Definisi
Gonorea dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang sering menyerang membran mukosa uretra pada pria dan endoservik pada wanita.
Gonore sering ditularkan melalui kontak seksual (Sela, 2016).
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) pada epitel dan umumnya bermanifestasi
sebagai servisitis, uretritis, konjungtivitis. Jika tidak diobati, infeksi pada daerah ini dapat
mengakibatkan komplikasi lokal seperti endometritis, abses tubo-ovarian, bartholinitis pada
wanita; epididimitis pada laki-laki; dan oftalmia neonatorum pada bayi baru lahir (Ram, Rice
2012).
Patomekanisme
Gejala
a. Gejala klinis yang asimptomatik (terjadi infeksi pada uretra, endoserviks, rektum dan
faring tanpa memberi gejala klinis)
– Ureteritis akut anterior dengan gejala keluarnya duh tubuh uretra yang mukoid
atau mukopurulen
– Disuria
– Pada pria dapat memberi gambaran antara lain: tisonitis, parauretritis, litritis,
cowperitis, prosatitis, vesikulitis, sismitis, funikulitis dan epididimitis.
– Pada wanita antara lain: salpingitis, penyakit radang panggul, paraureteritis dan
bartolinitis
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pewarnaan Gram
Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fossa navikularis, sedangkan pada
wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks dan rektum.
2. Kultur
Positif : tampak koloni berwarna putih keabuan, mengkilat dan cembung.
Pemeriksaan ini merupakan gold standard untuk diagnosis gonore, dalam pemeriksaan
ini dibutuhkan 2 media yaitu media transport (Media Stuart, Media Transgrow) dan
media pertumbuhan (Mc Leod’s chocolate agar, Media Thayer Martin, Modified
Thayer Martin agar).
3. Tes Definitif,
Tes definitif terdiri atas dua tes yaitu tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan
bereaksi positif) dan tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa).
4. Nucleid Acid Hybridization test. Spesimen yang digunakan untuk nucleic acid
hybridization test berasal dari swab endoserviks pada wanita dan swab uretra pada pria.
5. Tes Thompson, dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk
mengetahui sampai dimana infeksi berlangsung.
Pemeriksaan Laboratorium
Kondom, jika benar digunakan akan memberikan perlindungan yang efektif terhadap
transmisi dan akuisisi gonore serta infeksi lain yang ditularkan ke dan dari permukaan
mukosa genital.
Manajemen efektif dari Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk didalamnya manajemen
dari partner seksual penderita untuk mencegah re-infeksi dan memutus penyebaran
penyakit lebih lanjut.
Penekanan lebih besar ditempatkan pada pencegahan melalui pendidikan kesehatan
masyarakat, konseling penderita, dan modifikasi perilaku (Ram, Rice 2012).
Penatalaksanaan
Daili SF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Gonore. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. p. 370-5
Jawas FA, Murtiastutik D. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit
Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun
2002-2006. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Desember 2008. Vol. 20 (3).
h: 218
Ram S, Rice PA. 2012. Gonococcal Infections. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci
AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine 18 th ed:
The McGraw-Hill Companies. p. 1220-7.
Sela Eka. 2016. Perbandingan Efektivitas Seftriakson dengan Siprofloksasin pada Kuman
Nisseria Gonorrhoeae secara In Vitro. Universitas Diponegoro. h: 7.
Siti S, Idrus A, Aru dkk. 2017. Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 6th ed.
InternaPublishing: 816p.