Anda di halaman 1dari 11

JUDUL : UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN

KERSEN (Muntingia Calabura L) TERHADAP PENURUNAN


KADAR GLUKOSA DARAH PADA MECIT JANTAN
PUTIH SWISS WEBSTER DENGAN METODE TOLERANSI
GLUKOSA ORAL
NAMA : SUSMAWATI
NPM : 10060316032

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit sindroma klinik ditandai dengan

gejala polidipsi, poliuri dan polifagi yang dapat meningkatkan kadar glukosa

didalam darah. Peningkatan kadar glukosa didalam darah disebabkan sel beta

pankreas dalam memproduksi insulin berkurang dan adanya reseptor insulin yang

tidak peka. Insulin berfungsi untuk mengatur kadar glukosa didalam darah

dengan cara mengantar glukosa masuk ke sel untuk dimetabolisme menjadi energi

atau glikogen atau trigliserida (Gunawan sulistia edisi 5,2012:481).

Pada tahun 2019 indonesia menempati peringkat ke tujuh didunia dengan

penderita penyakit diabetes mellitus sebanyak 10,7 juta orang, predikisi pada

tahun 2040 akan mengalami peningkatan pada penderita penyakit diabetes

mellitus menjadi 16,9 juta orang. Berdasarkan data tersebut Indonesia akan

menempati peringkat ke delapan didunia setelah Negara China, India, Amerika,

Brazil, Mexico, dan Paksitan ( International diabetes federation,2019)

Terapi pengobatan diabetes mellitus menggunakan dua jenis pengobatan

yaitu antibetika oral dan insulin. Pada pengobatan ini memilik efek samping

seperti gangguan saluran pencernaan, hipoglikemia, perut kembung, edema,

muntah, diare, reaksi alergi dan resistensi (Gunawan sulistia edisi 5,2012).
Pada terapi penggunaan obat sintetis memiliki efek samping, maka dicari

kandidat obat dari bahan lain berupa bahan alam yang dapat memberikan khasiat

aktivitas penurunan kadar glukosa didalam darah. Bahan alam yang dapat

memberikan aktivitas penurunan kadar glukosa didalam darah yaitu daun kersen.

Daun kersen telah dimanfaatkan oleh masyarakat Peru yang dapat mengurangi

pembengkakan prostat, demam, antiseptik, antioksidan, antidiabetes dan antitumor

(siddqua et all,2010).

Pada pengujian ini menggunakan tanaman daun kersen (Muntingia

Calabura L). Salah satu kandungan metabolite sekunder yang diduga dapat

menurunkan kadar glukosa didalam darah yaitu flavonoid khususnya kuersetin

yang mekanisme kerja yaitu meregenerasi pula pankreas dan meningkatkan

pelepasan sekresi insulin (Winarsih Hery ,2014:50).

Berdasarkan penelitian (Fitriana Avida, 2019) ekstrak etanol daun kersen

dengan dosis 0,2 g, 0,4 g, 0,8 g Kg/BB tikus yang diinduksi alkosan, pada dosis

ekstrak etanol 0,4 g efektif dalam menurunkan kadar glukosa didalam darah

sebanding dengan glibenkelamid 0,126 mg/200gBB tikus. Penelitian (Apriyanti

Erna, 2016) ekstrak etanol daun kersen dengan dosis 0,1875 g, 0,25 g, 0,3125 g

/kgBB tikus diberi glukosa monohidrat 6,75 mg/kg. pada dosis ekstrak etanol

0,25 g, 0,3125 g /kgBB efektif dalam menurunkan kadar glukosa didalam darah

sebanding dengan metformin 65 mg/kgBB tikus.

Rumusan masalah dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak

daun kersen memiliki efektivitas penurunan kadar glukosa didalam darah pada

mencit putih jantan swiss webster dengan metode toleransi glukosa dan
berapakah varian dosis ekstrak daun kersen yang lebih efektif untuk menurunkan

kadar glukosa didalam darah.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol

daun kersen dan dosis yang lebih efektif yang dapat menurunkan kadar glukosa

didalam darah pada mencit putih jantan swiss webster dengan metode toleransi

glukosa.

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu untuk memperluas dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang farmasi terutama pada bahan alam

berpotensi sebagai menurunkan kadar glukosa didalam darah dan secara praktis

dapat memberikan pengetahuan dan informasi ke masyarakat bisa lebih

memanfaatkan terutama daun kersen memilik khasiat menurunkan kadar

glukosa didalam darah.


BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tumbuhan Kersen (Muntingia calabura L)

1.1.1 Sistematika tumbuhan kersen

Muntingia calabura L adalah pohon kecil, yang mencapai tinggi 2 – 12

meter, berasal dari daerah Amerika tropis. Muntingia calabura L merupakan

tanaman pelindung yang indah, biasa ditanam di taman-taman atau kebun yang

besar. Tanaman ini dikenal pula dengan nama Buah Singapur dan Japanse Kers

(Dwiyani Rindang, 2013:67).

Tanaman daun kersen (Muntingia calabura L) mempunyai sistematika

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak Kelas : Dialypetalae

Family : Malvales

Ordo : Elaeocarpaceae

Genus : Muntingia

Spesies : Muntingia calabura L.


Gambar 1.1.1 (1) pohon kersen

1.1.2 Morfologi tanaman

Tanaman daun kersen terdapat ranting yang diselimuti oleh rambut

halis dan rambut kelenjar. Daun terletak pada cabang dan daun berseling, daun

bergerigi dan ujungnya runcing. Bunga tanaman kersen berada pada ketika daun,

bunga berwarna putih, buah berbentuk buah buni warna hijau dan akan berwarna

merah jika sudah masak ( Dwiyani Rindang, 2013:67)

1.1.3 Khasiat dan kandungan kimia

Berdasarkan Penapisan fitokimia yang telah dilakukan (sudjono Nur,

2017) bahwa pada daun kersen memiliki kandungan flavonoid, saponin,alkaloid,

steroid dan tanin. Berdasarkan penelitian (Fitriana Avida, 2019), ekstrak etanol

daun kersen pada dosis ekstrak etanol 0,4 g efektif dalam menurunkan kadar

glukosa didalam darah sebanding dengan glibenkelamid 0,126 mg/200gBB tikus.

Dan pada penelitian (Apriyanti Erna, 2016), ekstrak etanol daun kersen pada
dosis ekstrak etanol 0,25 g, 0,3125g/kgBB efektif dalam menurunkan kadar

glukosa didalam darah sebanding dengan metformin 65 mg/kgBB tikus.

1.2 Diabetes Mellitus

1.2.1 Pengertian diabetes mellitus

Diabetes mellitus yaitu suatu gangguan pada metabolisme tubuh yang

ditandai peningkatan kadar glukosa didalam darah (hiperglikemia) dan suatu

kelainan metabolisme lemak, protein dan karbohidrat ( Dipro et all,2015:161)

Berikut kriteria dalam diagnosis diabetes mellitus :

a. Kadar glukosa puasa yaitu 126 mg/dl

b. Kadar glukosa setelah 2 jam makan yaitu 200 mg/dl

1.2.2 Patofisiologi

a. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi pada anak anak atau remaja akibat

hancurnya sel beta pankreas yang disebabkan oleh autoimun, dan mengakibatkan

defisiensi insulin absolut. Proses terjadi ketika autoimun dimediasi oleh makrofag

dan limfosi T dengan auto antibodi terhadap antigen sel B ditandai kekurangan

insulin dan terjadi resistensi insulin. Resistensi terjadi adanya peningkatan

lipolisis, terjadi produksi asam lemak dan peningkatan produksi glukosa dihepatik

dan adanya penurunan absorbi glukosa dijaringan perifer. Diabetes tipe 1 gejala

umumnya berupa poliuria, polidipsia, poliphagia, berat badan menurun dan

hiperglikemia ( Dipiro et all,2015:161)


b.Diabetes mellitus Tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 yaitu sering tanpa menimbukan gejala namun

dapat didiagnosis dengan cara tes darah. Pada diabetes mellitus tipe 2 sering

menimbulkan gejala seperi kelesuan, poliuria, polydipsia dan nokturia, terjadi

peningkatan berat badan ( Dipro et all,2015:161).

1.2.3 Terapi farmakologi

Pada proses terapi farmakologu selama pengobatan harus menjaga pola

makan dan kesehatan jasmani, pengobatan diabetes mellitus memiliki dua terapi

pengobatan diantaranya:

a. Terapi insulin

Terapi insulin membutuhkan onset yang lebih lama karena diberikan

secara subkutan atau SC. Terapi insulin diinjeksikan 30 menit sebelum makan

agar memperoleh kontrol glukosa postprandial yang optimal dan mencegah terjadi

hipoglikemia (Dipro et all 2015:162). Mekanisme kerja insulin yaitu mengatur

kadar glukosa didalam tubuh target organ utamanya hepar, otot dan adiposa

(Gunawan sulistia edisi 5,2012).

Berikut contoh terapi menggunakan insulin:

1) Rapid acting insulin atau insulin kerja cepat

Insulin kerja cepat mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah

yaitu selama 10 menit setelah makan dari pada 30 menit sebelum makan.

contoh obatnya yaitu humalog (insulin lispro), novolog (insulin aspart) ,

Apidra (insulin glulisin) (Dipro et all 2015:163).


2) Short acting insulin atau insulin kerja pendek

Insulin kerja pendek membutuhkan onset 30 – 60 menit dalam

mecapai puncak kerja membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam setelah

dilakukan injeksi dan memiliki durasi kerja obat 3 sampai 6 jam. Contoh

obatnya yaitu humulin dan novolin(Dipro et all 2015:163)

3) Intermediate acting insulin atau insulin kerja menengah

Insulin kerja menengah membutuhkan onset 2 sampai 4 jam dalam

mencapai puncak kerja membutuhkan waktu 4 sampai 6 jam setelah

dilakukan injeksi dan memiliki durasi kerja obat 8 sampai 12 jam. Contoh

obatnya yaitu NPH (Dipro et all 2015:163).

4) Long acting insulin alias insulin kerja panjang

Insulin kerja panjang memiliki durasi 24 jam yang dapat digunakan

dalam satu kali sehari, onset kerja obat 2 sampai 5 jam tergantung obat

yang diberikan dan memiliki puncak kerja 6 sampai 9 jam. Contoh

obatnya yaitu detemir dan glargine(Dipro et all 2015:164).

b. Antidiabetika oral

1) Peningkat sekresi insulin( insulin secretagogue)

a) Sulfonilurea

Sulfonilurea mekanimse kerjanya meningkatkan rangsang

sel beta pankreas untuk mensekresikan insulin. Proses respon

rangsangan insulin yaitu adanya interaksi ATP sensitive k channel

dengan sel beta pankreas sehingga dapat terjadi proses depolarisasi


dan akan membuka kanal Ca kemudian ion Ca+ masuk ke sel beta

pankreas untuk merangsang sekresi insulin. Contoh obat yaitu

glibenkelamid, glipizid, glimepirid, tolbutamid, tolazamid,

chlorpropamide (Gunawan sulistia edisi 5,2012:490).

b) Short-acting insulin secretagogu/glinid

Mekanisme kerja obat ini yaitu meningkatkan rangsangan

sekresi insulin dengan cara menutup Ca kanal yang ATP yang

independent di sel beta pankreas, contoh obat yaitu repalglinid dan

nateglinid (Gunawan sulistia edisi 5,2012:491).

2) Peningkat sensitivitas insulin

a) Biguanida

Mekanisme biguanida yaitu menghambat produksi glukosa

dan meningkatkan sensitivitas sekresi insulin jaringan di otot dan

adiposa contoh obat yaitu metformin (Gunawan sulistia edisi

5,2012:491).

b) Thiazolidindion

Mekanisme kerja dengan agonist potent dan selektif

PPARy, mengaktifkan PPARy dan membentuk kompleks PPARy

–RXR dan terbentuk GLUT baru. PPARy dapat mengurangi

resistensi insulin (Gunawan sulistia edisi 5,2012:493).


3) Penghambat absorbsi glukosa disaluran pencernaan

a) α-Glukosidase inhibitor

Mekanisme kerja dengan cara menghambat absorbsi glukosa

atau polisakrida dalam usus dan mengambat enzim alfa

glukosidase dan mengurangi glukosa didalam darah, contoh obat

yaitu akarbosa (Gunawan sulistia edisi 5,2012:493).

b) Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4 inhibitors)

DPP 4 memiliki mekanisme kerja dengan cara meghambat

kerja enzim untuk mensintesis insulin dan mencegah degradasi

GLP 1. Menimbulkan efek selama 12 jam dan dapat menurunkan

kadar glukosa darah puasa dan posprandial namu tidak

mempengaruhi kadar insulin didalam plasma, contoh obat yaitu

sitagliptin, linagliptin,vildaglitin (Gunawan sulistia edisi

5,2012:900).
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, E. R. N.A.(2016). Efek Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia


calabura L.) Terhadap Penghambatan Peningkatan Kadar Gula Darah
Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Ngudi Waluyo, Ungaran.
Ayesha,Siddiqua, et al.(2010) Antioxidant activity and estimation of total phenolic
content of Muntingia calabura by colorimetry, International Journal of
ChemTech Research, 2.1: 205-208.
Dipiro J.T.,Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V.(2015).
Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition, McGraw-Hill Education
Companies, Newyork.
Dwiyani Rindang.(2013). Mengenal tanaman pelindung disekitar, Undayana,
Bali.
Fitriana, Avidha Nur,Aisyah,Riandini.(2019).Pengaruh Pemberian Ekstrak
Etanol 70% Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi
Aloksan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,Solo.
Gunawan, gan sulistia.(2012). Farmakologi dan terapi edisi 5, Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI,Jakarta.
International Diabetes federation.(2019). IDF Diabetes Atlas Ninth edition, Sarra
Weber: IDF.
Sadjono, Nur Wulan Sari.(2017). Efek Hipoglikemik Kombinasi Infusa Daun
Kersen (Muntingia Calabura L) Dan Daun Pletekan (Ruellia Tuberosa L)
Pada Mencit Dengan Metode Induksi Aloksan, PhD Thesis, Universitas
Setia Budi, Surakarta.
Winarsih, Hery.(2014). Antioksidan Buah Kapulaga, Graha Ilmu, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai