/Galenika
Hikmah (1) : 24 - 30 Journal of Pharmacy ISSN : 2442-8744
March 2016
ABSTRAK
Penggunaan obat herbal dan obat sintetik secara bersamaan banyak dilakukan oleh penderita diabetes
untuk pemeliharaan kadar glukosa darah yang lebih baik, seperti penggunaan glibenklamid dan daun salam.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak daun salam terhadap glibenklamid dalam
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan 40 ekor mencit
putih jantan yang terbagi dalam 8 kelompok. Sebelum diberi perlakuan, hewan uji dibuat diabetes dengan
induksi aloksan (70 mg/kg BB) terlebih dahulu secara intravena. Kelompok kontrol negatif merupakan
kelompok yang diberikan Na CMC 0,5%, KG merupakan kontrol glibenklamid 0,65 mg/kg BB, kelompok
DS1, DS2, DS3 adalah kelompok kontrol ekstrak daun salam tunggal dengan dosis masing-masing 250 mg/kg
BB, 500 mg/kg BB, dan 750 mg/kg BB, kelompok KD1, KD2, KD3 adalah kelompok kombinasi glibenklamid
dan ekstrak daun salam dengan dosis masing-masing glibenklamid dikombinasikan dengan ekstrak daun salam
250 mg/kg BB, glibenklamid dikombinasikan dengan ekstrak daun salam 500 mg/kg BB, dan glibenklamid
dikombinasikan dengan ekstrak daun salam750 mg/kg BB, dengan selang waktu pemberian 1 jam. Data yang
diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA (analysis of variance) pada taraf
kepercayaan 95% dengan parameter selisih penurunan kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak daun salam berpengaruh secara signifikan terhadap glibenklamid dalam menurunkan
kadar glukosa darah dan dosis yang efektif adalah kombinasi dosis glibenklamid 0,65 mg/kg BB dan ekstrak
daun salam 250 mg/kg BB.
ABSTRACT
The use of herbal medicines and synthetic drugssimultaneously carried out by diabetics for the
maintenance of blood glucose levels, such as the use of glibenclamide and bay leaf. This research was carried
out to know the impact of administration bay leaf extract on glibenclamide in lowering blood glucose levels on
mices that induced by alloxan. This research used 40 male mices which were divided into 8 groups. Before the
experiment, the mices were first induced by alloxan (70 mg/kg BW) intravenously. The negative control was
the group that given Na CMC 0,5%, KG was the control of glibenclamide 0,65 mg/kg BW, group DS1, DS2,
DS3 were the control of single bay leaf extract with each dose250 mg/kg BW, 500 mg/kg BW, and 750 mg/kg
BW, group KD1, KD2, KD3 were the combination group of glibenclamide and bay leaf extract with each dose
glibenclamide combined bay leaf extract 250 mg/kg BW, glibenclamide combined bay leaf extract 500 mg/kg
BW, and glibenclamide combined bay leaf extract 750 mg/kg BW, with an hour interval. The data were
statistically analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) at 95% confidence interval with parameter of
blood glucose levels difference between before and after treatment.The results showed that the administration
of bay leaf extract gave significant impact on glibenclamide in lowering blood glucose levels and the effective
dose was the combination of glibenclamide 0,65 mg/kg BWand bay leaf extract 250 mg/kg BW.
24
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
25
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
26
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
H22 : kadar glukosa darah setelah 14 hari KD3: kelompok kombinasi glibenklamid
pemberian sediaan uji 0,65 mg/kg BB + ekstrak daun salam
Kontrol -: kelompok perlakuan yang 750 mg/kg BB
diberikan Na CMC 0,5% Abjad yang sama menunjukkan tidak ada
KG : kelompok perlakuan yang diberikan perbedaan yang bermakna.
glibenklamid 0,65 mg/kg BB Abjad yang berbeda menunjukkan
DS1: kelompok ekstrak daunsalam 250 perbedaan yang bermakna.
mg/kg BB
DS2: kelompok ekstrak daun salam 500 Pembahasan
mg/kg BB Penelitian ini menggunakan ekstrak
DS3: kelompok ekstrak daun salam 750 daun salam (SyzygiumpolyanthumWight.)
mg/kg BB yang telah dilakukan identifikasi untuk
KD1: kelompok kombinasi glibenklamid memastikan bahwa benar tanaman yang
0,65 mg/kg BB +ekstrak daun salam digunakan adalah daun salam
250 mg/kg BB (SyzygiumpolyanthumWight.). Ekstrak daun
KD2: kelompok kombinasi glibenklamid salam diperoleh dari proses maserasi
0,65 mg/kg BB + ekstrak daun salam menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak
500 mg/kg BB kental yang didapatkan sebanyak 53,14 gram
KD3: kelompok kombinasi glibenklamid dengan rendemen yang diperoleh sebesar
0,65 mg/kg BB + ekstrak daun salam 10,62%.
