Anda di halaman 1dari 5

98

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan kerja lapangan yang dilakukan di BDTBT dapat


disimpulkan berikut ini.
1. Metode penambanagn yang diterapkan di PT. Bukit Asam UPO adalah sand
filling (1892-1981), longwall (long wall secara manual (1982 - 1989), long wall
secara semi mekanis (1985 – 1989 dan long wall secara full mekanis (1986))
dan room and pillar. Penyangga yang diterapkan di tambang bawah tanah
PT. Bukit Asam terdiri dari penyangga archis, penyanggaan rock bolting,
penyanggaan beton, penyanggaan cribbing dan penyanggan hidrolic roof.
Dimana sistem ventilasi tambang yang diterapkan adalah sistem ventilasi
alami dan sistem hisap (exhaust) dengan menggunakan dua unit kipas angin
induk merk canadian buffalo bekapasitas 150 Hp. Proses pemberaian
ditambang bawah tanah PT. Bukit Asam dilakukan dengan peledakan dibantu
dengan jack hammer sebagai alat pembongkaran dan pemecah bongkahan
batubara yang besar hasil dari peledakan. Ada beberapa alat mekanis yang
digunakan di tambang bawah tanah PT. Bukit Asam diantaranya adalah lori,
belt conveyorchain conveyor, gerobak. Pemasaran hasil dari penambangan
PT. Bukit Asam dilakukan di negara jepang dan malaysia, namun akhir –
akhir ini dilakukan di indonesia terutama di sumatera barat untuk kebutuhan
PLN.
2. Berdasarkan pelatihan yang dilakukan di BDTBT, ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemboran rencanakan pola
pemboran, rangkai alat, hubungkan selang fluida dengan alat bor, atur
tekanan yang akan digunakan, tekan tombol on pada kompressor, buka kran
air, tentukan titik pengeboran, lakukan pengaturan terhadap kaki leg, dan
ketinggian dari alat bor , arahkan batang bor ketitik lubang yang akan dibor,
atur kecepatan dari pengeboran, lakukan flashing apabila material hasil dari
99

pengeboran telah menghambat kecepatan dari pengeboran. lakukan


pengentrolan leg pada kedalaman tertentu. apabila langkah – langkah diatas
telah dilakukan, lakukan pembersihan alat dan simpan pada tempat alat itu
masing – masing.
3. Berikut ini tahapan pemasangan penyanggaan achis three piece set pada
tambang dalam, yaitu sebagai berikut ini. Pembuatan tempat pijakan,
tentukan center line dari penyangga, bagian yang pertama dipasang adalah
bagian gilder bagian kedua pemasanagn cap, stapling diantara cap dengan
dinding terowongan. Lain halnya, pada penyanggaan hydraulic prop, dimana
metode penyanggan ini diterapkan pada tambang dalam yang menggunakan
sistem penambangan longwal, dapat dilakukan dengan berikut ini. Apabila
proses pemberaian sudah selesai dilakukan, maka penyanggaan langsung
dilakukan dengan menggunakan penyanggaan hydraulic prop ini, dimana
pada bagian atas dari penyanggan ini dilengkapi dengan rangkaian bambu.
Apabila pemberaian sudah dilakukan pada front berikutnya, maka hidraulick
prop diambil dengan cara hidraulik diturunkan dengan membuka pengentrrol
fluida yang berada di dalamnya, sehingga air akan keluar dari alat tersebut,
kemudian alat tersebut ditarik menuju kearah fron kerja berikutnya. Pada
front berikutnya dilakukan pemasangan Hidraulic prop tersebut, dimana
dilakukan pemompaan fluida kedalam penyangga tersebut, sehingga
penyangga tersebut akan semakin tinggi yang disesuaikan dengan keadaan
bahan galian. Kemudian rangkaian bulu diletakkan diatas dari hidraulik prop.
4. Berikut ini merupakan prosedur atau tahapan yang harus diperhatikan dalam
pertolongan keadaan darurat disingkat menjadi DRSABCD, yaitu danger
( lihat keadaan sekitar), response (dekati dan cek respon korban) , send (cari
pertolongan), airway (buka jalan pernafasan), breathing (cek pernafasan), cpr
( lakukan cpr), defibrillatio ( lakukan defibrillator). Selain pelatihan
penolongan pertama diatas, dilakukan pula pelatihan terhadap penggunaan
kain mitela. mitela berfungsi sebagai penutupan pendarahan yang dialami
korban, atau bahkan sebagai alat bantu yang digunakan apabila korban
mengalami cedera dibagian tubuh. dilakukan dengan melipat kain mitela
sekicil mungkin, kemudian diikatkan diatas dari bagian luka tersebut,
100

sehingga pendarahan akan berhenti. metode evakuasi korban, adalah berikut


ini , evakuasi dilakukan oleh satu orang dan evakuasi dengan menarik atau
mendekap atau memeluk dari belakang, kemudian tarik dengan pelan –
pelan korban. Pertolongan pertama terhadap korban yang mengalami
gangguan pernafasan harus segera dilakukan, sebab apabila terlambat 3
samapai 4 menit nyawa korban memungkinkan akan melayang. Penolong
pernafasan pertama dapat dilakukan sebagai berikut ini. Tekan pada bagian
tengah dada secara berlahan, sebanyak 30 kali selama satu menit. Namun
apabila bila belum berhasil, dapat dilakukan dengan pemberian nafas , hal ini
dilakukan dari mulut kemulut, untuk menghindari adanya penyakit menular
dapat dilakukan dengan menggunakan pembatas antara mulut kemulut
dengan menggunakan bahan yang tipis dan mempunyai pori sehingga udara
yang ditiup dapat masuk kedalam mulut korban. Setelah itu dilakukan
pembelajaran mengenain resusitasi jantung, dimana ini adalah teknik
menekan dada dan pemberian udara ke paru – paru serta teknik pemberian
nafas buatan. dalam melakukan resusitasi jantung dan pemberian nafas
buatan. Dalam menekan dada harus dilakukan tepat diposisi kira – kira
setengah tulang dada korban.
5. Ventilasi tambang itu sendiri berperan sebagai pemasok udara untuk
kebutuhan para pekerja serta aktivitas yang berlangsung didalam tambang
bawah tanah, melarutkan atau membawa segala pengotor yang berasal dari
gas – gas berbahaya hingga mencapai persaratan yang telah ditentukan,
mengendalikan debu, serta kelembapan udara ditambang bawah tanah
sehingga pekerja akan merasa nyaman dan aman dalam melakukan
pekerjaan.Pada pelatihan ini dilakukan detector gas – gas yang berada pada
tambang bawah tanah, pada alat tersebut dapat diketahui secara langsung
nilai H2s, SO,O2 dan CO. Pengukuran kelembapan udara, dilakukan dengan
menggunakan sling psikometri, yaitu dapat dilakukan dengan berikut ini.
Letakkan triport pada permukaan yang datar pada lantai terowongan.
Kemudian pasangkan sling psikometri pada triport. Kemudian tunggu hingga
kedua thermometer konstan, kemudian amati dan catat. Hitunglah luas
101

penampang dari terowongan, kemudian lakukan pengelohan data hingga


diproleh data kelembapan pada terowongan, yaitu dengan pengeplotan pada
grafik yang telah ditentukan. Sedangkan pengukuran kecepatan dari udara
dapat dilakukan dengan smoke tube, dan van anemometer, dimana
pengukuran kecepatan udara menggunakan smoke tube, denagn
menggunakan metode 9 titik pengamatan, pengukuran dilakukan dengan
keadaan smoke tube berlawanan arah dengan udara yang masuk, caranya
masukkan pipa yang terisi asap pada pompa, kemudian hubungkan alat
tersebut dengan penggaris kemudian lakukan pemompaan hingga asap
keluar, dan siapkan stopwatch, kemudian baca kecepatan dari percobaan
tersebut, dimana panjang dari pergerakkan asam dibagi dengan waktu
tempuhnya. Sedangkan van anemometer dapat dilakukan dengan
membentuk pola gelombang, prinsip kerja dari alat ini adalah mendeteksi
setipa 15 detik yang ditandai dengan suara, 15 detik pertama alat akan
mengeluarkan 1 kali suara, 15 menit kedua akan mengeluarkan suara dua
kali, sedangkan 15 menit terakihir maka alat akan mengeluarkan suara tiga
kali. Kuantitas udara pada suatu ventilasi tambang tidak ditentukan secara
langsung, akan tetapi dapat ditentukan berdasarkan pengukuran kecepatan
aliran udara dan luas penampang jalur udara tambang yang dilakukan
terhadap ventilasi tambang. Sehingga dapat mengetahui kebutuhan udara
yang dibutuhkan sesaui dengan kebutuhan dan mengalirkan udara ke
berbagai jalur udara yang membutuhkan di dalam tambang. Berdasarkan
KEPMEN udara bersih minimum yang dibutuhkan adalah 19,5%,
kelembapan udara 80%, kandungan CO2 0,5%.
6. Metode penambangan yang diterapkana di PT. Semen Padang adalah
penambangan side hill quarry Dimana pemberaian bahan galian dilakukan
dengan peledakan dengan menggunakan geometri lubang ledak yang
diterapkan adalah berikut ini spasi yang digunakan (6m), burden(5m),
kedalaman (9m) dengan diameter lubang (5 inch). Tahapan peledakan yang
dilakukan adalah pemboran, charging, steaming, tie up, pengamanan lokasi
ledak, eksekusi peleedakan dan pengamatan hasil peledakan. Berikut jenis
102

alat pelindung diri yang wajib digunakan pada area dan pekerjaan tertentu
dan berdasarkan risk assessment adalah gloves/sarung tangan safety
belt/harness, face shield, respirator / masker, hearing protection (ear plug
atau ear muff), self contained breathing apparatus. Hasil dari penambangan
PT. Semen Padang adalah 38.000 ton batu gamping, 5.000 ton silika, dan
2.500 soil. Hasil dari penambangan diolah dipabrik sehingga menghasilkan
semen, tahapnya adalah berikut ini Penggilingan bahan baku, pembakaran
raw mix menjadi klinker (proses preheating, proses kalsinasi , proses
pemijaran , proses pendinginan) penggilingan klinker menjadi semen.
Pemasaran dilakukan di indonesia terutama di sumatera barat.

Anda mungkin juga menyukai