Anda di halaman 1dari 13

Penatalaksanaa nyeri persalinan non farmakologi

1. Metode persiapan persalinan


a. Lamaze

Pelatihan metode Lamaze yang diterapkan sekarang adalah


pelatihan persiapan persalinan yang melibatkan pasangan dan berpusat
pada peran keluarga dalam membantu proses persalinan. Inti dari metode
ini terbagi ke dalam tiga bagian:

1) Metode Asosiasi, untuk menciptakan visualisasi yang menyenangkan.


Metode ini dilakukan dengan membayangkan atau mengingat kejadian
menyenangkan sehingga secara aktif akan meningkatkan sekresi
endorfin dalam tubuh untuk mengurangi rasa sakit. Caranya dengan
duduk di tempat nyaman dan menutup mata sambil membayangkan
hal-hal yang menyenangkan dan melupakan sesuatu yang membuat
stres sehingga membangun suasana hati yang nyaman. Setelah merasa
nyaman, bukalah mata perlahan dan lakukan langkah ini berulang.
2) Metode Relaksasi, untuk membuat menghilangkan rasa tegang di
seluruh tubuh. Tujuan dari relaksasi tubuh untuk mengurangi kelelahan
otot dan meningkatkan sekresi endorfin lagi. Melalui relaksasi akan
mengurangi rasa sakit dan membuat waktu bersalin lebih cepat. Cara
melakukan metode ini adalah dengan mengurangi kekuatan tubuh dan
relaksasi sendi tubuh. Hal ini harus dilakukan berkesinambungan, dan
suami harus mendampingi serta selalu menyertai doa.
3) Metode Pernafasan, dengan mengontrol pernafasan selama persalinan
dan menggabungkan metode lain akan menghasilkan efek yang besar.
Metode pernafasan merupakan teknik paling dasar dalam pendidikan
melahirkan. Tujuan utama dari teknik pernafasan adalah untuk
memasok oksigen yang cukup bagi tubuh dan membantu
mengendurkan otot-otot dan jaringan tubuh yang memberikan
kelancaran pasokan oksigen ke janin, dengan ritme pernafasan yang
teratur dan seluruh tenaga difokuskan pada setiap pembukaan maka
rasa sakit akan berkurang.
Metode pernafasan pada setiap kasus persalinan berbeda-beda. Pada
bukaan pertama seluruh tenaga dan pernafasan difokuskan pada rahim
agar rileks, kemudian dilanjutkan dengan mengerahkan seluruh tenaga
dan pernafasan pada pembukaan ke dua.
Teknik pernafasan akan lebih diperlukan ketika rasa sakit makin parah.
Saat-saat tersebut diperlukan penyesuaian kontrol pernafasan agar
mencegah pusing atau mati rasa pada tangan dan kaki.

Penerapan teknik ini akan berbeda pada setiap rumah sakit. Akan
tetapi, pada ketiga teknik ini sangat diperlukan partisipasi dari anggota
keluarga. Biasanya di rumah sakit akan ada pelatihan metode Lamaze
selama 4 minggu berturut-turut sampai masa prediksi melahirkan. Pada
pelatihan ini, setiap bumil harus didampingi suaminya. Tidak setiap bumil
mau mengikuti pelatihan ini, tetapi jika suami mau berpartisipasi dalam
mengikuti pelatihan ini biasanya para bumil akan bersemangat untuk
mengikuti latihan. Namun sebaik apapun metode yang dilatih tidak akan
ada hasilnya jika yang bersangkutan tidak mempraktekannya.

Menurut teori dan bukti ilmiah mengenai metode Lamaze


menunjukan adanya dampak signifikan dalam mengurangi rasa sakit saat
melahirkan jika para bumil berlatih setiap hari selama kurang lebih 20
menit. Hal ini sangat penting demi kelancaran proses persalinan dan sangat
disayangkan untuk dilupakan.

b. Bradley
Edukasi persalinan memberdayakan perempuan untuk memutuskan
pilihan yang terinformasi dlm pelayanan untuk mengambil tanggung
jawab kesehatannya, dan mempercayai kearifan pribadinya. Seorang
Dokter menggunakan Husband-Coached Childbirth (1965) natural
childbirth, menggunakan:

1) Kontrol pernapasan
2) Pernapasan abdomen
3) Rileksasi tubuh menyeluruh
Fokus pada variabel lingkungan, kegelapan, kesendirian, dan
ketenanga persalinan alami semua metode menggabungkan komponen
intelektual dan fisik menukar ketakutan perempuan dengan kepercayaan
diri dan pemahaman. Prenatal edukasi yang adekuat: informasi tentang
adaptasi maternal, nutrisi, seksualitas, higienedasar, dan persalinan,
kepuasan persalinan dan membantu menjadi orang tua yang lebih efektif
dan bahagia. Telah digunakan berbagai variasi pendekatan termasuk untuk
kelompok tertentu, sepertt pada kehamilan remaja, primiparan > 35 tahun,
orang tua tunggal, orang tua adopsi dan orang tua dengan anak kembar.
Tehnik koping untuk orang tua dan persiapan sibling.
c. Dickread
1) Pernapasan dalam abdominal selama kontraksi awal kala I
2) Pernapasan dangkal selama kala I selanjutnya
3) Menahan napas dengan meneran selama kala II persalinan
Teori nyeri persalinan: nyeri disebabkan olehsindrom takut-
tension-nyeri dasa rprogram edukasi persiapan persalinan yg mengacu
pada childbirth without fear3 tehnik.Setelah diketahui efek yg kurang
baik menahan nafas selama meneran rekomendasi ini diubah
rileksasi(Dick-Read, 1987). Ibu diajarkan secara sadar dan progresif
merilekskan otot yang berbeda diseluruh tubuh sampai terampil rileks
sempurnaan tarkontraksi.
2. Teknik Teknik relaksasi dan bernafas
a. Teknik relaksasi

Melaukan relaksai mejelang persalinan memang sangat penting


agar bunda lebih tenang dan siap menghadapi proses persalinan.Adapun
jenis-jenis Relaksasi menjelang persalinan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan Relaksasi Sentuhan


Cara melakukan Relaksasi Sentuhan dapat dilakukan dengan
bantuan suami.Relaksasi sentuhan sangat menyenangkan sehingga
bunda akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan. Anda dapat
meminta bantuan suami untuk mengontraksi otot pada tubuh. Mintalah
pada pasangan anda dalam menyesuaikan jari dan lekuk tubuh tanpa
menekan kemudian lakukan untuk konsentrasi untuk membuat
ketegangan anda hilang. Jenis sentuhan yang dapat dilakukan oleh
suami membantu relaksasi persiapan persalinan adalah sentuhan
diam.Anda dapat meminta pada pasangan untuk menahan tangan
dengan kuat kemudian pada bagian tubuh yang tegang akan berubah
menjadi rileks.

2) Perhitungan Relaksasi

Dengan melakukan perhitungan relaksasi anda dapat


menghitung dengan mempraktikan relaksasi. Misalnya ketika anda
melakukan ralaksasi menarik nafas lewat mulut kemudian melepas
secara perlahan keseluruh tubuh. Dengan menggunakan perhitungan
yang lambat pada awal dan rileks setelah nafas dihembuskan. Hal ini
bisa dimulai dari kepala, leher dan bahu. Dan dilanjutkan pada tangan,
lengan dan jari. Selanjutnya pada bagian dada dan perut kemudian
pada punggung dan perineum dan pada tungkai, jari dan kaki. Dengan
memaksimalkan kemampuan bernafas dapat membantu proses
persiapan persalinan.

3) Melakukan Relaksasi Pasif

Jenis relaksasi ini sangat gampang dilakukan oleh ibu


hamil.Anda dapat melakukannya sendiri yaitu dengan posisi
berbaring kemudian menyamping atau semi duduk selanjutnya
kepala atau seluruh bagian tubuh diberikan ganjalan berupa bantal.
Pastikan anda menyediakan cukup waktu mencari posisi yang
nyaman. Pusatkan perhatian anda pada bawah ibu jari dan
kaki.Sedikit demi sedikit kendurkan. Rasakan hingga menemukan
kenyamanan. Bayangkan pada bagian pergelangan kaki terasa
lemas dan kendur yang akan membuat pergelangan kaki anda
menjadi rileks. Selanjutnya fokus pada area betis. Sehingga otot-
otot betis menjadi rileks. Lakukan yang sama pada bagian lutut.
Tapi jangan menahan bagian tungkai dan rasakan kenyaman yang
anda inginkan. Pemusatan pada bagian perineum akan membantu
rileks yang anda harapkan pada saat persalinan.

Pada saat persalinan normal jaringan perineum akan


membuka dan meberikan jalan pada bayi. Pada kondisi tersebut
anda rileks maka perineum akan lebih tenang dan meberi jaringan
lahir untuk memudahkan bayi anda lahir. Begitu juga pada bagian
punggung bawah dan bagian atas sehingga menjadi rileks.
Kenyaman bisa anda dapatkan dengan menarik nafas panjang
kemudian hembuskan secara perlahan, pada kondisi rileks akan
mengalirkan pada bagian paru-paru pada jaringan tubuh menjadi
lebih efektif.

Menjelaskan pengkajian fetal

1. Teknik monitoring auskultasi DJJ


a. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
1) Dengan menggunakan stetoskop Pinard
a) Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan
dari suara lain
b) Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian
yangtidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
c) Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan daripemeriksaan
palpasi.
d) Mencari daerah atau tempat dimana kita akan
mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai
bagian yangberlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah
dimana kitaakan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya
sempitditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
e) Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada
denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk
memastikanapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak
ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama
dengannadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
f) Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantungjanin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan
frekuensinyadenyut jantung janin itu.
2) Dengan menggunakan doppler
a) Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat
digunakan
b) Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang
telahditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap
udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c) Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian
tekan tombol start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
d) Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan
tombol pengatur volume.
e) Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui
monitor

b. Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin

1) Desir tali pusat, disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis.


Suara initerdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan
denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang
terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada
pemeriksaandi lain tidak terdengar

2) Desir uterus, terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron


dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar
saatauskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh
pasasedarah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi
dandijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap
keadaanyang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat,
hinggapengaliran darah menjadi luas.

3) Suara Akibat Gerakan Janin, suara gerakan ini seperti suara pukulan,
dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar

4) Gerakan usus, suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh


berjalannya gasatau cairan melalui usus ibu.

c. Frekuensi Denyut jantung

1) Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari


110denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir
hipoksiajanin.
Penyebabnya:

a) Hipoksia janin tahap lanjut


b) obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestik untuk blok
epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)

c) Hipotensi pada ibu

d) kompresi tali pusat yang lama

e) Blok jantung congenital pada janin

2) Takikardia

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari


160denyut/menit.Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia
janin. Penyebabnya:

a) Hipoksia janin dini


b) Demam pada ibu

c) Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)

d) Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritrodon,isoksuprin)

e) Amnionitis

f) Hipertiroid pada ibu

g) Anemia pada janin

h) Gagal jantung pada janin

i) Aritma jantung pada janin

3) Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai


ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi
denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.

a) Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan


denyut berikutnya
b) Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik
aqtau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai
limasiklus permenit. Penyebab variabilitas meningkat adalah
hipoksia ringan dini dan stimulasi janin oleh palpasi rahim,
kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu. Sedangkan
penyebab variabilitas menurun adalah Hipertiroid pada ibu, anemia
pada janin, gagal jantung pada janin, aritma jantung pada janin.

d. Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan Djj

1) Dari adanya denyut jantung janin


a) Tanda pasti kehamilan

b) Anak hidup

2) Dari tempat denyut jantung janin terdengar

a) Presentasi janin

b) Posisi janin (kedudukan punggung)

c) Sikap janin

d) Adanya janin kembar

3) Dari sifat denyut jantung janin

a) Keadaan janin

2. Elektronik fetal monitoring

Ada dua metode untuk pemantauan denyut jantung janin, eksternal dan
internal:

a. Pemantauan detak jantung janin eksternal menggunakan alat untuk


mendengarkan atau merekam detak jantung janin melalui perut ibu.
Fetoskop (sejenis stetoskop) adalah jenis monitor eksternal yang paling
dasar. Tipe monitor lainnya adalah perangkat ultrasound Doppler
elektronik genggam. Metode ini sering digunakan selama kunjungan
prenatal untuk menghitung denyut jantung janin. Perangkat fetoskop atau
Doppler juga dapat digunakan untuk memeriksa denyut jantung janin
secara berkala selama persalinan. Pemantauan jantung janin elektronik
terus menerus dapat digunakan selama persalinan dan kelahiran.
Transduser ultrasound yang ditempatkan di perut ibu melakukan suara
jantung janin ke komputer. Tingkat dan pola jantung janin ditampilkan di
layar komputer dan dicetak ke kertas grafik khusus.
b. Pemantauan detak jantung janin internal menggunakan transduser
elektronik yang terhubung langsung ke kulit janin. Elektroda kawat
dilekatkan pada kulit kepala janin atau bagian tubuh lainnya melalui
lubang serviks dan terhubung ke monitor. Jenis elektroda ini kadang
disebut spiral atau elektroda kulit kepala. Pemantauan internal
memberikan transmisi detak jantung janin yang lebih akurat dan konsisten
daripada pemantauan eksternal karena faktor-faktor seperti gerakan tidak
mempengaruhinya. Pemantauan internal dapat digunakan bila pemantauan
eksternal terhadap detak jantung janin tidak memadai, atau surveilans
lebih dekat diperlukan.
3. Nonstress Test (NST)

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran denyut jantung


janin dalam hubungannya dengan gerakan /aktifitas janin. Adapun penilaian
NST dilakukan terhadap frekuensi dasar denyut janin (baseline0, variabilitas
(variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai gerakan /aktifitas janin
(Fetal Activity Determination) dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon
stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya
dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu atau kapan pun sesuai
dengan kondisi bayi, yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin dalam
hubungannya dengan gerakan atau aktifitas janin. Pada janin sehat yang
bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Cara pemeriksaannya, yaitu:

a. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal
ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah
terjadinya hipotensi.
b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi,
dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan,
tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
c. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
1) Menanyakan kepada pasien.
2) Melakukan palpasi abdomen.
3) Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
d. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau
bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik
(dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk
keperluan tersebut).
e. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
f. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
g. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 - 25 dpm).
h. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
4. Ultrasonografi

Ideal untuk pemeriksaan pada trimester pertama sampai ketiga. Jika


memungkinkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan
USG. USG dapat menilai:

a. kantong gestasi: jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan


b. janin: hidup / mati, jumlah, presentasi, perkiraan usia gestasi melalui
biometri janin, pertumbuhan, kelainan bawaan, dan sebagainya. Pada
trimester pertama, parameter yang dipakai adalah jarak puncak kepala
sampai bokong (Crown Rump Length). Pada trimester kedua dan ketiga,
parameter yang dipakai di antaranya adalah diameter biparietal kepala
(Biparietal Diameter), lingkar perut (Abdominal Circumference) tidak ada
dalam gambar dan panjang tulang femur (Femur Length).
c. tali pusat: jumlah pembuluh darah, sirkulasi dengan Doppler dapat menilai
Fungsi Dinamik Janin Plasenta dan Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis
d. membran/cairan amnion: keadaan, jumlah
e. plasenta: lokasi, jumlah, ukuran, maturasi, insersi
f. keadaan patologik: kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor,
inkompetensia serviks, dan sebagainya. dapat juga untuk membantu
tindakan khusus: amniocentesis, fetoskopi, transfusi intrauterin, biopsi villi
korialis.
Menjelaskan ciri ciri “family centerd maternity care” di kamar bersalin

1. Dilaksanakannya kelas-kelas antenatal


2. Melibatkan partisipasi keluarga pada persalinan dan postpartum
3. Persalinan tindakan melibatkan keluarga
4. Rumah bersalin seperti rumah
5. Pelaksanaan prosedur fleksibel
6. Kontak dini orang tua-bayi
7. Pelaksanaan rooming-in fleksibel
8. Bayi dengan komplikasi melibatkan keluaga
9. Pemulangan dini dengan folllow up
Daftar ustaka

Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternatal Dan Neonatal,Jakarta : PT Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai