Anda di halaman 1dari 6

GONORE

Tiffany Angrainy S. C111 16 302


A. Tripea Maharani C111 16 036

Definisi

Gonorea dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang sering menyerang membran mukosa uretra pada pria dan endoservik pada wanita.
Gonore sering ditularkan melalui kontak seksual (Sela, 2016).

Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) pada epitel dan umumnya bermanifestasi
sebagai servisitis, uretritis, konjungtivitis. Jika tidak diobati, infeksi pada daerah ini dapat
mengakibatkan komplikasi lokal seperti endometritis, abses tubo-ovarian, bartholinitis pada
wanita; epididimitis pada laki-laki; dan oftalmia neonatorum pada bayi baru lahir (Ram, Rice
2012).

Patomekanisme

Patogenesis terjadinya infeksi oleh N. gonorrhoeae diawali dengan perlekatan


(adherence) bakteri pada sel-sel mukosa kolumnar atau kuboid melalui perantaraan vili.
Selanjutnya terjadi interaksi antara bakteri dan neutrofil, dimana sebagian besar bakteri
(gonokokus tidak mengandung vili) akan mengalami fagositosis oleh neutrofil sehingga berada
di dalam sel (Neisseria intraseluler). Sedangkan gonokokus yang mengandung vili mampu
menghindar dari fagositosis. Perlekatan pada neutrofil diperankan oleh protein Opa dan porin
bekerja menghambat maturasi fagosom dan fungsi neutrophil. Perlekatan bakteri secara
selektif pada sel-sel yang mensekresikan mukus tanpa silia akan mengalami invasi ke dalam sel,
untuk mengadakan multiplikasi dan pembelahan intraseluler. Selama infeksi, Lipooligosakarida
(LOS) dan peptidoglikan bakteri dilepaskan melalui autolisis sel. Lipooligosakarida akan memicu
produksi Tumor Necrosis Factor (TNF) yang menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan sel mukosa
yang progresif dan invasi submukosa akan disertai dengan respon leukositik polimorfonuklear
(PMN), pembentukan mikroabses, dan eksudasi material purulen ke dalam lumen organ yang
terinfeksi. Pada keadaan infeksi yang tidak terobati, leukosit polimorfonuklear secara gradual
akan digantikan oleh sel mononuclear.
Patogenesis gonore tanpa komplikasi (Todar , 2012).

Gejala

a. Gejala klinis yang asimptomatik (terjadi infeksi pada uretra, endoserviks, rektum dan
faring tanpa memberi gejala klinis)

b. Gejala yang simtomatik tanpa komplikasi, terutama pada laki-laki, yaitu:

– Ureteritis akut anterior dengan gejala keluarnya duh tubuh uretra yang mukoid
atau mukopurulen

– Disuria

– Frekuensi miksi yang meningkat

– Meatus uretra eksterna sering mengalami edema dan tampak erimatus.


c. Gejala yang simtomatik dengan komplikasi.

– Pada pria dapat memberi gambaran antara lain: tisonitis, parauretritis, litritis,
cowperitis, prosatitis, vesikulitis, sismitis, funikulitis dan epididimitis.

– Pada wanita antara lain: salpingitis, penyakit radang panggul, paraureteritis dan
bartolinitis

– Disseminated Gonococcal Infection (DGI), merupakan salah satu komplikasi yang


jarang terjadi. Gejala klinisnya merupakan sindroma artritis-dermatitis akut yang
terdiri dari artritis akut, tenosinovitis, dermatitis atau kombinasi dari gejala-
gejala tersebut.

Pemeriksaan Laboratorium

1. Pewarnaan Gram

Apusan kuman N. gonorrhoeae dengan pengecatan gram, dinyatakan positif bila


ditemukan adanya diplokokus gram negatif di dalam dan atau diluar sel lekosit
polimorfonuklear.

Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fossa navikularis, sedangkan pada
wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks dan rektum.

2. Kultur
Positif : tampak koloni berwarna putih keabuan, mengkilat dan cembung.

Pemeriksaan ini merupakan gold standard untuk diagnosis gonore, dalam pemeriksaan
ini dibutuhkan 2 media yaitu media transport (Media Stuart, Media Transgrow) dan
media pertumbuhan (Mc Leod’s chocolate agar, Media Thayer Martin, Modified
Thayer Martin agar).

3. Tes Definitif,
Tes definitif terdiri atas dua tes yaitu tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan
bereaksi positif) dan tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa).

Tes oksidase positif pada Neisseria gonorrhoeae.

Tes fermentasi Neisseria gonorrhoeae.

4. Nucleid Acid Hybridization test. Spesimen yang digunakan untuk nucleic acid
hybridization test berasal dari swab endoserviks pada wanita dan swab uretra pada pria.

5. Tes Thompson, dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk
mengetahui sampai dimana infeksi berlangsung.
Pemeriksaan Laboratorium

 Kondom, jika benar digunakan akan memberikan perlindungan yang efektif terhadap
transmisi dan akuisisi gonore serta infeksi lain yang ditularkan ke dan dari permukaan
mukosa genital.
 Manajemen efektif dari Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk didalamnya manajemen
dari partner seksual penderita untuk mencegah re-infeksi dan memutus penyebaran
penyakit lebih lanjut.
 Penekanan lebih besar ditempatkan pada pencegahan melalui pendidikan kesehatan
masyarakat, konseling penderita, dan modifikasi perilaku (Ram, Rice 2012).

Penatalaksanaan

 Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal


 Cefixime 400 mg oral dosis tunggal
 Dosis tunggal injeksi regimen cephalosporin
DITAMBAH
 Azithromycin 1 gram oral dosis tunggal
 Doxycycline 2x100 mg oral selama 7 hari (Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Daili SF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Gonore. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. p. 370-5

Jawas FA, Murtiastutik D. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit
Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun
2002-2006. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Desember 2008. Vol. 20 (3).
h: 218

Ram S, Rice PA. 2012. Gonococcal Infections. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci
AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine 18 th ed:
The McGraw-Hill Companies. p. 1220-7.

Sela Eka. 2016. Perbandingan Efektivitas Seftriakson dengan Siprofloksasin pada Kuman
Nisseria Gonorrhoeae secara In Vitro. Universitas Diponegoro. h: 7.

Siti S, Idrus A, Aru dkk. 2017. Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 6th ed.
InternaPublishing: 816p.

Todar K. Pathogenic Neisseria: Gonorrhea, Neonatal Opthalmia and Meningococcal


Meningitis [Internet]. 2012 [cited 2014 Nov 28]. Available from:
http://textbookofbacteriology.net/neisseria_2.htm

Anda mungkin juga menyukai