750 mg/kg BB Penelitian ini menggunakan mencit
jantan sebagai hewan uji. Mencit jantan
Tabel2. Selisih penurunan rerata kadar dipilih karena mencit jantan mempunyai
glukosa darah kecepatan metabolisme obat yang lebih cepat
Kelompok Selisih Penurunan Rerata Kadar Glukosa dengan kondisi biologis yang lebih stabil
Perlakuan Darah (rerata SD) mg/dL
1 2 dibanding mencit betina. Mencit jantan pada
Kontrol - -73,4 143,02 -78,8 115,12 usia 2-3 bulan adalah mencit dewasa muda
KG 144,2 46,05b 173,6 60,55ab yang mempunyai keadaan fisiologik yang
DS1 77,8 24,80a 135,4 28,89a
DS2 102,6 14,87 ab
163,2 47,99a optimum. Mencit yang digunakan terlebih
DS3 137,6 26,42b 190,2 46,98ab dahulu diadaptasi selama 7 hari agar dapat
KD1 205,8 51,57c 237,4 75,11bc
KD2 216,2 21,25c 246 23,09bc
menyesuaikan diri dengan lingkunganya
KD3 232,2 33,00c 287,4 65,05c selama penelitian berlangsung.
Keterangan: Hewan uji diukur kadar glukosa darah
1 : Selisih penurunan kadar glukosa darah awal dan hasil pengukuran menunjukkan
H8 dan H15 bahwa kadar glukosa darah masing-masing
2 : Selisih penurunan kadar glukosa darah mencit berkisar antara 836,08-117,630,43
H8 dan H22 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
Kontrol -: kelompok perlakuan yang hewan uji memiliki kadar glukosa darah
diberikan Na CMC 0,5% normal, yakni berkisar antara 62-175 mg/dL
KG : kelompok perlakuan yang diberikan (Malole & Pramono, 1989).Selanjutnya
glibenklamid 0,65 mg/kg BB dilakukan penginduksian dengan memberikan
DS1: kelompok ekstrak daun salam 250 aloksan dosis 70 mg/kg BB secara intravena
mg/kg BB untuk membuat hewan uji diabetes.
DS2: kelompok ekstrak daun salam 500 Pemilihan aloksan sebagai agen penginduksi
mg/kg BB diabetes dikarenakan kemampuannya untuk
DS3: kelompok ekstrak daun salam 750 membuat hewan uji terkondisi sama seperti
mg/kg BB pasien DM. Selain itu, aloksan dapat
KD1: kelompok kombinasi glibenklamid menimbulkan keadaan hiperglikemia
0,65 mg/kg BB+ekstrak daun salam permanen dalam waktu yang cukup singkat
250 mg/kg BB yaitu 2-3 hari setelah induksi (Anonim,
KD2: kelompok kombinasi glibenklamid 1993).
0,65 mg/kg BB + ekstrak daun salam Pengukuran kadar glukosa darah puasa
500 mg/kg BB dilakukan kembali pada hari ke-8 untuk
memastikan bahwa mencit mengalami
hiperglikemia. Penginduksian aloksan akan
27
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
28
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
sehingga kombinasi dosis yang efektif adalah mampu berikatan dengan reseptor insulin
KD1, yakni kombinasi glibenklamid dan (Lee & Thuong, 2010). Triterpenoid juga
ekstrak daun salam 250 mg/kg BB. mampu menghambat produksi TNF-
Analisis fitokimia yang diperoleh (Tumor Necrosis Factor) di jaringan
menunjukkan bahwa pada ekstrak daun salam pankreas. TNF- dihasilkan oleh aktivitas
memberikan hasil positif terhadap golongan ROS (Gwozdziewiczova, Linchnovska,
senyawa flavonoid, fenolik, saponin, Ben, Chlup, & Hrebicek, 2005). Dengan
terpenoid, alkaloid dan tanin. Senyawa- dihambatnya produksi TNF-, maka efek
senyawa inilah yang berperan sebagai kerusakan serta menurunnya sensitivitas
antidiabetes. insulin lebih rendah.
