Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI LIPID ( bagian laporan lipid )

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Bunsen 1. Aquadest
2. Kertas Saring 2. Asam asetat anhidrat
3. Pipet Tetes 3.Asam palmitat
4. Rak Tabung 4. Asam sulfat pekat
5. Tabung Reaksi 5. Alkohol panas dan dingin
6. Gliserol
7. Olive oil
8. KHSO4
9. Kloroform
10. Kuning telur
11. Minyak
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Uji Kelarutan
Tabung Percobaan Hasil Gambar
pengamatan
2 ml air + 0.2 ml Tidak bernoda
1 minyak
2 ml alkohol Tidak bernoda
2 dingin + 0.2 ml
minyak
2 ml alkohol Tidak bernoda
3 panas + 0.2 ml
minyak
2 ml kloroform + Bernoda
4 0.2 ml minyak

5.2. Uji Akrolein


Tabung Percobaan Hasil Gambar
pengamatan
10 tetes olive +
1 oil + 10 tetes
KHSO4
10 tetes gliserol ++
2 + 10 tetes
KHSO4
Asam palmitat _
3 + 10 tetes
KHSO4
Keterangan :
+ : bau tidak menyengat
++ : bau menyengat
- : tidak berbau
5.3 Uji Kolestrol ( uji lieberman burchard)
Tabung Percobaan Hasil Gambar
pengamatan
Kuning telur + warna awal :
kloroform + 10 Kuning
1 tetes asam asetat Warna akhir :
anhidrat + 2 tetes kuning pucat
asam sulfat pekat

VI. PEMBAHASAN
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar seperti
kloroform atau eter. (Lehninger,1982)

Pada percobaan uji kelarutan yaitu 3 tabung reaksi dibuat laurtan lipid
dengan pelarut tertentu. Pada tabung 1 berisi 2 ml air dan 0,2 ml minyak kemudian
dikocok dan ambil sebanyak 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring diperoleh
hasil yang tidak bernoda hal ini menunjukan bahwa minyak tidak dapat larut dalam
air bahwa minyak merupakan senyawa bersifat non polar dan air bersifat polar, pada
percobaan ini menghasilkan bahwa minyak dalam air tidak terlarut secara
sempurna. Pada tabung 2 berisi 2 ml alkohol dingin ditambahkan 0.2 ml minyak
dan dikocok dan ambil sebanyak 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring
diperoleh hasil yang tidak bernoda hal ini menunjukan bahwa alkohol bersifat semi
polar dan minyak bersifat non polar, dari kedua tabung ini dapat dijelaskan bahwa
pada senyawa lipid memiliki prinsip like dissolve like yaitu pelarut polar hanya
akan larut pada pelarut polar, sedangkan pelarut non polar hanya akan larut pada
pelarut non polar sehingga hasil perconan ini minyak tidak dapat melarut secara
sempurna pada pelarut air. Pada tabung 3 berisi 2 ml alkohol panas ditambahkan
0,2 ml minyak dan kocok dan diambil 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring
dan diperoleh hasil tidak bernoda. Saat alkohol dalan keadaan panas dapat
melarutkan minyak karena pada saat alkohol suhu tinggi akan bersifat non polar
sehingga dapat melautkan yang bersifat non polar yaitu minyak. Pada tabung 4
berisi 2 ml kloroform ditambahkan 0,2 ml minyak dan dikocok dan diambil 2 tetes
kemudian teteskan pada kertas saring dan diperoleh hasil bernoda karena kloroform
bersifat non polar dan minyak bersifat non polar hal ini menujukan bahwa ada sifat
like dissolve like sehingga kloroform dan minyak dapat melarutkan lemak. Jadi
pada uji kelarutan dapat menjelaskan bahwa minyak dengan air dan alkohol dingin
memiliki beda kepolaran maka minyak tidak larut dalam air dan alkohol dingin,
minyak dan alhokol dingin tidak terlarut karena alkohol merupakan senyawa semi
polar, memiliki sifat polar dari gugus –OH dan nonpolar dari gugus alkil dan
semakin tinggi suhu alkohol maka sifat kepolarannya semakin berkurang. Didalam
tubuh diperlukan lipid karena berperan penting dalam komponen struktur membran
sel.Lipid befungsi sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan
insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia,
pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida memiliki seperti
trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus
fosfat yang mengikat gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu
fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin (Gusntone
2007).
Reaksi minyak dan air

