Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

HUKUM HOOKE

“20 MEI 2017”

NAMA : DINI ISTIQOMAH

NIM : 11160163000039

KELAS : 2B PENDIDIKAN FISIKA

KELOMPOK : 7 (TUJUH)

NAMA ANGGOTA :

1. HANY SYARIFAH
2. SITI FATIMAH

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017
“HUKUM HOOKE”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan Konstanta Pegas
2. Menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan pegas
3. Mengetahui keelastisitas suatu pegas
B. DASAR TEORI
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau elastisitas adalah
kemampuan sebuah benda untuk kembali kebentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan
pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis,
maka bentuk benda tersebut berubah untuk pegas yang dimaksudkan dengan perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang. Diketahui pula bahwa gaya yang diberikan juga
memiliki batas-batas tertentu. Sebuah pegas bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat
besar, melewati batas elastisitasnya.
Getaran (osilation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak
dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu
melalui titik seimbang nya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu getaran bolak-
balik dinamakan periode, dilambangan dengan T, dan satuannya sekon (s). Simpangan
maksimum getaran dinamakan Amplitudo.
Hukum hooke dinamai dari Robert Hooke, ilmuwan inggris di akhir 1600-an. Hukum
hooke menjelaskan tentang elastisitas. Hukum hooke untuk pegas yang gerak secara vertikal.
Hukum hooke yaitu ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena
sifat elastisitas sebuah benda. Besar gaya hooke ini secara proposional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakaan pegas dari posisi semulanya. Hukum hooke menyatakan hubungan
tentang gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang delta x, didaaerah batas
kelentingan pegas.
F=-KX
Tanda minus pada persamaan hukum hooke menandakan bahwa arah gaya pegas
selalu berlawanan arah dengan perpindahan ujung pegas. Konstanta K disebut konstanta
pegas. Dan ini merupakam ukuran kekakuan pegas. Semakin besar nilai k, semakin kaku
pegas, ini menandakan bahwa semakin besar k semakin kuat terikan atau dorongan pegas
untuk perpindahan tertentu. Satuan SI untuk k adalah N/m. Ingatlah bahwa banyak pegas
adalah gaya yang berubah-ubah karena merupakan fungsi dari x, posisi ujung bebas. Juga
perlu diingat bahwa hukum hooke merupakan hubungan linier antara Fx dan X.
Konstanta pegas juga menjelaskan nilai untuk pegas yang tersusun secara seri dan
paralel. Pada rangkaian seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan
panjang setiap pegas berbeda. Sedangkan pada rangkaian paralel, gaya yang bekerja pada
setiap pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama.
 Rangkaian susunan seri
- Gaya dan beban
F=W=m.g
- Pertambahan panjang
∆l = ∆l1 + ∆l2
- Konstanta pengganti
1 1 1
𝐾𝑝
= 𝐾₁ + 𝐾₂
 Rangkaian susunan paralel
- Gaya berat terbagi
W = F₁ + F₂
- Pertambahan panjang
∆l = ∆l₁ = ∆l₂
- Konstanta pengganti
Kp = K₁ + K₂
C. ALAT DAN BAHAN

No Alat dan Bahan Gambar


1 Pegas

2 Statif

3 Stopwatch

4 Penjepit statif

5 Mistar
6 Perangkat beban

7 Alat Bantu Pegas

D. LANGKAH PEERCOBAAN
Percobaan 1 pegas disusun secara tunggal
No Langkah Percobaan Gambar
1 Pasanglah statif

2 Pasanglah penjepit statif


pada statif

3 Rangkai pegas secara


tunggal pada statif dan
berilah masa tertentu

4 Tariklah beban ke bawah


dan ukurlah simpangannya
lalu lepas

5 Catatlah waktu yang


diperlukan pegas untuk
melakukan getaran
sebanyak 5x, 10x dan 15x

Percobaan 2 pegas disusun secara seri


No Langkah Percobaan Gambar
1 Susunlah pegas secara
paralel. Kemudian
digantung pada statif dan
diberi beban dengan massa
tertentu

2 Tariklah beban kebawah


dan ukurlah simpangannya
lalu lepas

3 Catatlah waktu yang


diperlukan pegas untuk
melakukan getaran
sebanyak 5x, 10x dan 15x

Percobaan 3 pegas disusun secara paralel

No Langkah Percobaan Gambar


1 Susunlah pegas secara seri ,
kemudian digantung pada
statif dan diberi beban
dengan massa tertentu

2 Tariklah beban ke bawah


dan ukurlah simpangannya
lalu lepas.

