang begitu pesat serta didukung teknologi canggih yang cepat.
Berdampak pada perkembangan masyarakat di dunia sekarang ini. Umat manusia yang
belum tersadarkan hal ini akan tertinggal lalu terinjak. Era ini adalah era persaingan,
penguasaan dan pendayagunaan arus informasi dan teknologi secara terus menerus.

4
Kondisi ini akan mempengaruhi segala bidang, terutama pendidikan, yang pada
gilirannya akan menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia Pendidikan Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian era globalisasi?
2. Bagaimana pendidikan Islam diera globalisasi?
3. Apa tantangan dan peluang pendidikan Islam diera globalisasi?
4. Bagaimana sikap dalam menghadapi globalisasi?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian era globalisasi

2. Untuk mengetahui pendidikan diera globalisasi

3. Untuk mengetahui tantangan dan peluang penndidikan Islam diera globalisasi

4. Untuk mengetahui dalam menghadapi globalisasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ERA GLOBALISASI


Secara etimologi, menurut kamus besar bahasa Indonesia “era” diartikan sejumlah
tahun dalam jangka waktu antara beberapa peristiwa penting dalam sejarah atau masa.
Sedangkan menurut kamus ilmiah popular era berarti zaman, masa atau kurun
waktu. Sedangkan kata “globalisasi” berasal dari kata dasar global, yang
artinya menyeluruh, seluruhnya, garis besar, secara utuh, dan kesejagatan. Jadi globalisasi
dapat diartikan sebagai pengglobalan seluruh aspek kehidupan, perwujudan (perubahan)
secara menyeluruh aspek kehidupan. Dan perubahan merupakan suatu proses actual yang
tidak pernah hilang selama manusia hidup di muka bumi ini. Keharusan ini
dimungkinkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk kreatif sebagai sunnatullah
atas rasa, cipta, dan karsa yang diberikan maha pencipta kepadanya.
Era globalisasi dalam arti terminologi adalah sebuah perubahan sosial, berupa
bertambahnya keterkaitan diantara masyarakat dan elemen-elemen yang terjadi akibat
transkulturasi dan perkembangan teknologi dibidang transportasi dan komunikasi yang
memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Globalisasi juga dimaknai
dengan gerakan mendunia, yaitu suatu perkembangan pembentukan sistem dan nilai-nilai
kehidupan yang bersifat global. Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan
dunia secara menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan
yang wajar. Sebab mau tidak mau, siap tidak siap perubahan itu akan terjadi. Era ini di
tandai dengan proses kehidupan mendunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama dalam bidang tranformasi dan komunikasi serta terjadinya lintas budaya.
Era globalisasi dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang ditandainya oleh adanya
penyatuan politik, ekonomi, sosial, budaya , ilmu pengetahuan , teknologi, informasi, dan
lain sebagainya.yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya, tanpa
menghilangkan identitasnya masing – masing. Penyatuan ini terjadi berkat kemajuan
teknologi informasi ( TI ) yang dapat menghubungkan atau mengkomunikasikan setiap
isu yang ada pada suatu negara dengan negara lain.
Bagi umat Islam, era globalisasi dalam arti tukar menukar dan transmisi ilmu
pengetahuan , budaya, peradaban, dan sebagainya sebagaiman tersebut diatas ,

6
sesungguhnya bukanlah hal baru. Di zaman klasik ( abad ke -6 s/d 13 M ) , umat Islam
telah membangun hubungan dan komunikasi yang intens dan efektif dengan berbagai
pusat peradaban dan ilmu pengetahuan yang ada di dunia, seperti India, Cina, Persia,
Romawi, Yunani, dan sebagainya. Hasil dari komunikasi ini umat Islam telah mencapai
kejayaan bukan hanya dalam bidang ilmu agama Islam saja, melainkan juga dalam bidang
ilmu pengetahuan umum, kebudayaan dan peradaban, yang warisannya masih dapat
dijumpai hingga saat ini seperti di India, Spanyol, Persia, Turki, dan sebagainya.
Selanjutnya di zaman pertengahan ( abad ke-13 s/d 18 M ) umat Islam telah
membangun hubungan dengan Eropa dan Barat. Pada saat itu umat Islam memberikan
kontribusi yang besar bagi kemajuan Eropa dan Barat. Beberapa penulis Barat seperti
W.C Smith, dan Thomas W. Arnold misalnya mengakui bahwa kemajuan yang dicapai
dunia Eropa dan Barat saat ini karena sumbangan dari kemajuan Islam. Pada zaman
pertengahan itu, umat Islam hanya mementingkan ilmu agama saja, sementara ilmu
pengetahuan seperi matematika, astronomi, sosiologi, kedokteran dan lainnya tidak
dipentingkan, dan dibiarkan untuk diambil oleh barat. Pada zaman ini Eropa dan Barat
mulai bangkit mencapai kemajuan, sementara umat Islam berada dalam keterbelakangan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban.
Di zaman modern ( abad ke-19 sampai dengan sekarang ) hubungan Islam dengan
dunia Eropa dan Barat terjadi lagi. Pada zaman ini timbul kesadaran dari umat Islam
untuk membangun kembali kejayaannya dalam bidang ilmu pengetahuan , teknologi dan
peradaban melalui berbagai lembaga pendidikan , pengkajian, dan penelitian. Umat Islma
mulai mempelajari berbagai kemajuan yang dicapai oleh Eropa dan Barat, dengan alasan
bahwa apa yang dipelajari dari Eropa dan Barat itu sesungguhnya mengambil kembali apa
yang dahulu dimiliki umat Islam.
Namun demikian, hubungan Islam dengan Eropa dan Barat pada zaman modern ini
keadaannya berbeda dengan hubungan Islam pada zaman klasik dan pertengahan
sebagaimana tersebut diatas. Di zaman klasik dan pertengahan umat Islam dalam keadaan
maju atau hampir menurun , sedangkan Eropa dan Barat dalam keadaan terbelakang dan
mulai bangkit. Keadaan Eropa dan Barat saat ini berada dalam kemajuan , sedangkan
keadaan umat Islam berada dalam ketertinggalan. Tidak hanya itu saja, kedaaan saat ini
dunia telah dipenuhi oleh berbagai faham ideologi yang tidak sepenuhnya sesuai dengan
ajaran Islam, seperti ideologi kapitalisme, materialisme, naturalisme,pragmatisme,
liberalisme bahkan ateisme yang secara keseluruhan hanya berpusat pada kemauan

7
manusia ( anthropo – centris ) . hal ini berbeda dengan karakteristik keseimbangan ajaran
Islam yang memadukan antara berpusat pada manusia ( anthoropo – centris ) dan
berpusat pada Tuhan ( theo – centris ).

2.2 PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALALISASI

Pendikan merupakan faktor utama yang dapat dijadikan referensi utama dalam rangka
membentuk generasi yang dipersiapkan untuk mengelola dunia global yang penuh dengan
tantangan. Demikian pula pendidikan Islam yang bercita-cita membentuk insan kamil yang
sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan sunnah. Secara lebih spesifik pendidikan Islam adalah
pendidikan yang berdasarkan Islam atau sistem pendidikan yang Islami, yakni pendidikan
yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai fundamental yang
terkandung dalam sumbernya, yaitu al-Qur’an dan Hadits. Sehingga pendidikan Islam dapat
berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri dan dibangun dari al-
Qur’an dan Hadits.
Dengan memperhatikan pendefinisian diatas, pendidikan Islam sebagai upaya
pengejawantahan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan pendidikan Islam berupaya menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah swt
yang di berikan kepadanya amanat sebagai ‘abd dan juga menjadi khalifah di muka bumi.
Secara lebih khusus, pendidikan Islam bermaksud untuk :
1. Memberikan pengajaran al-Qur’an sebagai langkah pertama pendidikan.
2. Menanamkan pengertian-pengertian berdasarkan pada ajaran-ajaran fundamental
Islam yang terwujud dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dan bahwa ajaran-ajaran tersebut
bersifat abadi.
3. Memberikan pengertian-pengertian dalam bentuk pengetahuan dan skill dengan
pemahaman yang jelas bahwa hal-hal tersebut dapat berubah sesuai dengan perubahan
yang ada dalam masyarakat dan dunia.
4. Menanamkan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tanpa basis iman adalah
pendidikan yang tidak utuh dan pincang.
5. Menciptakan generasi yang memiliki kekuatan baik dalam keimanan maupun
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Mengembangkan manusia islami yang berkualitas tinggi yang diakui secara universal.

