Anda di halaman 1dari 2

Polemik Profesi Jaksa Sebagai ASN

Sebagai pejabat fungsional ASN, profesi seorang jaksa akan selalu dekat dengan
birokrasi dalam pemerintahan.

Jaksa sebagai salah satu aparat penegak hukum penting di Indonesia, dimana
tugas utamanya untuk melakukan penuntutan dalam ranah hukum pidana sebagaimana
diatur wewenangnya tersebut dalam Pasal 30 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Sejatinya jaksa sebagai profesi
hukum merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara, dapat dilihat dari adanya salah
satu syarat Pegawai Negeri Sipil untuk seorang diangkat menjadi Jaksa dalam Pasal 9
ayat 1 huruf h UU Kejaksaan RI.

Kedudukan jaksa pada sistem kepegawaian Negara sebagai Aparatur Sipil


Negara menimbulkan berbagai polemik tersendiri. Mengingat bahwa sejatinya jaksa
sebagai aparat penegak hukum merupakan ujung tombak utamanya dalam hal
penuntutan pidana di Indonesia selaku Negara hukum.

Sebagai profesi hukum yang terkenal dengan seloka Satya Adi Wicaksana selaku
landasan jiwa dan cita-citanya yang berarti setia, bertanggung jawab serta bijaksana
dalam menjalankan tugas dan wewenang, tentu seorang jaksa terikat pada kode etik
profesi jaksa. Namun dalam kedudukannya pada sistem kepegawaian negara, jaksa
tidaklah luput dari aturan yang menjadi payung hukum bagi Aparatur Sipil Negara.

Adapun diantaranya ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 terkait Aparatur Sipil
Negara (ASN). Hal tersebut tentu menimbulkan konsekuensi yang tidak
menguntungkan bagi jaksa selaku Korps Adhyaksa. Diantara masalah yang muncul
karena melakatnya profesi jaksa sebagai ASN dengan jaksa sebagai aparat penegak
hukum yang semestinya independen dan memiliki aturan tersendiri, ialah terkait
tumpang tindih pengawasan terhadap lembaga kejaksaan.

Label ASN yang melekat pada profesi seorang jaksa juga memberi pengaruh pada
keikutsertaan jaksa Indonesia dalam kerjasama internasional?
Layaknya koin dengan 2 sisi yang berbeda, begitu pula profesi jaksa sebagai aparat
penegak hukum sekaligus AS. Jika diatas penulis uraikan beberapa masalah yang terjadi
akibat status jaksa sebagai ASN, di sisi lain terdapat hal positif yang dapat dinilai.
Terlihat jelas bahwa tidak mudahnya seorang untuk berubah pangkat menjadi seorang
jaksa, menandakan bahwa terciptanya suatu sistem perekrutan profesi jaksa yang sangat
ketat dan dapat dibilang cukup baik dilakukan. Dalam istilah birokrasi pemerintahan,
sistem ini biasa dikenal dengan merit system dimana hanya seorang dengan kualitas dan
memenuhi kualifikasi yang dapat diterima untuk menjabat.

Anda mungkin juga menyukai