Peraturan Kota Waringin Barat
Peraturan Kota Waringin Barat
TENTANG
- 146 -
- 147 -
dan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
29. Garis sempadan pantai adalah garis batas yang diukur dari
air pasang tertinggi ke arah daratan mengikuti lekukan
pantai dan atau disesuaikan dengan topografi setempat;
- 156 -
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 5
BAB IV
PERENCANAAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 6
Bagian Kedua
Rencana Strategis Wilayah Pesisir (RSWP)
Pasal 7
Bagian Ketiga
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir (RZWP)
Pasal 8
Bagian Keempat
Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir (RPWP)
Pasal 9
Bagian Kelima
Rencana Aksi Tahunan Wilayah Pesisir (RATWP)
Pasal 10
Bagian Keenam
Rencana Pengelolaan di Desa
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Bagian Ketujuh
Data dan Informasi
Pasal 14
BAB V
PEMANFAATAN
Bagian Pertama
Pemanfaatan Secara Tradisional
Pasal 15
Bagian Kedua
Pemanfaatan Untuk Tujuan Usaha
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
BAB VI
SEMPADAN PANTAI
Pasal 21
BAB VII
Pasal 22
a. sumberdaya ikan;
b. jalur migrasi ikan paus dan spesies langka;
c. tempat pemijahan ikan;
d. wilayah yang diatur oleh adat tertentu;
e. ekosistem pesisir yang unik dan/atau rentan
terhadap perubahan.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
BAB VII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 28
Pasal 29
BAB IX
Bagian Pertama
Umum
Pasal 30
(2) Hal-hal pada ayat (1) butir (a) sampai (d) diatas, serta
hal-hal yang berhubungan dengan Pengelolaan Wilayah
Pesisir yang belum di atur dalam Peraturan Daerah ini,
untuk tingkat desa dituangkan dalam Peraturan Desa.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Mayarakat Pesisir
Pasal 31
Bagian Ketiga
Peran Serta Organisasi Non-Pemerintah
Pasal 32
Bagian Keempat
Peran Serta Perguruan Tinggi
Pasal 33
Bagian Kelima
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
BAB X
Bagian Pertama
Kedudukan dan Tugas Pokok Komisi
Pasal 39
Bagian Kedua
Susunan Organisasi Komisi
Pasal 40
Bagian Ketiga
Fungsi Komisi Pengelolaan Wilayah Pesisir
Pasal 41
a. Fungsi Perencana :
b. Fungsi Pelaksanaan :
BAB XI
Bagian Pertama
Umum
Pasal 42
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
Bagian Ketiga
Pengendalian
Paragraf 1
Mitigasi Bencana Wilayah Pesisir
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Paragraf 2
Program Akreditasi
Pasal 54
Bagian Keempat
Program Mitra Bahari
Pasal 55
BAB XII
PEMBIAYAAN
Pasal 56
BAB XIII
JAMINAN LINGKUNGAN
Pasal 57
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 58
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Pasal 60
ttd
ttd
ATAS
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
Sumberdaya pesisir dan laut selama ini telah memberi
kesejahteraan bagi ± 60 persen penduduk Indonesia. Demikian juga
wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan
Tengah merupakan wilayah yang cukup penting, mengandung sumber
daya alam hayati yang sangat potensial dan bermanfaat bagi
kesejahteraan penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat. Namun sumber
daya tersebut belum dikelola secara memadai.
- 194 -
- 195 -
Pasal 1
Cukup Jelas.
- 196 -
Pasal 2
huruf a
Prinsip keseimbangan dan berkelanjutan adalah tiap
kegiatan yang dijalankan harus memperhatikan pemulihan
fungsi ekosistem sehingga pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya mempertimbangkan kelestari-an sumberdaya
yang ada.
huruf b
Prinsip keterpaduan adalah semua kegiatan dalam
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dijalankan
berdasarkan keterpaduan antar sektor, keterpaduan
pengelolaan dan ilmu pengetahuan, keterpaduan antar pihak
dan keterpaduan ruang.
huruf c
Prinsip pengelolaan berbasis masyarakat pesisir adalah
kegiatan dijalankan secara swadaya dan partisipasi aktif dari
oleh dan untuk masyarakat disertai kerjasama semua pihak
terkait, berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
huruf d
Prinsip pemberdayaan masyarakat pesisir adalah kegiatan
dijalankan bertujuan untuk membangun kapasitas dan
kemampuan masyarakat melaksanakan dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan sehingga masyarakat memiliki akses
yang adil dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir.
huruf e
Prinsip akuntabel dan transparan adalah mekanisme
kegiatan dilakukan secara transparan, demokratis, dapat
dipertanggungjawabkan, menjamin kesejahteraan
masyarakat, serta memenuhi kepastian hukum, dijalankan
oleh pemerintah, masyarakat, sektor swasta serta berbagai
pihak yang berkepentingan.
huruf f
Prinsip pengakuan terhadap kearifan tradisional masyarakat
lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir adalah
penerimaan oleh pemerintah tentang kenyataan adanya
ketentuan-ketentuan memelihara lingkungan alam sekitar
oleh kelompok-kelompok masyarakat yang telah dijalani
turun-temurun dan telah menunjukan adanya manfaat yang
diterima masyarakat maupun lingkungan.
- 31 -
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup Jelas.
Pasal 9
Cukup Jelas.
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Cukup Jelas.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup Jelas.
Pasal 14
Cukup Jelas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
- 198 -
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Cukup Jelas.
Pasal 19
ayat (1)
Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang dilakukan
oleh pihak lain selain masyarakat desa setempat, dapat
diberikan ijin oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah
apabila sebelumnya sudah ada ijin tertulis dari Pemerintah
Desa.
ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 20
ayat (1)
Perjanjian tertulis antara pemerintah desa dengan pihak lain
dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dapat
dilakukan setelah pengelolaan oleh pihak lain selain
masyarakat desa mendapat ijin dari Dinas Perikanan dan
Kelautan Daerah. Perjanjian tertulis dapat dibuat di hadapan
dan atau oleh Notaris.
ayat (2)
Jaminan terhadap kelestarian lingkungan hidup dapat berupa
deposito, dan atau bank garansi dan atau jaminan pribadi
sebagai jaminan kelestarian dan pemilihan lingkungan.
ayat (3)
Cukup Jelas.
ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 21
Cukup Jelas.
- 199 -
Pasal 22
Cukup Jelas.
Pasal 23
Cukup Jelas.
Pasal 24
Cukup Jelas.
Pasal 25
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup Jelas.
Pasal 27
Cukup Jelas.
Pasal 28
Cukup Jelas.
Pasal 29
Cukup Jelas.
Pasal 30
Cukup Jelas.
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup Jelas.
Pasal 34
Cukup Jelas.
Pasal 35
Cukup Jelas.
- 200 -
Pasal 36
Cukup Jelas.
Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Cukup Jelas.
Pasal 40
Cukup Jelas.
Pasal 41
Cukup Jelas.
Pasal 42
Cukup Jelas.
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup Jelas.
Pasal 46
Cukup Jelas.
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Cukup Jelas.
Pasal 49
Cukup Jelas.
- 201 -
Pasal 50
Cukup Jelas.
Pasal 51
Cukup Jelas.
Pasal 52
Cukup Jelas.
Pasal 53
Cukup Jelas.
Pasal 54
Cukup Jelas.
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup Jelas.
Pasal 58
Cukup Jelas.
Pasal 59
Cukup Jelas.
Pasal 60
Cukup Jelas.