8
Jika mengingat betapa luhur tujuan pendidikan Islam tersebut, sudah menjadi sebuah
kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk kembali kepada khiththah pendidikan Islamnya.
Apalagi keberadaan pendidikan Islam di era globalisasi ini harus mampu menjadi mitra
perkembangan dan pertumbuhannya, bukan menjadi counter attack yang justru akan
berseberangan dengan semakin pesatnya kemajuan. Sebab, era ini akan terus berjalan maju
dan tidak akan mengenal siapapun yang akan menjadi penikmatnya, dan kemajuannya akan
mampu menggilas dan menggerus apapun yang menghalanginya. Seperti yang telah
diungkapkan oleh Mc. Luhan bahwa manusia mesti merasa berada dalam suatu pesawat
antariksa yang sama, yaitu bernama planet bumi. Dimana tak ada yang sekedar berstatus
penumpang namun semua adalah awak kapal. Manusia harus menyadari keberadaannya
dalam teater bumi, dimana tak ada yang hanya jadi penonton tapi semuanya menjadi
pelakon.( Bambang, 2010 )Hal ini merupakan sebuah fenomena yang nyata terjadi di era
digital informasi yang menjadikan dunia ini terasa sempit. Maka pendidikan Islam
seharusnya membuka wacana sebuah pendidikan global yang mampu mengantarkan
generasi muslim pada sebuah peradaban modern.
Adapun konsep pendidikan global tersebut atau yang disebut juga multi cultural
education yang mana pendidikan berpandangan tentang masalah yang mendunia. Dengan
berpandangan bahwa upaya menanamkan pandangan dan pemahaman tentang dunia kepada
peserta didik dengan menekankan pada saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan
planet bumi. Pendidikan global menekankan pada peserta didik berfikir kritis dengan fokus
substansi pada hal-hal yang mendunia yang semakin bercirikan interpendensi, serta
bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, skill, dan sikap yang diperlukan untuk
hidup di dunia yang sumber dayanya kian menipis, ditandai keragaman etnis, pluralisme
budaya dan saling ketergantungan. (Winarno, 2011) Dengan kata lain, pendidikan Islam
harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya sebagai penerima
informasi global, tetapi juga harus memberikan bekal kepada peserta didik agar dapat
mengolah, menyesuaikan, dan mengembangkan segala hal yang diterima melalui arus
informasi itu, yakni manusia yang kreatif dan produktif.
Bersamaan dengan konsep pendidikan Islam di era global tersebut, perhatian prinsip
pendidikan Islam juga haruslah mengarah pada bagaimana konsep kemasyarakatan yang
cakupannya sangatlah luas. Konteks makro pendidikan tersebut yaitu kepentingan
masyarakat yang dalam hal ini termasuk masyarakat bangsa, negara dan bahkan juga

9
kemanusiaan pada umumnya, sehingga pendidikan Islam integratif antara proses belajar di
sekolah dengan belajar di masyarakat [learning society]. Yakni hubungan pendidikan dengan
masyarakat mencakup hubungan pendidikan dengan perubahan sosial, tatanan ekonomi,
politik dan negara, karena pendidikan itu terjadi di masyarakat, dengan sumber daya
masyarakat, dan untuk masyarakat, maka pendidikan dituntut untuk mampu
memperhitungkan dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan sosial, ekonomi, politik
dan kenegaraan secara simultan. Hal ini menjadi perhatian khusus karena demi pencapaian
masyarakat madani yang sanggup berada di tengah percaturan dunia global.
Demi mewujudkan masyarakat madani tersebut, terdapat 10 (sepuluh) prinsip pendidikan
Islam di era globalisai ini, yaitu :
1. Pendidikan harus membangun prinsip kesetaraan antara sektor pendidikan
dengan sektor-sektor lain. Sistem pendidikan harus senantiasa bersama-sama
dengan sistem lain untuk mewujudkan cita-cita masyarakat madani Indonesia.
Pendidikan bukan merupakan sesuatu yang eksklusif dan terpisah dari
masyarakat dan sistem sosialnya, tetapi pendidikan sebagai suatu sistem terbuka
dan senantiasa berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya.
2. Pendidikan merupakan wahana pemberdayaan masyarakat dengan
mengutamakan penciptaan dan pemeliharaan sumber yang berpengaruh, seperti
keluarga, sekolah, media massa, dan dunia usaha.
3. Prinsip pemberdayaan masyarakat dengan segenap institusi sosial yang ada di
dalamnya, terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi
penerus bangsa. Seperti pesantren, keluarga, dan berbagai wadah organisasi
pemuda, diberdayakan untuk dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan
baik serta menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan.
4. Prinsip kemandirian dalam pendidikan dan prinsip pemerataan menurut warga
negara secara individual maupun kolektif untuk memiliki kemampuan bersaing
dan sekaligus kemampuan bekerja sama.
5. Dalam kondisi masyarakat pluralistik diperlukan prinsip toleransi dan
konsensus. Untuk itu, pendidikan sebagai wahana pemberdayaan masyarakat
dengan mengutamakan penciptaan dan pemeliharaan sumber-sumber tersebut
secara dinamik.
6. Prinsip perencanaan pendidikan. Pendidikan selalu dituntut untuk cepat
tanggap atas perubahan yang terjadi dan melakukan upaya yang tepat secara

10
normatif sesuai dengan cita-cita masyarakat madani Indonesia. Maka,
pendidikan selalu bersifat progresif tidak resisten terhadap perubahan, sehingga
mampu mengendalikan dan mengantisipasi arah perubahan.
7. Prinsip rekonstruksionis, bahwa kondisi masyarakat selalu menghendaki
perubahan mendasar. Maka pendidikan harus mampu menghasilkan produk-
produk yang dibutuhkan oleh perubahan tersebut. Paham rekonstruksionis
mengkritik pandangan pragmatis sebagai suatu pandangan yang cocok untuk
kondisi yang relatif stabil. Pendekatan pemecahan masalah bersifat lebih
berorientasi masa kini, sedangkan pendekatan rekonstruksionis lebih
berorientasi masa depan dengan tetap berpijak pada kondisi sekarang.
8. Prinsip pendidikan berorientasi pada peserta didik. Dalam memberikan
pelayanan pendidikan, sifat-sifat peserta didik yang umum maupun yang
spesifik harus menjadi pertimbangan. Layanan pendidikan untuk kelompok usia
anak berbeda dengan remaja dan dewasa, termasuk perbedaan pelayanan bagi
kelompok anak-anak berkelainan fisik dan mental termasuk pendekatan
pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil tidak dapat disamakan dengan
anak-anak di perkotaan.
9. Prinsip pendidikan multikultural. Sistem pendidikan harus memahami bahwa
masyarakat yang dilayaninya bersifat plural, sehingga pluralisme harus menjadi
acuan dalam mengembangkan pendidikan dan pendidikan dapat
mendayagunakan perbedaan tersebut sebagai sumber dinamika yang bersifat
posetif dan konstruktif.
10. Pendidikan dengan prinsip global, artinya pendidikan harus berperan dan harus
menyiapkan peserta didik dalam konstelasi masyarakat globa.

2.3 TANTANGAN DAN PELUANG PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Fenomena yang terbangun dengan munculnya era globalisasi telah memberikan


berbagai macam problem baik tentang bagaimana informasi yang terus berkembang tanpa
pandang bulu dapat diserap atau juga bagaimana mensikapi hal baru yang selalu saja
datang silih berganti tanpa adanya filter yang menyaringnya. Era globalisasi dengan
teknologi informasinya semakin dapat dirasakan perkembangannya, dengan medianya
yang berupa komputer, televisi, hand phone, dan peralatan canggih lainnya, telah benar-

11
benar menjadi hal yang komplek dalam transformasi informasi. Pada masyarakat
informasi peranan media elektronika sangat memegang peran penting, bahkan
menentukan corak kehidupan. Sebab lewat komunikasi satelit, orang tidak hanya
memasuki lingkungan informasi dunia, tetapi juga sanggup mengolahnya dan
mengemukakannya secara lisan, tulisan, bahkan visual. (Nata, 2003:78)

Di sisi lain, Muhammad Tholchah Hasan mengemukakan tantangan pendidikan


Islam yang harus dihadapi di era global ini adalah kebodohan, kebobrokan moral, dan
hilangnya karakter muslim. (Wahid, 2011:60) Secara lebih terperinci beberapa tantangan
yang ditimbulkan oleh globalisasi informasi dan komunikasi adalah :

1. Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif penyebaran isu,


sehingga dapat menimbulkan saling kecurigaan di antara umat.
2. Dalam banyak aspek keperkasaan Barat dalam dominasi dan imperalisasi
informasi, yang dapat menimbulkan sukularisme, kapitalisme, pragmatisme, dan
sebagainya.
3. Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspos persoalan seksualitas,
peperangan, dan kriminal, berdampak besar pada pembentukan moral dan
perubahan tingkah laku.
4. Lemahnya sumber daya Muslim sehingga di banyak hal harus mengimport produk
teknologi Barat. (Rafiq, 2010)

Inilah menurut para pakar pendidikan yang menjadi PR. besar bagi setiap institusi
pendidikan khusunya pendidikan Islam. Dengan melihat fenomena tersebut, jelas tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa perubahan dalam segala bentuk dan sistem baik bersifat
personal maupun global bisa terjadi dalam hitungan waktu yang relatif sangat singkat.
Maka ini merupakan sebuah tantangan yang mutlak dijawab oleh pendidikan Islam
dengan tujuan dan cita-citanya yang luhur. Walaupun pada dasarnya Islam sebagai
sebuah sistem telah memberikan wacana tentang perubahan yang memang harus terjadi
demi mencapai tujuan hidup manusia yang dijadikan landasan tujuan pendidikan Islam.
Seperti telah difirmankan Allah swt dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 11, “…sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri …”.
Dengan demikian, Islam menganjurkan adanya perubahan yang positif dalam
keadaan apapun sehingga mengarah pada kemajuan dan perbaikan. Pemahaman yang

12
demikian perlu ditumbuhkembangkan pada cara berfikir peserta didik sebagai generasi
kedepan. Memeperluas wawasan dan membentuk sikap yang toleran terhadap berbagai
perubahan dengantanpa kehilangan pegangan dan pendirian, sebab perubahan yang terjadi
merupakan sunnatullah. Maka sikap yang harusdibentuk adalah sikap kreatif-proporsional,
dengan wacana filsafat pendidikan multikultural dan realitas masyarakat plural,
posmodernisme, integrasi interkoneksi ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya perlu
dikaji. Maksudnya, agar peserta didik menjadi generasi yang mampu menyesuaikan diri
dan tetap efektif berjuang di tengah perubahan sosial yang mendunia tanpa kehilangan
komitmen serta sikap ketakwaan. Dalam pada itu, generasi tersebut dapat mengambil
posisi subyek yang ikut memainkan peranan dan tidak sekedar menjadi penonton atau
tamu di sebuah desa global dengan realitas budaya yang ada.( Janan, 2009:83-84)

Dengan mempertimbangkan beberapa tantangan pendidikan Islam diatas, telah


memberikan sebuah inspirasi bahwa menyiapkan sumber daya manusia yang siap
menghadapi tantangan adalah tugas pendidikan Islam. Hal itupun tidak terlepas dari
berbagai peluang yang dapat dijadikan sebagai jalan untuk membina generasi dan peserta
didik untuk lebih dapat bersaing dan berkiprah di desa global yang tanpa batas.

Berangkat dari perspektif tersebut, peluang pendidikan Islam di era globalisasi ini
dapat diperincikan sebagai berikut :

1. Pendidikan semakin dituntut untuk tampil sebagai kunci dalam pengembangan


kualitas sumberdaya manusia, yaitu manusia yang mempunyai wawasan,
kemampuan dan ketrampilan serta kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan
nyata yang dihadapi umat.
2. Orientasi pada kemampuan nyata yang dapat ditampilkan oleh lulusan pendidikan
akan semakin kuat, artinya menciptakan dunia kerja yang cenderung realistis dan
pragmatis, di mana dunia kerja lebih melihat kompetensi nyata yang dapat
ditampilkan.
3. Mutu pendidikan suatu komunitas atau kelompok masyarakat, tidak hanya diukur
berdasarkan kriteria internal saja, melainkan dibandingkan dengan komunitas lain
yang lebih riil.
4. Apresiasi dan harapan masyarakat dunia pendidikan semakin meningkat, yaitu
pendidikan yang lebih bermutu, relevan dan hasilnya pun dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini sebagai konsekuensi logis dari semakin

13
meningkatnya kemakmuran masyarakat selalu ingin mendapatkan suatu yang
lebih baik.
5. Sebagai komunitas atau masyarakat religius, yang mempunyai keimanan dan tata
nilai, maka pendidikan yang diinginkan adlah pendidikan yang mampu
menanamkan karakter islami disamping kompetensi lain yang bersifat akademis
dan skill.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, sepertinya pendidikan Islam berada pada


suatu posisi sehingga dapat berperan aktif di era global. Namun hal tersebut harus
dilandasi beberapa syarat yang dapat menjadikan lebih eksisnya pendidikan Islam di era
global village dan gencarnya pertumbuhan teknologi informasi yang ada. Adapun syarat-
syarat tersebut antara lain; Pertama, pendidikan Islam harus ikut serta sebagai pendukung
keberadaan era ini, dengan berusaha memanfaatkan segala informasi yang berkembang
dan berperan aktif dalam menanggulangi segala dampak negatif yang di
timbulkan. Kedua, pendidikan Islam seyogyanya selalu berusaha memanfaatkan sumber
daya elektronika yang telah menjadi media utama transformasi informasi. Dengan
mengembangkannya dengan berbagai bentuk informasi positif yang dapat menjadi bahan
pelajaran dan materi ajar yang diperlukan, seperti pengembangan e-learning, e-book, tafsir
digital dan lain sebagainya.

2.4 SIKAP DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi , melahirkan alat transportasi dan
komunikasi yang canggih , yang tidak ada pada masa - masa lalu. Transportasi darat,
laut, dan udara mempercepat hubungan antar manusia dari suatu tempat ke tempat lain,
terutama pesawat terbang. Dalam bidang informasi, dengan ditemukan telepon, telepon
genggam , komputer lewat internet, faksimile, televisi, teleconference, maka komunikasi
hanya dalam hitungan detik saja lagi. Dalam waktu yang bersamaan suatu peristiwa yang
terjadi dibelahan bumi, ini, maka di belahan bumi lainnya berita ini telah diketahui ,
bahkan telah bisa dilihat di gambar dan fotonya secara langsung. Hal ini menyebabkan
dunia saat sekarang ini tanpa batas. kong sudah hidup tanpa sekat-sekat , dan sudah
seolah-olah menyatu. Inilah dunia kita sekarang ini, tidak dapat di hindarkan terjadinya
kompetisi dan persaingan budaya antara suatu kelompok masyarakat yang terkadang di
menangkan oleh suatu budaya tertentu. , atau terbentuk budaya baru yang dijadikan
sebagai budaya bersama. Maka dari itu, perlu ada pendidikan kepribadian yang mantap

14
bagi anak- anak Muslim Indonesiayang memunculkan kepribadian masing-masing yang
merekaa itu tidak larut dan meleburkan diri terhadap budaya negatif yang ditimbulkan
oleh globalisasi.
Dalam hal ini globalisasi membawa dampak positif dan negatif , maka selayaknya
kita bersikap mengambil yang positif dan menjauhi yang negatif. Dengan cara menjauhi
yang negatif yaitu penerapan nilai-nilai ke dalam kepribadian peserta didik. Nilai-nilai itu
berasal dari nilai-niali agama dan budaya. Sikap kita yaitu mengambil mana yang positif
dan bermanfaat , menjauhi yang negatif yang merusak akhlak. Bagaimana sikap
pendidikan yang diambil oleh pendidikan Islam ?pendidikan islam harus bisa merancang
dengan menyelenggarakan program pendidikan nilai kepada peserta didik nya sehingga
mereka mempunyai sikap dan pandangan hidup yang jelas dalam menghadapi globalisasi ,
sehingga tidak larut dan terbawa arus globalisasi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Era globalisasi adalah sebuah era di mana setiap informasi dapat diterima dan diserap
oleh seluruh penduduk bumi, tanpa batas penghalang yang dapat menghalanginya.
Luasnya dunia sudah tidak lagi menjadi penghalang untuk penyebaran berita dan isu
apapun yang up todate. Hal ini tentunya menjadi hal yang baru bagi beberapa orang yang
belum memiliki pemikiran yang maju, dan bahkan akan menjadikannya hanya akan
terlindas oleh cepatnya pertumbuhan teknologi dan kemajuan zaman, karena tidak
sanggup menghadapi perubahan yang demikian cepat.
Melihat fenomena tersebut, pendidikan adalah faktor yang dapat dijadikan sebagai
jaminan bagi pengembangan sumber daya manusia, sehingga dapat menghadapi
tantangan global dengan era digital informasi. Demikian pula pendidikan Islam, yang
lebih cenderung membawa misi religiusitas pun juga harus ikut berperan di dalamnya.
Dengan membekali para peserta didiknya dengan kekuatan keimanan, ketakwaan, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan yang berimbang sehingga dapat membawa para peserta
didik tersebut pada kondisi yang siap menghadapi segala tantangan era informasi
(globalisasi).

3.2 SARAN

Untuk menghadapi tantangan Globalisasi, mari kita menumbuh kembangkan


generasi muda menjadi generasi yang berilmu, berbudi pekerti luhur, serta bertaqwa
kepada Allah SWT sehingga menjadi generasi muda yang berkemampuan ilmiah, etos
kerja yang tinggi, kreatif, mandiri dan siap bekerja sama dalam menghadapi tantangan
menuju masa depan gemilang.

Dalam kesempatan ini, kami sangat mengharapkan saran atau kritik dari teman-
teman maupun dari pembaca atas kekurangan dan kesalahan makalah ini, baik dari segi
bahasa maupun pembahasannya agar dalam penulisan makalah selanjutnya lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://asrowi-ma.blogspot.com/2013/03/pendidikan-islam-di-era-globalisasi.html (Diakses pada


tanggal 05 November 2016 pukul 15:00)

http://viecenut.blogspot.co.id/2012/06/pendidikan-di-era-globalisasi.html (Diakses pada tanggal


05 November 2016 pukul 15:15)

http://illsiont.blogspot.co.id/2011/06/pendidikan-islam-di-era-globalisasi.html (Diakses pada


tanggal 05 November 2016 pukul 15:30)

http://alfinurshant.blogspot.co.id/2015/01/tantangan-pendidikan-islam-di-era.html (Diakses
pada tanggal 05 November 2016 pukul 16:00)

17

Anda mungkin juga menyukai