Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MEDIK

A. DEFINISI
Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau
hambatan jalan nafas di tandai peningkatan produksi sputum mukoid,
menyebabkan ketidak cocokan ventilasi- perfusi dan menyebabkan sianosis
(FKUI, 2007).Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung
dan tenggorokan di mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal
pada trakhea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung,
tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkhitis di awali dengan batuk pilek,
akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk
akan bertambah parah dan berubah sifatnya (Hidayat, 2011).

B. ETIOLOGI
Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus sepertirhinovirus,
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan
Coxsackie virus. Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun
parasit. Sedangkan pada bronchitis kronik dan batuk berulang adalah sebagai
berikut :
1. Spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksimycoplasma,
chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i. Kelainan sillia primer
j. Defisiensi imunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
m. Psikis
2. Non spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara (Muttaqin, 2008)

C. PATOFISIOLOGI
Menurut Kowalak (2011) Bronchitis terjadi karena Respiratory Syncytial
Virus (RSV),Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap Rokok, Polusi Udara
yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-
unsur iritan ini menimbulkan inflamasi pada precabangan trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau penyumbatan
jalan napas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang
membentuk dinding traktus respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan
napas yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga
menimbulkan penurunan oksigenasi daerah arteri.
Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,
penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus di dalam jalan napas. Dinding
bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema serta penumpukan sel-
sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot polos akan mempersempit
lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar yang terlibat inflamasi ini,
tetapi kemudian semua saluran napas turut terkena. Jalan napas menjadi tersumbat
dan terjadi penutupan, khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian, udara
napas akan terperangkap di bagian distal paru. Pada keadaan ini akan terjadi
hipoventilasi yang menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya timpul
hipoksemia.
Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi.
Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi karena
inflamasi dan konpensasi pada daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi
membuat arteri pulmonalis menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak
napas.

D. KLASIFIKASI
Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut :
a. Bronchitis akut. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya
dalam waktu 2 hingga 3 minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut
akan sembuh total tanpa masalah yang lain. Hubungan Jenis Lama.
b. Bronchitis kronis. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang secara berulang-
ulang dalam jangka waktu yang lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis
kronis ini juga berarti menderita batuk yang dengan disertai dahak dan
diderita selama berbulan-bulan hingga tahunan.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10. Gangguan penglihatan
11. Sedikit demam.

F. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien,
antara lain :
a. Otitis Media Akut Yaitu keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
dengan tanda dan gejala infeksi dan dapat disebabkan berbagai patogen
termasuk Sterptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae.
Mikroorganisme patogen penyebab bronkhtis menebar dan masuk ke dalam
saluran telinga tengah dan menimbulkan peradangan sehingga terjadi infeksi.
b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering
mengalamiinfeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran
nafas bagian ata. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya
kurang baik.
c. Pleuritis.
d. Efusi pleura atau empisema
e. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
f. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomisis pembuluh
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan
beah gawat darurat.
g. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
h. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang
arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous
shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya
terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor
pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
i. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis
yang berat dan luas
j. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai
komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi
ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea.

G. PENATALAKSANAAN
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
diberikan aspirin atau acetaminophen kepada anak-anak sebaiknya hanya
diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak
cairan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa
penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan
demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-
paru. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus,
tidak diberikan antibiotik.
Objektif utama pengobatan adalah untuk menjaga agar bronchioles terbuka
dan berfungsi, untuk memudahkan pembuangan sekresi bronchial, untuk
mencegah infeksi, dan untuk mencegah kecacatan. Perubahan dalam pola sputum
(sifat, warna, jumlah, ketebalan) dan dalam pola batuk adalah tanda yang penting
untuk dicatat. Infeksi bakteri kambuhan diobati dengan terapi antibiotic
berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas. Untuk membantu
membuang sekresi bronchial, diresepkan bronchodilator untuk menghilangkan
bronchospasme dan mengurangi obstruksi jalan napas sehinggga lebih banyak
oksigen didistribusikan ke seluruh bagian paru, dan ventilasi alveolar diperbaiki.
Postural drainage dan perkusi dada setelah pengobatan biasanya sangat
membantu, terutama bila terdapat bronchiectasis. Cairan (yang diberikan per oral
atau parenteral jika bronchospasme berat) adalah bagian penting dari terapi,
karena hidrasi yang baik membantu untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat
dengan mudah dikeluarkan dengan membatukannya. Terapi kortikosteroid
mungkin digunakan ketika pasien tidak menunjukkan keberhasilan terhadap
pengukuran yang lebih konservatif.

H. PROGNOSIS
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronchitis akut pada anak umumnya
baik. Pada bronchitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif/pasif)
maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronchitis kronik kelak pada
usia dewasa.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyati. 2016. Hubungan jenis lama dan jumlah batang rokok dengan kejadian di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Purwokerto
(http//repository.ump.ac.id/724/3/CAHYATI%20BAB%20II.pdf) diakses
pada : 10 April 2018

Fariz, Indra. 2013. ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS PADA ANAK,


Surakarta : digital library
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-pertisutan-185-
1-pertisu-2.pdf) diakses pada : 10 April 2018

Anda mungkin juga menyukai