Flavonoid diketahui mampu Alkaloid cincin imidazol menstimulasi
menangkap radikal bebas (ROS/Reactive sekresi insulin, menurunkan kadar glukosa
Oxygen Species atau RNS/Reactive darah dan memperkuat toleransi terhadap
Nitrogen Species) melalui transfer elektron, glukosa (Patel, Kumar, Laloo, &
serta menghambat reaksi peroksidasi Hemalatha, 2012).Tanin dapat menurunkan
(Lugasi, Hovari, Sagi, & Biro, 2003). kadar glukosa darah dengan cara
Flavonoid merupakan pengkhelat logam dan menangkap radikal bebas dan mengurangi
menghambat reaksi Fenton dan Haber- peningkatan stres oksidatif pada penderita
Weiss, yang penting sebagai sumber radikal diabetes sehingga mampu mengontrol kadar
oksigen reaktif (Shahidi & Wanasundara, glukosa darah (Widowati, 2008).
1992). Flavonoid dapat bekerja secara Penggunaan bersama glibenklamid dan
langsung terhadap sel beta pankreas, dengan ekstrak daun salam secara oral terbukti dapat
memicu pengaktifan kaskade sinyal cAMP memperbesar penurunan kadar glukosa darah.
dalam memperkuat sekresi insulin yang Untuk itu, pengkombinasian glibenklamid
disensitisasi oleh glukosa (Brahmachari, dengan ekstrak daun salam dapat dilakukan
2011). oleh pasien diabetes untuk memperbesar
Senyawa fenolik di dalam daun salam penurunan kadar glukosa darah, tetapi tetap
seperti 3,4,5-trihidroksi asam benzoat, 4- diperlukan pengawasan dalam
hidroksi 3-metoksi asam benzoat, dan 4- penggunaannya terutama jika digunakan lebih
hidroksi-3,5-dimetoksi asam benzoat dari 14 hari.
bersifat sebagai antioksidan (Lelono &
Tachibana, 2013). DAFTAR PUSTAKA
Saponin bertanggungjawab untuk
mempertahankan konsentrasi Ca2+ Akhtar, M. S., Athar, M. A., & Yaquib, M.
2+
intraseluler dan homeostasis Ca (Mythili, (1981). Effect of Momordica
Parameswari, & Dayana, 2012). Saponin charantia on Blood Glucose Level of
dapat merangsang sekresi insulin pada sel Normal and Alloxan Diabetic
beta pankreas. Mekanismenya sama seperti Rabbits. Planta Medica.
obat hipoglikemik oral golongan
sulfonilurea, dengan menghambat channel Alarcon-Aguilara, F. J., Roman-Ramos, R.,
K-ATPase, sehingga aliran kalium keluar sel Perez-Gutierrez, S., Aguilar-
terganggu. Akibatnya terjadi depolarisasi Contreras, A., Contreras-Weber, C.
membran sel beta pankreas, sehingga C., & Flores-Saenz, J. L. (1998).
channel Ca2+-ATPase terbuka dan ion Study of the Anti-Hyperglycemic
kalsium masuk ke sitoplasma. Keberadaan Effect of Plants Used as
ion kalsium tersebut mengaktifkan enzim Antidiabetics. Ethnopharmacology.
kalmodium dalam sel sehingga terjadi
eksositosis insulin dari vesikel untuk Anonim. (1993). Penapisan Farmakologi,
disekresikan keluar sel (Murray, Granner, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Mayes, & Rodwel, 2003). Klinik. Jakarta : Yayasan
Terpenoid seperti triterpenoid dapat Pengembangan Obat Bahan Alam
meningkatkan penyerapan glukosa dengan Phyto Medica.
bertindak meniru kerja insulin dan sebagai Anonim. (2013). Internasional Diabetes
insulin sensitizer. Triterpenoid yang dapat Federation 2013.
berperan sebagai insulin (insulinotropik)
29
Hikmah et al./Galenika Journal of Pharmacy
Lee, M. S., & Thuong, P. T. (2010). Shahidi, F., & Wanasundara. (1992).
Stimulation of Glucose Uptake by Phenolic Antioxidants. Crit Rev Food
Triterpenoids From Weigela Sci Nutr.
Subsessilis. Phytotherapy research.
Studiawan, H., & Santosa, M. H. (2005).
Lelono, R. A. A., & Tachibana, S. (2013). Uji Aktivitas Penurun Kadar
Preliminary Studies of Indonesian Glukosa Darah Ekstrak Daun
Eugenia polyantha Leaf Extracts as Syzygium polyanthum pada Mencit
Inhibitors of Key Enzymes for Type yang Diinduksi Aloksan. Medika
2 Diabetes. J. Med. Sci. Kedokteran Hewan.
Lenzen, S., & Panten, U. (1988). Alloxan: Widowati, W. (2008). Potensi Antioksidan
History and Mecanism of Action. sebagai Antidiabetes. JKM.
Diabetologia.
30