PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara sederhana, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan
pembeli. Dengan perkembangan zaman, pasar dapat diartikan sebagai
lembaga atau institusi yang dikelola oleh pemerintah sehingga transaksi
perdagangan dapat terjadi dengan baik. Dalam pengertian yang lebih
modern, pasar adalah mekanisme yang memungkinkan bertemunya
penawaran dan permintaan, baik dalam pengertian fisik maupun non-fisik.
Pertama kalinya pasar adalah sebuah tempat terbuka dimana
pedagang dan konsumen bertemu sesuai dengan kesepakatan atau kebiasaan
yang berlaku di tempat tertentu. Misalnya, dalam sejarah hidup nabi
muhammad beliau datang ke syam membawa perniagaan dari mekkah dan
bertemu dengan pedagang dan pembeli dari penjuru jazirah arabia. Contoh
yang lain adalah bukittinggi yang menjadi pasar bertemunya berbagai
komoditas di sumatera barat karena letaknya yang strategis. Pasar tanah
abang, pasar tekstil terbesar di asia tenggara, juga adalah contoh lain pasar
sebagai tempat secara fisik bertemunya penjual dan pembeli.
Lambat laun, pasar yang berupa tempat terbuka ini mulai dikelola
oleh pemerintah daerah agar dapat ditatakelola dengan lebih baik. Hal ini
dikarenakan pasar menjadi “barang publik” yang menjadi tanggungjawab
pemerintah. Pasar inilah yang kita kenal menjadi semacam “institusi” atau
“lembaga” yang memiliki aturan formal dan pengawas secara resmi.
Namun, pasar yang paling mutakhir tidak lagi terdefinisi sebagai tempat,
namun sudah menjadi “mekanisme” yang mengacu pada interaksi seluruh
faktor, terutama permintaan dan penawaran, yang mempengaruhi harga.
Jadi, permintaan dan penawaran adalah kekuatan yang tarik menarik
membentuk wajah pasar.
Islam adalah agama yang sempurna dan dinamis, hal ini dikarenakan
islam mengatur seluruh aspek kehidupan baik itu yang bersifat aqidah
maupun muamalah (jual beli). Pasar merupakan jantung perekonomian
bangsa, maju mundurnya perekonomian sangat bergantung kepada kondisi
1
pasar. Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya
dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait
dengan masalah pasar. Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan
sejumlah kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi
pihak lain. Karena peran pasar penting dan juga rentan dengan hal-hal yang
dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang
antara lain terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di
pasar. Dalam istilah lain dapat disebut sebagai mekanisme pasar menurut
islam dan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga.
Islam diturunkan di turunkan ditanah kelahiran yang meiliki
kegiatan ekonomi yang tinggi. Bangsa Arab sudah berpengalaman selama
tak kuarang dari ratusan tahun dalam beraktivitas ekonomi. Jalur
perdagangan bangsa Arab saat itu terbentang dari Yaman smapai ke daerah-
daerah mediatrian. Ajaran islam sendiri diwahyukan melalui nabi
Muhammad SAW, seorang yang terlahir dari keluarga pedagang, Nabi
Muhammad menikah dengan saudagar siti khadijah dan beliau melakukan
perjalanan bisnis sampai ke Syiria.1
Kemunculan budaya islam memberikan kontribusi yang sangat
besar kepada kemajuan pembangunan ekonomi dan teori ekonomi itu
sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat sebuah makalah
dengan judul “ Pasar Dalam Ekonomi Islam” untuk menambah wawasan
keilmuan dan menyelesaiakn tugas dari dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud makna dan fungsi pasar?
2. Apa yang dimaksud makanisme pasar islami?
1
Mustafa Edwin Nasution Dkk, Pengenalan Ekonomi Eklusif Ekonomi Islam, ( Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2006), Hlm. 157
2
C. Tujuan
1. Mengetahui makna dan fungsi pasar.
2. Mengetahui makanisme pasar islami.
D. Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca
tentang pasar dalam ekonomi islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Dan Fungsi Pasar
1. Makna Pasar
Pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli
bertemu untuk mempertukarkan barang-barang mereka. Para ahli
ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan sekumpulan
pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau
kelas produk tertentu. Sedangkan dalam manajemen pemasaran konsep
pasar terdiri atas semua pelanggan potensial yang mempunyai
kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu
melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan
atau keinginan tersebut. Pada masa lampau, pasar mengacu pada lokasi
geografis, tetapi sekarang ini pasar tidak lagi mempunyai batas-batas
geografis karena komunikasi modern telah memungkinkan para
pembeli dan penjual untuk mengadakan transaksi tanpa harus bertemu
satu sama lain.2
Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan dipasar.
Untuk itu teks-teks Al-Quran selain memberikan stimulasi imperatif
untuk berdagang, dilain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut
dengan sejumlah rambu atau aturan main yang yang biasa diterapkan di
pasar dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik
individu ataupun kelompok.
Allah SWT tidak hanya menjamin akses yang memudahkan kaum
Quraisy untuk dapat berperan di pasar, bahkan Al-Qura’an pun
menjabarkan koreksi kepada bangsa Arab yang selama itu salah kaprah
dengan meyakini bahwa orang akan kehilingan kemuliaan dan ke
karismaannya bila melakukan kegiatan ekonomi di pasar. Ketika bangsa
2
Nizar Ali, Ekonomi Islam : Sejarah, Konsep, Instrumen Negara dan Pasar, ( Depok: Rajawali
Pers.2017), Hlm. 141
4
arab meyakini, tidak sepantasnya seorang nabi mempunyai aktivitas di
pasar, padahal Allah SWT berfirman:
ُ اْم َو َي ْم
َشون سلِينَ ِإ اَّل ِإنا ُُه ْْم لَيَْأ ْ ُُكلُونَ ا
َ الَّط ََع َ س ْلنَا قَ ْبلَ َك ِمنَ ْال ُم ْر
َ َو َما أ َ ْر
ْ َ ض فِتْنَة أَت
ِ َْصبِ ُرونَ ۗ َو َُكانَ َرب َك ب
ْصيرا َ ق ۗ َو َجَعَ ْلنَا َب َْع
ٍ ض ُُك ْْم ِلبَ َْع ِ ياْلَس َْوا
ْ ِف
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan
mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan
kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain.
Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.( QS. Al-
Furqan: 20)3
2. Fungsi Pasar
Pasar memiliki fungsi penentu nilai suatu barang, penentu jumlah
produksi, mendistribusikan produk , melakukan pembatasan harga dan
menyediakan barang dan jasa untuk jangka panjang.
Dengan demikian pasar sebagai suatu tempat terjadinya transaksi
jual beli, merupakan fasilitas publik yang sangat viral bagi
perekonomian suatu daerah. Pasar juga menjadi barometer bagi tingkat
pertumbuhan ekonomi masyarkat.4
3
Ibid. Mustafa Edwin. Hlm. 158
4
Ibid, Hlm. 142
5
keberadaan pasar modern seperti supermarket, department store, dan
mall. Pasar tradisional walau makin terjepit tetapi tetap saja eksis
keberadaannya. 5
55
Ibid, Hlm. 142-143
6
transaksi jual – beli. Selain pelanggaran terhadap nilai-nilai agama juga
terjadi pelanggaran terhadap hukum perundang-undangan negara
republik indonesia. Menurut UU no.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen pasal 8 ayat 1 a dan b dinyatakan bahwa pelaku usaha
dilarang memproduksi dan memperdagangkan barang dagangan yang
tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih, atau netto, tidak sesuai
dengan ukuran, takaran, dan timbangan menurut ukuran yang
sebenarnya. Untuk menangkal kecurangan pedagang perlu dilakukan
tera ulang timbangan guna memberikan perlindungan ke konsumen atas
praktik kecurangan pedagang agar transaksi berjalan normal dan adil.6
6
Ibid, Hlm. 143-145
7
h. tidak melakukan riba
i. mengeluarkan zakat bila telah sampai nisab dan haulnya
prinsip-prinsip tersebut di ajarkan islam untuk diterapkan dalam
kehidupan di dunia perdagangan yang memungkinkan untuk
memperoleh keberkahan usaha. Keberkahan usaha berarti memperoleh
keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia berupa relasi yang
baik dan menyenangkan sedangkan keuntungan akhirat berupa nilai
ibadah karena perdagangan yang di lakukan dengan jujur.
Dalam islam, pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang
ideal, karena secara teoritis maupun praktis, islam menciptakan suatu
keadaan pasar yang di bingkai oleh nilai-nilai shari’ah seperti keadilan,
keterbukaan, kejujuran, dan persaingan sehat yang merupakan nilai-
nilai universal bukan hanya untuk muslim tetapi juga non muslim. Hal
ini tentu saja bukan hanya kewajiban personal pelaku pasar tetapi juga
membutuhkan intervensi pemerintah. Untuk itulah maka pemerintah
mempunyai peranan yang penting dan besar dalam menciptakan pasar
yang islami sebagaimana ditunjukkan oleh adanya hisbah pada masa
rasulullah dan sesudahnya.
Islam menempatkan pasar sebagai temapt perniagaan yang sah
dan halal, sehingga secara umum merupakan mekanisme perdagangan
yang ideal. Penghargaan yang tinggi tidak hanya bersifat normatif tetapi
juga telah dibuktikan dalam sejarah panjang kehidupan masyarakat
muslim klasik. Rasulullah s.a.w adalah seorang pelaku pasar yang aktif,
dan demikian pula kebanyakan para sahabatnya. Pada masa ini peranan
dalam menentukan harga sangat menonjol. Intervensi pemerintah hanya
dilakukan dalam kondisi tertentu.
Gambaran pasar yang islami adalah pasar yang di dalamnya
terdapat persaingan sehat yang dibingkaI dengan nilai dan moralitas
islam. Nilai dan moralitas islam itu secara garis besar terbagi dua ialah
norma yang bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim dan norma
yang bersfat umum yaitu berlaku untuk seluruh masyarakat,.
8
Islam mengajarkan bahwa tidak semua barang dan jasa dapat
dikonsumsi dan diproduksi. Seorang muslim hanya diperkenankan
mengkonsumsi dan memproduksi barang yang baik dan halal sehingga
barang yang haram harus ditinggalkan. Seorang muslim juga terikat
dengan nilai-nilai kesederhanaan dan konsistensi prioritas
pemenuhannya. Norma khas ini tentu saja harus diimplementasikan
dalam kehidupan dipasar. Selain itu, islam juga sangat memperhatikan
norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan berlaku secara
universal persaingan seperti persaingan sehat, kejujurran, keterbukaan,
dan keadilan. Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam islam bahkan
selalu dikaitkan dengan keimananan kepada Allah s.w.t. keterikatan
seorang muslim dengan norma-norma ini akan menjadi sistem
pengendali yang bersifat otomatis bagi pelakunya dalam aktivitas pasar.
Dengan memperhatikan kriteria apsar islami tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pasar islami itu dibangun atas dasar terjaminnya
persaingan yang sehat yang dibingkai dalam nilai dan moralitas islam.
Untuk menjamin agar kriteria ini tetap terjaga dengan baik diperlukan
seorang mustahib yang memiliki peranan aktif dan permanen dalam
menjaga mekanisme pasar yang islami sehingga dapat dijadikan model
bagi peran pemerintah terhadap pasar. Pengawasan secara cermat
terhadap mekanisme pasar harus di lakukan demi tegaknya kepentingan
sosial dan nilai-nilai akhlak islami yang di inginkan semua pihak.7
7
Ibid, Hlm. 153-155
9
sebagai bagian dari the holistic live kehidupan duniawi dan ukhrowi
manusia.
Oleh sebab itu, sangat utama bagi umat Islam untuk secara
kumulatif mencurahkan semua dukungannya kepada ide keberdayaan,
kemajuan dan kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan. Islam
secara ketat memacu umatnya untuk bergiat dalam aktivitas keuangan
dan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan social.
Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar.
Untuk itu teks-teks Al Qur’an selain memberikan stimulasi imperative
untuk berdagang, dilain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut
dengan sejumlah rambu atau aturan main yang bisa diterapkan di pasar
dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik individu
maupun kelompok.
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas
prinsip persaingan bebas (perfect competition). Namun demikian bukan
berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak, akan tetapi kebebasan yang
dibungkus oleh frame syari’ah. Dalam Islam, Transaksi terjadi secara
sukarela (antaradim minkum/mutual goodwill, Sebagaimana disebutkn
dalam Qur’an surat An Nisa’ ayat 29. Didukung pula oleh hadits riwayat
Abu dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majjah dan as Syaukani sebagai
berikut:
10
dan yang melapangkan rizki, dan aku sungguh berharap untuk bertemu
Allah dalam kondisi tidak seorangpun dari kalian yang menuntut
kepadaku dengan suatu kezhaliman-pun dalam darah dan harta”. (HR
Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan asy-Syaukani).
ُ ط
َان ِمن َ ش ْي
َّ طهُ ال ِ َالَّذِينَ يَأ ْ ُكلُون
ُ َّالربَا َلَ يَقُو ُمونَ إَِلَّ َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَتَ َخب
Dalam pada itu, transaksi yang dilakukan secara benar dan tidak
masuk dalam riba dalam mencari keutamaan Allah bahkan mendapat
dukungan yang kuat dalam agama
11
َصي َب َك ِمنَ الدُّ ْن َيا َوأ َ ْحس ِْن َك َما ِ سن َ اآلخ َرة َ َوَل تَ ْن
ِ َّار َ َ َوا ْبت َ ِغ ِفي َما آت
َّ اك
َ َّللاُ الد
ََّللاَ َل ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِسدِين
َّ ض ِإ َّنِ اَلر
ْ سادَ فِي َ ََّللاُ ِإلَي َْك َوَل تَب ِْغ ْالف
َّ َسنَ أ َ ْح
12
barang haram seperti minuman keras, alat perjudian,
pelacuran dan lain-lain.
8
Ibid, Hlm. 157-159
13
Takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar. Dalam
aktivitas bisnis, takaran (al-kail) biasanya dipakai untuk mengukur
satuan dasar ukuran isi barang cair, makanan, dan berbagai
keperluan lainnya. Untuk menentukan isi dan jumlah besarannya
biasanya memang digunakan alat ukur yang disebut dengan takaran.
Kata lain yang sering dipakai untuk fungsi yang sama adalah literan.
Kalau takaran digunakan sebagai alat ukur satuan isi, timbangan (al-
wazn) dipakai untuk mengukur satuan berat. Takaran dan timbangan
adalah dua macam alat ukur yang diberikan perhatian untuk benar-
benar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perspektif
ekonomi syariah.
Sejalan dengan semangat ekonomi yang menekankan
terwujudnya keadilan dan kejujuran, perintah untuk
menyempurnakan takaran dan timbangan berulang ditemukan dalam
Al-Qur’an. Adanya kecurangan dalam menakar dan menimbang
terjadi karena adanya ketidakjujuran yang didorong oleh keinginan
mendapat keuntungan yang lebih besar tanpa peduli dengan
kerugian orang lain. Segala bentuk kecurangan tentunya akan me
nimbulkan akibat buruk dalam kehidupan. Oleh karena itu,
Rasulullah mengingatkan lima perbuatan yang akan mengakibatkan
terjadinya lima macam sanksi dalam kehidupan yaitu :
1) Mereka yang tidak menepati janji akan dikuasai oleh musuh
mereka
2) Orang yang menghukum tidak sesuai dengan hukum Allah
akan ditimpa kemiskinan
3) Masyarakat yang telah bergelimang dengan perbuatan keji
akan menderita kematian
4) Mereka yang senanntiasa berlaku curang dalam takaran
akan mengalami krisis ekonomi dan kegagalan dalam
pertanian
5) Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa
kemarau panjang
14
Kecurangan dalam menakar dan menimbang mendapat
perhatian khusus dalam Al-Qur’an karena praktik seperti ini telah
merampas hak orang lain. Selain itu praktik ini juga menimbulkan
dampak yang sangat vital dalam dunia perdagangan yaitu timbulnya
ketidakpercayaan pembeli terhadap para pedagang yang curang.
Oleh karena itu, pedagang yang curang pada saat menakar dan
menimbang mendapat ancaman siksa di akhirat. Allah berfirman:
15
akan senantiasa dalam keadaan terancam dengan azab yang pedih
apabila ia bertindak curang dengan timbangannya itu.
Penghargaan ajaran islam terhadap mekanisme pasar
berangkat dari ketentuaan Allah bawa perniagaan harus
dilaksanakan secara baik atas dasar suka sama suka. Dalam Al-
Qur’an dinyatakan bahwa orang yang beriman dilarang memakan
harta sesama manusia dengan cara yang batil kecuali dengan cara
perdagangan atas dasar suka sama suka.
16
ada kecurangan, sebagaimana harta tdak akan berkurang karena
disedekahkan.9
9
Ibid, Hlm. 159-166
10
Sunan al-Darimi, Hadist nomor 2433.
17
tidak dapat diselamatkan karena kebenaran dan kejujurannya.
Sebab pokok perdagangannya itu sendiri sudah mungkar yang
ditentang dan tidak dibenarkan oleh islam dengan jalan apapun.
18
1) Riba fadhl
Tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan tidak
sama timbangannya atau takarannya yang disayaratkan oleh
orang yang menukarkan.
Hal ini sesuai dengan hadist nabi saw. sebagai berikut:
3) Rida yad
Berpisah dari tempat sebelum timbang diterima. Maksudnya
orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelumnya ia
menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli
menjualnya kepada orang lain. Jual beli seperti itu tidak
boleh, sebab jual beli masih dalam ikatan pihak pertama.
Hal ini sesuai dengan hadist nabi saw. sebagai berikut:
19
ب ِربًا إِ ََّل َها َء َوهَا َء َو ْالب ُُّر بِ ْالب ُِر ِربًا ِإ ََّل هَا َء
ِ َب بِالذَّ َه ُ الذَّه
ير ِربًا َّ ير ِبال
ِ ش ِع ُ ش ِعَّ َوهَا َء َوالت َّ ْم ُر ِبالت َّ ْم ِر ِربًا ِإ ََّل َها َء َوهَا َء َوال
ِإ ََّل هَا َء َوهَا َء
“Emas dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan,
gandum dengan gandum riba kecuali dengan dibayarkan
kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan
dibayarkan kontan; kismis dengan kismis riba, kecuali
dengan dibayarkan kontan (HR al-Bukhari dari Umar bin al-
Khaththab).
4) Riba nasi’ah
Tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis
yang pembayarannya disyaratkan lebih, dengan
diakhiri/dilambatkan oleh yang meminjam.
Mengenai hal ini Rasulullah SAW. Menegaskan bahwa:
11
Makalah fiqih muammalah, http://www.islahilwathon.ga/2014/06/makalah-fiqih-muamalah-
tentang-riba_7.html. 7 juni 2014.
20
pemilik tanah menelantarkan tanahnya dari pertanian, apabila
masyarakat memerlukan apa yang dikeluarkan oleh bumi berupa
tanaman dan buah-buahan. Tidak heran jika Al-Qur’an memberi
peringatan peringatan kepada orang-orang yang menyimpan
hartanya dan yang bersikap mementingkan dirinya sendiri dengan
ancaman yang berat. Allah Swt berfirman:
َار َج َهنَّ َم فَت ُ ْك َو َٰى بِ َها ِجبَا ُه ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم ِ علَ ْي َها فِي ن َ يَ ْو َم ي ُْح َم َٰى
َور ُه ْم ۖ َٰ َهذَا َما َكن َْزت ُ ْم َِل َ ْنفُ ِس ُك ْم فَذُوقُوا َما ُك ْنت ُ ْم تَ ْك ِن ُزون
ُ ظ ُهُ َو
21
– proyek yang bermanfaat dan dapat membawa dampak berupa
terbukanya lapangan kerja bagi para pengangguran dan
menggairahkan aktivitas perekonomian. tidak heran jika Al-Qur’an
memberi peringatan kepada orang-orang yang menyimpan harta
dan yang bersikap mementingkan dirinya sendiri dengan ancaman
yang berat.
Akan tetapi islam memberikan batasan pemilikan harta dalam
pengembangan dan investasinya dengan cara-cara benar yang tidak
bertentangan dengan akhlak, norma dan nilai-nilai kemuliaan.
Tidak pula bertentangan dengan kemaslahatan sosial karena dalam
islam tidak terpisah antara ekonomi dan akhlak. 12
12
Op.Cit. Mujahidin Ahmad. 159-182
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli
bertemu untuk mempertukarkan barang-barang mereka.Dalam ekonomi
islam tidak ada sama sekali pemisahan antara manfaat normatif suatu mata
dagangan dan nilai ekonominya. Dengan perkataan lain, semua yang
dilarang digunakan tidak memiliki nilai ekonomi. Salah satu Tugas pokok
mustahib adalah mengawasi pasar. Dia harus menjaga keharmonisan
sesama pedagang dipasar dan mengawasi aktivitas didalamnya. Tujuannya
adalah mencegah kezhaliman dengan cara mengontrol alat timbangan,
takaran, ukuran, dan berbagai jenis alat dagangan lainnya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis selesaiakan, diharapkan kepada
para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran untuk perbaikan
makalah. Karena penulis merasa masih ada terdapat kesalah baik itu dari
segi tulisan maupaun pemaparan isi, semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua. Aamiin.
23
DAFTAR PUSTAKA
Nasution ,Mustafa Edwin Dkk. 2006. Pengenalan Ekonomi Eklusif Ekonomi Islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ali, Nizar. 2017. Ekonomi Islam : Sejarah, Konsep, Instrumen Negara dan Pasar.
Depok: Rajawali Pers.
24