Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

Pengambilan Dan Pengukuran Contoh


Timbulan Dan Komposisi Sampah
Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

KELOMPOK 2

Fathima Asyahidatu Z : 1106018101


Moh Irpan Sejati : 1106022093
Ratih Dwi A : 1106068674

Asisten : Dwi Rahayu


Tanggal Praktikum : Rabu, 27 februari 2013
Tanggal disetujui :
Nilai Laporan :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
MODUL I

Pengambilan Dan Pengukuran Contoh


Timbulan Dan Komposisi Sampah

Pada Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

I. TUJUAN
Praktikum pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah perkotaan ini bertujuan untuk mengetahui besaran timbulan dan
komposisi sampah di Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

II. LANDASAN TEORI


II.1 Definisi Sampah
Aktifitas manusia menghasilkan material limbah yang sering terbuang
karena termasuk barang yang tidak dapat digunakan kembali. Limbah ini secara
normal berbentuk padat dan kata ‘limbah’ merujuk pada material yang tidak dapat
dipakai dan tidak diinginkan (Tchobanoglous.2002). Limbah padat termasuk
seluruh padatan atau material semi-padat yang pemiliknya tidak lagi
memperhitungkan untuk memakainya kembali (Tchobanoglous.1993).

Limbah padat sering disebut dengan sampah. Menurut Undang Undang


Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga, pengertian sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah
tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Pada Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 41 tahun 2000, sampah adalah limbah yang berbentuk padat
atau setengah padat yang berasal dari kegiatan orang pribadi atau badan yang
terdiri dari bahanorganik dan anorganik tetapi tidak termasuk buangan biologis /
kotoran manusia dan bahan beracun dan berbahaya.
II.2 Penggolongan Sampah
- Menurut Sumber
Ada banyak metode pengklasifikasian sampah. Salah satunya adalah
penggolongan sampah berdasarkan sumbernya. Berdasarkan sumbernya, sampah
dapat dikelompokkan menjadi 8 kategori (Tchobanoglous.1993):
(1) residensial, sampah yang berasal dari pemukiman (rumah, apartemen)
menghasilkan tipe sampah berupa sampah organik sisa makanan,
sampah kebun (dedaunan,ranting), kertas, plastik, tekstil, kardus,
kaleng, kaca, logam, dan lain sebagainya
(2) komersial, tipe sampah yang dihasilkan dari daerah komersial (hotel,
toko, restoran) adalah sampah berupa sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, dan lain sebagainya
(3) institusional, sampah yang biasa dihasilkan dari institusi (sekolah,
rumahsakit, pusat pemerintahan) hampir sama dengan yang dihasilkan
dari daerah komersial yakni berupa sampah kertas, kardus, sisa
makanan, dan lain lain
(4) konstruksi dan pembongkaran, tipe sampah yang dihasilkan dari
konstruksi dan pembongkaran bangunan antara lain kayu, baja, beton,
dan lain-lain.
(5) sarana perkotaan(fasilitas umum), sampah yang dihasilkan dari sarana
dan fasilitas umum umumnya adalah sampah taman seperti dedaunan,
ranting, kayu.
(6) instalasi pengolahan, pada daerah instalasi pengolahan, tipe sampah
yang dihasilkan diantaranya lumpur sisa hasil pengolahan, debu, dan
lain sebagainya.
(7) industrial, kawasan industri menghasilkan sampah sisa proses produksi
(tekstil, dan lain sebagainya), buangan industri, dan lain sebagainya
(8) agrikultural, pada agrikultur atau pertanian, sampah yang dihasilkan
berupa sisa kemasan pupuk, sisa pertanian, dedaunan, dan lain-lain
Tchobanoglous.2002.Handbook Of Solid Waste Management.Mc Graw Hill

- Menurut Penanganan
Sampah dapat pula diklasifikasikan berdasarkan cara penanganan dan
pengolahannya (Damanhuri.2000) yaitu:
(1) komponen yang mudah membusuk (putrescible) yaitu berupa sampah
rumah tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai.
(2) Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible)
yaitu kayu, kertas, kain, plastik, karet, kulit.
(3) Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible)
yaitu logam, mineral.
(4) Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible).
(5) Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible).
(6) Wadah bekas : botol, drum.
(7) Tabung bertekanan/gas.
(8) serbuk dan abu : organik (misal pestisida), logam metalik, non metalik,
bahan amunisi.
(9) lumpur.
(10) Puing bangunan.
(11) Kendaraan tidak terpakai.
(12) Sampah radioaktif.

