Wb
Ketika kita melihat sesuatu yang indah di Jagat Raya ini, hendaknya timbul kesadaran
bahwa semua itu adalah nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada hambaNya.
Ketika mendengar bunyi air mengalir atau gemuruh air terjun, desiran daun bergeser
satu sama lainnya, hembusan angin yang sejuk, atau mendengar kicauan burung yang
merdu, maka hendaknya kita bangkitkan ingatan, bahwa semua itu merupakan
kebesaran Allah. Ingatan itu harus disertai dengan sikap jiwa penuh syukur, memuji
Allah, laksanakan sikap sukur Nabi Dawud yang dapat mempengaruhi gunung-gunung
dan burung-burung. Lantaran Nabi Dawud bersyukur, maka gunung dan burung-burung
pun ikut bersyukur.
Dalam Al-Qur'an diterangkan:
ِ ْ ي ِ َو
ِ اْل ْش َرا
ق ِّ س ِبِّ ْحنَ بِ ْالعَ ِش
َ ُس َّخ ْرنَا ْال ِجبَا َل َمعَهُ ي
َ إِنَّا
ورة ً ُك ٌّل لَهُ أ َ َّوابَ ش َّ َو
ُ الطي َْر َم ْح
Artinya:
Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud)
di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan
terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. (QS: Shaad Ayat: 18-19)
Sikap jiwa yang senantiasa membiasakan mengingat atau berdzikir kepada Allah dan
memikirkan segala sesuatu keindahan dan keajaiban ciptaanNya, maka lambat laun
akan membentuk pribadi yang lebih dekat dan cinta kepada Illahi. Apabila cinta manusia
kepada Tuhan sudah semakin lekat maka kepatuhan dan ketaatan kepadaNya pun
semakin lekat, bertambah kuat, sehingga manusia itu dengan sendirinya ikhlas
mengurbankan apa saja yang dimilikinya demi memenuhi cintanya kepada Allah.
Pada ayat tersebut digambarkan bahwa jiwa orang yang beriman itu adalah sedemikian
rupa, sehingga jika nama Allah disebut, maka hatinya menjadi bergetar. Jika mendengar
ayat –ayat Al-Qur’an dibacakan,maka bertambah kuat imannya.
Mukmin sejati ialah orang yang telah mencapai ketinggian dan kebesaran ilahi,
merasakan penyantunaNya dan kebaikanNya. Dia tahu dengan penuh kesadaran bahwa
tuhan menganugerahkan nikmat yang tidak ternilai banyaknya kepadanya. Pengetahuan
atas hal itu memberikan bekas ke dalam jiwanya, yang artinya membukakan
kecintaannya kepada Allah. Hatinya seenantiasa rindu kepada tuhan, segenap
perbuatannya dihadapkannya suatu kenikmatan hidup.
Kecintaan kepada Allah berpengaruh pula pada ahlak seseorang sebab dengan
kecintaannya kepada Allah, maka seseorang akan berusaha menghindarkan diri dari
perbuatan maksiat dan mengutamakan perbuatan mulia.
Cinta kepada Allah juga menumbuhkan sikap dalam hal cinta dan kebaikan terhadap
sesama. Seorang akan menjadi baik dan akhlaknya mulia terhadap sesamanya.
Orang yang mencintai Allah akan berbuat sabar. Karena Allah memerintahkan kepada
HambaNya untuk bertaubat dari dosa, Dan orang yang mengaku cinta kepada Allah
tentu akan mematuhi dan ingin mendapat ampunanNya.
Cinta kepada Allah akan mendorong seseorang bertaubat, karena Allah memerintahkan
kepada HambaNya untuk bertaubat dari dosa, Dan Orang yang mengaku cinta kepada
Allah tentu akan mematuhi dan ingin mendapat AmpunanNya. Sesungguhnya banyak
sekali pengaruh baik dari sikap cinta kepada Allah. Di antaranya ialah seseorang
cenderung untuk selalu menepati janji. Sebab janji merupakan akhlak orang-orang
beriman.
Mendengar firman tersebut, maka tanpa ragu-ragu Ibrahim berkata kepada malaikat
maut “sekarang, silahkan engkau mencabut nyawaku!”
Kedua, orang yang cinta kepada Allah senantiasa berusaha mengendalikan hawa
nafsunya, dan memusatkan setiap perbuatannya yang lahir maupun batin untuk
mematuhi perintah Allah.
Keempat, dia rajin berkhalwal dan menyendiri di tempat sepi untuk menenangkan
pikiran guna melihat Allah, memohon dan berdoa, mengerjakan sholat dengan
khusyuk,dan bershalat malam ketika orang sedang tertidur lelap,
Keenam,merasa berbahagia sekali jika dapat mengerjakan ibadah secara tertib, tidak
secara berat melakukannya.
Ketujuh bersikap ramah terhadap sesame muslim dan bersikap tegas terhadap orang
yang ingkar (kafir). Benci terhadap perbuatan-berbuatan maksiat dan marah terhadap
orang-orang yang melakukan kemaksiatan.
Kesembilan, menyembunyikan amal ibadahnya agar tidak disaksikan orang dan tidak
menonjol-nonjolkan perbuatan baiknya agar dipuji orang lain.
Kesepuluh, senantiasa hatinya melekat kepada Allah dan iklash menerima cobaan yang
ditimpakan Allah kepadanya.
Demikianlah sedikit apa yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Jika ada
kesalahan, maka hal itu karena hilaf dan kebodohan ilmu saya. Namun jika dalam matri
itu dapat dipetikkebenarannya,maka hal itu semata-matakarena ilmu Allah. Mohon maaf
atas segala kekurangannya.
Bilahit taufiq wal hidayah,wassalamu’alaikum warahmatulaahi wabarakatuh.
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Bermurah hati merupakan suatu akhlak yang dipandang wajib. Harus dilaksanakan oleh
setiap muslim secara kontinyu, tidak ada putus-putusnya. Hal itu merupakan perbuatan
sosial yang perlu dilestarikan dan dibudayakan. Bermurah hati bisa saja dalam bentuk
perngorbanan harta benda, bersedekah kepada orang lain yang membutuhkannya. Atau
menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada orang lain. Inilah ajaran islam yang
hendaknya kita perhatikan dan kita amalkan.
Hadirin rahimakumuloh,
Dalam urusan hidup dengan sesama manusia, sikap bermurah hati menyebabkan
keakraban dan saling merasa seakan-akan sesama saudara, senasib sepenanggungan.
Sikap seperti ini akan berujung pada perilaku terpuji, yakni akhirnya muncul cinta
sesama manusia, terutama sesama mukmin. Belum dikatakan beriman jika antara
sesama muslim tidak saling menyayangi.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak beriman salah seorang di antara kamu, hingga ia
menyintai saudaranya (sesama muslim) seperti halnya menyintai dirinya sendiri."
Demikian hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari.
Cinta dan sayang kepada sesama mukmin tidak sebatas pada kata-kata saja. Tetapi
harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku, misalnya dengan cara bersedekah, dan
sebagainya. Sebab pada hakikatnya dalam ajaran islam, harta benda yang dimiliki
seseorang itu bukan mutlak milik sendiri, tetapi yang sebagian adalah milik orang lain.
Orang lain yang dimaksud adalah anak yatim dan fakir miskin.
Betapa indahnya ajaran dan aturan Islam. Ia mendidik manusia agar berjiwa sosial yang
tinggi, memperhatikan penderitaan fakir miskin dan anak-anak yatim piatu. Maka bila
orang-orang kaya itu memiliki kelebihan, dianjurkan untuk ikut meringankan beban
saudara-saudaranya yang kekurangan.
Rasulullah saw. bersabda, "Wahai anak adam, kalau kamu menyedekahkan sebagian
dari hartamu, itu lebih baik bagimu, dan apabila kamu tahan saja, itu berbahaya
bagimu. Dan kami tidak tercela atas kesederhanaan. Dahulukanlah orang-orang yang
menjadi tanggunganmu. Tangan kanan di atas (yang memberi) lebih baik daripada
tangan yang dibawah (yang menerima pemberian)." Demikian hadist diriwayatkan
muslim.
Para hadirin rahimakumullah,
Hidup boros dan berlebih-lebihan sangan dicela dalam agama. Sebab sikap yang
demikian itu akan membuat seseorang cenderung lupa mengingat Allah, lupa beramal
taat dan dekat dengan kemaksiatan. Namun bersikap kikir, menggenggam tangan dan
menyintai hartanya secara berlebih-lebihan juga dicela dalam agama. Kikir berdampak
sangat buruk bagi kehidupan di dunia dan di akhirat. Dampak buruk bagi kehidupan di
dunia adalah ia akan dijauhi dan dibenci sesama manusia karena kebathilannya.
Sedangkan kerugian di akhirat nanti adalah bahwa orang kikir akan mendapatkan siksa
yang sangat pedih. Ia dituntut untuk mempertanggung jawabkan penggunaan harta
yang telah dimilikinya.
Oleh sebab itu janganlah kita terlalu menggenggam tangan dalam urusan
menyedekahkan sebagian harta untuk fakir miskin dan anak yatim. Sesungguhnya orang
kikir akan dibenci sesama manusia dan dibenci Tuhan. Sebaliknya orang dermawan,
yang gemar bersedekah dan beramal shalih, akan disenangi manusia dan dicintai Allah.
Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang bermurah hati dekat kepada Allah, dengan
kepada manusia dan dekat kepada surga. Sedangkan orang kikir, jauh dari Allah, jauh
dari manusia tetapi dekat dengan neraka. Orang yang bodoh tetapi pemurah, lebih
disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir." Demikian hadist riwayat Turmidzi.
Maka berbahagialah orang-orang yang suka bersedekah, berjiwa sosial dan pemurah.
Dengan demikian berarti ia telah memenuhi anjuran syariat islam. Keuntungannya akan
dirasakan sendiri, baik secara langsung di dunia maupun berupa pahala kelak di akhirat.
Mengingat betapa besar keuntungan yang didapatkan dari bermurah-hati, maka mulai
sekarang hendaknya kita membiasakan diri untuk gemar bersedekah. Sisakanlah
sebagian harta untuk kepentingan fakir miskin, anak yatim dan keperluan dalam
menegakan perjuangan Islam.