3 Catatlah waktu yang


diperlukan pegas untuk
melakukan getaran
sebanyak 5x, 10x dan 15x

E. DATA PERCOBAAN
Percobaan 1 pegas di susun secara tunggal
Massa = 0,15 kg
∆x = 0,5 m

No Jarak Waktu (s)


simpangan Tidak diberhentikan
(meter) diberhentikan
1 5 4,74 4,17
10 9,27 7,13
15 13,57 10,34
2 5 4,86 4,02
10 9,19 7,12
15 13,58 11,37
3 5 3,97 4,06
10 8,07 7,78
15 11,77 11,57

Percobaan 2 pegas disusun secara seri


Massa = 0,15 kg
∆x = 0,5 m

No Jarak Waktu (s)


simpangan Tidak diberhentikan
(meter) diberhentikan
1 5 2,48 2,62
10 5,05 5,10
15 8,13 7,11
2 5 2,72 2,31
10 5,08 5,35
15 7,63 7,74
3 5 2,56 2,55
10 5,00 4,68
15 7,56 7,00

Percobaan 3 pegas disusun secara paralel


Massa = 0,15 kg
∆x = 0,5 m

No Jarak Waktu (s)


simpangan Tidak Diberhentikan
(meter) diberhentikan
1 5 6,37 6,40
10 13,52 12,09
15 20,14 17,69
2 5 6,37 6,46
10 12,73 11,41
15 19,53 17,44
3 5 6,13 6,55
10 12,41 12,27
15 20,16 18,04

F. PENGOLAHAN DATA
 Percobaan 1 (Pegas Tunggal)
N = 5 (tidakdiberhentikan)
4,74 + 4,86 + 3,97
𝑡= = 4,523 𝑠
3
𝑡 4,523
𝑇= = = 0,904 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 7,239 𝑁/𝑚
(0,904)2

N = 10 (tidakdiberhentikan)
9,27 + 9,19 + 8,07
𝑡= = 8,843 𝑠
3
𝑡 8,843
𝑇= = = 0,884 𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 7,573 𝑁/𝑚
(0,884)2
N = 15 (tidakdiberhentikan)
13,57 + 13,58 + 11,77
𝑡= = 12,973 𝑠
3
𝑡 12,973
𝑇= = = 0,864 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 7,928 𝑁/𝑚
(0,864)2

N = 5 (diberhentikan)
4,17 + 4,02 + 4,06
𝑡= = 4,083 𝑠
3
𝑡 4,083
𝑇= = = 0,816 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 8,894 𝑁/𝑚
(0,816)2
N = 10 (diberhentikan)
7,13 + 7,12 + 7,98
𝑡= = 7,343 𝑠
3
𝑡 7,343
𝑇= = = 0,743𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 10,944 𝑁/𝑚
(0,743)2
N = 15 (diberhentikan)
10,34 + 11,37 + 11,57
𝑡= = 11,093 𝑠
3
𝑡 11,093
𝑇= = = 0,739 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 10,833 𝑁/𝑚
(0,739)2

 Percobaan 2 (Susunanpegasparalel)
Tidakdiberhentikan
N=5
2,48 + 2,72 + 2,56
𝑡= = 2,586 𝑠
3
𝑡 2,586
𝑇= = = 0,517 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 22,153 𝑁/𝑚
(0,517)2
N = 10
5,05 + 5,08 + 5,00
𝑡= = 5,043 𝑠
3
𝑡 5,043
𝑇= = = 0,504 𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 23,287 𝑁/𝑚
(0,504)2
N = 15
8,13 + 7,63 + 7,56
𝑡= = 7,773 𝑠
3
𝑡 7,773
𝑇= = = 0,518 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 22,070 𝑁/𝑚
(0,518)2
Diberhentikan
N=5
2,62 + 2,31 + 2,55
𝑡= = 2,493 𝑠
3
𝑡 2,493
𝑇= = = 0,498 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 23,850 𝑁/𝑚
(0,498)2
N = 10
5,10 + 5,35 + 4,68
𝑡= = 5,043 𝑠
3
𝑡 5,043
𝑇= = = 0,504 𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 23,287 𝑁/𝑚
(0,504)2
N = 15
7,15 + 7,74 + 7,00
𝑡= = 7,283 𝑠
3
𝑡 7,283
𝑇= = = 0,485 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 25,170 𝑁/𝑚
(0,485)2

Percobaan 3 (Susunanpegasseri)
Tidakdiberhentikan
N=5
6,37 + 6,37 + 6,13
𝑡= = 6,29 𝑠
3
𝑡 6,29
𝑇= = = 1,258 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 3,738 𝑁/𝑚
(1,258)2
N = 10
13,52 + 12,73 + 12,41
𝑡= = 12,886 𝑠
3
𝑡 12,886
𝑇= = = 1,288 𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 3,567 𝑁/𝑚
(1,288)2
N = 15
20,14 + 19,53 + 20,16
𝑡= = 19,943 𝑠
3
𝑡 19,943
𝑇= = = 1,329 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 0.35 3,349 𝑁/𝑚
(1,329)2
Diberhentikan
N=5
6,40 + 6,46 + 6,55
𝑡= = 6,47 𝑠
3
𝑡 6,47
𝑇= = = 1,294 𝑠
𝑛 5
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 3,533 𝑁/𝑚
(1,294)2
N = 10
12,09 + 11,41 + 12,27
𝑡= = 11,923 𝑠
3
𝑡 11,923
𝑇= = = 1,193 𝑠
𝑛 10
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 4,165 𝑁/𝑚
(1,193)2
N = 15
17,69 + 17,44 + 18,04
𝑡= = 17,723 𝑠
3
𝑡 17,123
𝑇= = = 1,181 𝑠
𝑛 15
4 . 𝑚 . 𝜋2
𝐾=
𝑇2
4 . 0,15 . (3.142 )
= = 4,243 𝑁/𝑚
(1,181)2
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan yaitu praktikum hukum hooke. Hukum
hooke adalah perbandingan antara gaya yang diberikan dengan pertambahan panjang benda
adalah konstan. Elastis adalah kemampuan sesuatu unutk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan pada benda itu dihilangkan. Berdasarkan tabel data
percobaan, diketahui bahwa pegas yang diberhentikan memiliki waktu yang lebih besar atau
banyak dibanding dengan pegas yang tidak diberhentikan.
Percobaan 1 kali ini tentang hukum hooke, kami mencari nilai konstanta pada pegas
tunggal konstanta yang diperoleh dengan pegas yang tidak diberhentikan. Pegas tunggal tidak
diberhentikan memiliki nilai yang lebih kecil daripada yang diberhentikan. Hal tersebut dapat
terjadi karena setelah diberhentikan simpangan pegas akan berbeda dari yang awal.
Percobaan kedua, kami merangkai pegas dengan susunan paralel, dan diberi beban
0,15 kg dan simpangan sejauh 0,5 m. Pada rangkaian paralel gaya yang bekerja pada setiap
pegas berbeda-beda tetapi pertambahan pegas adalah sama, jadi jika kita memberi simpangan
0,5 m maka kedua pegas akan memiliki pertambahan panjang yang sama. Konstanta pegas
pada rangkaian paralel dengan getaran 5 kali diberhentikan memiliki nilai yang lebih besar
dibanding dengan konstanta pegas rangkaian paralel yang tidak diberhentikan. Hal tersebut
sama seperti pada pegas tunggal, bahwa setiap 5 kali getaran simpangan pegas akan berbeda
yang akan menyebabkan konstanta yang diberhentikan.
Percobaan ketiga kami merangkai pegas dengan susunan seri, pada rangkaian seri
gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang berbeda. Pada
rangkaian pegas seri kami memberi beban sebesar 0,5 kg dan simpangan sejauh 0,5 m,
dengan memberi kondisi waktu yang berbeda di berhentikan dan tidak diberhentikan maka
konstanta pegas akan berbeda pula. Getaran yang setiap 5x diberhentikan memiliki konstanta
pegas lebih besar dibanding dengan konstanta pegas yang tidak diberhentikan. Karena waktu
dan simpangan juga mempengaruhi pegas dapat bergetar.
Berdasarkan pada percobaan tersebut dengan mencari nilai konstanta pegas maka
diketahui bahwa jika kita memberhentikan laju gerak pegas dalam melakukan getaran maka
akan berpengaruh terhadap simpangan, simpangan awal dan simpangan setelah diebrhentikan
akan berbeda dan sehingga konstanta pegas pada getaran yang diberhentikan lebih besar
dibanding dengan yang tidak diberhentikan. Sehingga didapatkan bahwa semakin besar nilai
∆l, maka nilai konstanta yang didapat juga semakin besar. Kesalahan yang terjadi juga dapat
mempengaruhi hasil praktikum, ketidak tepatan waktu dan menghitung pegas dalam 1 getaran
yang tidak akurat dapat mempengaruhi perhitungan.

H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM


1. Tentukan periode getaran berdasarkandata hasil praktikum yang diperoleh!
Jawab :ADA PADA PENGOLAHAN DATA
2. Tentukan konstanta pegas dalam percobaan dari data hasil praktikum!
Jawab :ADA PADA PENGOLAHAN DATA
3. Apakah simpangan awal atau besar kecilnya gaya eksternal berpengaruh terhadap
besar kecilnya periode? Jelaskan!
Jawab : tidak, karena besar periode hanya bergantung pada massa dan tidak bergantung
pada besar simpangan yang diberikan. Dan besar konstanta dar pegas itu sendiri juga
mempengaruhi besar periode. Jika pada suatu pegas terdapat suatu gaya internal yang
menahan gerak pegas, besar periode yang dihasilkan mengalami degradasi atau
penurunan nilai yang sangat kecil. Sehingga gaya ini dapat diabaikan
4. Apakah massa beban berpengaruh terhadap periode getaran pegas?jelaskan!
Jawab : iya, massa beban mempengaruhi periode getaran pegas. Hubungannya adalah
semakin besar massa maka semakin besar pula waktu yang diperlukan maka periode pun
semakin besar. Massa dan periode berbanding lurus.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjang pegas
2. Semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula kosntanta pegasnya
3. Semakin nilai F dan ∆l, maka konstanta yang didapat semakin kecil
J. KRITIK DAN SARAN
1. Praktikan diharapkan dapat memahami teori hukum hooke
2. Praktikan diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan praktikum
3. Praktikan memahami dengan baik cara kerja alat

K. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Halliday, David dan Robert Resnick.1991. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga
Taranggono, Agus dan Hari Subagya. 2004. Fisika SMA 2A. Jakarta: Bumi Aksara
Tipler, Paul. 1993. Fisika Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Zemansky, Sears. 1994. Fisika Universitas 1. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai