Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kemoterapi


Sub Pokok Bahasan : Penanganan efeksamping mual muntah pada pasien kemoterapi
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Jumat / 09 Februari 2018
Waktu Pertemuan : 30 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami dan mengerti tentang cara mengatasi efek yang ditimbulkan
kemoterapi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendengarkan penyuluhan kesehatan diharapkan klien dan keluarga/orang tua,
mampu :
1. Mengetahui pengertian kemoterapi
2. Mengetahui tujuan kemoterapi.
3. Mengetahui manfaat kemoterapi
4. Mengetahui efek samping kemoterapi dan penanganannnya
5. Mampu menerpakan dan mengaplikasikan penanganan mual dan muntah dengan
menggunakan jahe

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demosntrasi

D. Media
1. Infokus dan Slide Projektor
2. Leaflet
3. Leptop
4. Alat dn bahan demonstrasi
E. Waktu dan Tempat
1. Hari : Jumat
2. Tanggal : 09 Februari 2018
3. Jam : 09.00 s/d 09.30 WIB
4. Tempat : Poli Obgin RSUP Hasan
F. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Seluruh Mahasiswa kelompok IV
a. Leader : Cecep Ahmad Firdaus
b. Moderator : Indra Herdiawan
c. Notulen : Dian Rohaeni
d. Fasilitator : Asep Sajidin, Siti Hamidah, Mira Rahmawati, Yupie Erikahaki, Andina
Mutiamanah, Tri Nur Rochayati
e. Observer : Desi Wulandari
f. Dokumentasi : Ali Firmawan
g. Logistik : Ade Suherlin

G. Setting Tempat

L
F M

P P P P

F F F
P P P P

O
Keterangan :
L : Leader
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer
P : Peserta
H. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Perkenalan dengan dosen atau CI  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
2 20 menit Penyampaian materi
 Merivew pengetahuan peserta tentang  Menjawab
kemoterapi
 Menjelaskan pengertian kemoterapi  Memperhatikan
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan kemoterapi
 Menjelaskan manfaaat kemoterapi  Memperhatikan
 Menjelaskan efek samping kemoterapi.  Memperhatikan
 Menjelaskan penanganan mual muntah Memperhatikan
dari kemoterapi
 Demonsttrasi penggunanaan jahe untuk
memnagani mual dan muntah
3 5 menit Penutup
 Meminta peserta untuk memberikan  Memberikan
pertanyaan atas penjelasan yang tidak pertanyaan
dipahami
 Menjawab pertanyaan yang diajukan  Mendengar
 Memberikan reinforcement positif atas  Memperhatikan
jawaban yang diberikan peserta
 Menyimpulkan dan menutup diskusi  Memperhatikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

I. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi struktur
- Pasien mengikuti dari awal sampai akhir
- Selama kegiatan suasana lingkungan tenang dan tidak ada mondar-mandir
b. Evaluasi proses
- Pasien dapat menyebutkan pengertian kemoterapi
- Pasien dapat menyebutkan tujuan dari kemoterapi.
- Pasien dapat menyebutkan 2 dari 3 manfaat kemoterapi.
- Pasien dapat memahami manfaat jahe sebagai penanganan mual dan muntah dari
kemoterapi
Lampiran Materi

A. Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu prosedur perawatan yang paling umum
diberikan untuk kanker. Terapi ini mengandalkan kemampuan dari obat-obat khusus
untuk menghancurkan sel-sel kanker yang menyerang tubuh. Obat tesebut bekerja
dengan memperlambat maupun menghentikan pertumbuhan sel kanker. (Dalimartha,
2004)

B. Efek samping kemoterapi


Kemoterapi diketahui dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti :
1. Mual
2. Muntah
3. Kelelahan
4. Hilangnya rambut
5. Kekurangan sel darah merah (Anemia)
6. Memar
7. Pendarahan
8. Hilangnya nafsu makan
9. Gangguan tidur
10. Sembelit atau konstipasi (sulit buang air besar/BAB)
11. Depresi (Dalimartha, 2004)

C. Terjadinya Mual Muntah Efek Samping Kemoterapi


Terjadinya mual dan muntah akibat pemberian kemoterapi adalah manifestasi
kompleks suatu refleks neural. Telah dikenal 2 pusat mual dan muntah, yaitu vomiting
center yang terdapat dalam medula oblongata dan chemoreceptor trigger zone (CTZ)
yang terdapat di area postrema di batas belakang ventrikel ke-4, suati lokasi yang
kaya dengan vaskularisasi. CTZ berada di luar sistem blood brain barrier, karena itu
dapat dirangsang langsung oleh zat yang merangsang dan berbahaya, misalnya obat
kemoterapi dan hasil metabolitnya atau rangsangan humoral lain. (Desen, 2015).
Pusat muntah mendapatkan rangsangan dari CTZ, sistem limbik, korteks,
sistem vestibuler dan sistem gastrointestinal melalui serabut saraf aferen. Rangsang
tersebut kemudian direspons melalui serabut saraf eferendi nervus vagus. Pada saat
bersamaan, pusat muntah menstimuli refleks otonom dan refleks simpatis yang
menyertai mual dan muntah berupa vasokonstriksi, takikardi, diaforesis, kontraksi
otot perut dan diafragma dan gerakan balik peristaltik usus. Proses ini melibatkan
beberapa neurotransmitter dan kemoreseptor. Obat-obat anti mual dan muntah dibuat
berdasarkan mekanisme kerja 'antagonis' terhadap reseptor-reseptor tersebut.
(Smeltzer,2010).
Efek samping mual dan muntah akibat pemberian kemoterapi melibatkan
beberapa reseptor dengan patofisiologi yang kompleks. Karena itu, kombinasi
beberapa obat antiemetik dengan mekanisme kerja yang berbeda akan memberikan
hasil yang lebih baik. Penelitian membuktikan bahwa pemberian dexametason yang
dikombinasi dengan metoclopropamide dan antagonis serotonin hasilnya lebih baik
dibandingkan menggunakan obat antiemetik tunggal.(Smeltzer, 2010).

D. Jahe Untuk Mual Muntah Post Kemo


Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan
bahan obat. Zat-zat yang terkandung pada jahe, dapat membantu mengurangi rasa
mual muntah pada bagian rimpang jahe.
Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan
bahan obat. Zat-zat yang terkandung pada jahe, dapat membantu mengurangi rasa
mual muntah pada bagian rimpang jahe.
Jahe merah atau Zingiber officinale var. Rubrum merupakan salah satu jenis
rempah-rempah yang telah digunakan secara luas di dunia sebagai obat medis
terhadap berbagai penyakit. Berbagai penelitian menyebutkan jahe merah
mengandung komponen bioaktif yang memiliki efek fisiologis, farmakologis, dan
mikrobiologis. Komponen bioaktif tersebut antara lain gingerol, shogaol, dan
zingeberen yang merupakan kelompok senyawa fenolik (Afzal et al., 2006).
Penelitian lain menunjukkan bahwa jahe merah telah lama digunakan sebagai obat
tradisional yang berperan sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti kanker, dan anti-
angiogenesis (Jeyakumar et al, 2009). Dalam penelitiannya, Yan Wang (2012)
menemukan bahwa jahe merah juga mengandung senyawa zingiberene yang
berperan sebagai antioksidan, dan antivirus.
Aroma khas jahe yang dihasilkan oleh minyak atsiri dan rasa pedas yang
disebabkan oleh kandungan oleoresin dapat menghangatkan tubuh dan
mengeluarkan keringat. Penelitian oleh Meltzer (2006) menjelaskan bahwa terjadi
penurunan keparahan mual muntah pada pasien kanker. Vultyavanich (2006)
menambahkan bahwa pemberian intervensi pada kelompok yang diberikan tablet
jahe pada umumnya menurunkan mual muntah dibandingkan kelompok yang
hanya terapi kanker.

E. Pengaruh efektifitas minum jahe mengurangi mual muntah efek dari


kemoterapi pada pasien kanker .
Ketika menjalani kemoterapi, pasien kanker sering mengalami efek samping
seperti kehilangan nafsu makan, mual atau kesulitan mengunyah dan menelan. Jahe
bisa mengurangi efek samping tersebut. Para dokter di All India Institute Science
(AIIMS), New Delhi sekarang sedang mencari cara herbal untuk membantu pasien
kanker mengatasi efek samping dari kemoterapi. Ahli onkologi di rumah sakit tersebut
telah bereksperimen dengan bubuk jahe untuk mengurangi keparahan mual, mudah
yang ditimbulkan karena kemoterapi (chemotherapy induced nausea vomiting atau
CINV). Mual dan muntah adalah efek samping paling utama pada pasien kanker
setelah menjalani perawatan kemoterapi. (Sukardja, 2014)

F. Kandungan Jahe
Seperti yang dipaparkan dalam buku Herbal Indonesia berkhasiat, jahe
mengandung beragam senyawa aktif seperti Gingerol, Zingerone, I-
dehydrogingerodine, 6-gingesulfonic acid, shogaol, karbohidrat, palmetic acid, oleic
acid, linoleic acid, caprylic acid, caproc acid, lauric acid, myristic acid, pentadecanoic
acid, stearic acid, linilenic acid, lesitin, gingerglycolipid (A,B,C). Jahe juga
mengandung asam amino, protein, resin, diterpene, mineral, vitamin A dan niacin.
Ada kandungan minyak atsiri di dalamnya : zingiberene, B-bisabolene, singiberol,
zingiborenol, ar-curcumene dan beberapa aldehid. (Sukardja, 2014)
Hanya sedikit efek samping yang ditimbulkan apabila seseorang
mengkonsumsi jahe dalam dosis kecil. Efek samping yang paling sering dilaporkan
adalah kembung, mulas, dan mual. Efek ini paling sering dikaitkan dengan
penggunaan jahe serbuk. Secara teori, jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan bila
saat bersamaan dikonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin, antikoagulan seperti
warfarin (Coumadin), obat anti-platelet seperti clopidogrel (plavix), dan obat anti
inflamasi seperti ibuprofen (Motrin, Advil) atau naproxen (Naprosyn). (Sukardja,
2014).
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. (2014). Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Antikanker. Jakarta:


Penebar Swadaya.
Desen, W. (2015). Buku Ajar Onkologi Klinis. FKUI. Jakarta
McPhee, S.J., & Ganong, W.F. (2010). Patofisiologo Penyakit. Jakarta: Penerbit buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer, (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran
EGC.
Sukardja, I. G. (2014). Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press.
Tjindarbudi, D. And Mangunkusumo, R (2012) Cancer In Indonesia, Present and
Future. Jpn J Clin Oncol. 32 (supplement 1).

Anda mungkin juga menyukai