- Menurut Komposisinya
Berdasarkan komposisinya, sampah juga dapat dibedakan menjadi dua
(Tchobanoglous.1993), yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, daun kering, ranting dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos atau pupuk cair
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik, botol dan
gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijual
untuk dijadikan produk lainnya atau didaur ulang. Beberapa sampah
anorganik yang dapat dijual adalah plastik kemasan makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas

Sampah dapat pula diklasifikasikan berdasarkan komposisinya secara fisik


dan secara kimiawi. Karakteristik fisika adalah seperti densitas, kadar air, kadar
volatil, distribusi ukuran. Karakteristik kimia menggambarkan susunan kimia dari
limbah tersebut diantaranya unsur N, O, C P, H dan sebagainya.

- Sistem Klasifikasi Lainnya


Pengklasifikasian sampah juga bisa didasarkan pada karakteristik berikut
(Damanhuri.2000) :
(1) sampah organik mudah busuk (garbage),
(2) sampah organik tidak membusuk (rubbish, baik combustible dan non-
combustible),
(3) sampah sisa abu pembakaran perapian rumah (ashes),
(4) sampah bangkai binatang (dead animal),
(5) sampah sapuan jalan (street sweeping).
(6) sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste)
II.3 Komposisi Sampah
Komposisi adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan
komponen-komponen individual yang membentuk limbah padat beserta distribusi
relatifnya, umumnya didasarkan pada persentase berat. Informasi mengenai
komposisi sampah penting diketahui untuk mengevaluasi peralatan yang
dibutuhkan, sistem, dan managemen serta perencanaan program.

- Komposisi
Perumahan dan komersial memiliki porsi sekitar 50-75% dari total
keseluruhan limbah padat perkotaan (municipal solid waste)
(Tchobanoglous.1993). Nilai persentase distribusi sebenarnya tergantung pada
(1) tingkat aktivitas konstruksi dan pembongkaran bangunan,
(2) tingkat pelayanan umum yang disediakan,
(3) tipe pengolahan air bersih dan airlimbah yang digunakan.

- Distribusi
Informasi dan data mengenai komposisi fisik dari limbah padat penting
dalam pemilihan dan pengoperasian peralatan dan fasilitas, dalam menaksir
kemungkinan terjadinya pengembalian sumber dan energi, dan dalam analisis dan
desain dari fasilitas pembuangan sistem landfill

II.4 Sifat Limbah Padat


- Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika pada limbah padat diantaranya adalah berat jenis, tingkat
kelembaban, ukuran dan distribusi partikel, permeabilitas dari sampah
yang padat

- Sifat Kimia
Informasi komposisi kimia penting untuk mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif lain untuk proses dan recovery. Sifat kimia yang penting untuk diketahui
adalah proximate analysis yaitu termasuk tes kelembaban, tes materi volatil yang
mudah terbakar, tes fixed carbon, dan tes abu. Sifat kimia lainnya adalah titik fusi
abu, ultimate analysis (memperkirakan persentase karbon, nitrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, abu) , dan energy content

- Sifat Biologi
Selain plastik, karet, dan kulit, limbah dapat diklasifikasikan berdasar sifat
biologinya, diantaranya:
Unsur pokok yang dapat larut dalam air (gula, asam amino, asam organik
lainnya)
Hemiselulosa (produk kondensasi dari 5 dan 6 gula karbon
Selulosa (produk kondensasi dari 6-karbon glukosa
Lemak, minyak, lilin (esther alkohol)
Lignin , lignoselulosa, protein

II.5 Transformasi Limbah Padat


Informasi mengenai ransformasi yang terjadi pada limbah padat penting
untuk diketahui untuk digunakan dalan manajemen limbah padat. Transformasi ini
dapat terjadi akibat intervensi manusia ataupun terjadi sebagai fenomena alam.
Limbah padat dapat bertransformasi secara fisika, kimia, biologi

- Transformasi Fisika
(1) Pemisahan komponen
Pemisahan komponen adalah proses pemisahan secara manual dan/atau
secara mekanis. Pemisahan komponen digunakan untuk
mentransformasikan sampah yang heterogen menjadi komponen yang
lebih homogen
(2) Pengurangan volume secara mekanis
Dikenal juga sebagai densification, adalah proses pengurangan volume
awal sampah dengan memberikan gaya atau tekanan
(3) Pengurangan ukuran secara mekanis
Yaitu mengurangi ukuran sampah agar lebih kecil dan seragam
dibandingkan dengan ukuran asalnya

- Transformasi Kimia
(1) Combustion (oksidasi kimia)
Didefinisikan sebagai reaksi kimia oksigen dengan material organik.
(2) Pirolisis
Pirolisis adalah proses pemisahan melalui kombinasi keretakan suhu dan
reaksi kondensasi pada sebuah atmosfer bebas oksigen, menjadi gas,
liquid, dan padatan
(3) Gasifikasi
Proses gasifikasi termasuk pembakaran parsial dari bahan bakar karbon
untuk mendapatkan gas bahan bakar yang mudah terbakar dan kaya
karbon monoksida, hidrogen, metan
- Transformasi Biologi
(1) Komposting secara aerobik
(2) Pencernaan anaerob (anaerobic digestion)
(3) High-solid anaerobic digestion processes

II.6 Pentingnya Data Tansformasi Limbah Pada Manajemen Limbah


Padat

Informasi mengenai transformasi limbah padat secara fisika, kimia, dan


biologi dapat digunakan untuk mengimprovisasi efisiensi dari sistem dan
manajemen operasi pengolahan limbah padat, untuk mengetahui material yang
dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang, serta untuk mengetahui konversi
produk dan energi

II.7 Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah mengatur mengenai dua metode dalam pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, yaitu dengan
pengurangan sampah dan penanganan sampah

- Pengurangan Sampah

Pengurangan sampah dilakukan pada daerah sumber sampah dengan


tujuan untuk mengurangi jumlah volume sampah yang dibuang. Ada tiga kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya:

(1) Pembatasan timbulan sampah


(2) Pendauran ulang sampah
(3) Pemanfaatan kembali sampah

- Penanganan Sampah

Penanganan sampah dilakukan dengan beberapa kegiatan, yakni:

(1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai


dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
(2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
(3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
(4) Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah
(5) Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman

III. APLIKASI DATA TIMBULAN SAMPAH (pada teknik lingkungan)


Data timbulan sampah yang dihasilkan umumnya digunakan untuk
perhitungan prakiraan timbulan sampah saat ini ataupun untuk masa yang akan
datang untuk dijadikan dasar perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem
pengelolaan sampah

IV. ALAT DAN BAHAN


1 buah Alat ukur (timbangan) 5 Kg
1 buah Alat ukur (timbangan) 20 Kg
1 buah Kotak plastik volume 65 liter
6 buah trashbag hitam ukuran 40 liter
3 buah masker
3 pasang sarung tangan karet
10 buah kantong plastik
V. Cara Kerja

Mengangkut ke tempat
Mengambil trashbag pemilahan dan memberi
yang telah berisi label
sampah

Menimbang masing masing


Menyiapkan kotak
Menuang sampah ke dengan volume 65L trashbag dengan menggunakan
dalam kotak dan lapisi dengan timbangan 40kg
trashbag

Mengetuk kotak Melakukan pemilahan Menimbang sampah


sebanyak tiga kali sampah berdasarkan hasil pilahan dengan
jenis timbangan 40kg
(sampah cukup berat)
atau timbangan 5kg
(sampah ringan)
VI. Data Pengamatan

Lokasi : Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Luas Gedung : 2128 m2(denah terlampir)
Jumlah Pengguna : ± 1000 orang
Waktu Dihasilkannya Sampah : Sejak Selasa 26 Februari (pukul 08.00-18.00)
hingga Rabu 27 Februari (pukul 08.00-10.00) (12 jam)

Form Isian Hasil Pengukuran Komposisi Sampah

Kelompok Kelompok 2
Hari/tanggal Rabu 27 Maret 2013
Jenis Sampel Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi UI
Lokasi Fakultas Ekonomi

Berat sampah
No Komposisi
(gram)
I Plastik
Gelas plastik 250
Botol plastik 20
Plastik emberan 1200
Kantong kresek 250
kemasan sachet/makanan 500
Jenis plastik lainnya 850

II Logam
Besi 90
Alumunium 105
Kaleng 0
Lainnya 25

III Karet 25

IV Kaca 180

V Kertas
Kemasan Tetra Pak 0
Duplex 60
Kardus 2200
Kertas majalah + buku + koran 300
Kertas fotokopi 1600
Kertas lainnya 2500

VI Elektronik 90

VII Kayu 120

VIII Tekstil 0

IX Sampah makanan 6500

X Keramik 260

XI Batu 0

XII Pampers dan diapers 0

XIII Lainnya 990

TOTAL 18115

Pengukuran Volume Berat


(liter) (kg)
1 65 3,6
2 65 1,7
3 65 3
4 65 1,2
5 65 6
6 55 2,8
TOTAL 380 18,3

VII. Pengolahan Data

- Perhitungan berat jenis sampah

Volume Berat
Pengukuran Berat jenis (kg/L)
(liter) (kg)
1 65 3,6
(18,3kg :6) : (380L :6) =
2 65 1,7
0,04816
3 65 3
4 65 1,2
5 65 6
6 55 2,8
TOTAL 380 18,3

- Perhitungan Persentase Komposisi Sampah

Massa % massa per


No Komposisi
(gram) komponen
1 Plastik
Gelas plastik 250 1,380%
Botol plastik 20 0,110%
Plastik emberan 1200 6,624%
Kantong kresek 250 1,380%
kemasan sachet/makanan 500 2,760%
Jenis plastik lainnya 850 4,692%
2 Logam
Besi 90 0,497%
Alumunium 105 0,580%
Kaleng 0 0,000%
Lainnya 25 0,138%
3 Kertas
Kemasan Tetra Pak 0 0,000%
Duplex 60 0,331%
Kardus 2200 12,145%
Kertas majalah + buku +
300 1,656%
koran
Kertas fotokopi 1600 8,832%
Kertas lainnya 2500 13,801%
4 Karet 25 0,138%
5 Kaca 180 0,994%
6 Elektronik 90 0,497%
7 Sampah Makanan 6500 35,880%
8 Kayu 120 0,660%
9 Keramik 260 1,435%
10 Lainnya 990 5,465%
TOTAL 18115 100,00%

Komposisi Sampah
Gedung Dekanat FEUI
Lainnya
Keramik 5% Plastik
1% 17% Logam
1% Karet
Kayu 0%
Sampah Kaca
1% Makanan 1%
36%
Kertas
37%

Elektronik
1%

- Perhitungan Timbulan sampah/orang/hari


Volume sampah = 380 liter
Berat sampah = 18,3 kg
Jumlah unit penghasil = 1000 orang
Waktu dihasilkannya sampah = 12 jam = 0,5 hari

Volume timbulan sampah per hari


𝑉 380𝐿
= 𝑥 2 = 0,76𝐿/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑢 1000 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Berat timbulan sampah per hari


𝐵 18,3𝐾𝑔
= 𝑥 2 = 0,0366𝐾𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑢 1000 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

VIII. Analisa

VIII.1 Analisa Percobaan


Langkah pertama untuk melakukan percobaan ini adalah mempersiapkan
kantong sampah berukuran besar sebagai tempat menampung keseluruhan sampah
yang dihasilkan oleh Gedung Dekanat FEUI. Hal yang paling penting dalam
prosedur ini adalah memastikan bahwa sampah dari keseluruhan gedung benar-
benar terkumpul semua didalam kantong sampah tersebut untuk menghindari
penarikan kesimpulan yang salah akibat sampel yang tidak ideal.

Setelah itu kantong-kantong sampah yang telah berisi sampah dibawa


ketempat pemilahan. Tempat yang kita gunakan adalah lantai 4 Gedung
Laboratorium Lingkungan, Departemen Teknik Sipil. Dalam perjalanan
pengangkutan sampah, kami menghindari pengangkutan ketika turun hujan karena
akan memengaruhi volume sampah akibat air hujan yang masuk ke dalam
kantong sampah. Penting pula untuk memastikan bahwa kantong sampah yang
digunakan tidak rusak/robek karena akan menjadikan peluang hilangnya beberapa
komponen sampah ketika pengangkutan

Setelah itu dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan 40kg.


Dari penimbangan ini akan diperoleh nilai berat sampah keseluruhan. Hal yang
harus diperhatikan dalam proses ini adalah timbangan harus terkalibrasi, dimulai
dari titik nol, kantong sampah pada saat penimbangan benar benar seimbang
berada diatas timbangan(tidak ditopang dengan tangan atau benda lain) untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Setelah itu mempersiapkan kotak plastik dengan volume 65L, dan menuang
sampah ke dalam kotak tersebut. Kotak tersebut lalu diketuk sebanyak tiga kali
agar sampahnya dengan sendirinya mengisi daerah yang kosong pada kotak. Hal
yang perlu diperhatikan adalah jangan memadatkan sampah yang berada di dalam
kotak, hal ini dikarenakan data yang kita peroleh (volume dan berat) akan
digunakan untuk menghitung berat jenis, apabila dipadatkan maka akan
mengubah volumenya sehingga memengaruhi perhitungan berat jenisnya akibat
faktor kompaksi yang terjadi

Pemilahan sampah menurut jenisnya dilakukan untuk mempermudah


langkah selanjutnya yaitu menimbang berat tiap komposisi sampah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui keberagaman komposisi sampah yang dihasilkan dari
gedung tersebut sehingga dapat diketahui metode terbaik apakah yang bisa
diterapkan untuk mengolah sampah di gedung tersebut

VIII.2 Analisa Diagram


Diagram dari keseluruhan persentase komposisi sampah menunjukkan
bahwa jenis sampah terbanyak yang dihasilkan dari Gedung Dekanat FEUI adalah
sampah kertas (37%), sampah organik sisa makanan (36%), dan sampah plastik
(17%). Ketiga komposisi sampah ini mencapai 90% dari total keseluruhan jumlah
sampah yang dihasilkan. 10% sisanya adalah sampah logam, kaca, kayu,
elektronik, dan sampah lainnya. Dari komposisi yang demikian, kita dapat
melakukan pengurangan jumlah sampah dengan cara komposting dan daur ulang.

Sampah organik sisa makanan yang mencapai jumlah 36% dari total
keseluruhan sampah yang dihasilkan gedung tersebut merupakan sampah yang
sangat mudah membusuk. Jumlahnya cukup besar sehingga akan sangat baik
apabila diolah dan dikurangi jumlahnya. Pengolahan sampah organik sisa
makanan yang tepat pada gedung ini adalah dengan mengolahnya menjadi
kompos dan pupuk cair. Perlu diperhatikan aspek bau yang dikhawatirkan akan
ditimbulkan oleh proses pengolahan limbah sisa makanan, namun kini dapat
digunakan berbagai cara untuk menangani bau yang mungkin ditimbulkan,
diantaranya dengan menambahkan potongan kulit jeruk atau esens
(wewangian),atau menambahkan Effective Microbacter (EM) yang dapat
membantu dan mengefektifkan proses pembusukan. Pada dasarnya apabila
pengolahan dilakukan dengan baik maka bau yang akan timbul bisa diminimalisir.

Sampah anorganik yang dihasilkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan


dengan sampah organik. Hal ini dikarenakan fungsi utama Gedung Dekanat FEUI
sebagai kantor sehingga sampah yang umum dihasilkan adalah sampah kertas dan
plastik. Untuk mengurangi jumlah sampah jenis ini, metode terbaik adalah dengan
menerapkan prinsip 3R (reduce,reuse,recycle). Reduce, contohnya adalah dengan
berhemat kantong plastik, menggunakan botol minum pribadi, dan upaya upaya
lainnya dalam rangka mencegah dan mengurangi sampah yang dihasilkan oleh
masing-masing orang. Reuse, adalah penggunaan kembali barang-barang yang
masih dapat digunakan. Karena jenis sampah terbanyak adalah sampah kertas,
maka sebaiknya selalu menggunakan kertas pada kedua sisinya,menggunakan
kertas bekas ketika mencetak draft dokumen, dan lain sebagainya. Recycle, adalah
mendaurulang sampah yang dihasilkan. Sampah kaleng, botol plastik, dapat
didaur ulang menjadi tempat alat tulis. Sampah kertas yang menumpuk dapat
dicacah untuk dijadikan kertas daurulang atau bubur kertas sebagai bahan untuk
membuat hiasan patung dan lain sebagainya.

VIII.3 Analisa Hasil


Dari perhitungan dan pengolahan data yang telah diperoleh, didapat nilai
volume timbulan sampah perharinya dari Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia yaitu sebesar 0,76𝐿/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Dengan nilai berat timbulan sampah yaitu 0,0366𝐾𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖

Menurut SNI 19-3964-1995 , apabila pengamatan lapangan belum


tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka
timbulan sampah:
1) Satuan timbulan sampah kota besar = 2-2,5L/orang/hari atau = 0,4-
0,5kg/orang/hari
2) Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5-2L/orang/hari atau =
0,3-0,4kg/orang/hari

Sehingga apabila dibandingkan dengan nilai yang telah diperoleh melalui


percobaan, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Gedung Dekanat FEUI dapat
dikategorikan sebagai timbulan sampah yang mewakili timbulan sampah kota
sedang/kecil

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sampling limbah padat juga


dilakukan pada Gedung A FEUI dan menghasilkan jumlah timbulan sebesar
0,185kg/orang/hari. Pada gedung ini, nilai timbulan sampah yang dihasilkan
perorang perharinya sangatlah besar dibandingkan dengan nilai timbulan sampah
di Gedung Dekanat FEUI. Hal ini dikarenakan sedang berlangsung acara di
gedung A dimana terdapat banyak stand makanan sehingga jumlah sampah yang
dihasilkan cukup banyak

VIII.4 Analisa Kesalahan


- Kesalahan praktikan
Terjadi perbedaan berat total sampah awal dengan berat total sampah
setelah dilakukan pemilahan yaitu terdapat selisih 185 gram sehingga pada
kenyataannya komposisi sampah hanya mencapai 98% dari keseluruhan sampah
yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi akibat ketidak telitian praktikan dalam
membaca alat ukur. Penting untuk diketahui bahwa dalam penimbangan berat
total sampah awal, hanya digunakan satu buah timbangan 40kg dan tidak
dilakukan penimbangan ulang akibat sulitnya menyeimbangkan kantong sampah
yang notabene berukuran sangat besar sehingga kesalahan pengukuran sangat
mungkin terjadi akibat proses ini mengingat pada saat penimbangan sampah
berdasarkan komposisinya, digunakan timbangan 40kg untuk sampah ukuran
besar dan timbangan 5kg untuk sampah yang ringan sehingga terdapat perbedaan
ketelitian. Pengurangan jumlah berat sampah juga dapat terjadi akibat proses
pemilahan yang kurang cermat sehingga terdapat beberapa komponen yang tidak
tertimbang dengan baik, misalnya adalah terbuangnya sebagian kecil air pada
lantai atau kantong sampah sehingga tidak ikut tertimbang. Kesalahan lain yang
terjadi dapat pula disebabkan akibat penggunaan kantong plastik baru ketika
menimbang sampah setelah dikelompokkan sesuai jenisnya
- Kesalahan lainnya yang terjadi adalah ketidakcermatan praktikan dalam
membaca alat ukur (pralaks) yang dapat disebabkan karena pengerjaan percobaan
yang terburu-buru, keletihan, dan lain sebagainya

IX. Kesimpulan
- Volume timbulan sampah perharinya dari Gedung Dekanat Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia yaitu sebesar 0,76𝐿/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
- Berat timbulan sampah yaitu 0,0366𝐾𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
- Mayoritas timbulan sampah yang dihasilkan Gedung Dekanat Fakultas
Ekonomi adalah sampah kertas dan sampah organik sisa makanan. Hal ini
dikarenakan fungsi gedung sebagai kantor yang juga merangkap gedung
pertemuan dan penyelenggaraan acara

X. Referensi

Damanhuri.2000.Diktat sampah.FSTL ITB.Bandung


Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 41 tahun 2000
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
SNI-19-3694-1994 Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan
Kompos
Tchobanoglous.1993.Integrated Solid Waste Management.Mc Graw Hill
Tchobanoglous.2002.Handbook of Solid Waste Management.Mc Graw Hill
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai