Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SISTEM SENSORI PERSEPSI

BEDAH LASER OFTALMIK

Fasilitator :

Iis Fatimawati S.Kep., Ns., M.Kes

Oleh :

Feby Arbityas Putri

1510017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA

2017
A. DEFINISI
Bedah laser oftalmik merupakan salah satu perkembangan penting selama satu
dekade yang lain dalam penanganan. Berbagai kondisi. Prosedur in bersifat noninvasif
merupakan alternatif pembedahan insisional dan menghasilkan penurunan resiko
infeksi, perjalanan operasi yang lebih pendek, dan lebih murah.terapi biasanya di
lakukan berdasarkan pasien rawat jalan dengan anastesi topikal hal ini dapat
menghindari terjadinya resiko dan komplikasi anastesi umum atau retrobulbar yang
bisa dilakukan pada pembedahan konvensional. Istilah laser adalah kependekan dari
fight amplification by stimulated emission of radiation.mesin laser menghasilkan energi
dan mengeluarkan gelombang cahaya seragam,sempit yang dapat difokuskan dengan
tepat pada jaringan yang dikehendaki.tergantung jenis laser yang di gunakan, maka
dapat dihasilkan koagulasi panas, pemotongan, atau ledakan mikro. Laser dapat
digunakan untuk menangani robekan retina, retinopati, diabetik,sumbatan vena retina,
degenerasi makula, glaukoma, beberapa tumor dan opasitas kapsul posterior setelah
pembedahan katarak dengan implantasi IOL.
Tambahan terbaru dalam bidang laser adalah laser excimer, yang masih tatap
penelitian laser memberikan kemungkinan mengubah kekuatan fokus mata dengan
merekontur kornea di bawah kontrol komputer. Sehingga dapat
mengoreksi kesalahan repraksi,terutama miopia.Dikenal sebagai keratektomi fotorepr
aktif(PRK=Phototherapeutic keratectomy).Laser excimer dapat mengankat
jaringanparutkorneyangdikenalsebagaikeratectomyphototerapeutic(PTK=Phototerape
utic keratectomy).

B. Komplikasi Kemungkinan komplikasi pembedahan laser meliputi:


1.iritis
2.pembentukan katarak
3.kerusakan kornea
4.luka bakar retina.
Dapat juga terjadi peningkatan TIO, yang biasanya bersifat sementara.pasien yang
beresiko terjadi peningkatan TIO setelah terapi memerlukan pemantauan selama 1
sampai 2 jam setelah prosedur .
C. Kontraindikasi
prosedur laser meliputi jaringan sasaran yang tak dapat di lihat,edema kornea, dan
pasien yang tak kooperatif, atau pasien yang tak dapat duduk diam.

D. Pendidikan Pasien Untuk Bedah Laser

Pasien dan anggota keluarga harus di persiapkan untuk prosedur ini dengan
memberikan informasi mengenai yang mungkin akan di alami sebelum dan setelah
pembedahan laser .kebanyakan orang takut terhadap laser , dan ansietas ini dapat
mengakibatkan Agitasi,gerakan atau sinkope selama prosedur di laksanakan. Pasien
harus di beri informasi bahwa akan di beri tetes anastesi sebelum perlakuan, bahwa
mereka akan di dudukkan dengan nyaman dengan kepala diposisikan pada penyangga
kepala dan ahli bedah akan menstabilisasi cuaca, mereka harus di beri tahu akan terasa
kesemutan kelihatan cahaya dan suara berdenting logam setiap kali pemberian, pasien
di beri informasi untuk segera memberi tahu ahli bedah bila mereka merasa akan
pingsan. Pascaoperasi pasien kemungkinan akan mengalami pengaburan penglihatan
sekitar 1 jam dan sedikit tak nyaman.maka, harus di rencanakan bagaimana tanspor taxi
ke rumah. Pasien mungkin merasakan nyeri tumpul pada mata. Nyeri kepala pasca-
perlakuan dapat di kurangi dengan asetaminofrin .biasanya tak ada pantangan diet
maupun aktivitas.
Pasien dan keluarganya harus di beri tahu kemungkinan di perlakukan beberapa
penanganan lanjutan bila kondisi pasien memerlukan perlakuan laser ekstensif berkali
kali. Perlakuan berlebihan dengan satu kali pemberian dapat mengkibatkan uveltis,
edema makula, pengelupasa retiana eksudatif ,atau penyempitan kamera anterior
dengan penutupan sudut. Pemberian aprakiotridin, suatu antagonis-alfa yang relatif
selektif , sebelum sebelum prosedur laser dapat menurunkan derajat peningkatan TIO
Pembedahan laser dapat di lakukan untuk menangani glaukoma sumbatan
sailer(maligna), membuka kembali tempat penyaringan , memotong benang setelah
trabekulektomi, yang ruptur kista iris atau badan silier.perlakuan laser yang di gunakan
pada glaukoma dapat mencapai penurunan TIO sampai 85 % dari keseluruhan pasien
namun, kebanyakan masih memerlukan obat anti glaukoma
E. Deskripsi Alat
LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emmission of
Radiation ( penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi ) yaitu mekanisme suatu
alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang
tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran
terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran
koheren. Laser juga dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum.
Dalam teknologi laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu sumber cahaya yang
memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi dari frekuensi yang sama, beda
fasa yang konstan dan polarisasinya. Selanjutnya untuk menghasilkan sebuah cahaya
yang koheren dari medium lasing adalah dengan mengontrol kemurnian, ukuran, dan
bentuknya. Keluaran yang berkelanjutan dari laser dengan amplituda-konstan (dikenal
sebagai CW atau gelombang berkelanjutan), atau detak adalah dengan menggunakan
teknik Q-switching, modelocking, atau gain-switching. Dalam operasi detak, dimana
sejumlah daya puncak yang lebih tinggi dapat dicapai. Sebuah medium laser juga
dapat berfungsi sebagai penguat optik ketika di-seed dengan cahaya dari sumber
lainnya. Sinyal yang diperkuat dapat menjadi sangat mirip dengan sinyal input dalam
istilah panjang gelombang, fasa, dan polarisasi. Ini tentunya penting dalam
telekomunikasi serat optik.
Sumber cahaya umum, seperti bola lampu incandescent memancarkan foton hampir
ke seluruh arah, biasanya melewati spektrum elektromagnetik dari panjang
gelombang yang luas. Sifat koheren sulit ditemui pada sumber cahaya atau inkoheren
dimana terjadi beda fasa yang tidak tetap antara foton yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Secara kontras, laser biasanya memancarkan foton dalam cahaya yang sempit,
terpolarisasi, sinar koheren mendekati monokromatik, terdiri dari panjang gelombang
tunggal atau satu warna. Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik
benda-padat (vibronic solid-state lasers) dapat memproduksi cahaya lewat jangka
lebar gelombang, properti ini membuat mereka cocok untuk penciptaan detak singkat
sangat pendek dari cahaya, dalam jangka femtodetik (10-15 detik). Banyak teori
mekanika kuantum dan termodinamika dapat digunakan kepada aksi laser, meskipun
nyatanya banyak jenis laser ditemukan dengan cara trial and error.
F. Klasifikasi Laser
Laser menghasilkan cahaya sinar dari berbagai intensitas dan dikategorikan sesuai dengan
kekuatan yang dipancarkan. Kelas 1 merupakan laser paling lemah, dan kekuasaan akan
semakin tinggi melalui Kelas 2, Kelas 3A, 3B dan Kelas 4.
• Kelas 1
Kelas 1 laser dianggap aman berdasarkan pengetahuan medis saat ini. Kelas ini mencakup
semua laser atau sistem laser yang tidak dapat memancarkan tingkat radiasi optik di atas
batas hubungan untuk mata di bawah setiap kondisi eksposur yang melekat dalam desain
produk laser. Mungkin ada yang lebih berbahaya laser tertanam di kandang suatu produk
Kelas 1, tapi tidak ada radiasi yang berbahaya bisa lepas kandang.
• Kelas 2
Kelas 2 laser atau sistem laser harus memancarkan sinar laser terlihat. Kelas 2 sinar laser
akan terlalu menyilaukan untuk menatap ke dalam untuk waktu yang lama. Melihat sesaat
tidak dianggap berbahaya karena batas daya radian atas pada jenis perangkat kurang dari itu
sampai maksimal diijinkan. Eksposur untuk pemaparan sesaat 0,25 atau kurang. Melihat
diperpanjang, disengaja, atau bagaimanapun, dianggap berbahaya.
• Kelas 3
Kelas 3 laser atau sistem laser dapat memancarkan panjang gelombang apapun, tetapi tidak
dapat menghasilkan difus (bukan seperti cermin) bahaya refleksi kecuali difokuskan atau
dilihat untuk waktu yang lama dalam jarak dekat. Hal ini juga tidak dianggap sebagai bahaya
kebakaran atau bahaya kulit yang serius. Setiap gelombang kontinyu (CW) laser yang tidak
Kelas 1 atau Kelas 2 adalah Kelas 3. Perangkat jika daya keluaran adalah 0,5 W atau kurang.
Karena balok output seperti laser jelas berbahaya untuk melihat intrabeam, kontrol tindakan
berpusat pada menghilangkan kemungkinan ini.
• Kelas 4
Sebuah Kelas 4 laser atau sistem laser adalah setiap yang melebihi batas output (Batas Emisi
diakses, AEL's) dari perangkat 3 Kelas. Seperti yang diharapkan, laser ini mungkin baik atau
kulit bahaya kebakaran atau bahaya refleksi difus. Sangat baik diperlukan pengendalian ketat
untuk laser 4 Kelas atau sistem laser.
Laser juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, laser kontinyu dan berdenyut. Laser
yang menggunakan gas sebagai medium menghasilkan balok menerus. Solid laser
menggunakan kristal, kaca atau semikonduktor sebagai substansi penguatan cahaya, dan
menghasilkan balok berdenyut.
B. Kelebihan Alat
Mata
Sinar laser bisa digunakan untuk melakukan koreksi pada mata minus, salah satunya dengan
cara operasi lasik. Namun sama dengan yang lainnya, tindakan laser untuk koreksi mata
minus hanya dilakukan dalam keadaan mendesak. Bila koreksi masih dapat ditunda maka
sebaiknya dilakukan saat anak sudah tumbuh remaja bahkan dewasa. Pertimbangannya,
penambahan minus selama masa kanak-kanak masih akan terus berlangsung. Dengan begitu,
koreksi yang terlalu dini tidak akan menyelesaikan masalah karena kemungkinan anak masih
memerlukan penanganan kembali kelak.

C. Kekurangan Alat
1. Meskipun ada kelebihannya, laser pun memiliki kekurangan:
Penyinaran dengan laser biasanya tidak bisa dilakukan hanya sekali melainkan berulang kali.
Padahal biaya untuk sekali penyinaran relatif mahal. Penentuan jumlah tindakan ini sifatnya
sangat individual tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Hal ini baru
diketahui setelah dilakukan observasi.
2. Efek samping penggunaan laser yang sering dilaporkan adalah munculnya rasa panas
setelah dilakukan penyinaran. Hal ini disebabkan karena paparan sinar laser yang terserap ke
jaringan tubuh akan diubah menjadi energi panas sehingga timbul perasaan panas. Namun,
hal ini bisa diatasi dengan keakuratan penyinaran. Untuk itulah penyinaran laser harus
dilakukan oleh ahli terlatih. Misalnya oleh dokter yang memang sudah mendalami
penggunaan teknologi laser. Penggunaan laser harus sesuai dengan jenis kelainan, kekuatan
laser, dan lama pajanannya. Bila keliru maka efek samping bisa saja muncul.
3. Tindakan laser membutuhkan syarat tertentu. Misalnya, di ruang penyinaran sebaiknya
tidak terdapat alkohol dan produk lain yang mengandung alkohol seperti hair spray, minyak
wangi, antiseptik, atau lainnya. Untuk itu baik dokter, pasien, maupun orang tua pasien,
sebaiknya bersih dari bahan-bahan tersebut. Bila sinar laser ini memantul, tak mustahil akan
membakar benda atau bagian-bagian yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar keperawatan medikal bedah. Edisi
8.vol 3.jakarta :EGC

https://www.scribd.com/document/354051079/Bedah-Laser-Oftalmik

Anda mungkin juga menyukai