Reaksi minyak dan alkohol

Pada percoban uji akrolein adalah gliserol didehidratasi oleh KHSO4


anhidrat membentuk aldeid tak jenuh yang memiliki bau khas yang tidak sedap.
Pada tabung 1 berisi 10 tetes olive oil dan KHSO4 kemudian dipanaskan diatas api
bunsen yang bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menghasilkan bau. Setelah
dilakukan pemanasan diperoleh bau tidak menyengat yaitu hasilnya positif (+) ini
disebabkan adanya olive oil dan KHSO4 mengalami dehidrasi sehingga
membentuk aldehid akrilat. Olive oil merupakan lemak tak jenuh. Bau menyengat
disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak
berikatan ganda. Bau menyengat juga dapat terjadi apabila triasilgliserol yang
mengandung asam lemak tak jenuh terbentuk proses oksidasi. Bila terkena udara
asam lemak tak jenuh cenderung mengalami autooksidasi, autooksidasi dimulai
dengan pembentukan radikal-radikal bebas yag disebabkan oleh faktor-faktor
antara lain cahaya, panas, peroksida lemak, dan logam-logam berat seperti Cu, Fe,
Co, dan Mn. Pada tabung 2 berisi 10 tetes gliserol dan KHSO4 dan dipanaskan
bertujuan untuk mempercepat reaksi terbentuknya bau, pada percobaan ini
diperoleh bau yang menyengat yaitu positif (++) , bau terbentuk karena gliserol
merupakan senyawa dalam bentuk bebas dan gliserol mempunyai tiga gugus
alkohol sangat mudah larut dalam air dan saat dipanaskan gliserol mengalami
dehidrasi membentuk aldehid akrilat dan KHSO4 sebagai pendehidrasi yang
menarik senyawa air pada gliserol, gliserol merupakan senyawa yang mudah
terbentuk akrolein sehingga saat dipanaskan bau yang diperoleh menyengat karena
akrolein mudah diketahui sehingga rekasinya digunakan untuk mendeteksi
keberadaan gliserol pada suatu senyawa. (Lehninger,1982). Gliserol saat
dipanaskan akan terjadi proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas dari
gliserol. Di samping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak
tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi
asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak
enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri
perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan minyak.
Pada tabung 3 berisi asam palmitat dan KHSO4 dan dipanaskan bertujuan untuk
mempercepat reaksi bau namun pada percobaan ini tidak menimbulkan bau karena
tidak terjadi terdehidrasi bahwa asam palmitat merupakan senyawa asam lemak
jenuh yang tidak memiliki gugus gliserol yaitu gula alkohol, tidak berwarna, tidak
berbau, berasa manis, tidak beracun.
Pada uji libermen burchard adalah pengujian kolestrol jika sterol dengan
konfigurasi jenuh direaksikan dengan asam kuat anhidrat akan menghasilkan warna
berkarakteristik. Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk
kolesterol. Perekasi Liebermann Burchard merupakan campuran antara asam setat
anhidrat dan asam sulfat pekat. Pada uji ini digunakan kuning telur dilarutkan
dengan kloroform dan ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat dan
terjadi perubahan warna menjadi kuning pudar. Pada percobaan ini kuning telor
berfungsi sebagai sampel pembanding. Kuning telur dilarutkan dengan klorofom
berfungsi sebagai melarutkan lemak karena sifat dari lipid adalah non polar. Saat
melarutkan kuning telur dengan kloroform menggunakan prinsip like disolve like
yaitu pelarut yang polar akan melarutkan yang polar dan pelarut non polar akan
melarutkan yang polar. Kemudian ditambahkan asam asetat anhidrat yang
berfungsi untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk
turunan asetil dan saat ditambahkan asam sulfat pekat membentuk larutan
berwarna. Asam sulfat pekat berfungsi untuk memutuskan ikatan ester pada lemak.
Terjadinya perubahan warna dikarenakan adanya gugus hidroksi dari kolesterol
bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard dan meningkatkan konjugasi dari
ikatan tak jenuh dalam cincin yang berdekatan. Jika dalam larutan uji
terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat
sebelum reaksi bereaksi dan turunan asetil tidak akan terbentuk. kloroform
merupakan senyawa non polar sehingga tidak mengandung air yang bersifat polar.
Kolestrol terdapat 2 macam yaitu HDL dan LDL apabila pada kolestrol HDL
berfungsi sebagai mengumpulkan kelebihan kolesterol LDL di arteri, dan kemudian
mengembalikannya ke hati untuk didaur ulang atau dihilangkan, keuntungan dari
HDL yaitu menjaga arteri tetap bersih dan saluran pembuluh darah menjadi lega,
sehingga darah mengalir dengan lancar. Kolestrol LDL adalah kolesterol jahat
dapat menyatu dengan lemak dan zat-zat lain yang kemudian menumpuk di dinding
bagian dalam arteri. Karenanya, arteri bisa menjadi tersumbat dan menyempit,
sehingga mengakibatkan aliran darah berkurang. ( wilso,2005)
Reaksi uji kolestrol

Gunstone F D, Padley FD. 1997. Lipids Technologies and Application. Marcel


Dekker Inc. New York.

Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa, Maggi


Thenawijaya, Erlangga, Jakarta.

Sylvia, A, P. and Wilson, C., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit, Edisi 6, Volume 1, 580, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai