Siklus Pembelian Bahan Baku Utama pada perusahaan Verne Indonesia
dimulai ketika petugas produksi memberitahukan general manajer mereka melalui list bahwa bahan baku utama (kulit sapi, kulit domba, dan kain) menipis atau secara perhitungan perkiraan tidak cukup untuk memenuhi produksi selama lebih dari 20 hari. Selanjutnya pihak general manajer akan melakukan kalkulasi apakah sudah waktunya bahan baku untuk dibeli ulang. Pembelian bahan baku dinilai dari berbagai pertimbangan khususnya apakah bahan baku itu merupakan bahan baku utama yang mendesak diperlukan. Setelah menimbang manager akan memutuskan untuk membeli atau tidak. Jika tidak maka siklus ini akan berhenti. Jika membutuhkan pembelian, maka general manajer akan membuat dokumen permintaan untuk membeli (Purchase Requisition) dimana dokumen tersebut dibuat rangkap 2 (rangkap pertama untuk petugas keuangan yang merangkap sebagai pembeli dan rangkap kedua untuk arsip general manajer untuk nantinya dilihat data efektivitas penggunaan bahan baku jika dibandingkan dengan produk jadi sudah terjual atau yang tersimpan). Setelah itu pihak petugas keuangan akan membuat dokumen pemesanan bahan baku (Purchase Order) dimana berisi list bahan baku yang akan dibeli melalui dokumen Purchase Requisition yang dibuat general manajer. Tujuannya agar menunjukan pihak general manajer bahwa bahan baku telah dipesan ke supplier dan menunjukan supplier list barang yang ingin dibeli. Pembuatan dokumen tersebut dirangkap 3 dimana rangkap 1 untuk pihak supplier, rangkap 2 untuk pihak general manajer dan rangkap 3 untuk arsip petugas keuangan. Pihak supplier merupakan kerjasama pihak Verne sehingga setiap pembelian selalu di beri akses prioritas baik dari kesedian bahan baku maupun pengiriman. Setelah itu pihak supplier akan merespon dengan mengirimkan bill tagihan dan bahan baku yang dipesan serta mengirimkannya. Setelah sampai ke perusahaan pihak general manajer membuat dokumen penerimaan bahan baku (Receiving Report) yang menandakan bahwa bahan baku baik atau layak jika tidak maka akan melakukan pengembalian. Kemudian pihak petugas keuangan melakukan transfer atau mengeluarkan sejumlah uang jika ingin dibayar langsung. Manajer operational membuat dokumen Receiving Report dalam rangkap 2 dimana rangkap 1 untuk finance dan rangkap 2 untuk arsip. Kemudian pihak supplier akan mengirimkan tanda lunas (payed bill) dan diterima oleh petugas keuangan yang juga menjadi arsip petugas keuangan. Siklus Pembelian Perlengkapan
Sama seperti siklus pembelian bahan baku, siklus Pembelian Perlengkapan
pada perusahaan Verne Indonesia dimulai ketika petugas produksi memberitahukan general manajer melalui list bahwa perlengkapan (benang, zipper, dsb) menipis atau secara perhitungan perkiraan tidak cukup untuk memenuhi produksi selama lebih dari 30 hari. Selanjutnya general manajer akan menilai apakah sudah waktunya perlengkapan untuk dibeli ulang. Pembelian bahan baku dinilai dari berbagai pertimbangan khususnya apakah bahan baku itu merupakan bahan baku utama produk yang sering dibeli. Setelah menimbang general manager akan memutuskan untuk membeli atau tidak. Jika tidak maka siklus ini akan berhenti sampai sini. Jika membutuhkan untuk membeli, maka manajer akan membuat dokumen permintaan untuk membeli (Purchase Requisition) dimana dokumen tersebut dibuat rangkap 2 (rangkap pertama untuk petugas keuangan yang merangkap sebagai pembeli dan rangkap kedua untuk arsip general manajer.) Setelah itu pihak petugas keuangan akan membuat dokumen pemesanan perlengkapan (purchase order) dimana berisi list perlengkapan yang akan dibeli melalui dokumen purchase requisition yang dibuat general manajer. Tujuannya agar menunjukan pihak general manajer bahwa bahan baku telah dibeli ke store dan menunjukan supplier list barang yang ingin dibeli. Pembuatan dokumen tersebut dirangkap 3 dimana rangkap 1 untuk pihak supplier, rangkap 2 untuk pihak general manajer dan rangkap 3 untuk arsip petugas keuangan. Pengiriman Purchase Order akan disertai dengan uang jumlah pembelian karena pihak Verne memiliki data harga dan jumlah dari store karena telah melakukan kerjasama sehingga update harga selalu diberitahukan oleh store dan barang yang dikirim selalu yang terbaik. Setelah itu pihak store akan merespon dengan mengirimkan bill lunas (Payed Bill) dan perlengkapan yang dipesan serta mengirimkannya. Setelah sampai ke perusahaan pihak manajer operational membuat dokumen penerimaan perlengkapan (Receiving Report) yang menandakan bahwa bahan baku baik atau layak jika tidak maka akan melakukan pengembalian. Receiving Report yang dibuat rangkap 2. Rangkap 1 untuk petugas keuangan dan rangkap 2 sebagai arsip general manajer. Setelah diterima Receiving Report oleh petugas keuangan dibuat menjadi arsip beserta Payed Bill yang dikirim Store. Siklus Pembelian Peralatan Peralatan merupakan produk dimana perusahaan menggunakannya untuk menghasikan produknya. Sifatnya adalah pembelian ulang dalam waktu yang lama sampai peralatan tersebut benar-benar butuh untuk dibeli. Peralatan Verne tidak memiliki kerjasama dengan perusahaan manapun sehingga setiap pembelian peralatan akan selalu ditimbang harga dari berbagai supplier peralatan. Peralatan dibeli jika yang lama rusak atau pembelian peralatan yang tidak pernah punya sebelumnnya untuk produksi perusahaan semakin baik. Peralatan dapat berupa mesin utama maupun mesin pelengkap. Berbeda dengan siklus pembelian bahan baku dan perlengkapan, pembelian peralatan adalah inisiatif dari general manajer. general manajer akan membuat permintaan pencairan dana oleh petugas keuangan dengan rapat untuk melihat apakah peralatan benar-benar dibutuhkan atau tidak. Jika dibutuhkan maka secara simbolis general manajer membuat dokumen permintaan untuk membeli (Purchase Requisition) dimana dokumen tersebut dibuat rangkap 2 (rangkap pertama untuk petugas keuangan yang merangkap sebagai pembeli dan rangkap kedua untuk arsip general manajer.) Setelah itu pihak petugas keuangan akan membuat dokumen pemesanan peralatan (Purchase Order) dimana berisi yang akan dibeli melalui dokumen Purchase Requisition yang dibuat general manajer. Pembuatan dokumen tersebut dirangkap 3 dimana rangkap 1 untuk pihak supplier, rangkap 2 untuk pihak general manajer dan rangkap 3 untuk arsip petugas keuangan. Rangkap 1 diberikan oleh suplier yang benar benar akan dibeli peralatannya. Supplier akan membuatkan Payed Bill sebagai bukti pelunasan pembelian peralatan. Setelah pengiriman peralatan sampai ke perusahaan pihak general manajer membuat dokumen penerimaan peralatan (Receiving Report) yang menandakan bahwa bahan baku baik atau layak jika tidak maka akan melakukan pengembalian. Receiving Report yang dibuat rangkap 2. Rangkap 1 untuk petugas keuangan dan rangkap 2 sebagai arsip general manajer. Setelah diterima Receiving Report oleh petugas keuangan dibuat menjadi arsip beserta Payed Bill yang dikirim Supplier.